Bahagia

Pagi menyapa...

Ameera terbangun dari tidurnya ia berada didekapan suaminya, mengingat kejadian tadi malam ia tersipu malu, Ameera semakin menyembunyikan kepalanya didada suaminya, Ameera sangat suka sekali wangi dari suaminya.

Bagas sedikit terusik dengan Ameera yang selalu saja mencari kenyamanan didadanya

"Kamu sudah bangun Ameera? sudah lapar?"

"Hmm sedikit mas, kamu sudah bagun?"

"Sepertinya belum" jawab bagas seadanya

Plak..Ameera memukul lengan bagas pelan

"Itu namanya sudah bangun, ya uda ayok mandi, terus kita sarapan dibawah ya, aku laper Mas"

"Bar-bar mu masih tersisa sedikit rupanya, mandi?? berdua?? ayuk ayuk" Bagas segera melompat dari tempat tidurnya

"Eh eh siapa bilang mandi berdua, maksudnya itu aku mandi duluan Mas"

Bagas tidak menunggu Ameera menyelesaikan kata-katanya, Bagas langsung menggendong Ameera kekamar mandi dan apa yang terjadi didalam?? tentu saja ritual tadi malam terjadi lagi.

.

.

Setelah selesai mandi mereka pergi untuk sarapan dibawah kemudian mereka mengunjungi Ayah dan Ibu Ameera, Ayah dan Ibu Ameera sangat senang melihat anak dan menantunya mengunjunginya.

"Assalmualaikum Ayah...Ibu..."

"Wa'alaikummussalam, MasyaAllah ini anak Ayah?? kenapa setelah menjadi istri orang anak Ayah bertambah cantik"

Ameera tertawa mendengar ejekan Ayah

"Memangnya Ayah tidak tahu kalau anak Ayah ini cantiknya emang dari orok, ayuk Mas masuk, duduk dulu" Ameera mengajak suaminya untuk duduk

Ayah tertawa bahagia, sangat bahagia

"Ibuuuu ini ada menantu Ibu datang"

Ameera pergi kekamarnya untuk mengambil beberapa barang yang akan dibawanya

"Iya sebentar Ayah lagi bikinin kopi dulu" Ibu pun datang dengan membawa kopi dan beberapa kue.. " Sudah sarapan nak?"

Bagas mencicipi kue yang dibawa Ibu " Sudah Bu di hotel"

"Ameera tadi kemana yah?" tanya Ibu

"Ameera kekamarnya bu untuk mengambil beberapa barang Bu" bukan Ayah yang menjawab melainkan Bagas

"Ooh baiklah nak ibu akan membantu Ameera" ucap ibu seraya meninggalkan Ayah dan Bagas

.

.

Dikamar Ameera, Ibu melihat Ameera sedang memasukkan pakaiannya ke sebuah koper besar, Ibu senang sekaligus sedih, Ameera putri kesayangannya telah menikah dan sekarang akan meninggalkannya untuk ikut suaminya

"Lagi apa nak?" Ibu menyapa Ameera, ia menyembunyikan kesedihannya

" Ibu... Amera lagi beresin baju bu, karena Mas Bagas mengajak Ameera untuk tinggal dirumah Mama bu, katanya dia tidak bisa meninggalkan Mama karena Mama hanya tinggal sendiri Bu" Ameera tak kalah sedih dengan Ibunya, ia memeluk Ibunya dengan sedikit terisak

Ibu mengusap punggung anaknya menenangkan Ameera "Sayang, apa yang dilakukan suami mu itu sudah benar, Ibu setuju dengannya, kamu jangan sedih nantikan bisa sering mampir kerumah Ibu"

"Iya bu hiks..hiks.. Ameera akan sering mampir kesini, tapi kalau Ameera sedang sibuk maafkan Ameera yang tidak sempat mampir ya bu, Ameera sayang Ibu"

"Iya nak, kami juga sayang Ameera, sudah sudah jangan menangis lagi, jangan biarkan suami mu menunggu lama, sudah selesai kan?ayo kita keluar Ibu bantu"

"Tidak usah biar Ameera saja" mereka keluar dari kamar Ameera menuji keruang tanu dimana Ayah dan Bagas berada

Bagas yang melihat Ameera membawa koper besar, segera membantu istrinya

"Ayah Ibu, saya bermaksud membawa Ameera untuk tinggal dirumah Mama, Mama saya seorang single parent dan dia hanya ada saya, abang saya dan keluarganya tidak tinggal dikota ini Bu, Apakah boleh? InsyaAllah kami juga akan sering menginap disini Bu" Bagas meminta izin kepada kedua orang tua Ameera dengan lembut dan berusaha untuk tidak melukai hati mereka

Bagaimanapun mereka lah yang mendidik Ameera sampai Ameera menjadi seorang istri, walapun seorang istri adalah hak suaminya tetapi Bagas tidak mau mereka merasakan kehilangan anak semata wayangnya

"Ayah sangat setuju denganmu nak, seorang wanita yang sudah menikah akan terlepas dari tanggung jawab Ayah dan Ibunya dia sudah menjadi hak dari suaminya, surga istri ada di suaminya tetapi jika lelaki yang menikah surga lelaki tetaplah di Ibunya selama dia tidak menelantarkan istrinya"

"Nak Bagas, Ayah dan Ibu menyerahkan Ameera kepadamu nak, tolong bahagiakan anak kami satu-satunya"

Bagang menggenggam tangan Ayah erat dan mengangguk, seolah perjanjian antar lelaki, Ameera dan saling berpelukan, mereka melepaskan kepergian anak semata wayangnya dengan tangis haru

*****

Dikediam Mama Nindy

Mama dan Bi ijah serta Sonia kakak ipar Bagas sibuk memasak di dapur, dan Beni sedang bermain dengan anaknya Syakira yang berumur 3 tahun, hari ini Mama Nindy sangat senang karena berkumpul dengan anak, menantu dan cucunya, apa lagi mendengar kabar dari Bagas bahwa dia akan membawa Ameera untuk tinggal dirumahnya.

Sementara Beni dan Sonia sore ini akan kembali terbang ke Surabaya, ya mereka tinggal dan bekerja disurabaya, pernikahan mereka memasuki tahun kelima, mereka memiliki seorang putri yang sangat cantik yang bernama Syakira Shanum.

Deru mobil sudah terdengar, Mama Nindy segera menyusul kepintu untuk menyambut putra dan menantunya dan benar saja anak dan menantunya sudah sampai, Mama memeluk Ameera erat

"Sayaaang, apa kabar hm? capek ya?"

"Baik Ma, Alhamdulillah, g Ma biasa aja" Ameera membalas pelukan Mama, mereka pun masuk kerumah

Bagas masuk dengan membawa koper dan menyapa Mama, ia hanya melihat sekilas interaksi Mama n istrinya lalu membawa koper kekamar mereka, sebelum kerumah Mama mereka mampir kehotel untuk membawa semua pakaian yang tertinggal dihotel.

"Ameera istirahat dulu ya sayang mama mau lanjutin masak, nanti kita makan bersama ya"

Ameera tersenyum dan mengangguk, Ameera menyapa Sonia dengan cupika cupiki "Apa kabar kak? dimana Syakira? apa dia tidur?"

"Kakak baik Meer, Syakira ada dikamar bersama daddy nya, nah itu dia, Syakira sini salam sma onty dulu?"

Beni dan Bagas menuruni anak tangga sambil bercerita, Beni yang menggendong putri kecilnya hanya tersenyum menyapa istri dan iparnya, sesampainya dibawah Syakira berpindah ke mommynya, Syakira yang berumur 3 tahun menyapa Ameera dengan cadelnya

"Hai onty, atu Syatila"

"Hai cantik, pintar syekali kamu" Ameera mencubit pipi Syakira gemas

Ameera, Bagas, Sonia dan Beni saling menyapa dan mengobrol santai dan Mama juga ikut bergabung, mereka mengobrol layaknya satu keluarga yang harmonis, walapun Bagas tidak terlalu dekat dengan Ibu dan Abangnya namun Bagas juga bukan pria yang kaku.

Ameera berusaha mengambil hati Syakira, ya Ameera sangat senang dengan anak-anak, walaupun sedikit bar-bar dia juga sangat menyayangi anak-anak karena menurutnya anak-anak selalu bisa menghibur dengan tingkahnya yang menggemaskan seperti Syakira sekarang

"Oma dan mommy uda macak? Syatila lapal, Syatila mau matan"

"Oh cucu oma lapar ya, ayok kita makan, Syakira ajakin onty dan uncle makan juga g?"

Karena Syakira masih malu-malu ia hanya mengangguk saja menjawab pertanyaan dari oma, yang lain hanya tersenyum gemas melihat tingkah Syakira sambil menuju meja makan.

.

.

Sore hari dikediaman Mama Nindy

Beni dan keluarganya akan pulang ke Surabaya, karena besok sudah mulai bekerja kembali, mereka berpamitan ke Mama dan Ameera

"Ma, Beni dan Sonia pulang dulu ya, Mama jaga kesehatan jangan capek-capek, Mama nanti ke Surabaya ya biarkan pengantin baru bulan madu dirumah" Beni memeluk Mama bergantian dengan Sonia, lalu Beni dan Bagas bertos ria membuat Ameera tersenyum malu

"Baiklah, ide yang bagus, nanti Oma ke Surabaya ya jengukin cucu Oma yang cantik ini" Oma mengambil Syakira dari gedongan Sonia

"Benelan oma?? yeeeee Oma ke Sulabaya" Syakira teriak riang dan mencium pipi omanya

Beni, Sonia dan Syakira segera kebandara dan diantar oleh Bagas, Ameera dan Mama mengobrol diruang keluarga sambil menonton tv.

.

.

Malam harinya Ameera terlelap dikamar, tiba-tiba ada tangan yang melingkar dipinggangnya, Ameera sedikit terganggu dan ia menoleh kebelakang

"Hmmm Mas sudah pulang, sudah makan?"

"Sudah tadi sama Bang Beni, pesawatnya delay makanya lama" Bagas semakin mengeratkan pelukannya "sekarang Mas mau makan kamu, boleh?"

Ameera membalikkan badannya, wajah mereka bertemu, Bagas membelai wajah Ameera tetapi perhatiannya jatuh kepada bibir ranum Ameera

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Bagas mencium dan ******* bibir Ameera, Ameera sedikit mendesah dan itu membangkitkan gairah Bagas, Bagas mulai menjelajahi seluruh tubuh Ameera, Ameera dibuat melayang oleh Bagas

"Aku mencintaimu Mas"

Bagas semakin memabukkan Ameera dan mereka pun menikmati malam panjang bersama.

.

.

.

Bersambung. . . .

Semoga ceritanya tidak membosankan 🥰

like dan komen ya reader 🙏

Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!