Dibalik Kegagalan

Oceana berjalan keluar Perusahaan. Ia berpisah dengan Malika. Sambil menengadahkan tangan melihat kepergian Malika.

Disaat seperti ini, harusnya Oceana juga menangis. Ia gagal wawancara saat pertama kali berhasil mendapatkan kesempatan wawancara. Biasanya, Oceana sudah gagal dari segi persyaratan.

Berpenampilan menarik, syarat ambigu yang dapat mematahkan semangat orang-orang seperti Sean. Atau Syarat seperti berpengalaman minimal 2 tahun. Sedangkan Oceana adalah fresh graduate, darimana asal pengalaman jika ia tak pernah diterima kerja sebelumnya.

Oceana berjalan gontai, harapan kedua orangtuanya pupus. Begitupun adiknya Bagas, pasti habis ini ia akan ditertawakan oleh adik menyebalkan itu.

"Seann" Terdengar suara lelaki yang tidak asing di telinganya.

Oceana menoleh, dan ia terkejut melihat Rafanza masih berada disana. Rafanza menghampirinya dan bertanya bagaimana wawancaranya.

"Gagal Kak" Oceana hanya bisa menggelengkan kepalanya lemah.

"Mm mau Bubble drink itu nggak?" Rafa menunjuk sebuah gerobak minuman.

"Eh enggak Kak"Oceana berjalan menjauh.

Gak mau kan aku lagi DIETT. Tahan godaan Seann!!

"Gak apa-apa kok biar aku yang beli, kamu tunggu disini sebentar!" Rafa segera berlari menuju gerobak minuman itu.

*****

Rafanza menyodorkan minuman Dengan rasa coklat pada Oceana. "Ini, biar aku yang traktir"

Akhirnya dengan berat hati, Oceana mengambil minuman itu. Rezeki mah, gak boleh ditolak.

"Makasih kak"

"Sama-sama"

"Kok Kak Rafa masih disini?"

"Awalnya aku mau pulang, tapi penasaran sama hasil wawancara kamu"

Ucapan Rafanza membuat Oceana tertunduk. Kecewa kembali merasuki dadanya.

"dan aku gagal kak, kayaknya yang diterima cuma yang Good looking, aku kan enggak" Entah dapat Ilham dari mana, Oceana mengucapkan kata-kata tersebut didepan Rafanza.

"Oh ya" Rafanza menyeruput minumannya hingga menghasilkan suara.

"M maksudnya gak semua Perusahaan juga Kak, itu cuma... cumaaa" Oceana berpikir keras

"Cuma apa?"

"Cuma perasaan aku aja, emang akunya aja yang gak lolos tapi berusaha nyalahin apapun yang bisa disalahin" Oceana tertawa canggung.

"Memang kebanyakan perusahaan seperti itu, mereka gak tahu kadang Berlian itu ada di dalam batu berharga. Seperti kamu" ucap Rafanza dengan suara menenangkannya.

Tidak tahu apakah itu hiburan atau tidak dari Rafanza. Namun perasaan Oceana menjadi agak mendingan.

Oceana diantar kembali ke rumahnya. Tak lupa Rafanza pamit duluan pulang.

*******

Nyonya Linda menyambut suaminya dengan wajah sumringah. Membuat Tuan Kusuma, suaminya terheran heran sendiri.

"Bi... Bi Yuyun..." Tuan Kusuma memanggil Asisten rumah tangga satu-satunya.

"I iya Tuan... " sahut Bi Yuyun tergopoh-gopoh dari dapur.

"Ini istri saya kenapa?" Ia juga melihat banyak cemong di wajah istrinya.

"Ooh, Nyonya habis dengar kabar baik dari Den Rafa Tuan"

"Kabar baik?"

"Iya Tuan"

"Kabar baik apa?"

"Nanti kamu juga tahu Mas, pas makan biar Rafa sendiri yang ngomong"

"Emang ada kabar apa dari putra kita yang maunya belajar terus itu. Apa dia mau kerja di luar negeri lagi"

"Enggak Mas, Makanya aku senang"

Rafa tidak mau memegang Perusahaan E-commerce milik keluarganya. Berulang kali meminta kerja di luar negeri untuk mencari pengalaman.

Permintaan Rafa itu sudah berlangsung dua tahun. Ia selama ini hanya menjadi pekerja lepas di kantor Papanya , pulang pergi seenak hati.

Hingga ketika Rafa mengajukan pernyataan tak terduga, Nyonya Linda senang bukan main. Sebenarnya, Rafa baru saja selesai bertelepon dengan Bagas.

Bagas hanya mengucapkan terimakasih sudah mengantar kakaknya. Hingga tanpa sengaja Bagas mengatakan bahwa Oceana sedang memendam diri di kamar. Karena menangis akibat kegagalan wawancara.

Rafanza lalu tersadar. Masih banyak orang di luaran sana yang tidak punya banyak kesempatan bahkan untuk sekedar bekerja.

Tetapi dirinya yang sudah memiliki perusahaan keluarga. Justru mengedepankan gengsi dan harga diri tidak mau menjalankannya.

Di meja makan....

"Apa kabar menyenangkan kata Mama, Rafa?" Tuan Kusuma bertanya serius menatap putranya lekat.

"Aku mau serius di Perusahaan Pa"

Akhirnya jabatan salah satu Direktur akan dipegang Rafanza. Ia ingin penambahan jumlah karyawan di beberapa bidang.

"Tapi jangan sampai syaratnya adalah pengalaman atau syarat seperti mengutamakan penampilan Pa"

"Lalu"

"Ya kemampuan" tegas Rafa

"Itu kan sudah daridulu, Perusahaan kita selalu mengutamakan kemampuan"

Perusahaan E-commerce lebih mengutamakan kemampuan. Bagi mereka Good looking tidak ada gunanya, karena mereka adalah orang di balik layar.

"Aku hanya mau memastikan lagi Pa, bisa dimajukan kan Pa"

"Apanya?"

"Perekrutannya"

"Bukannya baru 3 bulan lalu ada perekrutan tenaga kerja baru" Tuan Kusuma tampak ragu.

Di Perusahaan mereka, memang pengalaman kerja diganti jadi masa percobaan 6 bulan. Mereka mendapatkan gaji namun tidak sejajar dengan gaji karyawan lainnya. Jika tidak berhasil memenuhi ekspektasi Perusahaan, barulah dinyatakan gagal.

"Anggap ini sebagai permintaan aku Pa, aku gak akan pergi ke luar negeri buat cari pengalaman. Aku akan manfaatin apa yang kita miliki" ucap Rafanza pasti.

"Siap, Papa kamu setuju" Nyonya Linda antusias sekali, bahkan mewakili suaminya untuk persetujuan.

******

Oceana melihat brosur yang tertempel di dinding Halte Bus. Banyak yang mengabaikan karena jabatan yang terlalu biasa.

Tapi ada juga beberapa orang yang ingin ikut karena butuh pekerjaan. Salah satu dari orang orang itu adalah Oceana.

Ia memfoto brosur tersebut dan mengirimkannya pada Malika.

Tak lama Ponselnya berdering...

"Beneran yang kamu kirim itu infonya Sean?"

"Iyalah, masa sih aku bohong"

Sebenarnya 3 bulan yang lalu saat Perekrutan tenaga kerja. Oceana sempat berencana untuk ikut memasukkan berkas, namun gagal akibat telat memasukkan berkas.

Sementara Malika, saat itu jadwalnya bertabrakan dengan Perusahaan lain. Akhirnya mereka berdua sama-sama tidak memiliki kesempatan.

******

Hari itupun tiba....

Banyak yang datang untuk wawancara bagi yang Lolos seleksi administrasi dan berkas.

De Javu...,

Oceana masih sangat deg-degan melakukan wawancara. Malika juga menghabiskan sebotol air mineral kemasan yang baru saja ia beli.

Saat keluar ruangan, baik Oceana maupun Malika tampak menahan Perasaan yang siap diluapkan. Ternyata, mereka sama-sama lolos wawancara pertama.

"Kamu ditanyain apa Sean?" tanya Malika

"Banyak sih, aku juga gak begitu ingat"

"yang paling berkesan apa?"

"Mm apa ya?" Oceana berpikir sejenak. "Oh itu, inspirasi kerja di bidang E-commerce"

"Terus kamu jawab apa?"

"Ya karena sehari-hari aku berkaitan dengan hal tersebut, Papaku kerja di Perusahaan dagang orang China, Mama punya Toko" Jawab Oceana.

"Ooh gitu" Malika mengangguk.

"Kalau kamu Lika?"

"Mmm, Aku sihhhh... karena di desaku hal begini sangat jarang. Kalau aku diterima, pasti warga kampung ku bangga. Maka makin banyak dari mereka yang mau melanjutkan kuliah"

"Wah mulia juga kamu Lika" Oceana hampir terharu biru.

"Tentu saja, tapi apapun itu, semoga kita Lolos Tes berikutnya" ujar Malika.

......

Sehingga.... akhirnya usaha tidak ada yang tahu. Baik Oceana dan Malika memiliki nasib yang baik. Mereka sama-sama lolos, hingga tahap Tes terakhir.

Ternyata, dibalik Kegagalan yang mereka hadapi, akan ada hasil dari penantian panjang selama ini. Gagal di Perusahaan yang sama, dan akhirnya diterima di Perusahaan lain yang sama.

Tunggu saja, Selama 6 bulan ke depan. Mereka akan melewati masa percobaan dan mungkin akan segera berubah menjadi Karyawan tetap.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!