BAB 4 Makan Siang

Tari bersyukur diterima bekerja diperusahaan besar seperti kantornya kini. Namun satu hal yang membuatnya dilema, memiliki Bos aneh seperti Arya yang keinginan dan kemauannya ga jelas menurut Tari membuat pusing dan butuh stok kesabaran yang berlimpah.

Meja Tari persis berasa di depan ruangan Arya. Arya senang sekali menyuruh Tari layaknya sapi perah, ini Tari, Itu Tari, "Apakah seberat dan sekompleks ini pekerjaan sekretaris diluar sana?"batin Tari merasa layaknya budak corporate.

Tidak terasa Tari bekerja disana sudah 1 bulan. Tari pribadi yang mudah bergaul dan gampang beradaptasi dan otak Tari yang cerdas membuatnya cepat memahami ritme kerja dikantor tersebut.

Selama itu pula Tari jarang sekali melihat Arya bisa bersikap santai. Paling hanya Soni sahabat sekaligus wakil CEO yang berani bercanda dengan Arya atau sekedar meledek Bos kanebo kering, julukan yang Tari berikan.

Selama sebulan kerja Tari akrab dengan beberapa orang salah satunya Nindy yang merupakan sekretaris Soni. Tari juga senang jika Soni yang menurut Tari ramah dan humoris membuat suasana kantor lebih ceria.

"Eh ada Pak Soni, cari Pak Arya ya ada di dalam masuk saja Pak?" Tari memang senang dengan pribadi Soni yang menurutnya unik dan menghibur.

"Makasi Tari." Soni memang senang bercanda dan Tari pun begitu, namun Tari tidak pernah baper dengan candaan Soni.

Soni masuk ruang Arya yang melihat sahabatnya itu sedang mengerjakan pekerjaannya membuat kejahilan Soni timbul.

"Weewww udah istirahat nie Bos, ga makan siang?" Soni membuka percakapan.

"Lagi ga sempet, duluan aja."jawab Arya tanpa melihat Soni.

"Oke deh kalo gitu, gw pinjem sekretaris lo ya, mau gw ajak makan, sekalian PDKT. Bye!" Soni keluar ruangan Arya.

Soni emang rese banget ngapain sih. Sejak Tari jadi sekretarisnya Soni bisa berkali-kali keruangannya. Padahal dulu datang kalau Arya memanggilnya saja.

Soni sebenernya ada hati dengan Tari namun Tari tak pernah menganggap serius perkataan Soni ya karena memang Soni senang bercanda dan dikenal playboy diperusahaan itu.

"Tari ikut Mas Soni makan siang yuk." Soni mulai ganjen.

Kring!

"Halo, iya pak, oke." Tari mendapat telpon dari Arya.

"Ya, maaf pak Soni tapi Tari dipanggil Pak Arya.

"Wahhhh modus tuh Bos Arya pengen deket kamu Ri." Soni tertawa mendengar nya.

"Lain waktu kita makan ya. Bye Ri" Soni berlalu meninggalkan Tari.

"Tari masuk ke dalam dulu ya pak Soni." Tari pamit meninggalkan Soni dan masuk keruangan Arya.

Sebenarnya Tari sudah janjian mau makan siang dengan Nindy, tapi bos kanebo kering manggil mau ga mau jadinya batal.

"Iya pak ada apa?" Tari dengan muka senyum terpaksa.

Arya tahu saat ini jam istirahat dan tidak ada pekerjaan mendesak hanya saja iya ga suka dengan kedekatan Soni yang selalu caper ke Tari.

"Kok kamu kayak ga suka saya panggil!" Arya dengan nada tinggi.

"Bukan ga suka, inikan jam istirahat Pak saya laper mau makan dulu." Tari memang sudah laper cacing diperutnya sudah bernyanyi minta diisi.

"Soal makan aja ribut. makan disini sama saya! kamu mau makan apa?" Arya menghubungi OB.

Tari menggorek telinganya. Ga salah denger neh. Pak Arya ngajakin makan. Biasanya paling anti si bos nya makan bareng orang lain selain Arif dan Pak Soni kecuali dengan klien.

"Katanya laper ditanya makan malah bengong! terus ngapain kamu kayak patung pancoran berdiri situ."Arya ngomel-ngomel dan selalu ngomel.

"Sejak kerja jadi sekretaris bapak otak saya jadi sering henk dengerin bapak ngomel mulu." Tari emang asal mangap kalo sama Arya..

"Heran saya ada saja jawaban kamu. Cepetan mau makan apa?" Arya teriak lagi.

"Terserah Bapak deh saya ikut aja. Tari mengerjakan laporan yang diminta Arya." Tari kesel setengah lapangan, eh setengah mati.

"Ngak ada makanan yang namanya terserah,Tari Piring!" Arya memang sering mengganti atau menambah nama Tari.

"Nasi Padang samaan kayak saya mau ga?" Arya menawarkan.

Tari seketika begitu senang karena Tari suka nasi padang karena pas porsi di perutnya. Meski berbadan kecil dan langsing jangan salah Tari memiliki selera makan yang PORTUGAL aka Porsi Tukang Gali.

"Saya pake rendang dan perkedel Pak!" kedua menu itu favorit Tari makan Nasi padang.

"Giliran makanan cepet banget responnya, coba kalo disuruh kerja males-malesan." Arya gerutu.

"Bapak ga ikhlas beliin saya makan siang? Ywd saya pamit kekantin aja Pak. Nanti kesini kagi." Tari siap-siap keluar dari ruang Arya.

" Ambekan banget punya sekretaris, lagian Nasi Padang kamu lagi dibeli Tatang, siapa yang mau makan nanti!" Arya memang tidak pernah kehilangan energi menghadapi Tari.

"Tari!" yang dipanggil ga ada jawaban tentu membuat Arya kesal.

"Tari itu mulut atau pajangan? Kalau dipanggil saya nyaut kenapa sih!"Arya kesel dicuekin.

"Apalagi sie Pak. Lagian Bapak kayak nenek-nenek tetangga saya bawel banget kalo manggil berkali-kali." kembali Tari selalu punya jawaban jika berhadapan dengan Arya.

"Kamu kenapa sie kalo manggil Soni itu Mas, Giliran manggil saya Pak?emang muka saya tua!"Arya mancing-mancing emosi Tari lagi.

"Masa saya manggil Bos saya Mas, ys ga sopan dong Pak, kalo pakSoni kan beda pegawai Bapak juga sama seperti saya." Jelas Tari dengan mata tetap fokus depan laptop.

Arya kesel dengan jawaban Tari. Tapi lebih kesel Tari diajak ngomong namun matanya tidak melihat Arya.

"Tari!" Arya memanggil Tari lagi.

"Apalagi Pak, Bapak kayak burung beo manggil-manggil terus?" Tari ga bisa konsen kerja karena dipanggil -pangil terus.

Percakapan mereka terpotong karena Tatang OB kantor membawakan pesanan Arya.

"Masuk."Arya menjawab ketukan pintu Tatang.

Tatang menyerahkan bungkus Nasi Padang kepada Bos nya.

"Silahkan Pak." Tatang sambil mendekatkan bungkusan di meja tamu di ruangan Arya.

Seperginya Tatang, Tari menyiapkan makanan Bosnya .

Tari meletakan piring berisi Nasi Padang ke meja Arya " Pak Arya silahkan makan siang dulu." Tari meletakkan makanan Arya.

"Tari kamu jadi sekretaris gimana sih, ga lihat saya lagi ngetik, gimana saya mau makan?" Arya mulai komplen dan komplen.

Tari tarik nafas, buang nafas "sabar Ri,?"

"Pak Arya, Bapak kan bisa makan dulu nanti dilanjut kerja lagi. Begitu aja repot!" Tari mulai keluar tanduk.

"Kamu berani ngatur-ngatur saya! saya tuh buru-buru kalo saya makan kerjaan Smsaya ga kelar-kelar!emang kamu lelet kalo kerja?" Arya yang mulutnya mengalahkan Feni Rose, pedas setajam silet.

"jadi Bapak maunya gimana?"kini benar-benar danduk dan ekor Tari sudah keluar.

"Kamu dari pada disitu kerja ga jelas, mending suapin saya makan. Lebih produktif." Arya tersenyum menang.

"Tari, Sabar, inget ibu, inget toko kue, gaji disini lumayan besar dibanding perusahaan lain. Anggap Valak satu ini adalah cobaan yang harus Tari Lalui." Tari menyemangati dirinya.

"Tari! Kamu pasti lagi ngedumelin saya ya?" Arya selalu tahu Tari sering mengumpatnya dalam hati.

"Enggak Pak mana saya berani." Tari mendekat ke Arya mau nyuapin Bos nya yang setengah sableng menurut Tari.

" Pak," Tari menyodorkan suapan Nasi padang kemulut Arya dan Arya makan dengan nikmat disuapin Tari sampai nasinya habis.

Arya sebenarnya dari awal tidak pernah berniat jahil dengan Tari, namun respon gadis itu terhadap kemarahan Arya membuat Arya merasa dekat dengan Tari, Arya sendiri ga pernah berpikiran macam-macam dengan Tari hanya perdebatan dan saling adu mulut dengan Tari membuat Arya nyaman.

Kehadiran Tari bagi Arya sebagai penceria ditengah kesibukan Arya, tak lebih. Tapi ada rasa hangat dan selalu ingin dekat dengan Tari.

"Ini cewek bawel, galak, tapi bikin gw nyaman dan pingin deket dia terus."batin Arya.

Hanya saja belakang ia seolah tak ingin Tari beramah-ramah dengan Soni, Arya melihatnya tidak menyukai kedekatan Soni dengan Tari.

"Heh Tari mau kemana kamu?" Arya teriak melihat Tari hendak keluar ruangan.

"Bapak ga seret habis makan ga minum, gelas Bapak kosong saya mau isi air didispenser dekat meja saya."Tari nampaknya bawa stok sabar dari hidupnya jika sedang bersama Bos luar biasanya.

"Ga usah saya telpon Tatang buat ambil air." Arya menghubungi OB.

Tanpa banyak ribut Tari mulai makan Nasi Padangnya yang tertunda karena menyuapi Bayi Besar yang rewel.

Melihat Tari makan Arya tanpa sadar tersenyum.

"Cantik!"batin Arya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!