Lebih baik mundur

Pagi ini aku melakukan aktivitas seperti biasa, beres-beres rumah dan memasak untuk sarapan. Inilah rutinitas pagiku, setelah sholat subuh aku langsung beraksi membereskan rumah yang lumayan besar ini. Meski lelah aku sudah terbiasa dan Alhamdulillah rumah ini selalu terawat meski tidak punya pembantu rumah tangga karena aku bisa melakukannya sendiri. Alhamdulillah aku masih sanggup melakukannya sendiri meski sangat melelahkan.

Selesai memasak aku membangunkan Lula dan memandikannya dan mendandaninya. Tapi hari ini aku sengaja tak memakaikan seragam play group, karena aku akan mengajaknya pergi.

Setelah semalaman berpikir lebih baik aku mundur. Aku tak mau di madu, lebih baik aku cerai daripada di madu. Dan aku pun bisa terbebas dari ketidakadilan mas Deni, ibunya dan adiknya yang selalu memperlakukanku dengan buruk.

Bismillah.. Aku bisa tanpa mas Deni. Aku akan buat usaha nanti saat sudah meninggalkan rumah ini.

Satu persatu orang-orang pada bangun. Yang membuatku terkejut ternyata Lisa menginap di sini, bahkan dia keluar dari kamarku dan mas Deni. Astaghfirullah.. sudah sejauh itukah hubungan mereka?! Aku menahan sesak yang sangat menyakitkan ini.

"Ayo kak. Kita sarapan dulu!" ajak Sinta pada wanita yang bernama Lisa saat melihat Lisa menuruni tangga.

Dia memang cantik meski tanpa makeup. Tentu saja skincare nya pasti mahal makanya kulit wajahnya bisa semulus dan seglowing itu. Sedangkan aku jangankan skincare buat makan pun aku susah payah untuk mengaturnya.

Tak lama mas Deni juga ikut turun dan langsung menyusul keluarganya dan selingkuhannya. Ya dia lebih pantas di sebut selingkuhan di banding calon istri.

"Mas setelah sarapan aku mau bicara!" ucapku.

"Kenapa gak sekarang aja?" tanyanya ketus.

"Sarapan saja dulu, lagian kamu kan berangkat siang."

Aku menghembuskan nafas berat. Selagi mereka sarapan lebih baik aku membereskan pakaian ku dan barang-barang ku. Pakaian Lula sudah aku bereskan semalam.

Aku mengambil baju-baju ku dan memasukkannya ke dalam koper. Termasuk perhiasan milikku, perhiasan itu hasil dari aku jualan online pakaian. Selama ini tidak ada yang tau jika aku jualan online karena aku terpaksa jualan online karena uang yang di berikan mas Deni tidak cukup untuk memenuhi setiap bulannya. Makanya aku inisiatif jualan online untung saja ada distributor yang mau mengajakku. Aku tak perlu keluar rumah, aku hanya menjajakan pakaian-pakaian itu di sosial media dan pakaian yang aku jual pun kualitas terbaik.

Alhamdulillah aku sudah menabung dan sekitar dua puluh juta di rekening dan beberapa perhiasan yang sudah aku beli. Jika ibu mertua tau tentang perhiasan ini pasti akan di pinta, dia pasti akan mengira perhiasan itu pemberian mas Deni. Makanya aku sembunyikan dan tak memberitahu siapapun.

Saat aku sedang asyik membereskan barang-barang tiba-tiba mas Deni masuk.

"Mau kemana kamu?"

Aku menghela nafas. Lalu duduk di tepi ranjang setelah menutup koperku dan menguncinya.

"Aku gak mau di madu mas. Dan lebih baik kita bercerai!" ucapku mantap tanpa ragu.

Mas Deni terdiam namun beberapa detik dia malah terbahak dan membuatku bingung apa yang lucu dari ucapanku.

"Kenapa kamu ketawa mas? Apa ada yang lucu?"

"Kamu serius mau minta cerai. Kamu yakin hahahaha.. kok saya gak yakin ya. Kamu bisa apa tanpa aku Arina?" ucapnya meremehkan.

"Jangan remehkan aku mas. Aku bisa tanpamu. Aku bukan wanita lemah yang hanya bisa bergantung padamu. Aku bisa berdiri sendiri. Aku bisa tanpamu mas Deni. Jadi lebih baik kita bercerai karena pernikahan kita pun sudah tidak sehat!" Ucapku mantap sambil menatap tajam mas Deni.

Dia kembali terbahak dan benar-benar membuatku bingung. Apa dia sudah gila?

"Percaya diri sekali kamu Arin! Sekolah pun hanya tamat SMA kamu mau cari pekerjaan apa dengan ijazah SMA. Palingan jadi office girl atau pembantu rumah tangga!" ucapnya meremehkanku sambil terus tertawa-tawa.

"Kamu bisa apa tanpaku?! Aku yakin kamu bakal jadi gelandangan hidup tanpaku Arina." ucapnya mengejek sambil tertawa-tawa.

"Kita lihat saja, yang pasti aku bisa tanpamu dan gak bakal jadi gelandangan. Sekarang aku akan pergi dari rumah ini bersama Lula!" balasku lantang. Dia langsung menghentikan tawanya.

"Tidak, Lula tidak boleh di bawa. Mau di kasih makan apa dia sama kamu?" ucapnya dengan wajah bengis.

"Emang kamu bisa mengurus Lula, emang ibumu bisa mengurus Lula, adikmu apakah bisa? Bahkan kalian tidak pernah perduli sama Lula. Apa lagi yang mereka pikirkan cuma uang, uang dan uang. Mana bisa kalian mengurus Lula!" ucapku lantang dan menahan sesak di dada.

"Aku bisa sewa baby sitter."

"Aku tak Sudi anakku di urus orang lain. Lebih baik Lula bersama aku. Aku bisa menghidupi Lula sendiri." ucapku sambil menatap tajam mas Deni. Dadaku sudah naik turun meluapkan emosi.

Aku tidak tau sedari tadi ibu, Sinta dan Lisa udah ada di kamar ini.

"Sudah biarin aja Den. Lula di bawa dia, nantikan kamu bisa dapat anak dari Lisa. Biarin aja dia bawa Lula," ucap ibu mertua sambil menatap sinis ke arahku.

"Iya mas bener kata ibu. Kamu bisa dapat anak dari kak Lisa biarin aja Lula di bawa dia," sahut Sinta menatapku sinis. Mereka memang kompak. Bahkan sama sekali tidak perduli dengan anakku.

"Ibu juga seneng kamu pisah sama dia. Diakan bisanya cuma bikin malu, penampilannya aja selalu seperti pembantu tidak pantas buat kamu yang seorang manager besar."

"Bu, dia kan emang pembantu!" sahut Sinta lagi sambil tertawa mengejek.

"Baiklah kamu boleh bawa Lula. Tapi ingat satu hal aku tidak akan pernah memberi nafkah pada Lula karena Lula sudah jadi tanggung jawab kamu." ucap mas Deni dengan santainya dan menyeringai.

Mataku membulat tak percaya apa yang aku dengar dari mas Deni. Dia sudah benar-benar gila, bapak macam apa dia? Lula anak kandungnya. Astaghfirullah..

Aku tak mau berdebat lagi, aku segera mengangkat koperku lalu menatap satu persatu mereka. Mereka hanya tersenyum sinis ke arahku.

Aku berlalu keluar. "Bye-bye!" ucap Sinta.

Saat aku berpapasan dengan Lisa. Dia tersenyum miring dan mengejekku. Aku hanya menatap tajam dia. Lalu membisikkan sesuatu.

"Selamat menikmati bekasku!" Lalu aku tersenyum sinis ke arahnya. Dia hanya mencebik kesal.

Aku berlalu ke kamar Lula dan ternyata putriku sedang bermain boneka.

"Sayang!"

"Iya bunda!"

Aku mengusap lembut kepala Lula. Sebenarnya aku tidak tega dengan putriku, perpisahan ini pasti akan melukai Lula. Tapi pernikahan ini pun sudah tidak sehat. Semoga kamu mengerti ya nak! Bunda lakukan ini buat kebaikan kita. Aku memeluk anakku dan air mata ini kembali mengalir. Luka yang di berikan mas Deni sangat menyakitkan. Aku harus kuat demi Lula. Aku gak boleh lemah. Aku harus berjuang demi anakku.

"Sayang, kita mau ke rumah nenek. Kita mau tinggal di sana kamu mau?" tanyaku.

"Memang kenapa kita tinggal di sana bunda?" tanyanya dengan wajah polos yang tak tau apa-apa.

"Emang Lula gak kangen nginep di sana?" tanyaku mencoba membujuk.

"Kangen bunda. Aku pengen lihat sapi lagi!" jawabnya antusias.

Syukurlah! Semoga aja pak haji Ghofur masih memelihara sapi agar anakku bisa melihat hewan kesukaannya.

"Ya udah sekarang kita berangkat ya." Lula mengangguk.

Aku mengambil koper Lula. Koper Lula ada dua karena yang satunya isi mainan dia. Selama ini dia hanya main dengan boneka-bonekanya. Kasian dia tidak punya teman. Makanya saat di masukkan ke playgruop Lula sangat senang karena banyak teman-temannya di sana.

Nanti di sana, aku akan cari taman kanak-kanak untuk Lula. Biar dia tetap bisa belajar, tapi usia Lula juga masih kecil baru usia tiga tahun lebih, aku gak akan memaksakan jika Lula tidak mau.

Aku dan Lula akhirnya keluar dari kamar dan bersiap berangkat. Mas Deni dan yang lainnya sudah menunggu di ruang tengsh. Saat melewati mereka Mas Deni menghentikan ku.

Aku menghentikan langkahku dan menatap mas Deni. Ketiga dayangnya pun ikut berdiri dan menatapku sinis.

"Arina Andini binti Jaka Gunawan hari ini aku talak kamu. Dan mulai saat ini kita bukan suami istri lagi!" ucap mas Deni bersuara lantang.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Yati Syahira

Yati Syahira

semangat andini yakin sukses mantan nyungsep ntar

2024-05-20

0

Sunarti

Sunarti

siapa takut semangat utk hadapi hdp baru

2022-12-06

0

niktut ugis

niktut ugis

syukurlah lebih baik jadi janda karna mempertahankan harga diri

2022-04-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!