Wisnu mengerutkan keningnya ketika melihat Haifa masuk ke dalam ruangannya sambil membawa rantang. Setahu Wisnu tidak ada asisten rumah tangga yang mirip seperti Haifa. Apalagi Haifa terlihat sangat masih muda sekali, ia terlihat seperti anak SMA.
“Kamu siapa?” tanya Wisnu dengan penuh sidik.
“Saya Haifa, keponakan Bi Nani. Saya baru datang tadi bersama dengan Bi Nani dan Pak Diman. Saya ke sini di suruh oleh Ibu Deswita mengantarkan makan siang untuk Den Wisnu,” jawab Haifa dengan ketakutan. Ia takut dimarahi oleh Wisnu.
“Keponakan Bi Nani?” tanya Wisnu dengan tidak yakin.
“Iya, Den,” jawab Haifa.
“Ya sudah, masuk saja. Tolong di tutup lagi pintunya!” kata Wisnu lalu kembali fokus ke laptop.
Haifa menutup pintu ruangan lalu meletakkan rantang di atas meja. Haifa tidak langsung duduk, Ia tetap berdiri di dekat pintu.
Ketika Wisnu mengalihkan pandangannya dari laptop ia melihat Haifah masih berdiri di dekat pintu.
“Kok, masih berdiri saja di situ? Duduk dulu!” Kata Wisnu.
“Iya, Den.” Haifa duduk di kursi lipat di dekat lemari bukan duduk di sofa.
“Kok duduk di situ? Duduk di sofa aja,” kata Wisnu ketika melihat Haifa duduk di kursi lipat.
“Nggak apa-apa, Den. Saya duduk di sini saja,” jawab Haifa.
“Ya sudah, kalau kamu mau duduk di situ,” kata Wisnu.
Wisnu melanjutkan pekerjaannya. Haifa menunggu Wisnu sambil membuka ponsel yang sudah jadul. Ia membaca chat dari teman-temannya sambil tersenyum-senyum. Namun tiba-tiba Haifa mendengar suara adzan dari ponselnya pertanda sudah waktunya sholat dzuhur.
Haifa mendekati Wisnu.
“Den, saya mau ke masjid dulu mau sholat dzuhur,” pamit Haifa.
Wisnu melirik ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan sebelah kiri.
“Saya juga mau sholat di masjid, berangkatnya bareng dengan saya,” kata Faisal sambil mematikan laptopnya.
“Ayo!"
Wisnu melangkah ke luar dari ruangannya.
Haifa mengikuti Wisnu dari belakang.
“Rita, saya ke masjid dulu. Kamu istirahat saja,” kata Wisnu ke Rita sekretarisnya.
“Baik, Pak,” jawab Rita.
Wisnu berjalan menuju pintu liff lalu memencet tombol liff. Pintu liff terbuka ada Pak Broto berada di dalam liff. Wisnu masuk ke dalam liff, Haifa ikut masuk ke dalam liff. Haifa berdiri di belakang pojok liff.
Wisnu berdiri di sebelah Pak Broto sambil menggulung lengan bajunya.
“Itu siapa?” tanya Pak Broto kepada Wisnu.
“Haifa, keponakan Bi Nani, baru datang dari kampung,” jawab Wisnu sambil menggulung lengan bajunya.
“Ngapai dia di sini?” tanya Pak Broto.
“Dia disuruh Mamah mengantarkan makan siang,” jawab Wisnu.
Pak Broto menoleh ke belakang memperhatikan Haifa. Haifa menunduk ketika diperhatikan oleh Pak Broto.
Di lantai empat liff berhenti dan pintu terbuka. Di depan pintu liff ada beberapa karyawan yang hendak masuk ke dalam liff. Namun mereka tidak jadi masuk ke dalam liff ketika melihat Pak Broto dan Wisnu berada di dalam liff.
“Ayo masuk,” kata Pak Broto kepada karyawan yang berada di luar liff.
“Nanti saja, Pak,” jawab salah satu karyawan.
“Ya sudah kalau tidak mau.” Pak Broto menutup pintu liff.
Liff kembali turun ke bawah.
Sesampai di lantai dasar Haifa masih saja mengekori Pak Broto dan Wisnu, karena Haifa tidak tau mesjidnya sebelah mana. Ketika sampai di masjid Haifa langsung memisahkan diri dari Wisnu, ia masuk ke tempat wudhu untuk wanita.
Setelah selesai sholat Haifa langsung kembali ke ruangan Wisnu. Tadi ketika ke masjid Haifa menghafal jalan menuju ruangan Wisnu. Namun Haifa tidak menggunakan liff karena Haifa takut berada di dalam liff sendirian. Haifa naik ke lantai tujuh dengan menggunakan tangga darurat.
Sesampai di depan ruangan Wisnu, Haifa duduk di kursi yang berada di depan meja Maya. Ia menunggu Wisnu datang.
Lima menit kemudian Wisnu datang.
“Kamu cepat sekali sampainya,” kata Wisnu melihat Haifa sudah berada di depan ruangannya.
Wisnu masuk ke dalam ruangannya, Haifa ikut masuk ke dalam ruangan Wisnu.
“Den Wisnu mau makan sekarang?” tanya Haifa.
“Iya, " jawab Wisnu.
Wisnu duduk di kursi sofa.
Haifa mulai membuka rantang dan menyiapkan makan siang untuk Wisnu. Setelah beres Wisnu mulai makan. Haifa mengambil gelas Wisnu yang berada di atas meja kerjanya lalu diisi air dari dispenser, kemudian Haifa menaruhnya di atas meja sofa.
“Kamu sudah makan belum?” tanya Wisnu sambil mengambil nasi dari dalam rantang.
“Belum, Den,” jawab Haifa.
“Kalau begitu ayo bareng makannya. Ini terlalu banyak untuk saya makan sendiri,” kata Wisnu.
“Tidak usah, Den. Saya makannya nanti saja bareng Bi Nani,” jawab Haifa.
“Nanti kamu sakit karena telat makan,” kata Wisnu.
“Nggak apa-apa kok, Den. Saya sudah biasa,” jawab Haifa.
“Lain kali sebelum ke sini kamu makan dulu,” kata Wisnu.
“Iya, Den,” jawab Haifa.
Kemudian Wisnu melanjutkan makannya, sedangkan Haifa asyik dengan ponselnya. Ia membaca chat teman temannya sambil senyum-senyum sendiri.
Wisnu makan sambil memperhatikan Haifa. Ia geleng-geleng kepala melihat Haifa senyum-senyum sendiri.
Dasar ABG, kata Wisnu dalam hati.
“Kamu tidak sekolah?” tanya Wisnu sambil mengambil lauk pauk dari rantang.
Haifa langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel.
“Tidak, sudah lulus SMA,” jawab Haifa.
“Sekarang rencana kamu apa?” tanya Wisnu tanpa menoleh ke Haifa.
“Saya mau kerja. Saya sudah melamar kemana-mana namun belum ada panggilan,” jawab Haifa.
“Begitu, ya?”
“Kamu ke sini untuk apa? Liburan atau mau cari kerja di Jakarta?” tanya Wisnu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
flower
wisnu ya kak..
2024-09-01
0
Rina
haifa : mau ngelamar jadi calon istri pak Wisnu.🙊🙂
2022-12-02
1
safik🆘𝕱𝖘 ᶯᵗ⃝🐍
untuk ketemu kamu wis ...🤭
2022-05-06
1