Rencana Opah Hadi

Di balik meja kaca yang besar yang terdapat papan kecil bertuliskan presiden direktur, Arfan sedang duduk sambil memutar-mutar kursinya dengan penuh rasa penasaran yang menggelayuti hatinya hingga kini, dan dia merasa belum puas memberi hukuman pada Arini yang telah membuat acara sarapannya terganggu, sebab hukuman yang diberikan pada Arini itu ternyata tidak membuat Arini kelelahan hingga dia pergi ke kantor tanpa sarapan .

"Mana mungkin dia tidak membawa perlengkapan make up dan gawai, apakah dia semiskin itu, tapi kata Pak Rudi dia punya warung makanan khas timur tengah, berarti kan lumayan cukup uangnya jika hanya untuk membeli perlengkapan make up dan gawai, tapi kalau tidak punya perlengkapan make up, kenapa dia bisa secantik itu, Aku memang tidak melihat warna lipstik di bibirya, atau mascara di bulu matanya dan alisnya tidak ada bekas coretan pensil alis sedikitpun, tapi alisnya terbentuk sempurna dan tebal, apakah ini yang namanya cantik alami ? Ah... bagiku ini sangat mencurigakan dan harus diselidiki " lamunannya tiba-tiba ambyar karna suara Andi menyapanya.

"Kau ini bikin kaget saja, kenapa tiba-tiba kau muncul di depanku begini " Arfan sedikit marah.

"Maaf tuan, saya sudah dari tadi memanggil-manggil tuan,tapi sepertinya sedang memikirkan sesuatu, apakah tuan sedang memikirnya tentang penyerangan kemarin ?" Tanya Asisten yang sudah sepuluh tahun ini setia padanya.

"Hemmm...bagaimana, apa kau sudah dapat informasi lebih lanjut?" Arfan menutupi tentang apa yang dia pikirkan sebenarnya.

"Belum, tapi dari apa yang terjadi kemarin, membuat saya menyadari kalau pelaku nya mengetahui gerak gerik kita, dia ada di sekitar kita itu terbukti dari penyerangan yang dilakukan mereka disaat tuan sedang sendirian, tanpa satupun bodyguard . berarti ada yang memata-matai pergerakan kita termasuk dikantor ini, dan semoga keamana di rumah tuan bisa lebih di perketat lagi, demi keamanan Tuan Hadi dan nyonya ningsih " Andi menjelaskan .

"Sebaiknya kita evaluasi ulang keamanan di kantor atau di Rumah, saya tidak mau kejadian kemarin terulang lagi, dan ini menjadi tanggung jawabmu " Andi pun siap dengan perintah Bos nya itu.

"Oh iya, apa saja agenda kita hari ini, luka saya belum begitu kering, jadi Aku ingin mengurangi kegiatan dulu " kata Arfan.

"Jadwal hari ini tidak terlalu padat kok tuan , jam 09.00 ada meeting dengan pihak PT.Dirgantara Utama, jam 2 siang, juga ada meeting dengan klien yang dari Jakarta, dan nanti Malam ada undangan dari Bapak Hartawan, Direktur PT.Sentosa , yang menikahkan putrinya , Agendanya cuma itu saja. " papar Andi.

"Aku tidak akan Hadir di pesta pernikahan itu, males banget, isinya cuma pertanyaan kapan nikah? Kapan nyusul ? Lain kali jangan kamu terima lagi kartu undangan pernikahan !"Arfan sedikit emosi. Bagaimana tidak emosi, setiap menghadiri pesta pernikahan, hampir semua kolega dan Relasinya menanyakan hal yang tidak penting menurutnya.

Mendengar itu Andi terkekeh kecil, juga ingin tertawa, tapi ditahan takut kena marah oleh Bos nya.

'Makanya, betah amat jadi jomblo, berkali-kali dijodohin gak pernah mau sih, giliran ditanya kapan nikah malah marah, kena mental kan loh....ternyata se orang CEO bisa juga merasakan rasanya jadi jomblo yang sering di bully di pesta pernikahan ha ha ha ' guman Andi dalam hati, dan sedang tertawa jahat melihat penderitaan Bos nya yang sedang dilanda jomblo akut.

"Mikir apa kamu, Aku tahu pasti kau ngetawain Aku kan "Arfan Marah, dengan gerak gerik Andi .

"Hmmm....memang nya kenapa tuan tidak mau menikah, padahal Tuan Hadi sudah berkali-kali menawarkan gadis-gadis cantik untuk tuan nikahi , masak kalah sama saya, umur 30tahun sudah punya 2 anak...padahal nikah itu enak loh Pak " Andi semakin menggoda Bosnya.....dam terus berhambur keluar takut di sembur lagi.

"Kurang ajar kamu !"Arfan melempar pulpen yang dipegangnya pada Andi yang mencoba lari itu.

Entah kenapa, membicarakan tentang pernikahan, pikirannya tertuju pada Arini, ia pun meneruskan lamunannya yang tadi terputus oleh Andi. Namun tiba-tiba dia berpikir untuk menelpon Pak Rudi.

"Halo Pak , saya belum puas dengan data diri tentang Arini, coba Bapak cari tahu lebih detail lagi tentang dia, ini demi keamanan , cepat laksanakan , Aku tunggu kabar nya secepatnya" ucap Arfan seakan memaksa Pak Rudi, namun langsung menutup telponnya, karna begitu banyak pertanyaan dibenaknya tentang Arini.

Sementara di Rumah, Pak Rudi langsung menemui Tuan Hadi.

"Tuan Arfan sedang dilanda rasa penasaran tentang nona Arini, tuan " ucap Pak Rudi pada tuan Hadi.

"Bagus, ini merupakan awal yang bagus untuk mereka "

"Terus, apa rencana kita selanjutnya tuan "tanya Pak Rudi.

"Hmmmm.....biarkan dulu Arfan dengan rasa penasarannya, sedangkan Arini dengan tugasnya merawat calon mertuanya., kamu pantau terus perkembangan mereka " perintah tuan Hadi.

"Baik tuan, itu pasti , semua demi kebaikan tuan muda Arfan " Pak Rudi tersenyum semangat, dan dia pun berlalu dari kamar tuan besar Hadi.

Opah Hadi merasa senang karna rencana sudah terlihat kemajuannya, dia senyum-senyum sendiri dan mengingat kembali rencananya rahasianya dengan Bi sumi .

"Sumi , kau punya keponakan atau tetangga gitu , yang sekiranya pantas untuk Arfan" tanya opah Hadi kala itu. Opah Hadi tahu, Sumi yang bekerja di rumahnya selama kurang lebih lima belas itu , tidak mempunyai anak, hanya Ibunya yang dipunya, namun Ibunya yang sudah renta selama ini di jaga oleh adiknya. Dia hanya pulang saat lebaran idul fitri saja.

"Hmmm...saya punya keponakan, anak dari kakak perempuan saya, namanya Arini, dia seorang ustadzah yang mengajar di TPQ, wajahnya cantik, menurun dari Ayahnya yang seorang perantau dari Pakistan, orang tuanya mempunyai kedai kecil yang menjual makanan khas timur tengah, dulu sebelum mengajar di TPQ, Arini itu di pesantren selama enam tahun, jadi insyaalloh sholihah dan orang nya pintar serta ahli bela diri, namun gaya nya agak sedikit Tomboy sih tuan, bahkan dia gak bisa dandan," Sumi menjabarkan tentang Arini.

"Bagus itu, ini kriteria calon mantu ku banget, semoga dia berjodoh dengan Arfan, sekarang Kamu pulang, biar Arini yang menggantikan mu merawat ningsih disini, ini kesempatan kamu merawat Ibumu dan Aku akan tetap memberikan uang setiap bulannya untukmu karna kau sudah mengabdi disini selama bertahun-tahun."

"Beneran tuan ?"Sumi tak percaya. ia sangat senang karna akhirnya bisa merawat Ibunya sendiri.

"Beneran, tapi kamu bantu Aku membujuk Arini agar mau bekerja disini sebagai alasan agar dia bisa dekat dengan Arfan, karna kalau saya bilang pada arfan tentang perjodohan ini, pasti dia akan menolaknya "pinta opah Hadi.

"Baik tuan, saya pasti akan berusaha sebisa mungkin demi kebaikan tuan Arfan "Sumi terlihat antusias.

Opah Hadi pun diam-dia pergi ke kampung Arini bersama Sumi, dia pun membicarakan hal itu pada orang tua Arini, namun tidak menampakkan diri pada Arini yang waktu itu sedang mengajar.

Sesuai kesepakatan, rencana perjodohan itu pun dijalankan , dan semua pelayan pun tahu, hanya Arfan dan Arini yang tidak mengetahuinya.

Terpopuler

Comments

⚔️👑21N

⚔️👑21N

spiiil comen

2023-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 tendangan maut
2 Amanat kakek buyut
3 Opah Hadiningrat
4 Gara-gara ikan Asin
5 Rencana Opah Hadi
6 Terjebak Cinta Pertama
7 Kena Sihir Selama bertahun-tahun
8 Ketika Jiwa Misquinku meronta-ronta
9 Setangkai Daun kelor
10 Cucu yang Terbuang
11 Menghapus Jejak
12 Ningsih di Ruqyah
13 Rania dan Nenek Saidah
14 Suami takut Istri
15 Arini dan Rania
16 Jadikan Aku Mahrom mu !
17 Pertemuan dengan Ustzd Firman
18 Cinta Pertama Rania
19 Keluarga Baru Rania
20 Surat cinta untuk Rania
21 Munculnya Amora
22 Dua Lamaran Untuk Arini
23 Mendadak Nikah
24 Malam pertama yang gol
25 Menyesal Menikah
26 Rania di Lamar
27 Bertemu Yusuf dan Laila.
28 Si Mulut Pedas
29 Rencana Opah berhasil
30 Kegagalan Monica
31 Ketegasan Abah Anwar
32 Arini Diserang
33 Kecemburuan Arini
34 Hadir ke Pesta
35 Arini Merajuk.
36 Tentang Dewi
37 Kedatangan Keluarga Arini
38 Malam Pertama Yusuf dan Laila
39 Pernikahan dua pasangan pengantin
40 Kurma Ajwa
41 Kebahagiaan Besar
42 Makan cilok di Turkey
43 Mantan Terindah
44 Cinta di Ujung Senja
45 Pengorbanan Cinta Opah Hadiningrat
46 Kedekatan Herman dan Ningsih
47 Karna Wanita Ingin Di Dengar
48 Naas di Hari Pernikahan
49 Kepergian Opah
50 Bertemu Yusuf
51 Ketika Arfan cemburu
52 Saling Perrcaya
53 Hamil di Usia senja
54 Aku Setuju Mama Menikah
55 Arfan dan Zahra
56 Titipan Sahabat Arfan
57 Arini kabur
58 Ingin Tenang
59 Jangan panggil Ayah
60 Azzam dan Azzura
61 CEO baru
62 ABG tua
63 Istri Durhaka
64 Kerpergian Syifa ke kota
65 "Syifa menjadi OB
66 Syifa yang Jutek
67 Salah pergaulan
68 Hafsah Salting
69 Perhatian Zidan.
70 Dilema Zidan
71 Antara dua pilihan
72 Tanda lahir
73 Celah untuk Zidan
74 Hafsah meresahkan
75 Cinta atau Ambisi semata
76 Redam Egomu
77 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 77 Episodes

1
tendangan maut
2
Amanat kakek buyut
3
Opah Hadiningrat
4
Gara-gara ikan Asin
5
Rencana Opah Hadi
6
Terjebak Cinta Pertama
7
Kena Sihir Selama bertahun-tahun
8
Ketika Jiwa Misquinku meronta-ronta
9
Setangkai Daun kelor
10
Cucu yang Terbuang
11
Menghapus Jejak
12
Ningsih di Ruqyah
13
Rania dan Nenek Saidah
14
Suami takut Istri
15
Arini dan Rania
16
Jadikan Aku Mahrom mu !
17
Pertemuan dengan Ustzd Firman
18
Cinta Pertama Rania
19
Keluarga Baru Rania
20
Surat cinta untuk Rania
21
Munculnya Amora
22
Dua Lamaran Untuk Arini
23
Mendadak Nikah
24
Malam pertama yang gol
25
Menyesal Menikah
26
Rania di Lamar
27
Bertemu Yusuf dan Laila.
28
Si Mulut Pedas
29
Rencana Opah berhasil
30
Kegagalan Monica
31
Ketegasan Abah Anwar
32
Arini Diserang
33
Kecemburuan Arini
34
Hadir ke Pesta
35
Arini Merajuk.
36
Tentang Dewi
37
Kedatangan Keluarga Arini
38
Malam Pertama Yusuf dan Laila
39
Pernikahan dua pasangan pengantin
40
Kurma Ajwa
41
Kebahagiaan Besar
42
Makan cilok di Turkey
43
Mantan Terindah
44
Cinta di Ujung Senja
45
Pengorbanan Cinta Opah Hadiningrat
46
Kedekatan Herman dan Ningsih
47
Karna Wanita Ingin Di Dengar
48
Naas di Hari Pernikahan
49
Kepergian Opah
50
Bertemu Yusuf
51
Ketika Arfan cemburu
52
Saling Perrcaya
53
Hamil di Usia senja
54
Aku Setuju Mama Menikah
55
Arfan dan Zahra
56
Titipan Sahabat Arfan
57
Arini kabur
58
Ingin Tenang
59
Jangan panggil Ayah
60
Azzam dan Azzura
61
CEO baru
62
ABG tua
63
Istri Durhaka
64
Kerpergian Syifa ke kota
65
"Syifa menjadi OB
66
Syifa yang Jutek
67
Salah pergaulan
68
Hafsah Salting
69
Perhatian Zidan.
70
Dilema Zidan
71
Antara dua pilihan
72
Tanda lahir
73
Celah untuk Zidan
74
Hafsah meresahkan
75
Cinta atau Ambisi semata
76
Redam Egomu
77
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!