Melati sampai di depan pintu.dia mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Tok ... tok ... tok
"Assalamualaikum, Bu."
Dia terus mengetuk pintu tapi tidak ada yang menyahut dari dalam rumah itu.Tiba-tiba ponsel di tasnya berdering, Melati langsung meraih ponselnya segera menjawab telepon itu.
"Halo assalamualaikum Bu, Ibu dimana?"-Melati.
"Ibu di rumah sakit Mel, ayah sakit."-Ibunya.
"Ayah ... sakit apa, Bu?"-Melati
"Ayah kena stroke, Mel."-Ibunya.
"Ayah ...."
Melati berteriak sambil meneteskan air mata.Tanpa membuang waktu Melati langsung beranjak pergi ke rumah sakit dimana ayahnya dirawat.30 menit berlalu, akhirnya Melati tiba di rumah sakit, langsung berlari dimana ruangan ayahnya dirawat.Melati langsung memeluk ibunya, menumpahkan kesedihannya.
"Ayah ... Ayah, nggak kenapa-napa kan, Bu?"
"Ayah baik-baik aja, sayang." Ibunya menjawab dan menyeka air mata yang mengalir di mata putrinya itu.
Terlihat kedua adik melati, Dani dan Mawar juga ada di ruangan itu.Keluarga itu begitu terpukul dengan apa yang menimpa kepala keluarganya yaitu Ayah Melati, Dani dan Mawar.
Singkat cerita karena sakit stroke yang menimpa Ayah Melati menderita lumpuh.Hari demi hari Melati lalui seperti biasanya tapi kini hidupnya berubah.Dia sadar akan menjadi tumpuan bagi keluarganya karena Ayahnya tak bisa bekerja lagi pemasukan menjadi berkurang sedangkan adiknya yang sekolah butuh biaya banyak.
Pekerjaan Melati sebagai office girl pun tidak mencukupi, hanya bisa untuk makan sehari-hari.Setelah berpikir cukup panjang dan menimbang keputusannya Melati meyakinkan diri menemui Pak Riko dan Bu Mia dirumahnya setelah pulang kerja.
Sesampainya di depan rumah Pak Riko,
Melati begitu terkagum dengan rumah mewah di hadapannya.Rumah itu begitu besar berlantai dua.Melati memencet bel dan tak lama satpam pun datang dari balik pagar besi itu.
Setelah cukup lama meminta izin, Satpam itu membuka pagar, menyuruhnya masuk.
"Ayo mbak saya antar!" kata Satpam.Melati mengikutinya dari belakang.Ia langsung dipersilahkan masuk.Terlihat Riko dan Mia sudah menunggunya di ruang tamu.
"Melati." Mia langsung memeluk Melati.Mia begitu bahagia dan lega karena Melati datang menemuinya.Dalam hati Melati, masih begitu berkecamuk, akankah ini nyata?apa yang Ia lakukan disini? Pikirannya terus berpikir kemana-mana, tapi Ia yakin semua demi kebaikan keluarganya.Ia pun memberanikan diri untuk bicara.
"Bu mia ...." Belum selesai bicara, Mia menutup mulut Melati dan berkata, "Jangan panggil aku, Bu.Aku bukan Ibu-Ibu, panggil aku, Mbak."
Melati pun mengangguk.
"Bu, e.. maksud saya, Mbak Mia, saya kesini untuk ...." Melati kembali kesulitan berbicara, hatinya yang bingung membuatnya sulit mengutarakan niatnya.
"Sudah Mel, aku tahu kamu kesini pasti telah menyetujui keinginanku," sahut Mia.
Melati hanya bisa menunduk menahan malu.
"Mel, aku tahu apa yang menimpa keluargamu jadi jangan salahkan dirimu.takdirlah yang membawamu kesini.Kehadiranmu adalah hal berharga yang datang ke hidupku, percayalah aku tidak akan merusak hidupmu untuk memperbaiki hidupku." Mia tersenyum dan memegang erat tangan Melati.
Melati begitu bersyukur Mia adalah wanita bijaksana keadaanlah yang membawanya terpuruk dalam jurang yang mungkin bisa merenggut kebahagiaanya.Mia memiliki paras yang begitu cantik,dengan balutan hijab di kepalanya membuatnya semakin terkesan, hatinya begitu lembut dan baik.Wajahya selalu dihiasi senyum yang manis walaupun sebenarnya dalam hatinya ada luka yang menganga.
***
Hari berlalu begitu cepat dan tepat hari ini dimana Riko akan mengucap ijab qabul.Riko melangsungkan pernikahan di rumah Melati.Tidak ada tamu undangan, hanya kerabat Melati yang hadir di acara itu.Keluarga Riko hanya Mia karena memang keduanya tidak ingin keluarganya tahu.
Acara pun berlangsung khidmat, akhirnya Melati dan Riko telah sah menjadi suami istri.Walaupun Riko dan Melati hanya Menikah secara kontrak mereka tetap menikah secara sah, tidak ada bukti tertulis yang mengikat kedua belah pihak karena Mia yakin Melati akan melakukan semua sesuai keinginannya.
Setelah semua kerabat meninggalkan rumah Melati, Mia dan Riko pun pamit untuk membawa Melati pulang ke rumah Riko karena memang Riko sudah mengutarakan dari awal akan membawa Melati begitu mereka sah menjadi suami istri.Riko membawa Melati ke rumah keduanya yang telah dibeli dan dipersiapkan sebelumnya untuk Melati tinggal.
Setelah mengantar Melati masuk ke dalam rumah, Riko langsung mengantar istri pertamanya pulang ke rumah yang ditempatinya bersamanya.Dalam perjalanan Mia berkata, "Mas Riko, aku berharap Mas menerima semua ini.Aku berharap Mas bisa berlaku adil antara aku dan Melati karena sekarang Melati adalah istri Mas juga.Perlakukan lah Melati dengan baik, seminggu ke depan mas tinggallah bersama Melati!" perintah Mia tegas.
Sebenarnya ada sedikit ke pelikan dalam hati Mia, entah seberapa kuat hatinya bisa menanggung semuanya tanpa sedikit pun meneteskan air mata.Wanita mana yang sanggup berbagi suami, kehadiran buah hati lah yang membuatnya berhati baja.
20 menit kemudian, akhirnya mereka telah sampai di rumah.Mia mengambil koper kecil yang diisinya baju-baju Riko dan memberikan pada Riko.Dengan berat hati akhirnya riko melakukan semua hanya demi memenuhi keinginan istrinya, walaupun sebenarnya ia tidak ingin melakukannya.
Saat diperjalanan pun hati Riko begitu tak karuan seakan dia akan berangkat berperang melawan musuhnya di medan perang.Hatinya dag dig dug seperti mau lepas.Riko merasa bingung akan bagaimana nanti, dia merasa begitu canggung dan sungkan terhadap Melati.
Akhirnya riko telah sampai, dia memarkirkan mobilnya di garasi rumah.Rumah yang ditempati Melati tak kalah bagusnya dengan rumah Mia dan Riko.Riko berjalan mendekati pintu dan memencet bel lalu dari arah dalam terdengar langkah kaki.
Kleeekkk
Pintu terbuka dan terlihat Melati telah berganti pakaian biasa bukan baju pengantin lagi.
"Kamu sudah mandi?" tanya Riko begitu canggung sambil berjalan masuk.
"Sudah pak," jawab Melati.
Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu, terlihat Melati begitu malu menundukkan kepala.
"Jangan panggil Pak, panggil aku, Mas Riko!"
"Iya Pak, Ma-s ri-ko." Melati berucap terbata-bata.Rasanya lidahnya sulit mengatakan hal yang tidak biasa baginya.
Riko dan melati terpaut usia 8 tahun, Riko 30 tahun dan Melati 22 tahun.
Suasana di ruangan itu nampak begitu canggung. "Mas, mandi dulu." Riko bangkit dari duduknya dan berlalu pergi menuju ke kamar di lantai 2.
Riko menaiki tangga sementara Melati melihat Riko dari kejauhan dalam hatinya bergumam, 'Benarkah dia suamiku?aku masih belum begitu percaya ini seperti mimpi.'
Melati begitu takjub rumah yang dibeli Riko untuknya begitu indah, dia berjalan menyusuri rumah itu untuk mencari dapur karena sejak dari tadi merasa kehausan.Setelah menemukan dapur, Ia segera minum dan duduk di ruang makan beberapa waktu.
Riko yang telah selesai mandi tak melihat keberadaan Melati di kamar dan akhirnya dia mencari Melati.Riko turun ke bawah mendapati Melati duduk di ruang makan sambil termenung, entah apa yang dipikirkan gadis itu.
"Mel ... Melati!" pekik Riko. Suara Riko membuyarkan pikiran Melati membuat gadis itu tersentak.
"Hah." Melati terperanjat.
"Kamu akan terus disini, ini udah malam ayo tidur." kata riko.Menunjuk jam ditangannya yang menunjukan pukul 11 malam.
Riko menarik tangan Melati menuju kamar.Jantung Melati berdegup kencang, kali ini pasti Riko kan menjalankan malam keramatnya bersamanya.Keduanya telah sampai di dalam kamar, Riko menutup pintu dan duduk di atas kasur sementara Melati masih mematung.
"Mel, sini! kata riko sambil tangannya menunjuk kasur tepat disebelahnya.Melati tetap tidak bergerak dari tempatnya membuat Riko menariknya pelan. "Aku tidak akan mengganggumu malam ini."
Melati akhirnya bisa bernapas lega walaupun belum sepenuhnya.Jantungnya masih begitu berdebar.Setelah beberapa menit Riko yang tadinya fokus ke gawainya kemudian menaruh ponselnya di atas nakas dan menganti lampunya dengan lampu tidur.Dibaringkan tubuhnya di atas kasur.
Melati mengulum salivanya dengan susah payah untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia seranjang dengan seorang pria walaupun hanya sebatas tidur namun cukup membuatnya was-was.
Sedari tadi riko menyadari melati begitu ketakutan melihatnya mungkin Melati masih belum siap.
Malam ini Melati begitu merasa lega tapi entah apa yang akan terjadi malam esok, Riko pasti tidak akan melepaskannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments