"Ameera, maukah kau menikah dengan ku??"...
Bagas telah mengeluarkan sebuah kotak merah berbentuk love dihadapan Ameera, lalu Bagas membukanya, sebuah cincin putih cantik dan simple dengan permata kecil ditengah, dimana semua wanita sangat menantikan hari ini begitupun Ameera
Mata Ameera berkaca-kaca mendengar ucapan Bagas
"Aku... Aku mau Mas" air mata Ameera keluar begitu saja dan Ameera spontan memeluk Bagas
Bagas terkejut senang melihat reaksi dan jawaban Ameera, itu berarti cintanya diterima, dan Bagas segera
"Kamu kenapa nangiis? jangan nangis dooonk, nanti dikirain orang Mas ngapa-ngapain kamu lagi"
"Aku nangis bahagia tau Maaas" rengek Ameera
"Ternyata calon istriku bisa manja juga ya" ledek Bagas
Ameera melepaskan pelukannya dari Bagas dan memukul Bagas pesan, Bagas mengusap air mata Ameera dengan tangannya lalu Bagas mengambil tangan Ameera untuk dipakaikan cincin di jari Ameera sebagai tanda Ameera sudah berpunya
Ameera kembali menangis terharu, cincin yang dipakaikan dijari manisnya pas ditangannya
"Mas kok tau ukuran jari aku sih, aku kan terharu lagi"
"semua tentang kamu Mas tau" Bagas meyakinkan Ameera yang melihatnya penuh curiga, seketika Bagas tertawa terbahak
"Ya uda yuk kita ngantor, ntar kena SP sama Bu Geni" Bagas mengacak2 rambut Ameera sambil tersenyum riang
"Mas, Makasi ya Mas uda ngelamar aku, aku bahagia banget, hari ini aku wanita paling bahagia didunia" ucap Ameera dengan merentangkan tangannya dan kembali Ameera melihat cincin dijari manisnya sambil tersenyum
Bagas sesekali melirik Ameera yang terus saja tersenyum melihat cincin dijari manisnya
"Cincin itu sudah Mas beli lama, Mas ragu dengan ukuran tanganmu, Mas hanya mengira-ngira saja, ternyata pas"
"Maaf Mas membohongimu Ameera, cincin itu sebenarnya cincin lama dan itu bukan untukmu, aku selalu membawanya bersamaku, semoga dengan bersamamu aku bisa melupakannya"
Bagas menghela nafas dan membuangnya pelan
Ameera menyadari itu lalu bertanya
"Ada apa Mas?kenapa menghela nafas seperti itu?"
Bagas salah tingkah menghadapi pertanyaan Ameera
"Tidak Mas hanya merasa lega tengah mengungkapkan perasaan Mas padamu, Mas minta maaf ya Mas ngelamar kamu tidak seperti pria-pria lain ditempat yang bagus dan romantis, Mas malah dimobil"
"Iih g apa-apa tau Mas, sekarang bukan tentang tempatnya tapi tentang tepatnya"
Bagas mngerutkan keningnya. . .
"Maksudnya tepat?"
"Maksudnya itu tepat orangnya dan tepat momentnya, gini ya, kalau Mas ni mengutarakan sesuatu ditempat yang sudah disiapkan sedemikian rupa bagusnya, tetapi moment nya tidak tepat, itu g berarti apa-apa Mas"
"Hmmm kamj bener juga, kalau orang mengutarakan perasaannya disaat tu cwe lagi badmood kan barabe ya" Bagas tertawa membayangkannya
Sedang asik bercanda, tidak terasa mereka telah sampai diparkiran kantor, mereka sama-sama naik ke lift dan memasuki ruangan mereka, Dinda yang heran melihat Ameera dan Bagas senyum-senyum menaruh curiga
Karena meja kerja Bagas berdekatan dengan meja kerja Dinda, Dinda pun segera menanyakan perihal mereka berdua yang terlihat lagi happy
"Eh Gas, lu apain temen gue?uda kek orang g waras gue liat senyum mulu dari tado, lu juga sama, ada apa sih?"
Bagas hanya tersenyum manis melihat Dinda sambil gelend-geleng kepala, lalu Bagas kembali bekerja, Dinda masih berusaha mencari tahu ada apa sebenarnya dan lagi dinda mengganggu Bagas
"Gas kasi tau donk kalian kenapa, kita kan teman, uda g best friend lagi lo ama gue, oke baiklaaa, gue nanya Ameera aja, awas lo ya"
Lagi...
Bagas hanya tersenyum sambil mempersilahkan Dinda bertanya ke Ameera, Dinda yang kesal pergi meninggalkan meja Bagas dan pergi kemeja Ameera yang agak jauh dari meja Bagas, karena meja Ameera didepan sementara Bagas dan Dinda dibelakang
sedetik. . . .
dua detik. . . .
tiga detik. . . .
"Aaaaaaaa!!! gue seneng banget sumpah lo ya nyembuiin berita besar gini dari gue " Dinda melihat ke arah belakang dimana Bagas juga sedang melihatnya, karena Dinda memang menjadi tontonan karena teriakannya
"Awas lo mainin temen gue" Dinda mengepalkan tangannya membentuk sebuah kepalan tinju yang mengarah ke Bagas, Bagas seakan paham maksud Dinda hanya memberi jempol ke arah Dinda
Ameera dan Dinda seakan tak ada habisnya bercerita, sampai waktu siang hampir terlewatkan, untungnya Bagas peka dan membelikan Ameera makan siang
"Lo ya Gas, gue g lo beliin, oke baiklaa, lo uda lupain semua kebaikan gue ya sekarang, oke lo gue end"
Ameera hanya tertawa melihat tingkah Dinda, hari ini dihari bahagianya Ameera g mau berdebat sama sekali.
Tidak terasa waktu pulang hampir tiba, Bagas menghampiri Ameera dan menunggu Ameera berberes alat kerjanya
"Yuk sayang kita pulang" ucap Bagas sambil melirik ke arah Dinda
"Sengaja lo ya sengaja manes-manesin gue, besok lo liat gue couplean sama Mas gue, yang pasti bikin lo pada iri"
Bagas dan Ameera hanya tertawa dan melambaikan tangannya ke arah Dinda seolah-olah tengah mengolok Dinda
*****
Sesampainya Bagas dan Ameera dikediaman Ameera, mereka disambut dengan baik oleh Ibu seperti biasa, kali ini Ibu melihat Bagas tampak tak biasa, ada kegugupan diwajah Bagas
"Kamu kenapa nak? kenapa wajah mu seperti itu?apa ada sesuatu yang mengganggumu?"..
"Huh ti..tidak Ibu saya tidak apa-apa, tetapi ada yang ingin saya sampaikan kepada Ayah dan Ibu"
"Baikla Ibu harap ini berita baik buat kami" Ibu melirik Ameera yang terus saja tersenyum "sebentar Ibu panggilkan Ayah dulu ya" Ibu mengusap lembut bahu Bagas lalu pergi meninggalkn Bagas
Ameera yang melihat interaksi Ibu dan Bagas tersenyum hangat, Ameera mendekat sambil membawa air kopi untuk Ayah, Ibu dan Bagas. Ameera mempersilahkan Bagas untuk minum
"Diminum Mas airnya biar gugupnya hilang"
Ntah kenapa setiap kali mendengar kata-kata lembut Ameera membuat hati Bagas mendadak tenang, ya semenjak Bagas semakin dekat dengan Ameera, Ameera tiba-tiba menjelma menjadi wanita yang lembut, semua itu tidak luput dari nasehat sang Ibu dan Bagas semakin menyukainya dan segera ingin menikahinya
Bukan berarti Ameera tidak menjadi dirinya sendiri, tetapi dia ingin berubah menjadi wanita yang lebih baik lagi, apa lagi nanti setelah ia menyandang gelar istri dan tidak menutup kemungkinan akan mendapat gelar Ibu, seorang wanita yang memang harus bertutur kata yang lembut dan baik yang akan memberi contoh kepada anaknya
"Ada apa nak Bagas?" sapaan Ayah membuyarkan lamunan Bagas, dan sementara Ameera sudah kembali ke kamarnya
"Ehem" Bagas berdehem untuk sekedar menghilangkan rasa gugupnya "Begini Yah, Bu, saya ingin segera menikahi Ameera, Apakah Ayah dan Ibu merestui niat saya ini? saya ingin disegerakan Yah, Maaf Ayah, sebenarnya tadi pagi saya sudah melamar Ameera dan Alhamdulillah Ameera menerima saya. Kalau Ayah dan Ibu setuju saya akan membawa orang tua saya secepatnya untuk melamar Ameera secara resmi secepatnya Yah, bagaimana menurut Ayah?"
Mata Ayah berkaca-kaca, keinginan terbesar Ayah akhirnya terwujud, melihat Ameera anak satu-satunya menikah, melihat Ayah sedikit berkaca-kaca Ibu mengusap punggung Ayah pelan dan membuat Ayah menoleh kearah Ibu lalu Ibu mengiyakan dengan sedikit menganggukan kepalanya
"Alhamdulillah Bu doa Ayah dikabulakan Allah, insyAllah kita bisa melihat putri kita satu-satunya menikah Bu" Ayah menggenggam tangan Ibu, mereka terharu mendengar penuturan Bagas
"Ayah bersyukur bisa mengenal kamu nak Bagas, kami percaya padamu untuk menitipkan anak kami, tolong bahagiakan Ameera nak Bagas, Ayah sangat setuju kamu mempercepat pernikahan ini nak"
"Terima kasih Ayah Ibu, saya akan membawa keluarga saya kesini lusa, Ibu tidak perlu repot-repot, keluarga saya tidak ramai hanya saya, Ibu dan Abang saya saja, kami tidak punya siapa-siapa disini"
"Tidak masalah nak, yang penting dari perwakilan nak Bagas ada yang menemui kami secara resmi, Ibu juga tidak mengundang banyak orang"
Ayah, Ibu dan Bagas lega, Bagas lega telah menyampaikan niatnya, sementara Ayah dan Ibu lega telah ada yang meminang putri semata wayangnya
*****
Keesokan harinya. . .
Abang dan ibu serta kakak ipar Bagas datang kerumah Ibu Nur untuk meminang buah hati Bagas, Ayah dan Ibu juga Ameera menyambutnya dengan hangat, perbincangan untuk pernikahan Ameera pun telah diputuskan akan dilaksanakan dalam kurun waktu dekat ini, terkesan buru-buru tetapi Ayah setuju karena hal baik tidak baik jika ditunda-tunda harusla disegerakan
Kedua keluarga sepakat untuk mengadakan acara pernikahan dalam 2 minggu ini, acara akan digedung sehingga semuanya telah diatur oleh Bagas dan Ameera sesuai keinginan mereka, Ayah dan Ibu pun menurut saja, karena mereka ingin putrinya menikaj sesuai dengan impiannya, mereka hanya berdoa agar putrinya selalu bahagia hingga akhir hayatnya
.
.
.
.
Bersambung. . . .
.
.
suport aku terus ya temaaan setia pembaca 🥰
happy reading dan semoga suka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Rizq
makasi kaka bikin aku semangat nulis 🥰❤️
2022-03-31
1
Shasa
Lanjut thor
2022-03-31
1