Crystal masih setia berada diatas ranjang, meski sekarang posisinya sudah duduk dengan sprei putih yang dililitkan ketubuhnya.
Karena ini baru awal, dan dirinya baru sekali membuat kesalahan fatal hingga membangkitkan singa yang sedang tertidur pulsa.
Tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, Crystalpun mulai menyusun rencana dengan cepat berdasarkan ingatannya akan kehidupan sebelumnya.
Crystal mulai memejamkan kedua matanya sambil melihat kembali memori dalam ingatannya. Saat sedang fokus pada pikirannya, tiba – tiba suara teriakan yang tidak asing terdengar digendang telinganya, membuyarkan semua yang sudah terkumpul dikepalanya.
“ Astaga Crystal !!!…apa yang terjadi !!!.”, pekik seorang gadis yang tiba – tiba masuk kedalam kamarnya tanpa permisi.
Mendengar suara cempreng yang cukup familier ditelinganya, tubuh Crystal sedikit menegang, perlahan dia membuka matanya, menoleh kearah sumber suara yang sudah menampilkan wajah terkejut dan sedih.
Jika ini dirinya yang dulu, tentunya Crystal akan terharu dengan semua rasa simpati yang diberikan oleh gadis cantik yang sedang berjalan kearahnya itu.
Gadis cantik yang dimasa lalu adalah sahabat dekatnya yang sangat dipercayainya. Dia sama sekali tidak menyangka kalau sahabatnya itu ternyata menghianatinya, karena menginginkan laki – laki yang menjadi tunangannya saat ini.
“ Bagaimana Arnold bisa melakukan ihal keji seperti ini kepadamu…”, ucapnya dengan mata berkaca – kaca.
Adisty mulai berjalan mendekat ke ranjang dan duduk didepan Crystal dengan air mata yang mulai mengalir deras dipipinya.
Melihat tempat tidur yang sangat berantakan , perlahan jemarinya mengusap lembut memar – memar yang terlihat hampir disekujur tubuh Crystal.
“ Ini pasti sangat sakit….”, ucapnya sambil mengusap lembut memar yang ada dibahu Crystal dengan sesenggukan.
“ Bagaimana dia bisa mengeluarkan air mata sebanyak itu…”, batin Crystal muak dengan segala drama yang ditampilkan oleh sahabanya itu.
Mengingat semua kebusukan Adisty dikehidupan sebelumnya membuat darah dalam tubuh Crystal seketika mendidih.
Kedua tangannya mulai terkepal dengan sorot mata tajam penuh amarah. Ingin rasanya dia menjambak dan mencakar wajah munafik yang ada dihadapannya itu.
“ Crystal…apa kau baik – baik saja….”, ucap Adisty sambil menguncang bahu Crystal berkali – kali.
“ Crystal…bicaralah…jangan menakut – nakutiku seperti ini….”, ucap Adisty kembali menguncang bahu Crystal saat melihat sahabatnya itu tidak merespon ucapannya.
Sadar dengan apa yang terjadi, Crystal mulai menarik nafas dalam – dalam untuk memadamkan api amarah yang telah berkobar dalam dirinya.
“ Tidak…aku tidak boleh menampakkannya sekarang…belum waktunya…”, batin Crystal berusaha meredakan amarah dalam dirinya.
“ Aku baik – baik saja…”, ucap Crystal berusaha tersenyum namun tidak dengan matanya.
Matanya masih memandang tajam gadis cantik yang ada didepannya itu. Semua penyiksaan yang dilakukan oleh Arnold terhadapnya adalah hasil hasutan Adisty.
Selama ini Crystal selalu menceritakan apapun yang terjadi pada dirinya kepada sahabatnya itu. Termasuk tentang pertengkarannya dengan Arnold dan segala rasa tidak sukanya terhadap laki – laki itu, karena dia sangat mempercayai sahabatnya itu.
Namun siapa sangka, ternyata sahabatnya itu menusukknya dari belakang. Crystal sama sekali tidak tahu bahwa Adisty ternyata menaruh hati terhadap Arnold dan berambisi untuk menjadi nyonya besar dirumah ini.
Selama ini keperduliannya terhadap Crystal hanyalah kepura – puraan dan kelicikannya untuk mendapatkan informasi dan menggunakannya sebagai bahan adu domba antara dirinya dan suami.
Crystal bagi Adisty hanyalah sebuah batu pijakan agar dirinya bisa bebas keluar masuk dalam rumah mewah ini. Dan tentu saja agar bisa lebih dekat dengan Arnold. Bahkan Adisty juga sangat berharap bisa naik keatas ranjang tunangan sahabatnya itu.
Dulu, Crystal yang bodoh sama sekali tidak curiga dan tidak menyadari bahwa pelan – pelan dirinya masuk kedalam perangkap yang dibuat oleh sahabatnya itu sampai ajal menjemputnya.
Selama ini dirinya sangat berterimakasih karena Adisty dengan segenap jiwa dan raganya selalu bersama dengan dirinya, terutama saat Crystal benar – benar merasa terpuruk. Dan menjadikan gadis itu orang kepercayaannya.
Sambil menatap bayangan sendiri dicermin, Crystal tidak tahan untuk tidak tersenyum kecut. Tampilannya yang sangat mengerikan saat ini, semuanya adalah ide dari Adisty.
Dan saat itu dengan bodohnya dia menuruti semua saran menyesatkan yang diberikan sahabatnya itu kepada dirinya, bahkan tanpa ragu menerapkannya tanpa curiga sedikitpun.
“ Bagaimana kamu mengatakan baik – baik saja jika kondisimu seperti ini…”, ucap Adisty dengan nada khawatir.
“ Tapi kamu tenang saja…aku akan membantumu dengan mencarikanmu jalan keluar…”, ucapnya lagi berusaha menenangkan.
Crystal hanya memutar bola matanya dengan malas mendengar semua kata manis yang keluar dari mulut sahabatnya itu.
“ Kurasa alurnya masih sama…”, batin Crystal sambil mulai mengingat apa yang terjadi hari ini.
Pada kehidupan sebelumnya, Adisty juga berusaha menenangkannya dengan cara membantunya mencari solusi dalam permasalahanya yang dihadapinya saat ini.
Bahkan sahabatnya itu memberikan ide untuk meminta bantuan mantan kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya, Gerald agar bisa meloloskan diri dari cenkeraman Arnold.
Dan saat itu dengan bodohnya Crystal menyetujui semua gagasan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu tanpa tahu bahwa dibelakangnya Adisty telah menghianatinya dengan mengatakan kepada Arnold bahwa Crystal telah selingkuh dengan Gerald, laki – laki yang sangat dicintainya.
Mendengar hal itu, Arnold yang sangat possesif tentu saja sangat marah. Dan karena kejadian tersebut Arnold menyiksanya hingga ajal menjemputnya.
Crystal kembali tersenyum kecut saat menyadari bahwa dirinya begitu bodoh. Dia bahkan mendengarkan setiap ucapan sahabatnya itu dan mematuhinya.
Padahal apa yang keluar dari bibir sahabatnya itu selalu membuat dirinya sakit, lagi dan lagi. Namun seakan kedua matanya buta dan telinganya tuli hingga tidak bisa melihat dan mendengar kebenaran yang ada.
Padahal pada saat itu sudah ada yang memperingatkannya, namun semua omongan tersebut Crystal anggap angin lalu karena begitu besar kepercayaan yang dia taruh kepada Adisty.
Saat ini yang perlu dilakukannya adalah membuat hati tunangannya itu tenang dan membuatnya kembali percaya kepadanya.
Crystal tidak akan kembali memancing kemarahan tunangannya itu lagi dan lebih menahan dirinya agar bisa mendapatkan kebebasan dan kebahagiaan, dengan caranya sendiri.
Adisty yang masih mengenggam tangan Crystal menatap sahabatnya itu dengan tatapan heran. Saat ini entah mengapa gadis itu merasa sedikit takut saat Crystal memandang tajam kearahnya.
“ Baiklah...tunggu aku…aku akan kembali untukmu…”, ucap Adisty sambil berjalan menuju pintu.
“ Biar semua aku yang urus….”, ucapnya sambil tersenyum sebelum menutup pintu kamar Crystal.
Melihat hal itu, Crystal hanya menaikkan ujung bibirnya dan tertawa sinis melihat sahabatnya itu pergi setelah mengucapkan kata – kata tak bermakna.
Tapi dengan bodohnya, dikehidupannya yang lalu dia sangat tenang saat mendengar semua kata yang baru saja Adisty ucapkan kepadanya.
“ Keledai tidak akan jatuh dilubang yang sama untuk kedua kalinya…”, gumanku bermonolog.
Akupun kembali memejamkan mata agar air mata tidak kembali menetes. Aku tidak ingin menjadi lemah meski saat ini hatiku terasa sangat perih mengingat berapa banyak upaya yang dilakukan oleh Adisty untuk menyakitiku dan melengserkan posisiku sebagai tunangan Arnold.
Bukan hanya itu saja, yang membuatku sangat kecewa dan sakit, Adisty juga menghasut keluargaku agar membenciku.
“ Dan hal itu…tidak akan pernah kumaafkan ”, ucap Crystal tersenyum getir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Shinta Dewi Anggraeni
terlalu banyak ceritanya dari pada dialognya
2024-08-01
0
Sulati Cus
pasti minjem air mata buaya😂
2023-11-15
1
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
saatnya pembalasan 😈😈😈
2022-09-20
0