Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, 2 minggu untuk mengatur segala persiapan hanya tinggal 2 hari lagi, Ameera sangat senang dan sedikit gugup, ada perasaan tidak sabar untuk menyandang gelar sebagai seorang istri, Ameera sangat menunggu moment ini, berbeda dengan Ameera.
Bagas justru sedang termenung dibalkon kamarnya, hatinya gelisah memikirkan esok dia akan menikah dengan gadis yang hanya dijumpainya dalam hitungan bulan tetapi Bagas masih memikirkan seseorang.
Ya seseorang dimasa lalunya
"Sandra, apakah aku sudah benar menikahi gadis ini hanya untuk melupakanmu? kuharap aku sudah benar dan kumohon jangan pernah muncul dikehidupanku lagi atau aku akan lebih merasa bersalah lagi padamu, aku akan belajar untuk mencintainya"
Bagas menghela nafas kasar
Tanpa disadari Bagas, Ibu Bagas menghampiri Bagas
"Lupakan nak... lupakan lah Sandra, sampai saat ini pun kau tidak tahu kabar Sandra nak, lupakanlah mungkin Sandra sudah bahagia dengan yang baru"
"Ntahla Ma, kalau seandainya Sandra belum menikah dan dia menepati janjinya bahwa dia akan menunggu ku setelah selesai sekolah S2nya aku harus apa Ma?"
"Kalau dia memang menunggu mu tentu dia akan memberimu kabar nak, sudah setahun Bagas, setahun dia menghilang bagai ditelan bumi, sudahla nak pikirkan masa depanmu bersama Ameera"
Mama Nindy mengusap punggung Bagas dengan sayang, seolah memberi semangat untuk anak bungsunya.
"Istirahat la nak, besok akan jadi hari penting buat kamu, jangan pikirkan yang tidak-tidak sayang"
"Thank's Mom, good night" Bagas hanya melihat Mama keluar dari kamarnya
*****
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Ameera akhirnya tiba, hari ini merupakan hari yang sangat penting buat Ameera, setelah beberapa jam kedepan ia akan menyandang gelar sebagai seorang ISTRI, dimana tanggung jawab kedua orang tuanha berpindah kepada SUAMI nya, Ameeea bahagia membayangkan bahwa sebentar lagi ia akan hidup dengan laki-laki yang sangat dicintainya.
Akad nikah akan dilaksanakan di aula hotel yang sama, setelah Akad nikah pukul 10.00 Wib, sorenya akan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan sampai pada malam hari.
Ameera sudah bersiap dikamar hotel, ia menggunakan kebaya putih yang sangat cantik sehingga membuat semua orang pangling melihatnya, tidak terkecuali Dinda sahabatnya
"MasyaAllah.... ini beneran lo Meer?? pangling gue sumpah, bisa cantik juga ya lo"
"Berisik lo, jantung gue lagi maraton ini" Ameera melemparkan tisu ditangannya kearah Dinda
"Gue terharu taaauuuk, lo yang pedekatean cuma beberapa bulan langsung nikab, apa kabar gue yang tahunan" Dinda memeluk Ameera dari samping
"Sabaaaaar, gue doain lo abis ini nyusul ya, sekarang lo doain gue supaya Mas Bagas lancar ijab nya"
"Aamiin" Ameera dan Dinda saling berperlukan sambil berdoa agar segala acara pada hari diberi kelancaran dan keberkahan
Ibu dan Ayah mengetuk pintu kamar Ameera dan Dinda pun membukanya, Ayah terkesima melihat betapa cantiknya putri mereka, Ayah memeluk Ameera sampai meneteskan air mata melihat anaknya yang sebentar lagi akan menjalankan biduk rumah tangga yang tidak mudah
"Ayah jangan nangis dooonk, nanti Ameera juga ikut nangis Ayah, hiks.. hiks.. Ameera sayang ayah dan Ibu nanti kalau Ameera ikut suami Ameera siapa yang jagain Ayah dan Ibu hiks .. hiks.." Ameera menangis kencang sehingga merusak sedikit make upnya
Ibu memberikan Ayah tisu, kini giliran Ibu yang memeluk Ameera sambil memberikan nasehat pernikahan.
"Sudah sudah kenapa kalian berdua jadi cengeng begini sih, Ameera anakku, menjalin rumah tangga bukan hal yang mudah, pernikahan merupakan ibadah disepanjang hidupmu nak, jadila istri soleha dan lemah lembut jangan keras kepala, sekarang kamu tidak lagi menjadi tanggunf jawab kami nak, sebentar lagi kamu akan menjadi tanggung jawab suamimu, bekerja samalah dalam rumah tangga, agar tidak memberat satu sama lain nantinya"
"Jaga makan dan pakai suami mu, jadila istri yang bermartabat, simpan aib rumah tanggamu dan bahagiamu biarkan terpancar dari wajahmu, selesaikan masalah tanpa melibatkan emosi tetapi jika kamu hampir menyerah datangla kepada Allah SWT, kami selalu mendoakan kebahagian kalian sayang"
Ibu memberikan beberapa wejangan kepada putri satu-satunya sambil menahan tangisnya
"Ingat pesan Ibu ya nak, sekarang tersenyum dan benahi make up mu lalu turun ya nak, Ayah dan Ibu turun dulu ya, sebentar lagi acaranya akan dimulai, ayuk Ayah"
Ameera mengiyakan ucapan Ibunya, nasehat yang disampaikan Ibu akan dia ingat sebagai pegangan di rumah tangganya nanti.
.
.
Mempelai laki-laki sudah memasuki altar pernikahan, Bapak penghulu akan memulai ijab kabul, sambil beristigfar Pak penghulu memberi tuntunan kepada Pak Rahman dan Bagas.
"Bismillahirrohmannirrohim...
Pak Rahman dan nak Bagas sudah siap ya, mari kita mulai ijab dan kabulnya"
Ayah Ameera menjabat tangan Bagas dengan erat tanda akan dimulainya ijab dan kabul, Ayah berdoa dalam hati berharap putrinya akan bahagia selama-lamanya, tibalah saatnya ijab dan kabul.
"Bismillahirrohmannirrohim... Bagas purwadinata"
"Saya Pak"
"Aku nikahkan engkau dengan anak kandungku Ameeea Azzahra dengan ma kawin sebentuk cincin emas dan sebuah rumah tunai"
"Aku terima nikahnya Ameera Azzahra binti Rahman dengan mas kawin tersebut tunai"
Pak Penghulu dan para saksi saling memandang dan mengatakan sah, semua tamu undangan yang hadir mengucapkan Alhamdulillah dan dilanjutkan dengan doa.
Ameera meneteskan air mata bahagianya, Dinda sahabatnya memeluk Ameera dengan haru.
"Selamat ya Meer, lo uda jadi istri orang, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah marahmah ya Meer, gue doain lo bahagia sepanjamg hidup lo"
"Makasi ya Din lo bener-bener sahabat gue, gue doain lo juga cepet nyusul ya"
Ameera diiringi oleh Ibu dan Mertuanya serta sahabatnya Dinda untuk duduk di sebelah Bagas, setelah mendatangani buku nikah dan pembacaan Sighat Taklik, Bagas menyematkan cincin mas kawin di jari Ameera lalu menciun kening Ameera.
Acara akan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan yang akan dilangsungkan di hotel yang sama pada sore harinya, Ameera dan Bagas kembali kekamar mereka untuk persiapan resepsi pernikahan.
Resepsi pernikahan Ameera dan Bagas tampak meriah, Ameera terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna gold yang simple namun tetap menunjukkan bahwa malam ini dialah bintangnya, Bagas pun demikian.
Tamu-tamu undangan berdatangan memberi selamat kepada mereka, tak terkecuali Dinda, kali ini Dinda tidak sendiri, ia datang bersama Dimas pacarnya, mereka mendatangi Ameera dan Bagas memberi ucapan selamat
"Haii Diiin, kirain lo g dateng, eh ada Mas Dimas, apa kabar Mas?"
Dimas tersenyum menyapa Ameera
"Mas baik Meer, selamat ya semoga bahagia, maaf Mas telat datangnya kerjaan lagi banyak"
"Tuh dengerin bukan gue yang telat tapi si Mas2 pencari cuan ini yang lama rapatnya" beber Dinda kesal
"Ya uda kalau Mas Dimas yang telat g apa-apa, gue maklum pejuang cuan, eh yuk foto yuk, oh iya Mas kenalin dulu ini suami Ameera, Mas Bagas, Mas ini pacarnya Dinda Mas Dimas"
Setelah sesi foto selesai, Dinda dan Dimas pamit turun dari panggung untuk berpamitan ke orang tua Ameera.
.
.
Acarapun selesai, waktu menunjukkn pukul 22.00 Wib, Ayah dan Ibu serta keluarga Bagas berpamitan untuk pulang kerumah mereka masing-masing.
Sepulangnya Ayah dan Ibu serta keluarga Bagas, Bagas pun memegang tangan Ameera membawa Ameera ke kamar yang ada dihotel, Ameera tersenyum senang
Sesampainya dikamar, Bagas mengunci pintu kamarnya dan langsung terbaring di atas tempat tidur, Bagas terlelap tanpa membersih diri, Ameera yang melihat suaminya tidur masih berpakaian pesta lengkap hanya menggelengkan kepalanya, Ameera berlalu untuk mandi
"Maaaas, banguun dulu yuk bersih-bersih dulu gih, biar seger, abis bersih-bersih sambung tidurnya lagi ya"
Ameera membangunkan Bagas dengan sangat lembut, Bagas pun membuka matanya perlahan, ia mengerjapkan matanya melihat Ameera sudah cantik dengan baju tidur satin yang tipis
"Ameera" Bagas langsung bangun dengan menyandarkan tangan dikepalanya sambil memiringkan badannya "Kamu mau menggodaku?"
Ameera seketika gugup "Hah siapa yang mau menggodamu Mas? aku hanya menyuruhmu mandi mas" Ameera berkata dengan polosnya
Bagas berdiri dan mengambil handuk yang ada di sebelah Ameera, sambil berbisik nakal "Bajumu sayang" Ameera menoleh melihat Bagas, Bagas berlalu sambil mengedipkan sebelah mata, Ameera pun tersipu dan berniat untuk mengganti bajunya
"Bajunya jangan diganti ya" teriak Bagas dari kamar mandi
"Kenapa dia bisa tau isi kepalaku" Ameera berbicara pelan
Setelah Ameera menyelesaikan ritual perawatan kulitnya, Ameera beranjak menyiapkan baju tidur suaminya, Bagas pun keluar dari kamar mandi dan melihat Ameeea menyiapkan baju tidurnya.
Bagas memeluk Ameera dari belakang dan itu membuat Ameera kaget "Hmm kamu wangi sekali" Bagas menghirup wangi istrinya
Ameera yang masih malu-malu hanya tersenyum dan berusaha melepaskan pelukan Bagas "Pake baju dulu mas, nanti masuk angin"
Bagas melepaskan pelukannya dan membuat Ameera menghadap padanya, Ameera tertunduk malu
"Lihat aku Ameera" Bagas memegang dagu Ameera lembut dan menegakkan wajah Ameera sehingga mereka saling bertatapan
Bagas memulai ritualnya, Ameera pun tersipu malu Bagas memulai dari mencium tangan istrinya, lalu kening dan turun kemata lalu kepipi kemudian Bagas mencicipi manisnya bibir Ameera dan **********
Ameera telah berjanji akan menyerahkan segala yang ia punya hanya untuk suaminya, itula bentuk bakti Ameeea kepada suaminya selagi ia menyandang status istri.
Malam itu malam bersejarah bagi Ameera, dimana ia telah benar-benar sah menjadi seorang istri dari Bagas Purwadinata.
.
.
.
.
Berasambung.......
.
.
semoga suka ya sama ceritanya
suport aku terus ya teman, maaf kalau typo bertebaran dan maaf kan kalau ceeitanya sedikit kaku, maklum pemula masih banyak belajar 🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments