Tari sampai cafe dan berjumpa sahabatnya Dian.
Dian bingung Tari datang tidak membawa motor terlebih banyak perbadan di kaki dan tangan Tari. Dian bergegas menghampiri Tari yang kini sedang menyimpan Tas miliknya, Tari bersiap menggunakan Apron dan Topi pelengkap seragamnya bekerja di Cafe tersebut.
"Ri, kenapa tangan sama kaki lo diperban?"Dian bingung melihat perban di tangan dan kaki Tari.
"Gw tadi habis di tabrak mobil, untung mau tanggung jawab sopirnya."Tari mendengus kesal selagi teringat kejadian yang Tari alami.
"Terus orang yang nabrak lo, gimana?" Dian penasaran.
"Mau tanggung jawab, mobilnya bagus terus gw dibawa ke RS dan motor gw juga lagi diperbaiki dibengkel. Tapi gw kesel banget Di."Tari teringat pria sombong dan Arogan yang acuh.
"Kesel kenapa Ri?"Dian heran.
"Yah gitu deh, males gw bahasnya, ywd mana stok kopi yang belum digiling, gw mau giling kopi dulu aja siapa tahu keselnya hilang." Tari enggan membicarakan kejadian sial yang dialaminya lebih lama karan hanya membuat Tari kesal.
Tari kembali memikirkan nasibnya dengan ibu. Ingin rasanya membahagiakan ibu.
Tari disadarkan dari lamunannya oleh suara deringan telpon.
Kring!
"Dani, Mau apa dia telpon?"batin Tari.
Tari sengaja tidak mengangkat telpon dari Dani.
#Flashback On
Dani adalah mantan Tari, mereka 1 tahun pacaran. Tari dan Dani putus karena Tari memergoki Dani selingkuh dengan salah satu model freelance. Profesi Dani yang seorang fotografer membuatnya sering berinteraksi dengan lawan jenis.
Tari mengganggap selamanya ini Dani bersikap profesional nyatanya Dani sedang asik "Mokacinodingdong" dengan seorang model nya.
Kala itu Tari niatkan untuk memberikan surprise anniversary mereka, Tari begitu bersemangat untuk menemui Dani. Tak lupa Tari membeli sebuah kue bertuliskan happy anniversary. Tari membayangkan pasti Dani akan suka.
Tari sampai ke tempat studio foto dimana Dani menjadi fotografer. Tari menaiki satu per satu tangga studio. Samar terdengar suara tawa dan manja wanita. Tari masuk ke studio namun tidak ada orang.
Suara semakin jelas kala Tari menuju toilet. Tari awalnya ragu, namun suara bercanda dan ******* wanita terasa tak asing baginya.
Tari sejenak diam di depan pintu kamar mandi. Beruntung pintu itu tidak tertutup dengan rapat. Dari ruang pintu yang terbuka Tari melihat pemandangan yang tak pantas dimana Dani dengan seorang perempuan dan itu model freelance sedang Mokacinodingdong.
Tari membuka pintu disaat mereka sampai mereka melakukan pelepasan. Tari berusaha menahan airmatanya menyaksikan apa yang dilihatnya.
"Tari."Dani sadar bahwa Tari melihatnya.
"Sudahlah Dan, cepat atau lambat ia akan tahu juga mengenai hubungan kita." model itu tanpa bersalah.
"Diam kau Sel!" bentak Dani.
Dani mengejar keluar studio namun Tari sudah pergi.
"Aughhhhhhhhhh" Dani berteriak sambil mengusap keras wajahnya.
#Flashback Of
Tari melanjutkan pekerjaannya di Cafe dengan harapan hidupnya semoga menjadi lebih baik lagi dari saat ini.
Pengunjung Cafe sore ini mulai ramai dan akan semakin ramai jika malam. Maklum malam minggu. Tari membawakan pesanan ke meja 10 dan kemudian bergerak ke meja 8 untuk mencatat pesanan di meja itu.
"Ri, ini meja 12 ya." Dian memberikan menu ready ke Tari untuk diantarkan.
"Silahkan kak dan Mas minumannya." Tari membawakan pesanan pelangggan.
Plak!
"Ok Fine, Kita putus! Silahkan pilih Selingkuhanmu!" pertengkaran sepasang kekasih di depan Cafe tempat Tari bekerja.
Tari melihat ada keramaian di depan Cafe namun iya tidak sempat melihatnya Karena orderan sedang ramai.
Tari sedang mengelap meja yang selesai digunakan pelanggan. Keringat yang menetes didahi Tari adalah bukti kerja keras Tari akan perjuangan hidupnya.
Tari begitu sigap membersihkannya dengan cepat, bersih dan wangi.
Krinngggg...
"Siapa lagi?"batin Tari menerima telpon yang masuk di HPnya.
"Selamat Sore, dengan Betari Indira Agistya?"
"Benar, saya sendiri. dengan siapa?" Tari menjawab dengan sopan.
"Betul Nona Betari melamar pekerjaan di PT. Takeda Indonesia?"
"Benar saya memang mengirimkan lamaran untuk posisi staf HRD. Ada apa ya Pak?"
"Kalau begitu besok jam 9 pagi kami tunggu Nona untuk mengikuti interview di kantor kami. Apakah Nona bersedia hadir?"
"Baik Pak besok saya hadir. terima kasih."
Tari mengucap syukur memiliki kesempatan interview kerja. Tari memiliki harapan. Tari begitu bersemangat hingga tanpa Tari sadari Dian melihat Tari sedang senyum-senyum sendiri.
"Ri, kenapa Lo senyam senyum sendiri?"Dian melihat sahabatnya dengan heran.
"Di, gw dapat panggilan interview."Tari memberitahu Dian.
"Bagus Ri, lo harus dateng, dan ga boleh telat." Dian mengingatkan.
"Sip. kalau gitu gw sekalian minta ijin ya besok gw interview dulu. kalo balik cepet gw langsung ke Cafe." Tari menjelaskan situasinya ke Dian.
"Iya, atur aja Ri, pokoknya lo harus dateng dan jangan telat." Dian mengingatkan Tari sekali lagi.
"Thanks ya Di, lo emang sahabat baik gw." Tari memeluk Dian dan perasaannya bahagia.
.
Tari pulang dari Cafe jam 10 malam.
"Assalamualaikum." Tari masuk rumah memberi salam.
"Waalaikumsalam. Sudah pulang Ri?" Bu Fatma mengulurkan tangan kepada Tari dan disambut oleh Tari salim pada ibunya.
Bu Fatma saat itu sedang membuat pesanan kue untuk besok pagi diambil jam 7 sebanyak 150 box.
"Bu, Ibu gapapa masih terima order kue? Tari perhatikan kesehatan ibu sedang tidak baik, beristirahatlah bu sini biar Tari saja yang melanjutkan." Tari mengkhawatirkan kesehatan ibunya yang sering sakit belakang ini.
"Ibu gapapa Ri, nanti ibu istirahat kalau ini sudah selesai."Bu Fatma memberikan jawaban pada Tari.
Tari membantu ibunya menyelesaikan membuat kue pesanan sambil Tari menceritakan mengenai panggilan interview kerja.
"Bu, Besok Tari ada interview kerja, doakan ya semoga diterima." Tari menyampaikan pada ibunya sekaligus minta didoakan.
"Ibu selalu doa yang terbaik buat Tari dan semoga besok interviewnya lancar Tari diterima kerja."Doa Bu Fatma kepada putrinya.
"Aamiim, makasi Bu." Tari memeluk ibunya.
Tari dan Bu Fatma melanjutkan membuat kue sampai selesai. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 00.00 dini hari.
"Ri, istirahatlah, besok kamu ada interview, biar cuci piring ibu saja. Siap-siaplah apa yang akan kamu bawa dan pakai untuk interview." Bu Fatma mengingatkan sambi Bu Fatma sedang membereskan dapur.
"Baik bu, Tari ke kamar duluan ya, sekalian mau menyiapkan untuk besok. Ibu juga selesai langsung istirahat." Tari juga mengingatkan ibunya.
Tari menyiapkan kemeja putih dan rok span selutut dan sepatu pantopel yang akan digunakannya besok saat interview.
Tari merebahkan dirinya di kasur berukuran 100x200, lelah ditubuh Tari tidak terhindarkan lagi. Tari memang seperti itu setiap hari, kerja di Cafe dan membantu ibunya membuat pesanan kue.
Meski lelah iya yakin satu saat Tari bisa membahagiakan ibunya dan sukses.
Semoga besok diterima kerja di PT.Takeda Indonesia.
Aku akan bekerja dengan rajin. Menggumpulkan uang dan sedikit demi sedikit mewujudkan keinginan ibu membuat toko kue buat.
Tari juga memiliki keinginan membelikan ibunya rumah karena mereka selama ini mengontrak rumah petakan.
"Bu Tari janji akan berusaha keras dan semoga Tari bisa membahagiakan ibu." batin Tari.
"Hanya ibu satu-satunya keluarga yang Tari miliki." batin Tari begitu pilu.
Lelahnya tubuh kini membuat Tari tertidur tanpa ia sadari.
.
.
.
.
Semangat Tari masa depan akan menjadi indah bagi mereka yang berusaha.
Jangan patah semangat Tari, Chayooo!!!!!
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Afternoon Honey
Tari anak berbakti pada ibu tercinta
2023-05-29
2