Dilarang Pacaran!

Masih di kantin.

Tak berselang lama ada dua anak cowok mengagetkan mereka.

"Woy, kalian pada ngapain?" Deni menepuk pundak Keisya, dan ikut duduk di depan Keisya lalu di susul oleh Yusuf.

"Iya nih, kayak yang lagi serius," timpal Yusuf.

Deni dan Yusuf merupakan saudara Riana, mereka bertiga sepupuan, bisa di bilang Deni dan Yusuf merupakan bodyguard Riana. sedangkan Keisya, teman Riana sejak kecil satu kampung.

"Ck, apaan sih, kalian berdua ganggu kita aja, jangan sok akrab deh!" Keisya mencebik kesal.

Sementara Riana hanya diam, lebih fokus ke benda pipihnya mencari pertemanan di sosmed.

"Yaelah Kei, kita kan teman, siapa tahu jadi demen," balas Deni mengerlingkan matanya ke arah Keisya.

"Diiih.... amit-amit aku demen sama kamu." Keisya bergidig ngeri.

"Enggak boleh gitu, Keisya! Siapa tahu nanti kalian berjodoh," sela Riana bercanda.

"Betul, entar dari benci jadi cinta," timpal Yusuf

"Gue sama dia? ogah!" Keisya mendelik kesal ke arah Deni.

"Den. Biasanya cewek yang ogah-ogahan, di dalam hati berharap bisa lo tembak," kata Yusuf.

"Asyik di tembak babang Deni, auto klepek-klepek deh," sahut Riana terkekeh.

Keisya semakin kesal, dia mengaduk-aduk minumannya secara kasar.

tet tet teeettt

Bel tanda masuk pun sudah berbunyi mengalihkan perhatian mereka.

"Kalian dengar! Bel tuh, masuk-masuk sana!" usir Keisya lalu berdiri menarik tangan Riana. "Kita duluan goodbye," lanjutnya.

****

Jakarta.

"Om Alvin," sapa Chika keponakan Alvin.

"Hai, Chika sayang."

Alvin ikut duduk di samping Chika yang sedang menggambar, lalu sang Mama duduk dekat Stella.

"Apa benal, om Alvin akan pindah bekeljanya?" tanya Chika anak yang baru berusia 4 tahun.

"Benar, sayang. Nanti sore om akan berangkat."

"Telus, Chika mainnya sama siapa?" wajah Chika murung setelah mengetahui jika om kesayangannya akan berpisah dengannya.

"Kamu jangan sedih, kan masih ada Oma, Mama, dan Papa kamu. Nanti kapan-kapan kamu bisa main ke sana," ucap Alvin.

"Emang berangkatnya harus nanti sore, bukannya besok ya?" tanya Stella.

"Enggak jadi, Ka. Tadi pemilik yayasannya mengkonfirmasi kan lagi jika aku harus berangkat sore dan aku harus masuk mulai besok."

"Sekalian cari jodoh, Vin! Umurmu kan sudah 24, sudah cukup matang jika kamu menikah," timpal Mama.

"Nanti ajalah, Mah. Kalau sudah menemukan yang cocok nanti aku kenalin kok."

"Atau jangan-jangan kamu jeruk makan jeruk?" tuding Stella memicingkan matanya penuh curiga.

"Astaghfirullah, Ka! Itu mulut gak pakai di saring? aku masih normal, jika belum punya pacar bukan berarti aku belok. Lagian yah, aku gak mau pacaran, nanti pacarannya setelah menikah supaya lebih asyik dan terasa nikmat saja."

"Cieeee, yang sudah ingin menikah, kalau gak punya pacar, kamu bisa bikin poster saja. di cari calon istri! atau kamu ambil saja di jalan!" celetuk Farhan.

Plak, tangan Farhan di geplak oleh Stella. "Emangnya batu main ambil di jalan saja," ucapnya kesal.

"Siapa tau aja ada yang nyantol," balas Farhan.

"Gak, Mama enggak ngizinin! Kayak yang gak bisa mencari saja," tolak Mama Maya.

"Ya enggak lah, ya kali aku mau nurutin ucapan Mas Farhan? yang ada aku di coret dari kartu keluarga sama Mama."

"Siapa tahu aja," saut Farhan.

Alvino Azka Putra, anak kedua dari mama Maya, sedangkan sang papa sudah lebih dulu berpulang saat usia Alvin 10 tahun.

Alvin memiliki wajah tampan, rahang tegas, hidung bangir mancung, alis tebal, dan mata yang sedikit sipit.

Alvin berprofesi sebagai guru, sekaligus pengusaha supermarket di kotanya. Saat ini dia mendapat tawaran untuk mengajar di kota Bandung, karena pemilik yayasan merupakan teman seperjuangan papanya.

****

Bandung.

"Assalamualaikum kami pulang," pekik Riana.

"Selamat siang, Om, Tante, anak ganteng mampir," celetuk Deni.

"Permisi orang tuanya Riana, biang rusuh datang," timpal Yusuf.

"Kebiasaan deh, tiap kalian pulang sekolah pasti selalu rusuh," sindir Latif yang duduk di karpet mengerjakan tugas sekolahnya.

Mereka bertiga ikut duduk dekat Latif.

"Tau nih, datang-datang langsung berisik, ini rumah bukan hutan, gak usah pakai teriak!" sahut Mama Ani.

"Yang bilang kita di hutan siapa, Mah? kita gak bilang," balas Riana.

"Iya, ih, tante mah gitu. Tante sendiri yang bilang hutan," timpal Deni.

"Ni anak, di bilangin juga masih bisa ngejawab. Pasti kalian kesini mau numpang makan kan?" tanya Ani.

"Enggak, kata siapa? kita cuman mampir doang kok, benar gak, Den?" balas Yusuf

"Bener banget, lagian rumah kita deketan, jadi gak salah dong kita mampir?"

"Eh.. tapi bukannya kalian tadi bilang ingin minta makan ya?" celetuk Riana.

"Enggak, suer, beneran enggak!" kata Deni dengan serius.

"Enggak ketinggalan maksud Deni mah," celetuk Latif.

"Nah, itu kamu tahu, pintar," balas Deni dan Yusuf barengan.

"Benarkan apa kata Tante? kalian cuman numpang makan."

"Terus kita mau numpang dimana? di rumah pak RT? kan gak mungkin, di rumah pak gubernur? itu jauh tidak mungkin," selaYusuf.

"Jadi kemungkinan nya di sini," kata Deni.

Riana tidak terlalu mendengarkan, dia lebih serius ke sosmed yang baru ia daftar kan.

Deni memperhatikan kegiatan Riana, dia tersenyum usil. "Tante, Riana sekarang sudah punya gebetan loh," celetuk Deni.

Riana mendongak kaget, "Jangan kompor deh kamu! Aku gak punya gebetan," Riana mengelak karena memang tidak punya.

"Bener Tan, di sekolah saja dia sering mainin handphone nya, kadang dia senyum-senyum sendiri sambil melihat handphone," timpal Yusuf.

"Enggak! Mereka bohong, Mah. Aku cuman bikin akun FB doang dan meminta pertemanan sama orang lain," jawab panik Riana.

"waahh... teteh harus di laporin nih sama Bapak," ucap Latif.

"Emang teteh sudah punya pacar?" tanya mama Ani.

"Enggak, Mah! Mereka bohong, aku belum punya pacar kok."

"Siapa yang udah punya pacar?" tanya seseorang dengan tiba-tiba.

Mereka semua menoleh ke asal suara.

"Bapak!" Riana kaget.

Deni dan Yusuf saling sikut.

"Bapak tanya, siapa yang pacaran?" tanya Bapak sekali lagi lalu duduk di dekat Ani.

"Enggak ada yang pacaran pak," kata Mama.

"Sebenarnya Bapak tidak suka jika di antara kamu dan adikmu ada yang pacaran, itu tidak baik dan itu bisa menjerumuskan kalian kepada dosa yang tidak terasa. Jika Teteh ingin memiliki pasangan mending menikah saja, maka Bapak akan izinkan itu, tapi untuk Latif, Bapak belum ngizinin kamu menikah."

"Dan kalian berdua," tatapan pak Yanto beralih ke Deni dan Yusuf. "Kalian juga sama di larang pacaran!" ucapnya dengan tegas.

"Siap Om, kami akan selalu menjaga diri kami," balas Deni.

Dalam Islam pun pacaran itu tidak di perbolehkan, alasannya agar menghindari adanya Zina.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Siti Sarfiah

Siti Sarfiah

betul itu, dengarkan amanat orang tua

2023-03-03

0

Sumayyah Humairah

Sumayyah Humairah

permulaan cerita yg baik

2022-09-04

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

wa alaikumusalam,novel ke2 kk othor setelah bukan janda biasa..
salam kenal juga..
😘😆😍🤣

2022-06-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!