‘’Vi gimana kerjaanmu?’’ Satu temannya tiba-tiba bertanya tentang pekerjaan. Padahal, sejak tadi mereka hanya membahas hal random saja.
‘’Baik.’’ Vio menjawab singkat.
‘’Udah punya pacar belum Vi? Ingat udah 28 tahun loh, ntar keburu expired.’’ Vio tercengang, sedikit tidak suka dengan pembahasan itu.
‘’Kalau udah tua-tua banget nanti nggak ada yang mau Vi,’’ ucap seorang lagi.
‘’Aduh Expired. Kamu pikir makanan? Sabila kesal saja. Yakin kalau teman-teman mereka sedang berlomba untuk menarik perhatian Rayn. Sebenarnya Sabila tidak peduli. Mau menarik perhatian siapapun, itu hak mereka. Asal mereka tidak mengganggu Viona saja.
‘’Ngadep ke aku deh Vi.’’Sabila sedikit menarik wajah Viona. Dilihatnya baik-baik wajah cantik sang sahabat.
‘’Bil kamu ngapain sih?’’ Viona bingung aja. Entahlah apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.
‘’Kok nggak ada kerutannya sih Vi?’’ Kening Vio terangkat, semakin bingung saja wanita itu. Teman-teman mereka dan termasuk Rayn pun bingung.
‘’Kamu bohong kan selama ini? Katanya usia kamu 28 Vi, tapi kenapa kulit kamu masih sekencang ini?’’ Sabila mendengus, saat Viona tiba-tiba tertawa dan muncrat ke wajahnya.
Masih tertawa, Viona coba membersihkan wajah Sabila. ‘’Maaf, maaf. Habisnya ucapanmu itu loh …’’
‘’Ada apa dengan ucapanku? Benar kok kamu tuh nggak keliatan tua Vi. Lihat aja si Rani, dia baru 27 tahun, tapi wajahnya sudah dipenuhi keriput.’’ Sabila berucap menohok, melirik Rani dengan ujung matanya. Salah sendiri wanita itu mengatai sahabatnya tua.
Rani kesal dan malu, apalagi Rayn juga ikut menertawai ucapan Sabila barusan. Wanita itu hanya bisa menunduk menahan rasa kesalnya. Sabila dan Vio? Rani tidak suka mereka berdua.
‘’Ya, tapi kan namanya wanita tetap harus menikah. Mau secantik apapun, kalau sudah tua ya nilainya menjadi berkurang di mata pria. Ya tau saja, para pria lebih suka daun muda.’’ Seorang teman membela Rani. Sabila baru akan membuka mulutnya lagi, tapi sudah keduluan Vio.
‘’Untuk apa menikah kalau hidup sendiri begitu menyenangkan. Aku bahkan terlihat lebih bahagia dari kalian. Aku cantik dan aku sukses, siapa yang tidak mau dengan wanita sepertiku? Lagian, aku bukannya tidak laku.’’ Vio sewot dan sedikit menyombongkan dirinya.
‘’Nggak ada gunanya sukses kalau nggak ada yang mendampingi.’’
Vio tidak mau kalah, wanita itu kembali membalas dengan ucapan yang sedikit sadis. ‘’Lebih baik terlambat daripada salah jalan. Contohnya kamu, menikah muda dengan biaya fantastis eh nggak nyampe 2 tahun cerai juga.’’
‘’Dan lagian, kamu menikah juga karena hamil duluan ‘kan? Jadi jangan deh ngurusin orang lain. Mau aku menikahnya kapan itu kan bukan urusan kamu. Oh atau kamu mau nyumbang, buat bayar gedung misalnya?’’
‘’Aduh Vi, kamu tuh kalo ngomong.’’ Sabila menggeleng kepalanya sambil berdecak. Tidak berapa lama keduanya sudah tertawa, karena ucapan Sabila lagi. ‘’Kadang suka bener deh wkwkwkkw.’’
Saking seriusnya Vio berdebat. Wanita itu sampai lupa kalau ada Rayn Kennard diantara mereka.
‘’Wanita ini, aku semakin menyukainya,’’ ucap Rayn dalam hati lalu dengan sengaja merangkul pundak Vio. Pria itu sedikit kagum pada Vio.
‘’Kalian tenang saja, sebentar lagi Vio akan menikah kok.’’ Rayn tersenyum menatap Vio sedang wanita itu menatap Rayn dengan wajah tidak bersahabat.
‘’Menikah itu harus ada mempelainya kali.’’ Rani kembali menyindir.
‘’Siapa bilang nggak ada mempelainya? Kalian nggak lihat aku sejak tadi disini?’’ Rayn memperlihatkan wajah sinisnya pada semua teman Vio.
‘’Sinting ya kamu!.’’ Vio marah, menendang kaki Rayn lalu pergi dari tempat itu.
Dengan cepat Rayn mengejar, menarik tangan Vio untuk memasuki mobilnya.
‘’Kamu apa-apaan sih!?’’ bentak Vio tidak suka dengan tingkah Rayn. pria itu malah tidak peduli bahkan memaksa memakaikan safety belt untuk Vio. mobilnya pun melaju meninggalkan parkiran cafe.
Sabila bengong di tempatnya, melihat mobil Rayn yang sudah melaju. Tadinya Sabila juga ikut menyusul Vio, tapi sayangnya terlambat.
Pria itu tidak akan melukai sahabatnya kan? Sabila sedikit panik, takut saja kalau Rayn melakukan sesuatu yang tidak baik pada sang sahabat tercinta.
*****
Ponsel Rayn terus berdering bikin Vio pusing. Dengan cepat wanita itu merampas ponsel Rayn, menekan tombol hijau, menghidupkan speaker dan mengarahkan ponsel itu pada Rayn.
‘’Sayang aku udah di hotel nih, kamunya dimana?’’ ucap wanita di seberang ponsel dengan suara yang dibuat semanja mungkin.
Vio menggeleng, tidak habis pikir. Ternyata Rayn lebih parah dari dugaannya. Stok wanita yang dimiliki pria itu sangat banyak bahkan tidak terhitung lagi.
‘’Kenapa kau melihatku seperti itu?’’ Rayn sedikit tidak suka dengan cara Vio menatapnya.
‘’Sebenarnya apa yang kamu cari dengan memiliki stok wanita yang begitu banyak? Apa itu memberimu kepuasan tersendiri?’’
‘’Bagaimana denganmu? Apa kamu punya kekasih?’’ Bukannya menjawab Rayn malah balik bertanya. Vio lantas mengangguk sambil tersenyum.
‘’Tapi tadi ….’’
‘’Tadi apa?’’
‘’Kata mereka kamu nggak punya kekasih.’’
‘’Itu kan kata mereka, bukan kataku.’’
‘’Beneran kamu udah punya?’’ Rayn kembali bertanya, hanya untuk memastikan.
‘’Hhmm.’’
Untuk yang kesekian kalinya ponsel Rayn berdering. Pasti salah satu dari banyak wanita Rayn lagi, pikir Vio sambil memutar malas bola matanya.
‘’Kamu bisa kena karma kalau terus mempermainkan wanita. Lebih baik kau rubah kebiasaanmu itu dan mulai mencintai satu wanita saja.’’ Nasihat Vio.
‘’Aku mau berubah dan janji hanya akan mencintai satu wanita asal wanita itu kamu.’’ Rayn mengerling nakal. Vio langsung mendesah berat dan membuang wajahnya ke arah luar.
‘’Mau nggak Vi?’’
‘’Malah bercanda lagi.’’ Vio mencebik kesal melihat Rayn yang tersenyum lebar padanya.
‘’Eh tadi aku serius nanya, kamu udah punya pacar belum?’’ Rayn masih berpikir kalau Vio sedang berbohong padanya.
Untuk membuktikan ucapannya, Vio pun mengangkat jarinya dan memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manisnya pada Rayn. ‘’Aku udah tunangan.’’ Vio masih menggunakan cincin yang seharusnya menjadi cincin pernikahannya dengan Kevin. Miliknya masih melingkar di jari manisnya sedang milik Kevin dikalungkan di lehernya. Cincin itu juga sering dijadikan senjata untuk menolak beberapa pria yang menyukainya. Ya seperti yang sekarang terjadi.
‘’Ya nggak masalah dong. Kata orang selama janur kuning belum melengkung mah sikat aja.’’
‘’Sikat? Emang pakaian. Kamu tuh kalo ngomong suka bikin sebel tau nggak!’’
‘’Ya nggak pa-pa nyebelin asal ganteng. Iya nggak?’’ Rayn melirik dan mengerling matanya nakal.
‘’Berhenti main-main. Hal seperti itu nggak akan berpengaruh padaku. Gombalan apapun nggak akan bikin hatiku cair.’’
‘’Cair? Es kali.’’ Rayn membalas ucapan Vio tadi. Setelah itu keduanya tertawa.
‘’Lalu dimana tunanganmu kok aku nggak pernah lihat?’’
Bersambung.....
Dukung Author dengan memberikan vote, kirim bunga dan kopi jangan lupa juga like, komen dan dijadikan favorit ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
dyz_be
Kalo dalam kondisi normal tanpa keki2, melayang dah tuh kalo ditembak dengan ucapan begitu 😍😍😍
2022-09-27
1
dyz_be
Nah lho...
Nungguin karena dijodohkan, atau emank karena suka??
Kesian.....
2022-09-27
1
April
Cinta segitiha ya thor? Mudah2han feby ada jodohnya yang lain, kasian kan, klo memperebutkan satu cowok.
2022-05-09
1