Pagi yang cerah, tidak ada suara burung bersahutan, atau suara gemerincik embun di rerumputan , sebab kamar Arfan yang berada di lantai tiga itu se olah jauh dari keramahan bunga-bunga dan sejuknya tetumbuhan namun dengan penuh semangat, Arfan sudah bersiap untuk pergi ke kantornya, turun melalui lift di rumahnya itu, dia bersiap menuju meja makan yang mana disana sudah ada Opahnya, sedangkan mamanya sudah terbiasa makan di kamar, disuapi perawat.
"Pagi Opah " sapa Arfan pada Opahnya yang sudah duduk , sementara dia baru akan duduk.
"Pagi , loh luka mu sudah sembuh? Kok sudah mau ke kantor ? Sebaiknya istirahat dulu "
"Cuma luka kecil doang, bentar lagi juga sembuh " sanggah Arfan. Baru saja dia akan menyuapkan sepotong roti bakar yang sudah di iris , tiba-tiba dia mencium bau yang mengganggu nya.
"Bau apa an ini , menyengat sekali , Bi Ana , apa ada bangkai tikus disini ?" Arfan dengan suara keras sambil mengendus-endus bau yang baru ia cium.
"Anu- ma-af tuan muda, ini bau ikan asin yang sedang di goreng , mungkin mbak Arini yang sedang menggorengnya " Bi Ana sedikit gugup, merasa takut terjadi apa-apa sama Arini. Letak dapur memang berdekatan dengan ruang makan , jadi aroma ikan asin yang di goreng itu sudah pasti tercium ke ruang makan.
"Tu-an...maafkan mbak Arini tuan, dia orang baru disini tuan jadi dia tidak tahu apa-apa" Bi Ana mencoba membela Arini sembari mengejar Arfan yang sedang berjalan menuju dapur.
"Hei kamu, sedang apa kau , menggangguku yang sedang sarapan saja, cepat buang itu, baunya menyengat sekali, ikan apa an sih itu !" Ucap Arfan dengan nada keras, seketika Arini menoleh , dan matanya langsung tertuju pada se orang laki-laki gagah yang sedang memarahinya .
'oh...sudah pasti ini yang namanya tuan muda Arfan, bisa ditebak, karna orang nya galak banget ' batin Arini.
Namun tatapan mata Arini yang indah kebiru-biruan itu, seakan menusuk tepat di jantung Arfan, seketika Arfan pun terdiam karna terpana.
'Kalau dari dekat seperti ini dia benar-benar terlihat sangat cantik, alami, mata nya, bibir nya , hidungnya...' batin Arfan berbisik saat mata nya terpesona pada Arini dari jarak satu meter itu.
"Eh ...maaf tuan, saya sedang menggoreng ikan asin, saya mau sarapan , maaf kalau baunya menyengat , maaf tuan " Suara Arini yang merdu itu justru membuat Arfan seakan membuat jantung nya berhenti berdetak untuk sementara .
"Mm.....ka-u pelayan ba-ru ya, hmm pantas kau tidak tau peraturan disi, kau telah mengganggu mood breakfast ku, tahu....!!" Awalnya Arfan Agak grogi mau menjawab, tapi ketika dia tahu kalau Arini hanyalah pelayan, dia tetap memarahi Arini.
"Loh...saya kan cuma goreng ikan asin " Arini masih menjawab , melihat tuannya semakin marah, Arini pun mematikan kompor.
"Salah kamu itu karna kamu berani-beraninya mengganggu kenyamananku, terus dari mana kau dapatkan ikan bau itu hah ?" Arfan masih marah.
"Oh...ini saya bawa dari kampung, sengaja saya bawa karna ini makanan favoritku tuan... "Arini masih menjawab polos.
"Apahhhh...!" Arfan semakin geram. "Panggil semua satpam kesini, Pak Rudi juga " mendengar itu, Bi Ana langsung keluar memanggil satpam juga Pak Rudi, karna hanya Bi Ana yang ada didapur itu.
Sementara Arini mulai panik, takut diusir .
'masak gara-gara goreng ikan asin saja mau di usir sih, jahat banget nih orang ' batin Arini.
"Jangan tuan, jangan usir saya, saya butuh uang untuk pengobatan Bapak saya di Kampung tuan, tolong maafkan saya tuan " Arini memohon-mohon agar dimaafkan.
Taklama kemudian Pak Rudi dan satpam pun datang
"Tuan...saya mohon maafkan saya tuan, jangan usir saya tuan" Arini terus memohon, dengan melipat tangannya mendekati Arfan, didekati demikian membuat debaran jantung Arfan semakin kencang, tapi ego nya lebih tinggi dari apa pun.
"Diam !" Bentak Arfan, Arini pun diam.
"Yanto , Udin siapa yang memeriksa dia ketika pertamakali masuk ke rumah ini ?" Tanya Arfan pada kedua satpamnya.
"Saya tuan " jawab Yanto dengan nada ketakutan.
"Kamu sudah periksa apa saja barang yang dia bawa saat pertamakali dia masuk kesini ?"
" Anu ..tuan, hanya baju celana, jilbab masing-masing lima setel juga pakaian dalam "Yanto berhenti dan menunduk karna merasa malu saat menyebutkan pakaian dalam Arini, begitu juga Arini yang merasa lebih malu.
'Awas kau Arfan, kau benar-benar tidak punya hati'batin Arini mulai geram.
"Teruskan !" Bentak Arfan lagi.
"Terus... sabun cuci muka, mukenah, sebuah kitab Al qur an dan ikan asin, serta beberapa lonjor pette , Tuan " Yanto semakin gemetar.
'Owalah cuma ngitungin barang bawaanku toh, ' batin Arini lega.
"Apa itu pette?" Tanya arfan.
"Itu sejenis sayur lalapan yang baunya khas, terus dimakannya mentah" jawab yanto.
"Kenapa kamu loloskan , ikan asin sama pette nya itu"bentak Arfan. Yanto hanya bisa diam menunduk.
"Hape ? make up ? apakah tidak kau temukan di tas nya ?" tanya Arfan lagi.
"tidak ada tuan "
"kamu yakin tidak ada "Arfan heran, mengapa di jaman digital ini Arini tidak mempunyai Hape, 'apakah terlalu miskin hingga tidak mampu membelinya, atau memang dia kudet, juga tentang make up, apa dia tidak suka seperti wanita kebanyakan ?'batin Arfan yang penasaran.
"yakin tuan," jawan Yanto.
"oke, kamu saya maafkan , tapi karna kamu sudah melakukan pertanggung jawaban atas kesalahanmu ini " tegas Arfan pada Arini.
"memang kesalahan saya apa tuan" Arini membela diri
"kamu telah mengganggu kenyamanan saya saat sarapan , tahu !"bentak Arfan pada Arini.
"hukumannya adalah kamu harus keliling halaman 10 kali, sekarang juga!"tambah Arfan.
mendengar itu, Arini terlihat semangat , ia pun segera menjala nkan hukumannya .
melihat itu Arfan bertanya pada Pak Rudi
"Pak Rudi, Apakan ada yang kelupa an info tentang Arini."?
"oh iya, ternyata dia pemegang sabuk hitam dikampung nya, juga sangat suka Olah raga tuan "jawab Pak Rudi.
Taklama kemudian , Arini selesai dan melewati Arfan begitu saja, srdangkan Arini tidak terlihat kelelahan meski sudah berlari sepuluh putaran.
"pantas, kemarin dia dengan lincahnya sangat mudah melibas preman yang menyerangku."ucap Arfan.
"oh jadi Arini yang menolong anda kemarin , tuan " tanya Pak Rudi, dan Arfan hanya diam
Sementara Arini langsung ke dapur untuk sarapan dengan ikan asin yang di gorengnya tadi . ia makan dengan lahapnya, tanpa memikirkan apa yang telah dilakukan majikannya barusan, karna Arini orang nya memang cuek, cuek pada perlakuan orang padanya lebih-lebih lagi cuek pada penampilannya.
Meski di kampungnya ia mengajar TPQ dan orang-orang menyebutnya dengan panggilan Ustadzah, Arini tetap dengan penampilannya yang Tomboy , selalu pake celana tapi yang agak longgar , atasan kaos oblong atau hem juga longgar tapi tetap tidak lepas jilbab segi empatnya.
Hoby nya memang olahraga sebagai kebiasaan untuk melatih pernafasannya, sehingga bela diri nya tetap maksimal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Nyayu Nadiah
mantap
2022-04-17
0
Nur Yanii
manteeeeep
2022-04-16
0
Erika Dewi
good job seneng kl ada wanita tangguh yg py harga diri
2022-04-06
1