Vol 1. Bab 4 - Berburu di Hutan Barat

Sesampainya di perbatasan Berlin, aku terkejut dengan pemandangan ibukota yang terlihat lebih megah dan lebih maju dari pada kota Albon.

"Fouyoo ... ibukota benar-benar luar biasa," kataku yang sedang berdiri tepat di perbatasan Ibukota Roland dengan wajah berbinar.

"Ibukota benar-benar melebihi bayanganku. Wajar jika banyak kelompok yang ingin menguasainya," kata Akito yang berdiri di sampingku, juga dengan wajah berbinar.

Kami pun mulai berjalan memasuki kota.

Di sepanjang jalan, aku tidak henti hentinya melihat ke sekitar. Karena bagiku, itu adalah pengalaman pertama memasuki Ibukota Roland.

"Oi, Akito! Kelompok mana yang akan kita targetkan?" tanyaku sambil terus berjalan di jalanan ibukota.

"Hmm ... mungkin kelompok Hendri adalah pilihan terbaik," jawab Akito.

"Kelompok Hendri? Apa kau berniat membuat sebuah pembukaan spektakuler?" tanyaku dengan senyum tipis.

"Bukankah kau juga setuju?" jawab Akito sambil tersenyum jahat.

"Haaahahahahahaha! Kau memang luar biasa! Kalau begitu, ayo targetkan mereka. Tapi, apa kau tau ke mana harus mencari kelompok mereka?" tanyaku sambil berjalan menelusuri kota.

"Entahlah. Aku juga tidak tau," jawab Akito yang berjalan di sampingku.

"Haaahahahahahaha! Sesuai dugaan. Kau hebat, tapi juga bodoh!" ejekku pada Akito.

"Memangnya kau tau di mana, hah?" tanya Akito jengkel.

"Entahlah. Aku juga tidak tau. Haaahahahaahaha!" jawabku santai.

"Kan, kau juga sama saja. Haaahahahahahaha!" balas Akito.

Kami berdua menertawakan kebodohan satu sama lain.

"Soal pencarian, kita pikirkan besok. Hari ini, ayo istirahat dulu," ucapku.

"Ya, aku setuju," sahut Akito.

Kami berdua mulai mencari penginapan terdekat untuk beristirahat.

Keesokan harinya, kami pergi ke pusat informasi kota untuk mendapat informasi terkait keberadaan kelompok yang kami incar.

"Permisi, kami ingin melihat daftar buronan," kata Akito kepada petugas yang berjaga di pusat informasi kota.

"Apa kalian kelompok Bounty Hunter?" tanya petugas itu.

"Ya, semacam itu," jawab Akito ragu.

"Kalau begitu, perlihatkan identitas kalian." Petugas di sana meminta identitas kami berdua.

Kami pun memberikan kartu identitas yang diminta.

Petugas itu kemudian mengecek apakah mereka berdua tercatat di daftar buronan atau tidak.

Setelah pengecekan selesai, petugas itu memberikan semua daftar buronan yang tercatat di ibukota.

"Ini kartu identitas kalian. Dan ini daftar para buronannya," kata sang petugas.

"Terimakasih," jawab Akito.

Aku dan Akito melihat setiap nama, kejahatan, dan harga kepala para buronan satu per satu.

"Apa mereka semua bagian dari kelompok besar?" tanya Akito pada petugas di sana.

"Hanya sebagian saja," jawab sang petugas.

"Apa ada di antara mereka yang merupakan anggota kelompok yang burkuasa di ibukota?" tanyaku pada petugas itu.

"Hmm ... sepertinya tidak ada," jawab sang petugas.

"Apa Anda tau di mana markas mereka?" tanya Akito.

"Apa kalian berniat menantang mereka? Jika iya, sebaiknya urungkan niat kalian," ucap sang petugas.

"Memangnya kenapa?" tanyaku.

"Jika kalian nekat menantang mereka, mungkin kalian akan kehilangan nyawa. Mereka bukan hanya berkuasa, tapi juga sangat kuat. Pengaruh mereka tidak hanya di ibukota, tapi hampir ke seluruh negara. Mereka adalah kelompok-kelompok kuat yang dihuni para monster," jawab sang petugas di sana.

"kami tidak bermaksud menantang atau semacamnya. Justru, kami ingin bergabung dengan salah satu dari mereka. Karena itulah, kami ingin tau di mana markas mereka," kata Akito.

"Jadi begitu. Jika tidak salah, markas mereka terletak di luar perbatasan kota bagian barat. Kalian bisa mulai mencarinya sendiri karena aku tidak tau letak pastinya," jawab sang petugas sambil menunjuk wilayah perbatasan barat.

"Terimakasih atas informasinya," balas Akito.

Kami berdua pun pergi meninggalkan gedung pusat informasi kota.

Sambil berjalan menuju perbatasan barat, aku bertanya pada Akito. "Oi, Akito. Kenapa kau bilang seperti itu?"

"Mau bagaimana lagi. Jika kita tetap ngotot mengatakan ingin menantang mereka, petugas itu tidak akan mau memberikan informasi apapun," jawab Akito.

"Aku tau itu. Tapi, aku tidak suka kalau harus berbohong seperti itu," sahutku.

"Lalu, kenapa kau tidak mencari informasi sendiri, hah?" ucap Akito kesal.

"Apa katamu?" tanyaku jengkel.

Kami pun kembali terlibat perkelahian kecil sambil terus berjalan menuju perbatasan barat.

Sesampainya di wilayah perbatasan barat ibukota, aku sedikit terkejut karena tidak menyangka kalau wilayah yang dimaksud adalah hutan belantara.

"Hutan? Apa markas mereka benar-benar ada di tengah hutan?" kataku sambil melihat hutan lebat di depanku.

"Sepertinya kita akan sedikit kesulitan," sahut Akito sambil menyipitkan mata agar bisa melihat lebih jauh.

"Oi, Akito. Apa kau ingat kapan terakhir kali kita berburu di hutan?" tanyaku.

"Entahlah. Mungkin sekitar 5 atau 6 tahun lalu," jawab Akito.

"Lupakan. Ayo berburu." Aku mulai melakukan sedikit pemanasan.

"Kuharap insting berburuku tidak tumpul." Akito juga melakukan sedikit pemanasan.

Kami berdua berniat menjadikan kelompok Hendri sebagai mangsa buruan.

Tanpa basa-basi, kami langsung memulai perburuan di hutan yang berada di wilayah perbatasan barat, kota Berlin.

Setelah 1 jam melakukan pencarian di dalam hutan, aku akhirnya mulai menemukan titik terang.

Saat sedang berlari di antara pepohonan, aku merasakan pancaran force dari wilayah dalam hutan.

"Ke sana!" kataku.

"Apa kau yakin?" tanya Akito.

"Aku tidak terlalu yakin karena force yang kurasakan sangat tipis. Tapi, setidaknya force ini mirip seperti milik manusia," jawabku.

Kami terus berbincang sambil terus berlari ke arah tujuan. Dengan kecepatan tinggi namun senyap, kami melesat menuju target tanpa suara sedikit pun.

Sesampainya di tempat tujuan, aku melihat gubuk reot yang berada di tengah hutan.

Aku dan Akito mengintai gubuk itu dari kejauhan sambil menjaga jarak agar keberadaan kami tidak terlacak.

"Sekarang, aku bisa merasakan force yang kau maksud!" bisik Akito.

"Kupikir, orang-orang ini benar-benar hebat. Sangat sulit mendeteksi force mereka," bisikku.

"Ayo amati dulu."

"Ya."

Rudi dan Akito terus mengamati gubuk itu dari kejauhan, mereka menunggu untuk melihat mangsa seperti apa yang akan mereka hadapi.

Setelah 1 jam mengintai, aku melihat ada 3 orang yang keluar dari gubuk tersebut.

Aku pun melihat ke arah Akito. Dan Akito sedikit mengangguk untuk memberikan kode.

Kami berdua pun mematahkan dahan kecil di samping kami, memegangnya dengan tangan kanan, dan menggunakannya sebagai pengganti pedang.

Suara dahan yang patah, membuat ketiga orang itu menyadari ada yang aneh.

Ketiga orang itupun melihat sekeliling untuk memastikan.

Tanpa aba-aba, Rudi dan Akito melesat dengan kecepatan tinggi menuju ketiganya sambil mengayunkan ranting kayu di tangan mereka. Mereka berniat menebas leher salah satu dari ketiga orang itu menggunakan ranting yang dipegang.

??!!

Ketiga orang itu terkejut saat melihat ada dua orang asing yang tiba-tiba menyerang.

Akito melesat dengan kecepatan tinggi menuju orang pertama. Sedangkan Rudi melesat ke arah orang kedua dan ketiga.

Orang pertama berhasil menahan tebasan Akito. Sedangkan orang kedua dan ketiga melompat mundur untuk menghindari serangan Rudi.

"Siapa kalian?" tanya orang pertama pada kami.

"Kami? Kami adalah kelompok penantang!" jawabku santai.

"Apa kalian tidak tau siapa kami?" tanya orang pertama.

"Apa kami harus perduli?" jawabku acuh.

"Cih ... kalau begitu, matilah bocah!" seru orang pertama.

Fire Strom!

Orang pertama membuat sebuah badai tornado api dan melesatkannya ke arah Rudi dan Akito.

Ice Cube!

Rudi menciptakan kubah es untuk menghalau serangan tersebut.

Badai api itu menghanguskan wilayah sekitar. Pohon-pohon terbakar, tanah menghitam, sampai hewan-hewan hangus karenanya.

Rudi dan Akito terlindung dari serangan itu berkat kubah es yang Rudi ciptakan.

Sesaat setelah serangan mereda, Akito langsung melesat ke depan untuk menyerang ketiga orang itu.

Orang pertama berhasil menangkis tebasan Akito. Sedangkan orang kedua dan ketiga langsung bersiap menyerang Akito yang sedang beradu pedang dengan orang pertama.

Ice Thorn!

Dari arah belakang, Rudi menyerang orang kedua dan ketiga menggunakan duri-duri es tajam untuk membantu Akito.

Akito kemudian berselancar di atas es tersebut dengan kecepatan tinggi menuju orang kedua sambil bersiap menebasnya.

Saat ranting kayu berlapis force yang Akito pegang sudah berada tepat di leher orang kedua, orang pertama langsung membuat dinding api untuk mengehentikan pergerakan Akito.

Saat orang pertama fokus menahan pergerakan Akito, Rudi sudah berada di sampingnya dan bersiap menebasnya.

"Cih ... sejak kapan dia di sana," pikir orang pertama sambil berusaha menghindari tesaban Rudi.

Episodes
1 Vol 1. Bab 1 - Awal dari Segalanya
2 Vol 1. Bab 2 - Menyelamatkan Wanita yang Disiksa
3 Vol 1. Bab 3 - Perebutan Kekuasaan di Berlin, Ibukota Roland
4 Vol 1. Bab 4 - Berburu di Hutan Barat
5 Vol 1. Bab 5 - Iblis Es
6 Vol 1. Bab 6 - Kombinasi Memukau
7 Vol 1. Bab 7 - Hanya Pemenang yang Dikenang
8 Vol 1. Bab 8 - Melebihi Titik Beku
9 Vol 1. Bab 9 - Pertarungan di Pusat Kota
10 Vol 1. Bab 10 - Hanya Boleh Ada Satu Pemenang
11 Vol 1. Bab 11 - Lukisan Darah
12 Vol 1. Bab 12 - Monster
13 Vol 1. Bab 13 - Akito Bergabung Dalam Pesta
14 Vol 1. Bab 14 - Final Battle Dimulai
15 Vol 1. Bab 15 - Akhir dari Pertempuran Panjang
16 Vol 1. Bab 16 - Winner Take All
17 Vol 1. Bab 17 - Buta Huruf
18 Vol 1. Bab 18 - Simbiosis Mutualisme
19 Vol 1. Bab 19 - Jalan-Jalan
20 Vol 1. Bab 20 - Si Kaya dan Si Miskin
21 Vol 1. Bab 21 - Force
22 Vol 1. Bab 22 - Latih Tanding
23 Vol 1. Bab 23 - Menuju Pelelangan
24 Vol 1. Bab 24 - Kasino
25 Vol 1. Bab 25 - Pertemuan Dua Sahabat Lama
26 Vol 1. Bab 26 - Mimpi
27 Vol 1. Bab 27 - Rudi Melawan Julius
28 Vol 1. Bab 28 - Tekat Berkobar
29 Vol 1. Bab 29 - Impian dan Harapan
30 Vol 1. Bab 30 - Yuta Bergabung Dalam Kelompok
31 Vol 1. Bab 31 - Aura
32 Vol 1. Bab 32 - Menghabiskan Waktu di Ibukota Neverland
33 Vol 2. Bab 33 - Pelelangan Dimulai
34 Vol 2. Bab 34 - Lukisan Grade Bintang 5 Karya Adam
35 Vol 2. Bab 35 - Target Besar
36 Vol 2. Bab 36 - Abad Kehancuran (Revisi)
37 Vol 2. Bab 37 - Perburuan Besar Dimulai
38 Vol 2. Bab 38 - Bawahan Kelompok Nero
39 Vol 2. Bab 39 - Pria Misterius
40 Vol 2. Bab 40 - Kekacauan yang Tidak Diharapkan
41 Vol 2. Bab 41 - Mendapat Umpan Besar
42 Vol 2. Bab 42 - Menyusun Ulang Strategi
43 Vol 2. Bab 43 - Tenang Sebelum Badai
44 Vol 2. Bab 44 - Pertempuran Dimulai
45 Vol 2. Bab 45 - 10 Liter Untuk 10 Putaran
46 Vol 2. Bab 46 - Andre dan Anggotanya Melawan Morgan
47 Vol 2. Bab 47 - Kedatangan Pria Misterius
48 Vol 2. Bab 48 - Akito Melawan Morgan
49 Vol 2. Bab 49 - Kematian Morgan
50 Vol 2. Bab 50 - Dunia yang Kejam
51 Vol 2. Bab 51 - Solo vs Army
52 Vol 2. Bab 52 - Mode Penghancur
53 Vol 2. Bab 53 - Pembantaian
54 Vol 2. Bab 54 - Adam dan Misterinya
55 Vol 2. Bab 55 - Boing-Boing dan Wow
56 Vol 2. Bab 56 - Final Battle Melawan Kelompok Nero Dimulai
57 Vol 2. Bab 57 - Pertarungan Antar Individu
58 Vol 2. Bab 58 - Kageyama dan Julius
59 Vol 2. Bab 59 - Yuta dan Akito
60 Vol 2. Bab 60 - Alvin dan Dian
61 Vol 2. Bab 61 - Kehebohan Besar
62 Vol 2. Bab 62 - Predator Puncak
63 Vol 2. Bab 63 - Panggung Akbar
64 Vol 2. Bab 64 - Burn of Life
65 Vol 2. Bab 65 - Bertemu dengan Diri Sendiri
66 Vol 2. Bab 66 - Rudi Melawan Seluruh Anggotanya
67 Vol 2. Bab 67 - Pelarian
68 Vol 2. Bab 68 - Dia
69 Vol 2. Bab 69 - Bangsawan Elit Global
70 Vol 2. Bab 70 - Takdir
71 Vol 3. Bab 71 - Gua Misterius
72 Vol 3. Bab 72 - Pencuri
73 Vol 3. Bab 73 - Berangkat Menuju Benua Tengah
74 Vol 3. Bab 74 - Ayah dan Anak
75 Vol 3. Bab 75 - Dihajar Habis-Habisan
76 Vol 3. Bab 76 - Mengatur Jadwal Pertandingan di Arena
77 Vol 3. Bab 77 - Persiapan Sebelum Bertanding Di Arena
78 Vol 3. Bab 78 - Pembukaan
79 Vol 3. Bab 79 - Terlalu Kuat
80 Vol 3. Bab 80 - Menjadi Bintang
81 Vol 3. Bab 81 - Emosi Memuncak
82 Vol 3. Bab 82 - Pembantaian Warga Desa
83 Vol 3. Bab 83 - Awal dari Kegilaan Besar
84 Vol 3. Bab 84 - Lempar Batu Sembunyi Tangan
85 Vol 3. Bab 85 - Aliansi
86 Vol 3. Bab 86 - Persiapan Sebelum Perang
87 Vol 3. Bab 87 - Rahasia Para Elit Global
88 Vol 3. Bab 88 - Pertempuran Segera Dimulai
89 Vol 3. Bab 89 - Perang Besar di Benua Timur Dimulai
90 Vol 3. Bab 90 - Para Pimimpin Mulai Turun ke Medan Perang
91 PENGUMUMAN
92 Vol 3. Bab 91 - Pertempuran Kedua Belah Pihak
93 Vol 3. Bab 92 - Top 1 Persen Elit Dunia
94 Vol 3. Bab 93 - Melawan Mode Terkuat
95 Vol 3. Bab 94 - Ice of Devide Dimension
96 Vol 3. Bab 95 - Aura Raja
97 Vol 3. Bab 96 - Kejanggalan
98 Vol 3. Bab 97 - Dampak Perang
99 Vol 3. Bab 98 - Kematian Kedua Orang Tua
100 Vol 3. Bab 99 - Gadis Pujaan
101 Vol 3. Bab 100 - Akito dan Firli
102 Vol 3. Bab 101 - Kebencian yang Mengakar
103 Vol 3. Bab 102 - Nafas Terakhir
104 Vol 3. Bab 103 - Bertemu Dengan Sosok Misterius
105 Vol 3. Bab 104 - Kasih Sayang Melebihi Batas
106 Vol 3. Bab 105 - Sorot Mata Penuh Harapan
107 Vol 3. Bab 106 - Kedewasaan Dalam Berfikir
108 Vol 3. Bab 107 - Kabur
109 Vol 3. Bab 108 - Memulai Penyerangan Pada Kelompok Incaran
110 Vol 3. Bab 109 - Balas Dendam
111 Vol 3. Bab 110 - Buah dari Kesabaran dan Keteguhan
112 Vol 3. Bab 111 - Kejutan Besar
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Vol 1. Bab 1 - Awal dari Segalanya
2
Vol 1. Bab 2 - Menyelamatkan Wanita yang Disiksa
3
Vol 1. Bab 3 - Perebutan Kekuasaan di Berlin, Ibukota Roland
4
Vol 1. Bab 4 - Berburu di Hutan Barat
5
Vol 1. Bab 5 - Iblis Es
6
Vol 1. Bab 6 - Kombinasi Memukau
7
Vol 1. Bab 7 - Hanya Pemenang yang Dikenang
8
Vol 1. Bab 8 - Melebihi Titik Beku
9
Vol 1. Bab 9 - Pertarungan di Pusat Kota
10
Vol 1. Bab 10 - Hanya Boleh Ada Satu Pemenang
11
Vol 1. Bab 11 - Lukisan Darah
12
Vol 1. Bab 12 - Monster
13
Vol 1. Bab 13 - Akito Bergabung Dalam Pesta
14
Vol 1. Bab 14 - Final Battle Dimulai
15
Vol 1. Bab 15 - Akhir dari Pertempuran Panjang
16
Vol 1. Bab 16 - Winner Take All
17
Vol 1. Bab 17 - Buta Huruf
18
Vol 1. Bab 18 - Simbiosis Mutualisme
19
Vol 1. Bab 19 - Jalan-Jalan
20
Vol 1. Bab 20 - Si Kaya dan Si Miskin
21
Vol 1. Bab 21 - Force
22
Vol 1. Bab 22 - Latih Tanding
23
Vol 1. Bab 23 - Menuju Pelelangan
24
Vol 1. Bab 24 - Kasino
25
Vol 1. Bab 25 - Pertemuan Dua Sahabat Lama
26
Vol 1. Bab 26 - Mimpi
27
Vol 1. Bab 27 - Rudi Melawan Julius
28
Vol 1. Bab 28 - Tekat Berkobar
29
Vol 1. Bab 29 - Impian dan Harapan
30
Vol 1. Bab 30 - Yuta Bergabung Dalam Kelompok
31
Vol 1. Bab 31 - Aura
32
Vol 1. Bab 32 - Menghabiskan Waktu di Ibukota Neverland
33
Vol 2. Bab 33 - Pelelangan Dimulai
34
Vol 2. Bab 34 - Lukisan Grade Bintang 5 Karya Adam
35
Vol 2. Bab 35 - Target Besar
36
Vol 2. Bab 36 - Abad Kehancuran (Revisi)
37
Vol 2. Bab 37 - Perburuan Besar Dimulai
38
Vol 2. Bab 38 - Bawahan Kelompok Nero
39
Vol 2. Bab 39 - Pria Misterius
40
Vol 2. Bab 40 - Kekacauan yang Tidak Diharapkan
41
Vol 2. Bab 41 - Mendapat Umpan Besar
42
Vol 2. Bab 42 - Menyusun Ulang Strategi
43
Vol 2. Bab 43 - Tenang Sebelum Badai
44
Vol 2. Bab 44 - Pertempuran Dimulai
45
Vol 2. Bab 45 - 10 Liter Untuk 10 Putaran
46
Vol 2. Bab 46 - Andre dan Anggotanya Melawan Morgan
47
Vol 2. Bab 47 - Kedatangan Pria Misterius
48
Vol 2. Bab 48 - Akito Melawan Morgan
49
Vol 2. Bab 49 - Kematian Morgan
50
Vol 2. Bab 50 - Dunia yang Kejam
51
Vol 2. Bab 51 - Solo vs Army
52
Vol 2. Bab 52 - Mode Penghancur
53
Vol 2. Bab 53 - Pembantaian
54
Vol 2. Bab 54 - Adam dan Misterinya
55
Vol 2. Bab 55 - Boing-Boing dan Wow
56
Vol 2. Bab 56 - Final Battle Melawan Kelompok Nero Dimulai
57
Vol 2. Bab 57 - Pertarungan Antar Individu
58
Vol 2. Bab 58 - Kageyama dan Julius
59
Vol 2. Bab 59 - Yuta dan Akito
60
Vol 2. Bab 60 - Alvin dan Dian
61
Vol 2. Bab 61 - Kehebohan Besar
62
Vol 2. Bab 62 - Predator Puncak
63
Vol 2. Bab 63 - Panggung Akbar
64
Vol 2. Bab 64 - Burn of Life
65
Vol 2. Bab 65 - Bertemu dengan Diri Sendiri
66
Vol 2. Bab 66 - Rudi Melawan Seluruh Anggotanya
67
Vol 2. Bab 67 - Pelarian
68
Vol 2. Bab 68 - Dia
69
Vol 2. Bab 69 - Bangsawan Elit Global
70
Vol 2. Bab 70 - Takdir
71
Vol 3. Bab 71 - Gua Misterius
72
Vol 3. Bab 72 - Pencuri
73
Vol 3. Bab 73 - Berangkat Menuju Benua Tengah
74
Vol 3. Bab 74 - Ayah dan Anak
75
Vol 3. Bab 75 - Dihajar Habis-Habisan
76
Vol 3. Bab 76 - Mengatur Jadwal Pertandingan di Arena
77
Vol 3. Bab 77 - Persiapan Sebelum Bertanding Di Arena
78
Vol 3. Bab 78 - Pembukaan
79
Vol 3. Bab 79 - Terlalu Kuat
80
Vol 3. Bab 80 - Menjadi Bintang
81
Vol 3. Bab 81 - Emosi Memuncak
82
Vol 3. Bab 82 - Pembantaian Warga Desa
83
Vol 3. Bab 83 - Awal dari Kegilaan Besar
84
Vol 3. Bab 84 - Lempar Batu Sembunyi Tangan
85
Vol 3. Bab 85 - Aliansi
86
Vol 3. Bab 86 - Persiapan Sebelum Perang
87
Vol 3. Bab 87 - Rahasia Para Elit Global
88
Vol 3. Bab 88 - Pertempuran Segera Dimulai
89
Vol 3. Bab 89 - Perang Besar di Benua Timur Dimulai
90
Vol 3. Bab 90 - Para Pimimpin Mulai Turun ke Medan Perang
91
PENGUMUMAN
92
Vol 3. Bab 91 - Pertempuran Kedua Belah Pihak
93
Vol 3. Bab 92 - Top 1 Persen Elit Dunia
94
Vol 3. Bab 93 - Melawan Mode Terkuat
95
Vol 3. Bab 94 - Ice of Devide Dimension
96
Vol 3. Bab 95 - Aura Raja
97
Vol 3. Bab 96 - Kejanggalan
98
Vol 3. Bab 97 - Dampak Perang
99
Vol 3. Bab 98 - Kematian Kedua Orang Tua
100
Vol 3. Bab 99 - Gadis Pujaan
101
Vol 3. Bab 100 - Akito dan Firli
102
Vol 3. Bab 101 - Kebencian yang Mengakar
103
Vol 3. Bab 102 - Nafas Terakhir
104
Vol 3. Bab 103 - Bertemu Dengan Sosok Misterius
105
Vol 3. Bab 104 - Kasih Sayang Melebihi Batas
106
Vol 3. Bab 105 - Sorot Mata Penuh Harapan
107
Vol 3. Bab 106 - Kedewasaan Dalam Berfikir
108
Vol 3. Bab 107 - Kabur
109
Vol 3. Bab 108 - Memulai Penyerangan Pada Kelompok Incaran
110
Vol 3. Bab 109 - Balas Dendam
111
Vol 3. Bab 110 - Buah dari Kesabaran dan Keteguhan
112
Vol 3. Bab 111 - Kejutan Besar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!