Opah Hadiningrat

Setelah Arfan meninggalkan Arini dan mamanya, kini opah Hadi yang menghampiri mereka.

"Apa yang kau ceritakan pada menantuku ini sampai dia terlihat senang"opah Hadi duduk ikut bergabung .

"Eh tuan besar, anu...ini saya hanya cerita tentang Abu nawas " Arini salah tingkah, karna belum kenal dengan tuan besarnya, dia hanya diberi tahu kalau majikannya disini cuma tiga orang , tuan besar tuan muda dan nyonya ningsih yang sekarang harus di rawat olehnya.

"Tidak usah salah tingkah begitu, panggil saja saya opah tapi bukan oppa korea ya, karna kalau oppa korea, kulitnya yang putih sedangkan kalau opa yang ini, rambutnya saja yang putih hahaha " Hadi terkekeh, Arini pun tertawa .

"Sekarang lanjutkan ceritanya " pinta opah Hadi.

Arini terdiam, masih merasa sungkan dan canggung karna memang baru pertamakali bertemu , apalagi dia tuannya, beda dengan nyonya yang ia rawat.

"Oke, mungkin sekarang kamu masih kaku karna belum kenal, duduklah kita kenalan saja dulu " opah Hadi menyilahkan Arini duduk disampingnya , karna bangku yang terbuat dari besi itu berbentuk panjang, jadi cukup untuk tiga orang.

"Saya disini tinggal dengan menantu, yang kamu rawat sekarang ini dan satu lagi cucu saya satu-satunya, Arfan syahreza , apa kau sudah bertemu dengannya ?" Arini menggeleng mendengar pertanyaan tuan nya.

"Dia itu sudah berumur 35 tahun tapi masih belum mau menikah, padahal saya sudah sangat merindukan cicit darinya, karna hanya dia satu-satunya penerusku, Ayah nya Arfan meninggal karna kecelakaan limabelas tahun yang lalu " mendengar itu ningsih yang dari tadi duduk bersebelahan dengan mereka, tiba-tiba menangis memeluk Arini.

"Sepertinya ningsih sangat nyaman dengan pelayananmu, jujur, ini pertamakalinya dia tersenyum , itupun karna mu, terimakasih ya..." tambah Opah Hadi.

"Ini memang sudah jadi kewajiban ku tuan besar " kata Arini.

"Sudah kubilang , panggil Aku opah saja, dan anggap dia ibumu sendiri, rawatlah dia dengan kasih yang tulus, karna Aku bisa melihat kau adalah gadis yang tulus " pinta Opah.

"Insyaalloh opah "jawab Arini. "Oh iya, tadi kata opah, tuan muda Arfan itu tidak mau menikah , tapi dia masih normal kan opah, ups maaf opah, jika saya lancang " Arini tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Sepertinya Dia hanya trauma, karna dari kecil dia selalu melihat orang tuanya sering bertengkar dan sifat kerasnya serta galaknya saat ini terbentuk dari prilaku orang tuanya yang kurang memberinya perhatian" ungkap opah.

"Kalau dikampung saya, laki-laki seperti tuan muda itu di sebut bujang lapuk opah ?" Kata Arini polos.

"Hahaha...di kota juga di sebut bujang lapuk , tapi untungnya disini jauh dari tetangga, jadi tidak ada yang nggosipin kayak di kampung kamu kan" opah Hadi pun tertawa.

"Mana mungkin ada tetangga yang ngengosipin lawong halamannnya rumah opah saja kayak lapangan bola gini " guman Arini.

Sementara ningsih sudah mulai tenang, seakan sedang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kamu tuh bisa saja, meski luas tapi sayang, tidak ada anak-anak kecil yang berlarian penuh canda dan tawa disini " lagi-lagi opah merasa sedih karna cicit yang dirindukannya belum ada tanda-tanda akan datang.

"Opah yang sabar dan jangan pernah berhenti berdoa setiap selesai sholat" mendengar penuturan Arini tentang sholat, seketika membuat opah sedih karna sesal, sebab dia tidak pernah sholat.

"Oh iya, ini sudah mulai senja, sebentar lagi adzan maghrib akan tiba, Saya bawa Ibu masuk dulu opah, Saya ijin mau sholat dulu "pintanya.

Mendengar ucapan Arini, opah Hadi semakin merasa malu pada Alloh, karna selama ini dia sudah terlalu lama tenggelam dalam obsesinya mencari kekayaan sehingga melupakan kewajiban sholat dan kewajiban lainnya. Dan Dia pun merasa bersalah pada Amanat kakeknya, tentang sholat.

Makan malam tiba, para pelayan sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing, meski yang makan hanya dua orang tapi pelayan selalu di buat sibuk, takut ada yang salah, karna jika ada yang salah sedikit saja, Arfan akan marah.

"Ini kenapa makanannya hanya seperti ini, rasa nya hambar semua ?"Arfan mulai marah, karna makanannya ada yang salah menurutnya.

"Anu tuan , kata den Andi, tuan tadi siang diserang orang dan mendapat jahitan, jadi saya memasak sesuatu yang sesuai kondisi tuan agar luka tuan cepat kering " jawab Ana, pelayan senior yang memang berdiri di sisi majikannya saat makan , agar Ana bisa segera memperbaiki jika tuannya komplain saat ada yang kurang dengan makanan yang mereka masak.

Mendengar jawaban itu, Arfan diam, menyadari kalau dia memang sedang terluka tadi siang.

"Belum ketemu siapa pelakunya ?"tanya Opah dengan tatapan serius.

"Belum Pah, Andi belum memberi kabar "

"Kau tidak mencurigai seseorang ?" selidik Opah.

"Saya belum memikirkan siapa yang harus Aku curigai, tapi bagaimanapun juga Aku harus menemukan pelakunya "Arfan merasa geram karna belum menemukan pelaku pengroyokan itu.

"Oh iya, katamu, kamu di tolong oleh seorang wanita , apa kau sudah mengucapkan terimakasih padanya " seketika Arfan tersendat, dan Opah cepat-cepat mengambilkan minuman untuk Arfan.

"Belum ketemu pah, karna waktu itu, Aku setengah sadar jadi kurang jelas wajahnya "Arfan berkilah padahal sebenarnya dia sudah tahu kalau yang menolongnya itu adalah Arini, hanya saja dia merasa tidak pantas mengucapkan terimakasih.

"Opah tahu, kau pasti gengsi untuk meminta maaf pada seorang perempuan bukan, biar Aku saja yang mengucapkan terimakadih padanya ?" Opah sangat faham watak cucunya.

"Beneran Pah, Aku belum menemukan orang nya" Arfan masih berkilah.

"Ya sudah cepat cari tahu !"

"Baik Opah "Arfan merasa lega, opahnya tidak mengintrogasinya lagi.

~mohon dukungan dan krisannya ya, agar Aku tambah semangat~

Terpopuler

Comments

Mursiti Elbina

Mursiti Elbina

jangan hanya abu nawas Arini yang diceritain sekalian temennya yang mirip ituloh si nu'aiman hihi🤗😁😂
Kisah lucu mereka berdua tak bisa terlupakan kalau keinget malah ketawa terus thor 😂😂😅

2023-09-02

0

lilik hartuti

lilik hartuti

Lanjut Thor

2022-04-17

0

Nyayu Nadiah

Nyayu Nadiah

gengsi

2022-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 tendangan maut
2 Amanat kakek buyut
3 Opah Hadiningrat
4 Gara-gara ikan Asin
5 Rencana Opah Hadi
6 Terjebak Cinta Pertama
7 Kena Sihir Selama bertahun-tahun
8 Ketika Jiwa Misquinku meronta-ronta
9 Setangkai Daun kelor
10 Cucu yang Terbuang
11 Menghapus Jejak
12 Ningsih di Ruqyah
13 Rania dan Nenek Saidah
14 Suami takut Istri
15 Arini dan Rania
16 Jadikan Aku Mahrom mu !
17 Pertemuan dengan Ustzd Firman
18 Cinta Pertama Rania
19 Keluarga Baru Rania
20 Surat cinta untuk Rania
21 Munculnya Amora
22 Dua Lamaran Untuk Arini
23 Mendadak Nikah
24 Malam pertama yang gol
25 Menyesal Menikah
26 Rania di Lamar
27 Bertemu Yusuf dan Laila.
28 Si Mulut Pedas
29 Rencana Opah berhasil
30 Kegagalan Monica
31 Ketegasan Abah Anwar
32 Arini Diserang
33 Kecemburuan Arini
34 Hadir ke Pesta
35 Arini Merajuk.
36 Tentang Dewi
37 Kedatangan Keluarga Arini
38 Malam Pertama Yusuf dan Laila
39 Pernikahan dua pasangan pengantin
40 Kurma Ajwa
41 Kebahagiaan Besar
42 Makan cilok di Turkey
43 Mantan Terindah
44 Cinta di Ujung Senja
45 Pengorbanan Cinta Opah Hadiningrat
46 Kedekatan Herman dan Ningsih
47 Karna Wanita Ingin Di Dengar
48 Naas di Hari Pernikahan
49 Kepergian Opah
50 Bertemu Yusuf
51 Ketika Arfan cemburu
52 Saling Perrcaya
53 Hamil di Usia senja
54 Aku Setuju Mama Menikah
55 Arfan dan Zahra
56 Titipan Sahabat Arfan
57 Arini kabur
58 Ingin Tenang
59 Jangan panggil Ayah
60 Azzam dan Azzura
61 CEO baru
62 ABG tua
63 Istri Durhaka
64 Kerpergian Syifa ke kota
65 "Syifa menjadi OB
66 Syifa yang Jutek
67 Salah pergaulan
68 Hafsah Salting
69 Perhatian Zidan.
70 Dilema Zidan
71 Antara dua pilihan
72 Tanda lahir
73 Celah untuk Zidan
74 Hafsah meresahkan
75 Cinta atau Ambisi semata
76 Redam Egomu
77 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 77 Episodes

1
tendangan maut
2
Amanat kakek buyut
3
Opah Hadiningrat
4
Gara-gara ikan Asin
5
Rencana Opah Hadi
6
Terjebak Cinta Pertama
7
Kena Sihir Selama bertahun-tahun
8
Ketika Jiwa Misquinku meronta-ronta
9
Setangkai Daun kelor
10
Cucu yang Terbuang
11
Menghapus Jejak
12
Ningsih di Ruqyah
13
Rania dan Nenek Saidah
14
Suami takut Istri
15
Arini dan Rania
16
Jadikan Aku Mahrom mu !
17
Pertemuan dengan Ustzd Firman
18
Cinta Pertama Rania
19
Keluarga Baru Rania
20
Surat cinta untuk Rania
21
Munculnya Amora
22
Dua Lamaran Untuk Arini
23
Mendadak Nikah
24
Malam pertama yang gol
25
Menyesal Menikah
26
Rania di Lamar
27
Bertemu Yusuf dan Laila.
28
Si Mulut Pedas
29
Rencana Opah berhasil
30
Kegagalan Monica
31
Ketegasan Abah Anwar
32
Arini Diserang
33
Kecemburuan Arini
34
Hadir ke Pesta
35
Arini Merajuk.
36
Tentang Dewi
37
Kedatangan Keluarga Arini
38
Malam Pertama Yusuf dan Laila
39
Pernikahan dua pasangan pengantin
40
Kurma Ajwa
41
Kebahagiaan Besar
42
Makan cilok di Turkey
43
Mantan Terindah
44
Cinta di Ujung Senja
45
Pengorbanan Cinta Opah Hadiningrat
46
Kedekatan Herman dan Ningsih
47
Karna Wanita Ingin Di Dengar
48
Naas di Hari Pernikahan
49
Kepergian Opah
50
Bertemu Yusuf
51
Ketika Arfan cemburu
52
Saling Perrcaya
53
Hamil di Usia senja
54
Aku Setuju Mama Menikah
55
Arfan dan Zahra
56
Titipan Sahabat Arfan
57
Arini kabur
58
Ingin Tenang
59
Jangan panggil Ayah
60
Azzam dan Azzura
61
CEO baru
62
ABG tua
63
Istri Durhaka
64
Kerpergian Syifa ke kota
65
"Syifa menjadi OB
66
Syifa yang Jutek
67
Salah pergaulan
68
Hafsah Salting
69
Perhatian Zidan.
70
Dilema Zidan
71
Antara dua pilihan
72
Tanda lahir
73
Celah untuk Zidan
74
Hafsah meresahkan
75
Cinta atau Ambisi semata
76
Redam Egomu
77
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!