Kegagalan malam pertama

Tibalah kami disebuah apartemen mewah, apartemen ini bersih dan indah. Pemandangan sekitarnya pun sangat unik, aku melihat mas Putra menekan angka 18 di lift ini. Berarti aku menuju lantai 18, apartemennya berada di lantai 18. Kami pun memasuki apartemen dan ku lihat tempat tinggal yang nyaman. Semua fasilitas ada disini dari alat olah raga yang lengkap hingga furniture yang bagus.

Diapun membawa koperku ke sebuah kamar, mungkin itu yang akan jadi kamar kita berdua. Aku mengikutinya dengan hati-hati, dan menyimpan barang-barangku yang lain.

“ Silahkan istirahat duluan aku mandi dulu.” Ucapnya

Akupun merapihkan barang-barangku dan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar. Ku siram semua rasa lelah ini, segar sekali badan ini setelah seharian berdiri dan menyalami tamu-tamu. Setelah beres ku pakai baju yang terbaik, ku wangikan diri dan sedikit memberi riasan pada wajahku yang jarang sekali terkena lipstick ini. Aku masih ingat waktu ada pengajian di kampus katanya membahagiakan suami dapat mendatangkan banyak pahala.

Ku  sisir rambut basahku, ku oleskan lipstick merah muda dan sedikit bedak. Parfum yang baru ku beli menjadi andalan agar aku tercium menyenangkan di hadapan suamiku. Malam ini aku akan menyerahkan semuanya pada suamiku, aku telah menjadi istri dan harus melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang istri.

Walau dada ini terus berdebar, aku hanya bisa pasrah bahwa aku akan melakukannya dengan seorang laki-laki yang baru saja ku kenal. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik, ku buka handphone ku dan ku ketik cara-cara menjalani malam pertama. Ini pertama kalinya aku melakukan ini, dadaku terus berdebar, ku baca paragraf demi paragraf dengan desiran di dada dan ludah yang naik turun ku telan.

Aku tidak mau mengecewakan suamiku, karena kegagapanku dalam melakukannya. Aku harus bisa mmembuat dia bahagia.  Setelah beres ku baca artikel aku pun merasa siap dan menunggu kedatangannnya ke kamar. Setelah dua jam menunggu dan waktu menunjukan pukul 12.00 dia tak kunjung datang, mungkin saja dia sedang membenahi diri atau masih belum beres mandi atau mengerjakan pekerjaan yang tertunda.

Aku jadi tidak enak, aku pun keluar kamar dan mencoba mencarinya perlahan. Tapi nihil, tak kutemukan dia. Aku kembali ke kamarku dan mencoba memejamkan mata walau sulit terasa. Ah mungkin saja dia gugup sepertiku. Jadi dia tidur di kamar lain, pikirku.

……………..

Waktu menunjukan pukul 04.00 pagi, saatnya aku bangun. Aku menuju kamar mandi dan berwudhu lalu sholat tahajud dan diakhiri sholat subuh. Setelah sholat subuh aku pun mengaji 1 juz dan menuju dapur. Itu adalah kebiasaanku di rumah. Aku harus bangun jam 04.00 pagi kemudian aku sholat tahajud dan setelah sholat subuh aku mengaji lalu membantu ibu memasak.

Ku lihat keadaan rumah sepi, tidak ada siapa-siapa, masih menggunakan mukena ku coba mencari bahan-bahan untuk memasak. Dan ternyata di kulkas penuh oleh sayuran dan daging, aku pun memasak soto daging. Setelah siap aku pun membaca buku di depan televisi, membaca buku-buku kuliahku. dua minggu lagi libur semester berakhir, aku harus belajar dengan giat.

“ Cekrek,” Ku dengar suara pintu dibuka, dan ternyata itu mas Putra. Semalam ternyata dia tidak ada di rumah. Aku berusaha tenang, dan bersikap biasa.

“ Sarapan dulu mas,” Sapaku ketika ku lihat dia menyimpan sepatunya di rak sepatu samping pintu.

“ Ya, terima kasih aku mandi dulu.” Jawabnya datar.

Aku yang resah gelisah masih mencoba menetralisir keadaan, aku mencoba tenang dan tetap bernafas seperti biasa. Walau gemuruh di dadaku berkata lain, aku merasa sikapnya bukanlah sikap gugup tapi lebih ke cuek. Dan ini di hari pertama pengantin kami, aku harus melihat suamiku tidak menemaniku di malam pengantinku. Ahh hembuskan nafas Aisyah dan beristigfar, mungkin saja dia ada pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan. Ketika mau bilang sama aku, akunya lagi di kamar mandi. Mungkin saja itu yang terjadi.

Ku lihat dia menuju meja makan dan aku pun menghampirinya, aku sendokan nasi dan menyiapkan soto ke mangkuk. Aku masih melihat dia sibuk dengan handphonenya, tidak melihat sedikitpun ke arahku.

“ Ini mas,” Ucapku sambil menyodorkan nasi.

“ Lain kali kamu tidak usah masak dan beberes rumah, nanti jam tujuh akan ada mba Narti yang membereskan rumah dan membuat makanan." Ucapnya dengan Hnadphone tetap di tangan

“ Gak apa-apa mas, aku sudah terbiasa masak sama beberes kok di rumah.” Jawabku sambil menyendokan nasi ke piringku.

“ Baiklah kalo itu tidak membuatmu repot.” Jawabnya sambil meletakan handphonenya dan mengambil sendok yang telah ku siapakan.

Kami pun makan tanpa suara, hening sepi tanpa obrolan. Padahal kami suami istri yang baru saja menikah dan keadaan ini membuatku merasa canggung. Aku tidak tau apa yang harus ku lakukan, atau mungkin aku salah tapi apa yang salah? bahkan aku hanya bertemu dia 2 kali yaitu saat pertemuan dengan keluarga dan pernikahan.

Aku masih mengenakan jilbab, aku tidak tau apa aku berani membuka jilbab dihadapan dia. Aku juga tidak tau apa yang ada di pikirannya. Aku benar-benar bingung, aku tidak tau apa yang harus ku lakukan. Dia masih asyik sarapan, memakai baju olah raga. Dua minggu ini dia cuti, aku tidak tau bagaimana selanjutnya.

“ Mau dibikinin jus mas?” Tanyaku untuk mencairkan suasana.

“ Nanti bikin sendiri.” Jawabnya singkat.

Aku pun kembali pada sofa dan kembali membaca buku, aku bingung harus bagaimana. Apa aku yang salah? Apa memang ini kebiasaan orang-orang kaya. Baru satu malam disini tapi rasanya sudah seperti sebulan.

“ Nanti sore kita ke rumah papa yang di Jakarta.” Ucapnya tanpa melirik ke arahku.

“ Sore ini mas? Aku siap-siap dulu.” Jawabku terperanjat, aku kaget karena belum menyiapkan apa-apa untuk dibawa ke rumah bapak mertua.

“ Nanti sore perginya, tak usah siap-siap dari sekarang” Ucapnya dengan masih tidak melirik ke arahku sedetikpun.

“ Aku mau bikin jenang mas, buat oleh-oleh. Kan malu kalo mengunjungi tapi ga bawa apa-apa ” Jawabku

“ Terserah,” Jawabnya

“ Mas, apa aku melakukan kesalahan?” Tanyaku sambil berdiri di hadapannya

Dia terdiam, meletakan handphonenya dan menatapku.

“ Apa kamu mau aku bicara jujur?” Tanyanya

“ Jujur saja, aku tidak apa-apa.” Jawabku

“ Aku menentang perjodohan ini, tapi aku tidak bisa berbuat banyak. Aku tau papa tidak mungkin bisa ditentang, apalagi mengingat kejadian waktu papa terkena stress. Aku takut itu terulang, dan aku akan merasa sangat bersalah.” Ucapnya dengan mata tertunduk, lalu bagaimana dengan aku? Jangan ditanya masalah hati yang remuk redam, hancur berkeping-keping tiada bersisa.

“ Maaf, jika aku menghancurkan semuanya. Tapi aku punya cinta yang tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Aku mencintainya dan dia mencintaiku, itu adalah sejatinya cinta. Jadi aku mohon kamu mengerti.” Ucapnya lagi

Aku menarik nafas panjang, mencoba menetralisir keadaan. Aku mencoba tegar ditengah kekalutan hati ini. Aku mencoba tak terlihat rapuh, Karena janjiku bahwa pernikahan ini akan membuatku bahagia.

“ Lalu aku harus bagaimana?” Tanyaku dengan genangan air mata yang tak ingin ku tumpahkan.

“ Aku bingung, papa menginginkan kamu. Dan itu tidak bisa kutolak.”  Jawabnya dengan wajah frustasi.

“ Aku akan lakukan, apa yang kamu inginkan.” Jawabku dengan tarikan nafas.

“ Aku hanya ingin kamu bisa menjadi istriku hanya di depan papa. Dan selain itu silahkan jalani hidupmu sendiri, kamu bebas mau berbuat apa saja.” Jawabnya

“ Baiklah,” Jawabku tanpa terlihat aku harus berpikir dulu.

“ Dan satu lagi, jangan menungguku karena kita tidur di kamar yang berbeda.” Ucapnya sambil berdiri dan pergi ke ruang olah raga.

Jangan ditanya masalah hati ini, dia sudah jatuh dan kemudian terinjak. Aku tak punya daya dan kekuatan untuk berkata bahwa aku juga berhak bahagia. Kata demi kata yang dia ucapkan sangat menusuk jantungku hingga kedalaman terakhir. Apa aku masih pada tujuan pernikahan ini? Bahwa aku wajib bahagia?

bersambung............

Terpopuler

Comments

Ida Ismail

Ida Ismail

pernikahan macam apa itu

2020-10-31

2

Anonymous

Anonymous

up

2020-06-16

1

abi rayhan

abi rayhan

lanjut

2020-05-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!