Mendengar pertanyaan Wisnu, Haifa langsung diam. Ia bingung mau jawab apa? Masa dia harus jawab mau kenalan dengan Den Wisnu. Yang bener aja, nanti diisangka perempuan murahan karena mengejar laki-laki.
“Hei! Ditanya kok malah melamun?” tegur Wisnu melihat Haifa malah melamun bukan menjawab pertanyaan Wisnu.
“Iya, Den?”
Haifa tersadar dari lamunannya.
“Kamu ke Jakarta mau apa? Liburan atau cari kerja?” tanya Wisnu sekali lagi.
“Liburan, Den. Syukur-syukur bisa dapat kerja,” jawab Haifa.
“Sambil menyelam minum air, ya?” tanya Wisnu.
“Iya, Den,” jawab Haifa.
Wisnu sudah selesi makan, lalu Haifa membereskan bekas makan Wisnu.
“Den Wisnu, kata Ibu Deswita jangan lupa makan obat,” kata Haifa mengingatkan Wisnu.
Wisnu menghela nafasnya.
“Tolong ambilkan obat saya di saku suit saya,” kata Wisnu.
“Suwit itu apa, ya Den?” tanya Haifa yang tidak mengerti yang dimaksud oleh Wisnu.
“Bukan suwit. Tapi suit yaitu jas,” kata Wisnu.
“Oh..jas.”
Haifa beranjak menuju ke kursi kerja Wisnu, suit milik Wisnu digantungkan di kursi kerjanya.
Haifa merogoh saku suit milik Wisnu untuk mengambil obat. Kemudian Haifa memberikan obat itu kepada Wisnu.
“Saya isi dulu airnya.”
Haifa mengambil gelas Wisnu di atas meja sofa kemudian ia isi dengan air dari dispenser. Lalu ia tarus kembali gelas itu di atas meja sofa.
“Terima kasih,” ucap Wisnu.
Wisnu mengambil obat satu persatu lalu meminumnya. Haifa memperhatikan obat yang diminum Wisnu lumayan banyak juga. Haifa membersihkan meja sofa hingga terlihat bersih kembali.
Setelah beres Haifa pamit pulang.
“Den Wisnu, saya pamit pulang,” kata Haifa.
Wisnu mengangguk.
“Kamu pulang sama siapa?” tanya Wisnu.
“Sama Mang Diman, Den,” jawab Haifa.
“Hati-hati di jalan,” kata Wisnu.
“Iya, Den.” Haifa melangkah menuju ke pintu.
“Bisa nggak naik liffnya?” tanya Wisnu ketika Haifa hendak keluar dari ruangan.
“Nggak bisa, Den. Pakai tangga aja, takut terkurung di liff,” jawab Haifa.
Wisnu beranjak dari sofa.
“Ayo saya ajarkan cara menggunakan liff,” kata Wisnu yang mendahului Haifa keluar dari ruangannya.
“Rita, saya ke bawah dulu, ya,” kata Wisnu ketika keluar dari ruangannya.
“Iya, Pak,” jawab Rita.
“Kamu perhatikan saya,” kata Wisnu ketika mereka hendak masuk ke dalam liff.
“Iya, Den.”
Haifa memperhatikan Wisnu cara menggunakan liff. Wisnu juga memberitahu apa yang harus Haifa lakukan ketika terjebak di dalam liff.
Akhirnya sampailah mereka di lantai dasar. Haifa keluar dari liff dan Wisnu menahan pintu liff agar tidak tertutup.
“Besok kalau ke sini naik ke atas sendiri, ya! Jangan diantar Zulkifli!” Kata Wisnu.
“Iya, Den. Assalamualaikum,” ucap Haifa.
“Waalaikumsalam,” balas Wisnu.
Wisnu menutup kembali pintu liff dan liffpun bergerak ke lantai atas.
Haifa berjalan menuju ke tempat parkir, mencari Mang Diman.
.
.
Ibu Deswita menunggu kedatangan Haifa, ketika Haifa datang Ibu Deswita menghampiri Haifa.
“Bagaimana tadi Wisnu makan nggak makanannya?” tanya Ibu Deswita.
“Dimakan, Bu. Obatnya juga sudah dimakan,” jawab Haifa.
“Kamu ikut makan, nggak?” tanya Ibu Deswita.
“Nggak, Bu,” jawab Haifa.
“Kenapa kamu nggak makan? Padahal saya banyakin makanannya,” kata Ibu Deswita.
“Saya tidak enak dengan Den Wisnu,” jawab Haifa.
“Jadi kamu belum makan?” tanya Ibu Deswita.
“Belum,” jawab Haifah.
“Cepat kamu makan! Nanti kamu sakit karena telat makan,” kata Ibu Deswita.
“Ya, Bu.”
Haifa mengambil piring dan sendok dari lemari lalu diisi nasi dan lauk pauk. Haifa duduk di kursi yang berada di dapur.
“Lain kali kalau Wisnu makan kamu juga makan,” kata Ibu Deswita.
“Iya, Bu. Nanti saya bawa bekal,” jawab Deswita.
“Terserah mau kamu bawa bekal atau ngambil dari makanan untuk Wisnu. Yang penting kalau Wisnu makan, kamu juga makan!” kata Ibu Deswita.
“Iya, Bu,” jawab Haifa.
“Ya sudah, saya mau ke kamar dulu.” Ibu Deswita meninggalkan dapur.
.
.
Haifa sibuk berkutat di dapur menyiapkan makan malam untuk keluarga Pak Broto. Ibu Deswita yang menyuruh Haifa menyiapkan makan malam. Haifa membawa makanan ke ruang makan. Ketika Haifa sedang menata meja, Wisnu menghampirinya.
“Kok kamu masih di sini? Kamu tidak ikut pulang dengan Bi Nani?” tanya Wisnu kepada Haifa.
“Mamah yang menyuruhnya tidur di sini,” kata Ibu Deswita yang tiba-tiba datang ke ruang makan.
“Rumah kontrakan Bi Nani kan kecil, kasihan kalau harus ditambah Haifa tidur di sana,” kata Ibu Deswita.
“Sudah selesai, Fa?” tanya Ibu Deswita kepada Haifa.
“Belum, Bu. Sebentar lagi,” jawab Haifa yang kemudian kembali ke dapur untuk mengambil makanan yang masih ada di dapur.
“Dia kerja di sini?” tanya Wisnu kepada Ibu Deswita.
“Tidak, dia sedang mencari pekerjaan. Sambil menunggu panggilan dia bantu-bantu di sini,” jawab Ibu Deswita.
Haifa datang membawa piring dan sendok kemudian ia menatanya di atas meja, kemudian Haifa kembali lagi ke dapur untuk membawa gelas.
“Makan malamya sudah siap, Bu,” kata Haifa setelah menaruh gelas di atas meja makan.
“Kamu sudah makan?” tanya Ibu Deswita kepada Haifa.
“Belum, Bu,” jawab Haifa.
“Sekarang kamu makan! Nanti kamu sakit lagi gara-gara telat makan,” seru Ibu Deswita.
“Ya, Bu.” Haifa kembali ke dapur.
“Mamah mau panggil Papah dulu.” Ibu Deswita kembali menuju ke kamarnya.
Wisnu melangkah menuju ke dapur. Ia melihat Haifa sedang mengambil makanan di dapur.
“Kamu mau kerja di kantor?” tanya Wisnu kepada Haifa.
Haifa menoleh ke Wisnu. Belum Haifa menjawab namun Ibu Deswita tiba-tiba sudah berdiri di belakang Wisnu.
“Paling jadi office girl atau cleanng service,” sahut Ibu Deswita.
“Daripada jadi cleaning service atau office girl mendingan di sini bantu-bantu Bi Nani, nemenin Mamah belanja dan nganterin makanan ke kantor,” kata Ibu Deswita.
“Tidak harus jadi office girl dan cleaning service. Nanti Wisnu suruh bagian HRD cari lowongan kerja yang lebih layak untuk Haifa,” kata Wisnu.
“Ini kenapa ngumpul di depan pintu dapur? Tadi Mamah ngajak makan. Kok malah ngobrol sama Wisnu di depan pintu dapur? Ngomongin apa?” Tanya Pak Broto yang berdiri di belakang Ibu Deswita.
“Tidak ngomongin apa-apa, kok,” jawab Ibu Deswita.
“Ayo Pah, kita makan, " ajak Ibu Deswita.
Ibu Deswita menarik lengan Pak Broto menuju meja makan.
“Wisnu, ayo makan,” panggil Ibu Deswita.
“Iya, Mah,” jawab Wisnu.
“Haifa, kamu makan yang banyak biar nggak sakit,” kata Wisnu.
“Iya, Den,” jawab Haifa.
Kemudian Wisnu beranjak menuju meja makan, sehingga Haifa bisa makan dengan tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Zulfan Al Zhirazy
wah mulai ada binar-binar kebaikan nih dri cwoknya
2022-04-19
1
Caper
lanjut lagi deche
2022-03-23
0
I do it My self
semangat kakak
2022-03-21
0