Bab 2#

Saat melewati kamar tuan Hafiz terdengar gelak tawa antar anak dan ayah.

Ternyata tuan Hafiz sedang bermain bersama putri kecilnya.

Aku bisa melihat itu dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.

"Sungguh sosok ayah yang luar biasa, dengan putrinya ia sangat hangat, penyayang, tapi dengan ku?, ah...peduli apa aku, yang penting gaji tiap bulanku lancar" gumamku dalam hati dan berlalu melewati kamar itu sambil tersenyum kecil.

🍀🍀🍀

Semua hidangan sudah ku tata rapi di atas meja makan, tinggal menunggu tuan dan puan untuk makan malam.

"Aunty Ais!" teriak Adira yang sedang digendong papanya menuruni anak tangga. Dengan wajah tak sabaran ingin mendekat ke arahku.

Aku pun menoleh dan menjawab " Ia cantik, sini biar aunty yang gendong!"

Ternyata dari arah yang berbeda, puan Jijah juga berjalan ke arah meja makan. Kamar puan Jijah tepat berada di depan anak tangga. Berarti sekarang semua sudah siap untuk menyantap makan malam.

"Sini aunty gendong!" kuulurkan ke dua tanganku, berniat untuk menyambut Adira dari gendongan sang papa.

Tuan Hafiz dengan wajah datar menyerahkan Adira ke padaku, setelah itu ia menarik kursi dan duduk berhadapan dengan puan Jijah yang telah lebih dulu mendudukkan diri.

"Ais, tolong panggilkan Adam!" perintah puan Jijah ke padaku, karena memang tinggal Adam yang belum hadir di meja bundar itu.

"Baik puan" jawabku singkat dan berlalu sambil menggendong Adira menuju kamar Adam.

Tok...tok ...

Aku mengetuk pintu kamar, dan langsung mendapat balasan.

"Masuk Ais!" suara damai itu, sangat sejuk terdengar di kedua kupingku.

Seperti punya indra ke enam, Adam tau bahwa akulah yang mengetok pintu.

Aku pun kembali masuk ke kamar Adam.

"Pak cik, jom makan!" itulah kata yang keluar dari mulut manis gadis kecil yang ada digendonganku saat ini.

Aku melihat Adam berusaha mundudukkan diri dari tempat tidur ke kursi roda.

Ada rasa tidak tega dihatiku melihat semua ini, lalu perlahan ku turunkan Dira dari gendonganku, kemudian kudekati Adam.

"Ais tolong ya?" pintaku pada Adam sambil membungkukkan badan dan menyiapkan pundakku sebagai tumpuannya.

Ia memandangku sejenak, mungkin ia masih segan, terlebih kami bukan muhrim.

"Nggak papa, ayo!" pintaku sekali lagi.

Adam mulai mendekatkan tubuhnya ke arah tubuhku, kemudian bertumpu pada pundakku dan berusaha sekuat tenaga menyeret kedua kakinya dan mendudukkan diri dikursi roda.

Adira hanya diam, melihat tingkahku dan Adam.

Sepertinya anak kecil itu terlihat menikmati setiap gerak gerik kami.

"Alhamdulillah" itulah kalimat serempak yang kami ucapkan secara bersamaan setelah Adam berhasil duduk dikursi rodanya.

"Terima kasih Ais!" ucap Adam padaku.

Aku hanya membalas dengan senyuman, dan kembali menggendong Adira.

Sebenarnya, aku juga ragu untuk bersentuhan dengan Adam, tapi semua itu kusampingkan karena rasa kemanusiaanku.

Adam mulai memutar-mutar ban kursi roda untuk bergerak menuju meja makan. Sedang aku dan Adira mengikutinya dari arah belakang.

Dimeja makan tuan Hafiz dan puan Jijah menatap ke arah ku dan Adam.

Puan Jijah tersenyum ke arahku, sedang tuan Hafiz tetap sama seperti biasa, "hanya tatapan dingin".

"Ayo kita makan!" ajak puan Jijah sambil mengambilkan nasi untuk Adam.

Kududukkan Adira di sebelah papanya. Namun tingkah Dira yang memang sedikit manja padaku, menolak untuk duduk disamping papanya.

"Tak nak" rengeknya sambil tetap menarik tanganku.

Sekilas ku tatap wajah tuan Hafiz, ternyata dia juga menatapku. Aku semakin menjadi tidak enak.

"Dira sama papa ya, aunty mau kedapur!" bujukku sambil mengelus pucuk kepalanya.

"Dudoklah Ais, kite makan same-same!" Adam tiba-tiba bersuara.

"Dudoklah Ais, kesian Dira, teringen nak rase suapan seorang ibu!" timpal puan Jijah sambil tersenyum ke Hafiz.

Deg ...

"Suapan seorang ibu?" memang aku ibunya?" kata-kata puan Jijah barusan menjadi bumerang dibenakku. Apa maksudnya berkata seperti itu. Tapi ya sudahlah, ada benarnya juga, selama disini aku tidak pernah melihat ibu dari Adira. Sudah barang tentu anak kecil ini ingin merasakan di suapi oleh seorang ibu. Meskipun aku ini bukan ibunya setidaknya aku wanita muda yang mungkin bisa di anggap sebagai ibu pura-pura oleh Dira.

Akhirnya aku dengan sedikit ragu-ragu menggendong Adira, setelah itu aku duduk di samping tuan Hafiz. Kemudian mendudukkan Adira dipangkuanku.

Kutuangkan air putih kedalam gelas, selanjutnya kuteguk satu kali tegukan sekadar untuk menghilangkan grogiku, karena ini pertama kali, aku satu meja makan dengan keluarga ini.

Dengan telaten aku mulai menyuapi anak manis itu, begitu juga yang lainnya, terlihat sangat menikmati masakanku.

" Sedapnyeeee" Adam memuji masakanku sambil memberikan dua jempolnya untukku.

"Memang sedap, Ais belajar same siape masak asam pedas ikan ni?" Tambah puan Jijah.

"Alhamdulillah jika enak, dulu waktu dikampung Ais suka bantuin ibuk masak, jadi sedikit-sedikit bisa"

"Kalau macam tu, Ais kawen jelah same Adam, biar Adam bise makan sedap setiap hari" ucap Adam sambil tetap menyuap nasi dipiringnya.

Uhuk....uhukkkk...

Tuan Hafiz tersedak. Reflek aku pun memberikan minumanku pada tuan Hafiz, tanpa a, i, u, ia menangkap gelas di tanganku dan meneguknya hampir habis.

Ternyata ada dua pasang mata yang menatap heran ke arah kami.

"Hafiz?" suara puan Jijah seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Begitu juga Adam, sama terkejutnya dengan apa yang ia lihat.

Aku semakin heran, ku tatap puan Jijah, ku tatap Adam dan terahir ku tatap tuan Hafiz.

"Apa ada yang salah?" itulah pertanyaan dibenakku.

Melihat sorot mata semua menatap ke arahnya, tuan Hafiz secepatnya meletakkan gelas yang ada ditangannya.

" Setau mama, Hafiz tak pernah menggunekan gelas bekas orang" ucapan puan Jijah yang semakin membuat aku sadar, ternyata aku telah memberikan gelas minumku padanya.

Wajah tuan Hafiz berubah tak enak dipandang.

mungkin ia juga baru menyadari bahwa itu adalah gelas bekas maid hina sepertiku.

Dengan sekuat tenaga kuberanikan mengucapkan kata "maaf tuan saya tidak sengaja" Selanjutnya kutundukkan kepalaku.

Tak ada jawaban yang kudapatkan.

Sepertinya permohonan maafku hanya sia-sia.

"Ha...ha....a..." suara tawa Adam terdengar nyaring ditelingaku.

"Ternyate hanye Ais yang mampu menghipnotis Mr arogan" ucap Adam penuh candaan.

Tuan Hafiz tak menghiraukan ocehan Adam, ia tetap melanjutkan makan malamnya. Sedang aku, dengan susah payah berusaha menelan nasi yang benar-benar terasa menelan sekam.

Adira kini telah selesai makan, dan sekarang ia di bawa oleh opah keruang keluarga. Tinggal aku, Adam dan tuan arogan yang ada dimeja itu.

Tanpa sepatah kata, akhirnya kuakhiri makan malam ku, meski sebenarnya perutku masih terasa lapar.

Aku berpura-pura sibuk membereskan peralatan makan yang ada di atas meja.

Badanku terasa bergetar dengan sorot tajam mata tuan Arogan, aku yakin ia masih tak puas dengan kejadian beberapa menit tadi.

Setumpuk piring kotor ada ditanganku, kubawa dengan perlahan menuju wastafel agar tak lagi melakukan ke salahan.

Dari dapur, aku bisa mendengar perbincangan serius antara Adam dan tuan Hafiz.

"how about we continue you treatment to Singapore?" tanya Hafiz pada Adam.(bagaimana jika kita melanjutkan pengobatanmu ke Singapura?)

"Adam rase di Malaysia juge sudah canggeh, so we don't need to go abroad" sanggah Adam pada kakaknya. (jadi kita tidak perlu pergi keluar negri).

"Adam, Along hanye nak yang terbaek untuk Adam, so ...ikut kate Along. (along adalah panggilan untuk anak yang paling tua).

"Nantilah, Adam piker dulu" suara lemah Adam mengakhiri obrolan mereka.

Terpopuler

Comments

Maizaton Othman

Maizaton Othman

Macam dah biasa guna BM je

2023-12-30

0

Mom Dee🥰🥰

Mom Dee🥰🥰

bacanya dlm hati jadi serasa ikutan berbahasa melayu 🤭

2023-04-05

0

auliasiamatir

auliasiamatir

iangan bilang mr arogan diam diam suka sama ais

2023-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1# Bukan keinginan
2 Bab 2#
3 Bab #3
4 Bab #4
5 Bab#5
6 Bab#6
7 Bab#7
8 Bab#8
9 Bab#9
10 Bab#10
11 Bab#11
12 Bab#12
13 Bab#13
14 Bab#14
15 Bab#15
16 Bab#16
17 Bab#17
18 Bab#18
19 Bab#19
20 Bab #20
21 Bab#21
22 Bab#22
23 Bab#23
24 Bab #24
25 Bab#25
26 Bab#26
27 Bab#27
28 28. KADAL
29 Perhatian Adam
30 30. Hancur
31 31. Maaf
32 32. Ada Dia Diantara Kita
33 33. Siapa Dia?
34 34. I Love you
35 35. Si Kadal Merokok
36 36. Dipermalukan
37 37. Butuh Sebuah Pelukan
38 38. Mawar putih
39 39. Hafiz Vov
40 40. Berbagi Selimut
41 41.Mimpikah Dia?
42 42. Wanita Simpanan
43 43. Malapetaka
44 44. Maafin Papa Sayang
45 45. Ais Hamil?
46 46. Firasat
47 47.
48 48. Mencekam
49 49. Mantap-mantapan.
50 50. Kucing bertanduk
51 51. Marah
52 52. Penyesalan
53 53. Dira Punya Mama
54 54. Kuda Liar
55 55. Jiwa Penuh Hampa
56 56. Terasa Mimpi
57 57. Abang?
58 58. Rindu Itu Berat.
59 59. Gudang Garamnya Om Surya
60 60. Asam Pedas
61 61. Insting Seorang Istri
62 62. Bercocok Tanam
63 63. Kanker Kelenjar Getah Bening
64 64. Aidan dan Aiza Menghilang.
65 65.Promo Novel Terbaru
66 66. Kenangan Buruk
67 67. Takut Kehilangan
68 68. 99% Anak Biologis
69 69. Menjadi Tuli
70 70. Harus Berikhtiar
71 71. OCD
72 72. Mama Ingin Ketemu
73 73. Mengorbankan Reza
74 74. Anak Saya
75 75. Moment Haru
76 76. Bagaikan Duri
77 77. Roboh
78 78. Jangan Pergi Lagi
79 79. END
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1# Bukan keinginan
2
Bab 2#
3
Bab #3
4
Bab #4
5
Bab#5
6
Bab#6
7
Bab#7
8
Bab#8
9
Bab#9
10
Bab#10
11
Bab#11
12
Bab#12
13
Bab#13
14
Bab#14
15
Bab#15
16
Bab#16
17
Bab#17
18
Bab#18
19
Bab#19
20
Bab #20
21
Bab#21
22
Bab#22
23
Bab#23
24
Bab #24
25
Bab#25
26
Bab#26
27
Bab#27
28
28. KADAL
29
Perhatian Adam
30
30. Hancur
31
31. Maaf
32
32. Ada Dia Diantara Kita
33
33. Siapa Dia?
34
34. I Love you
35
35. Si Kadal Merokok
36
36. Dipermalukan
37
37. Butuh Sebuah Pelukan
38
38. Mawar putih
39
39. Hafiz Vov
40
40. Berbagi Selimut
41
41.Mimpikah Dia?
42
42. Wanita Simpanan
43
43. Malapetaka
44
44. Maafin Papa Sayang
45
45. Ais Hamil?
46
46. Firasat
47
47.
48
48. Mencekam
49
49. Mantap-mantapan.
50
50. Kucing bertanduk
51
51. Marah
52
52. Penyesalan
53
53. Dira Punya Mama
54
54. Kuda Liar
55
55. Jiwa Penuh Hampa
56
56. Terasa Mimpi
57
57. Abang?
58
58. Rindu Itu Berat.
59
59. Gudang Garamnya Om Surya
60
60. Asam Pedas
61
61. Insting Seorang Istri
62
62. Bercocok Tanam
63
63. Kanker Kelenjar Getah Bening
64
64. Aidan dan Aiza Menghilang.
65
65.Promo Novel Terbaru
66
66. Kenangan Buruk
67
67. Takut Kehilangan
68
68. 99% Anak Biologis
69
69. Menjadi Tuli
70
70. Harus Berikhtiar
71
71. OCD
72
72. Mama Ingin Ketemu
73
73. Mengorbankan Reza
74
74. Anak Saya
75
75. Moment Haru
76
76. Bagaikan Duri
77
77. Roboh
78
78. Jangan Pergi Lagi
79
79. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!