Calon Menantu

Setelah mendengar ucapan dari tante Molly, Nayra langsung tersedak karena terkejut.

"Uhuk uhuk."

Dengan sigap ibu Nayra langsung mengambilkan minum untuk sang putri tercintanya.

"Kamu nggak papa, Nay?" tanya tante Molly yang khawatir.

Semua mata yang ada di meja tersebut memandang Nayra dengan tatapan khawatir juga.

"Enggak papa Tante, Nayra baik-baik aja kok," ucap Nayra yang baru saja tersedak.

"Maafin Tante ya karena udah bikin kamu tersedak, Tante sangat menyesal," ucap tante Molly dengan nada menyesal.

"Nggak papa kok Tante, tapi maaf ya Tante, untuk perjodohan ini, Nayra tolak karena Nayra mau fokus Sekolah dulu," ucap Nayra.

"Iya, Tante ngerti kok, sekali lagi Tante minta maaf ya."

Nayra hanya mengangguk saja.

"Glandma ini gimana ci, bikin Kak Nayla telkejut aja," ucap Alice dengan nada yang seperti mengomel.

"Iya Alice, maafin Grandma ya."

"Iya deh Alice maapin Glandma, tapi jangan diulangi lagi ya," tutur Alice.

Semua orang yang ada di meja makan tersebut langsung tertawa setelah mendengar ucapan Alice yang seperti mengomel'i anak kecil.

"Hahaha, kamu ini sok dewasa sekali Alice, hahaha," ucap Bila yang sudah tertawa terbahak-bahak.

"Dalipada Kakak yang ceperti Anak kecil," ucap Alice dengan nada mengejek.

"Eh bocah, gini-gini Kakak itu pernah masuk rangking 5 besar tau," ucap Bila yang tidak terima.

Kedua orang itu saling melontar ejekkan masing-masing, jika tak di hentikan mungkin ini akan berlanjut hingga malalm hari.

"Sudah-sudah, dimeja makan nggak boleh bertengkar," tutur ibu Nayra.

"Iya, ini meja makan bukan acara adu debat," ucap tante Molly.

Kedua wanita yang tadi berdebat dengan saling melontarkan ejekkan masing-masing, kini terdiam dengan pandangan yang menunduk kebawah.

"Hahaha, kalian lucu banget," ucap Nayra sambil tertawa.

Sontak semua mata memandang Nayra dengan tatapan terkejut, suara tawa yang dikeluarkan gadis cantik tersebut benar-benar sangat merdu, halus, dan juga lembut.

Bahkan Alice saja sampai melongo, ibu Nayra, tante Molly, dan Bila juga terdiam setelah mendengar tawa Nayra yang merdu nan lembut tersebut.

"Suara tawa lo merdu dan lembut banget Nay," ucap Bila dengan jujur.

"Iya Kak, cuala tawa Kakak meldu dan lembut," ucap Alice.

"Iya Nay, suara tawa kamu memang sangat merdu dan juga lembut, bikin Tante tambah pengen buat jadiin kamu menantu Tante," ucap tante Molly dengan tawa khasnya.

"Ibu juga baru tau lho Nay kalau suara tawa kamu itu merdu dan lembut, serta halus," ucap ibu yang masih tidak percaya.

"Masa sih, persaan biasa aja deh," ucap Nayra.

Nayra masih bingung kenapa semua orang yang ada di meja tersebut memuji tawanya.

"Iya Nay, suara tawa kamu ini khas banget, merdu, lembut, dan juga halus," ucap tante Molly.

Nayra hanya tersenyum malu dengan muka yang memerah bak tomat.

..........

Mengingat hari sudah mulai malam, Alice dan juga neneknya memutuskan untuk pulang.

"Kami pulang dulu ya, assalamualaikum," salam tante Molly.

"Ayo Alice, salaman dulu sama Kakak Kakak dan juga sama Nenek Sri," ujar tante Molly.

"Tapi Glandma, aku nggak mau pulang, aku mau dicini buat nemenin Kak Nayla," ucap Alice dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Nayra lalu menunduk agar tingginya sama dengan Alice seraya menasehatinya.

"Alice, kalau Alice harus pulang karena, besokkan Alice sekolah," tutur Nayra yang sebenarnya tidak ingin berpisah dengan Alice.

"Alice, dengerin Grandma ya sayang, kalau Alice tetep disini, trus dirumah daddy sama siapa hayo, memangnya Alice mau daddy dirumah bareng sama wanita lain?" tanya tante Molly untuk menggoda cucunya tersebut agar dia mau pulang.

Alice lalu menggelengkan kepalanya pelan dengan mata yang masih berkaca-kaca.

Sementara Nayra, Bila, dan juga ibu Sri menantap Alice dan juga tante Molly dengan tatapan bingung.

"Maksudnya gimana ya Tante?" tanya Nayra yang masih bingung.

Ibu Sri dan juga Bila ikut menatap tante Molly dengan tatapan yang seperti meminta penjelasan.

"Oh, kalian belum tau ya, jadi Anak Tante yang Tante maksud pas dimeja makan tadi adalah ayah dari Alice, dia itu sudah menjadi duda karena ditinggal sang istri setelah melahirkan Alice," ujar tante Molly.

Ketiga wanita itu lalu mengangguk sembari menata Alice dengan tatapan kasihan, karena baru tahu kejadian yang menimpa Alice.

"Accalamualaikum Kakak Nayla, Kakak Bila, dan juga Nenek Sli," salam Alice yang sudah tenang.

"Waalaikumsalam," ketiga wanita itu menjawab secara bersama.

"Kakak, besok Alice boleh kecini lagi nggak?" tanya Alice.

"Tentu boleh dong, pintu rumah kami selalu terbuka untuk Alice," ucap Nayra dengan senang.

"Yey, makacih ya Kak," ucap Alice yang sudah kembali ceria lagi.

"Sama-sama."

Alice dan juga neneknya segera pergi untuk pulang dengan diantar oleh supir.

...........

"Assalamualaikum/accalamualaikum," salam Molly dan juga Alice.

"Waalaikumsalam," jawab seseorang.

Molly dan Alice bingung, kenapa bisa ada yang menjawab salam mereka padahal para pembantu selalu pulang saat malam hari.

"Glandma, yang jawab calam kita ciapa ya?" tanya Alice yang sudah mulai merinding.

"Iya ya, yang jawab salam kita barusan siapa ya?" tanya Molly yang juga ikut merinding.

"Itu aku," jawab seorang pria.

Kedua wanita beda usia itu langsung menoleh kearah sumber suara dan terlihatlah ayah dari Alice yaitu Rama.

"Kamu ini bikin kita ketakutan aja Ram," ucap Molly.

"Iya nih, Daddy jangan bikin kita ketakutan dong," ucap Alice dengan kesal.

"Maafin Daddy ya, soalnya Daddy tadi lagi dibelakang buat ngambil ini," ucap Rama sambil memperlihatkan cemilannya.

"Oh yaudah lah," ucap Molly.

"Bunda sama Alice dari mana aja?" tanya Rama yang sedang minum.

"Habis dari rumah calon menantu," ucap Molly dengan santai.

Sontak hal itu membuat mata Rama membulat sempurna dengan air minum yang keluar dari mulutnya.

"Pfuh, uhuk uhuk, maksudnya apa ya Bunda?" tanya Rama setelah menyemburkan air minumnya.

"Iya, Bunda habis dari rumah calon menantu Bunda," ucap Molly dengan santai lagi.

"Bunda, Rama sudah bilang kalau Rama tidak mau dijodohkan Bunda, Rama mau sendiri aja," ucap Rama.

"Alice, kamu mau nggak kalau kak Nayra jadi ibu baru Alice?" tanya Molly pada Alice yang sedang dalam gendongannya.

Mata Alice langsung bersinar dan spontan menjawab pertanyaan neneknya tersebut dengan semangat.

"Mau Glandma, Alice mau kak Nayla jadi ibu balu Alice," ucap Alice dengan cepat.

Sekali lagi mata Rama membulat sempurna setelah mendengar ucapan dari putrinya tersebut.

"Nggak mau, pokoknya Rama nggak mau nikah lagi!" ucap Rama yang tetap kekeh pada pendiriannya.

"Kamu yakin nggak mau sama Nayra?" tanya Molly untuk menggoda putranya tersebut.

"Yakin lah Bun, lagi pula Nayra itu siapa?"

"Nayra itu adalah salah satu murid di sekolahan tempat kamu mengajar Rama," ujar Molly.

"Maksudnya dia muridku! ya ampun Bunda, kok bisa-bisanya Bunda jodohin aku sama anak kecil, ditambah lagi dia itu muridku sendiri Bunda!" ucap Rama dengan nada menolak keras.

"Yakin Ram, dia itu pinter loh, bisa masak, cantik, apalagi suaranya merdu banget, iyakan Alice?" tanya Molly pada cucunya tersebut.

"Iya Glandma, apalagi pas kak Nayla teltawa, cualanya jadi meldu banget," ucap Alice dengan jujur.

Rama jadi termenung setelah mendengar ucapan dari bunda serta putrinya tersebut.

"Ram, bagaimana pun Alice itu tetap membutuhkan seorang Ibu Rama, dan Bunda yakin kalau Nayra adalah pilihan yang tepat," tutur Molly.

Tanpa sepatah kata pun, Rama segera naik keatas untuk tidur dikamarnya dan meninggalkan bunda serta sang putri dibawah.

"Glandma, apa Daddy mau menikah dengan kak Nayla?" tanya Alice dengan nada sedih.

"Pasti mau dong, kita hanya perlu sedikit usaha agar mereka berdua bisa berdekatan," ucap Molly.

Alice lalu mengangguk, disisi lain Rama sedang berada didalam kamarnya sambil memandangi foto mendiang sang istri.

"Sil, kenapa semua orang ingin aku menggantikan dirimu, aku nggak mau menikah dengan siapapun lagi Sisil," ucap Rama sambil meneteskan air matanya.

'Ngomong-ngomong, Nayra itu yang tadi pagi aku tabrak pas lagi jalan di koridor bukan, tapi kok dia bisa kenal sama Bunda dan juga Alice.'

"Ram, Bunda masuk ya," ucap Molly.

"Masuk aja Bun, pintunya nggak dikunci kok," ujar Rama dengan suara serak karena baru saja menangis.

"Ram, kamu nggak papa?" tanya Molly dengan lembut.

"Rama nggak mau menikah lagi Bunda, yang Rama Cintai itu cuma Sisil Bunda," ucap Rama.

Molly lalu memeluk Rama seraya memberinya nasihat.

"Rama, dengerin Bunda ya Nak, Alice itu butuh sosok seorang Ibu, dia ingin merasakan kasih sayang seorang Ibu yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya."

"Lalu untuk Nayra, kamu hanya belum mengenalnya saja, Bunda yakin kamu pasti akan jatuh Cinta dengan Nayra setelah mengenalnya lebih jauh," tutur Molly panjang lebar.

Rama hanya menangis sambil diam di dalam dekapan sang bunda, dekapan yang hangat dan tulus, dekapan seperti ini tidak pernah Alice rasakan.

Rama jadi bepikir kalau apa yang diucapkan oleh sang bunda ada benarnya juga.

"Jadi gimana Ram, kamu mau cari istri lagi?"

Bersambung💖

Terpopuler

Comments

Alsya Frizal

Alsya Frizal

mau dong nikah

2022-04-24

0

Neng Farihatun Hasanah

Neng Farihatun Hasanah

🌹🌹🌹

2022-03-20

1

Noery

Noery

biar banyak dl up nya

2022-03-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!