Rujak Sayur

Siang ini begitu terik, dan Pasar begitu ramai. Tapi tidak untuk pembeli Anugrah. Hari ini sepi, hanya beberapa yang membeli pakaian dalam, "mungkin be ha mereka belum pada kendor kali ya... Sampai belum pada beli lagi." Ucap Anugrah, entah pada siapa.

"Masa aku mesti doa' in supaya c d mereka pada kendor sih, biar pada beli." Ujar nya lagi, yang masih entah ke siapa.

Anugrah duduk di kursi plastik, dengan badan yang condong ke meja lapaknya juga dengan tangan nya yang menyangga dagu. Matanya melihat ke setiap orang orang yang lewat.

Sampai pandangan nya buyar mana kala ponsel nya berbunyi. Yang ternyata dari ibunda tercinta.

"Assalamu'alaikum, Mak." Ucapnya begitu tombol hijau di layar ponselnya ia gulir ke atas.

"Wa'alaikumsallam, Bu Ranti jadi beli rujak nggak?" Tanya Mamak dari sana, rumah nya.

Tadi setelah Ibu Ranti bilang, Anugrah langsung telpon Mamak kalau ada pesanan buat Pelanggan setianya.

"Bentar ya Mak, Nu coba nanya lagi sama Bu Ranti."

Anugrah lalu mematikan sambungan telpon dan mendatangi Bu Ranti yang berada di Tokonya.

"Bu, rujak nya jadi?" Tanya Anugrah begitu masuk ke Toko.

"Jadi, dong. Seperti biasa ya," Anugrah hanya mengangguk.

"Kamu mau nggak Fit?" Tanya Bu Ranti pada karyawan satu satunya itu.

"Hehe, boleh bu kalau gratis." Jawab Fitri dengan malu malu, seketika Bu Ranti dan Anugrah memonyongkan bibirnya.

"Ya jadi empat kalau gitu Nu, punya Kean bumbunya pisah saja ya, jadiin pecel biar enak."

"Asiappp, ditunggu. Saya mau pulang dulu."

Anugrah keluar dari Toko, lalu menitipkan dagangan nya pada penjual jilbab di sebelah lapaknya.

Dengan mengendarai motor matic nya Anugrah pulang ke rumahnya, biasa nya Mamak jualan rujak nya di rumah. Jadi kalau ada orang yang mau tinggal telpon kalau nggak, datang langsung. Karena Mamak hanya memakai telpon jaman dulu di mana tidak ada aplikasi chat, hanya sekedar sms dan telpon saja.

Anugrah memarkir motor nya di depan rumah, lalu masuk ke dalam rumah. Di sana sudah ada Mamak yang sedang mengulek kacang biji yang sudah di goreng untuk bumbu rujak.

"Assalamu'alaikum," ucap Anugrah yang langsung berdiri di samping Mamak.

"Wa'alaikumsallam." Jawab Mamak sambil sibuk mengiris sayur yang sudah ia rebus dan ia masukan ke dalam bumbu yang sudah jadi, lalu mengaduk nya, dan membungkus nya dengan daun pisang. Jangan lupakan lidi yang di potong dengan ujung yang meruncing. Yang berguna untuk menjadi kunci untuk si daun, agar isi nya tidak tumpah.

"Ini buat siapa dulu Mak?"

"Buat Bu Ranti dulu, abis itu mau bikin buat bu haji. Kamu bawa sekalian ya nanti."

"Ya, tapi bu Ranti pesen empat Bu. Oh, ya. Yang buat Kean nanti aku aja yang bikin bu."

"Jangan kepedesan Nu, nanti anak orang lama lama sakit parah loh. Gara gara kamu."

"Nggak, apaan sih Mak. Nu sholat Dzuhur dulu kalau gitu ya." Ujar Nu sambil berlalu ke kamar mandi.

Memang seperti itu, biasanya setiap Kean beli. Yang bikin pasti Anugrah, dan dengan jahil nya Anugrah selalu memasukan banyak cabai ke dalam bumbunya. Tanpa perduli yang makan sakit perut ataupun tidak. Yang jelas sampai saat ini Kean tak pernah protes ataupun marah. Mungkin Kean tidak tahu kalau yang bikin ternyata Anugrah, Pikir Anugrah.

Selesai Sholat Anugrah langsung membuat pecel untuk Kean. Pertama ia masukan sembilan cabai yang sudah di goreng oleh Mamak, mengulek nya dengan garam. Lalu ia menaruh satu sendok besar penuh kacang tanah yang sudah di goreng juga. Begitu halus ia mengiris gula merah, lalu tangan nya mencari cari sesuatu. Satu bumbu yang selalu ia pakai untuk membuat pecel.

"Maaak kencure endi?" (Mak, kencur nya mana?)

"Ning wadah cilik Nu, sing wis di goreng." (Di wadah kecil Nu, yang sudah di goreng.)

Teriak Mama dari dalam, karena kini gantian Mamak yang Sholat.

Nah ini yang beda lagi. Biasanya kalau pecel selalu di tambahin kencur dan bumbu yang agak encer. Anugrah lalu mengiris sayur nya, dan menaruh nya di kertas minyak. Dan bumbunya ia taruh di plastik kecil. Setelah siap semua ia mencari kresek bening sedang untuk membawa rujak rujak tersebut.

Mamak datang setelah selesai. Ternyata Mamak sudah menyiapkan yang punya bu haji. Jadi Anugrah hanya tinggal membawanya saja.

Sebelum sampai pasar Anugrah mengantar pesanan rujak buat bu haji, lalu setelah nya ia membawa rujak pesanan Bu Ranti.

Anugrah memakirkan motornya seperti biasa.

"Makasih Ti, udah di tungguin. Ni bonus dari Mamak." Ujar Anugrah memberikan satu bungkus rujak kepada Siti. Penjual jilbab di lapak, sebelah lapak Anugrah.

"Makasih, Nu. Sering sering aja. Hehe."

Anugrah hanya memberikan jempolnya, dan berlalu ke Toko Bu Ranti.

"Bu, ini rujak nya." Anugrah menaruh rujak pesanan Bu Ranti, di atas meja yang ada di sana.

"Makasih ya, ini uang nya." Bu Ranti memberikan uang dua puluh ribu.

Anugrah menerimanya dan berterimakasih, lalu ke luar menjaga lapak nya kembali.

Anugrah memang jarang sekali makan siang paling paling ia hanya makan makanan yang ada di pasar, seperti cilok, bakso, atau apa pun se mau nya dia.

Di sisi lain ia sangat bersyukur karena di usia ya yang masih muda, sudah punya usaha sendiri. Apa lagi dengan modal dapat dari nabung, itu membuat nya sangat bangga pada dirinya sendiri. Tapi Anugrah juga hanya manusia biasa, yang tak pernah merasa cukup. Ia ingin sekali bisa kuliah, hanya saja terkendala di biaya. Sampai akhirnya ia hanya bisa menutup rapat impian nya dan berusaha untuk sukses walaupun bukan lulusan sarjana.

Sampai Sore tiba, Anugrah hanya mendapat beberapa pembeli. Dan pukul lima belas lebih dua puluh ia mulai mengemasi barang dagangan nya, bersiap untuk ia bawa pulang. Besok baru ia bawa balik lagi, ke tempat semula.

Keseharian Anugrah memang hanya seputar itu. Menjadi penjual da la man, dan berharap setiap hari banyak pembeli.

"Sudah mau pulang Nu?" Kang Yono menghampiri Anugrah. Karena tempat parkir pun sudah tak seramai tadi, hanya tinggal motor para penjual, dan beberapa orang berbelanja.

"Sudah sepi Kang, buat besok lagi saja lah."

Kang Yono hanya mengangguk saja. Dan memperhatikan tangan Anugrah yang sedang memasukan dagangan nya ke dalam tas besar.

"Mbak Fitri, jadi beli nggak ni..." Teriak Anugrah, memanggil Fitri-karyawan Toko Bu Ranti. Yang janji mau beli da la man untuk anak nya, katanya.

"Ya, Nu. Tiga saja." Mbak Fitri keluar, dengan dompet kecil di tangan nya.

"Buruan, udah aku beresin nih. Tinggal ini aja."

Mbak Fitri mengambil tiga dan memberikan uang Lima belas ribu.

"Hehe kok tahu sih Mbak,"

"Tahu lah, kamu kalau lagi transaksi kenceng banget kaya lagi marah marah."

"Hihi," Anugrah tersenyum, malu. Sekencang itukah suaranya.

#Part nya alon alon asal kelakon yaaa gaes😁

(Catatan aja ya, di tempat inyong rujak itu bukan rujak buah yaa, melainakan rujak sayuran matang. Kalau di Jakarta biasanya gado². Jadi kadang si penjual menyediakan rujak matang dan mentah, nah kalau mentah biasanya isinya buah buahan. Seperti ituuuu 😁... )

Terpopuler

Comments

Nissa Mahbub Mazin

Nissa Mahbub Mazin

Wong Tegal mampir men Wong banyumas😊
tak cek cek profile Jebule akeh cerita e siji Siji ya Thor tak wacani

2023-02-02

1

teti kurniawati

teti kurniawati

sudah ditambahkan ke favorit ya

2022-12-05

1

Cia cia

Cia cia

bisa custom pict gak nih dalaman'xa
yg gambar si anu😁

2022-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Dua Anu
2 Rujak Sayur
3 Gara Gara Sembilan Cabai
4 Cie Khawatir
5 Cubitan Balasan
6 Anu Ku Anugrah Ku
7 Keinginan Mamak
8 Mamak Sakit
9 Mencoba Mendekat
10 Mabuk Asmara
11 Hati Anugrah
12 Anugrah Galau
13 Batin Anugrah
14 Jadi Pendiam
15 lupakan Perasaan
16 Amplop Biru
17 Surat Dari Keanu
18 Story Cintia
19 Gara-gara Rasa Cemburu
20 Reno Yang Selalu Ada
21 Tak Di Dengarkan
22 Rencana (Cintia)
23 Tamu Malam Minggu
24 Peningset
25 Mantap
26 Gagal Total (Cintia)
27 Kecelakaan
28 Jujur
29 Hadiah
30 Akibat (Cintia)
31 Mendung Seharian
32 Telponan
33 Siapa Ya?
34 Menyendiri (Cintia)
35 Gara-gara Rasa Cemburu ll
36 Belum Menghubungi
37 Akhirnya Telepon
38 Daun Pepaya I
39 Daun Pepaya II
40 Sesuatu
41 Kepikiran
42 Obrolan Calon Besan
43 Penasaran
44 Beda Obrolan
45 AKRYC Kembali
46 Suara yang Tidak Asing
47 Cilok Pedas
48 Berdua
49 Sudahlah
50 Tiba-tiba
51 Bingung berujung Bahagia
52 Seperti Mimpi
53 Waktunya Untuk Berdua
54 Merasakan Salam Tempel (Bapak Yudi)
55 Belum Boleh Bertemu
56 Alhamdulillah Sah
57 Tamu Tak Di Undang
58 Acara Selesai
59 Dua Anu yang Tidak anu dua
60 Malam Pertama
61 Pelukan yang Bikin Candu
62 Sarapan Berdua
63 Love You
64 Saingan Reno
65 Saku Belum Penuh (Reno)
66 Gangguan Lagi Guys
67 Jalan-jalan Sore
68 Singkong Bakar
69 Sebatas Itu
70 Kehidupan Pernikahan
71 Singkong Lagi
72 Mamak Ada-ada Saja
73 Bukan Mabuk Cinta
74 Sebentar Lagi
75 Perhatian Mamak
76 Surprise Untuk Keanu
77 Melepas Rindu
78 Pulang
79 Perjalanan Pulang
80 Mamak Bapak Datang
81 Kaos Oblong
82 Yuni Pusing
83 Bantal Ternyaman
84 Ada Apa Dengan Mamak?
85 Ternyata
86 Gantian Sekarang Anugrah
87 Masih Kesal
88 Meluapkan Perasaan
89 Isi Pesan
90 Saling Diam Part I
91 Saling Diam Part Il
92 Apa Sebenarnya?
93 Akhirnya
94 Perempuan Berjilbab dan Berkacamata
95 Surprise yang Gagal
96 Pindah
97 Nyatanya Seperti Itu
98 Ujian Rumah Tangga
99 Rujak Buah
100 Cafe Dan Kantin Sekolah
101 Penyesalan Keanu
102 Harapan yang Hilang
103 Pulang Ke Rumah Mamak
104 Antara Rindu dan Benci
105 Maaf Ibu
106 Mimpi yang Terasa nyata
107 Akhirnya Bapak mengetahui
108 Kejujuran
109 Memberi Kesempatan
110 Aku Di Sini, Aku Pulang
111 Tamu Keanu l
112 Tamu Keanu ll
113 Kedai Istimewa
114 Keindahan Alam yang Memukau
115 Malik Si Bocah Kecil
116 Malik Kesayangan
117 Sembilan Cabai
118 Empat Bulanan
119 Mangga Muda
120 Positif
121 Kejutan Istimewa Part 1
122 Kejutan Istimewa Part 2
123 Kebahagiaan Dua Anu
124 Tujuh Bulanan
125 Ke-khawatiran Keanu
126 Alika Giska Anugrah
127 Akhir Bahagia Dua Anu
128 Bonus Chapter : Alika si Ratu Ngambek
129 Bukan Bonchap
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Dua Anu
2
Rujak Sayur
3
Gara Gara Sembilan Cabai
4
Cie Khawatir
5
Cubitan Balasan
6
Anu Ku Anugrah Ku
7
Keinginan Mamak
8
Mamak Sakit
9
Mencoba Mendekat
10
Mabuk Asmara
11
Hati Anugrah
12
Anugrah Galau
13
Batin Anugrah
14
Jadi Pendiam
15
lupakan Perasaan
16
Amplop Biru
17
Surat Dari Keanu
18
Story Cintia
19
Gara-gara Rasa Cemburu
20
Reno Yang Selalu Ada
21
Tak Di Dengarkan
22
Rencana (Cintia)
23
Tamu Malam Minggu
24
Peningset
25
Mantap
26
Gagal Total (Cintia)
27
Kecelakaan
28
Jujur
29
Hadiah
30
Akibat (Cintia)
31
Mendung Seharian
32
Telponan
33
Siapa Ya?
34
Menyendiri (Cintia)
35
Gara-gara Rasa Cemburu ll
36
Belum Menghubungi
37
Akhirnya Telepon
38
Daun Pepaya I
39
Daun Pepaya II
40
Sesuatu
41
Kepikiran
42
Obrolan Calon Besan
43
Penasaran
44
Beda Obrolan
45
AKRYC Kembali
46
Suara yang Tidak Asing
47
Cilok Pedas
48
Berdua
49
Sudahlah
50
Tiba-tiba
51
Bingung berujung Bahagia
52
Seperti Mimpi
53
Waktunya Untuk Berdua
54
Merasakan Salam Tempel (Bapak Yudi)
55
Belum Boleh Bertemu
56
Alhamdulillah Sah
57
Tamu Tak Di Undang
58
Acara Selesai
59
Dua Anu yang Tidak anu dua
60
Malam Pertama
61
Pelukan yang Bikin Candu
62
Sarapan Berdua
63
Love You
64
Saingan Reno
65
Saku Belum Penuh (Reno)
66
Gangguan Lagi Guys
67
Jalan-jalan Sore
68
Singkong Bakar
69
Sebatas Itu
70
Kehidupan Pernikahan
71
Singkong Lagi
72
Mamak Ada-ada Saja
73
Bukan Mabuk Cinta
74
Sebentar Lagi
75
Perhatian Mamak
76
Surprise Untuk Keanu
77
Melepas Rindu
78
Pulang
79
Perjalanan Pulang
80
Mamak Bapak Datang
81
Kaos Oblong
82
Yuni Pusing
83
Bantal Ternyaman
84
Ada Apa Dengan Mamak?
85
Ternyata
86
Gantian Sekarang Anugrah
87
Masih Kesal
88
Meluapkan Perasaan
89
Isi Pesan
90
Saling Diam Part I
91
Saling Diam Part Il
92
Apa Sebenarnya?
93
Akhirnya
94
Perempuan Berjilbab dan Berkacamata
95
Surprise yang Gagal
96
Pindah
97
Nyatanya Seperti Itu
98
Ujian Rumah Tangga
99
Rujak Buah
100
Cafe Dan Kantin Sekolah
101
Penyesalan Keanu
102
Harapan yang Hilang
103
Pulang Ke Rumah Mamak
104
Antara Rindu dan Benci
105
Maaf Ibu
106
Mimpi yang Terasa nyata
107
Akhirnya Bapak mengetahui
108
Kejujuran
109
Memberi Kesempatan
110
Aku Di Sini, Aku Pulang
111
Tamu Keanu l
112
Tamu Keanu ll
113
Kedai Istimewa
114
Keindahan Alam yang Memukau
115
Malik Si Bocah Kecil
116
Malik Kesayangan
117
Sembilan Cabai
118
Empat Bulanan
119
Mangga Muda
120
Positif
121
Kejutan Istimewa Part 1
122
Kejutan Istimewa Part 2
123
Kebahagiaan Dua Anu
124
Tujuh Bulanan
125
Ke-khawatiran Keanu
126
Alika Giska Anugrah
127
Akhir Bahagia Dua Anu
128
Bonus Chapter : Alika si Ratu Ngambek
129
Bukan Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!