Perjodohan

Aku yang sedang membaca buku pun tersentak kaget, aku menggigit bibir bawahku dan mencoba menetralisir degup jantungku. Ku tau hubungan apa yang dijalin antara pak Handi dan bapak. Dan jika bapak menolak maka itu akan membuat hubungan mereka menjadi canggung. Apalagi pak Handi sudah memohon sama bapak. Pak Handi yang memberikan hewan-hewan ternak ini sama bapak, sehingga bapak bisa menguliahkan aku dan adik. Aku dan adik tak bisa menyela apa yang bapak katakan, Bukan karena bapak galak tapi karena Kharisma yang bapak miliki sehingga aku tak mampu untuk memandang mata bapak.

“ Eumh…siapa pak? Anaknya yang mana?” Jawabku

“ Anaknya yang kedua ndo, itu lho yang jadi direktur utama program TV yang sering banyak sinetron-sinetron pendek.” Ucap bapak kemudian

Yang aku tahu pak Handi pemilik Televisitwo, dan yang jadi direktur utama nya adalah anaknya yang kedua. Aku gak tau namanya tapi nanti aku coba buka Google untuk cari tau.

“ Aisyah serahkan sama bapak saja.” Jawabku kemudian

Tiba-tiba ibu datang dan menanyakan apa yang sedang kami bahas. Bapak menceritakan pada ibu dan ibu menghampiriku. Ibu mengusap lembut punggungku sambil berkata..

“ Ndo, istikhoroh saja ya. Minggu depan bapak kembali ke rumah pak Handi, kamu istikhoroh saja dulu minta sama gusti Allah supaya diberikan jawaban yang terbaik.” Ucap ibu lembut.

 “ Nggih bu, Aisyah coba istikhoroh dulu supaya mendapat jawaban yang terbaik.” Jawabku sambil menutup buku dan menuju kamarku

Disini aku merasa bingung, aku tak tau apa yang harus aku rasakan. Menjadi istri seorang direktur utama stasiun televisi bukanlah hal yang buruk, tapi dijodohkan dengannya yang aku tak tahu siapa dia bagaimana nantinya? Apakah akan berjalan biasa saja? Atau akan ada kejadian yang tidak terduga? Aku takut membayangkan yang akan terjadi nanti. Tapi siapa tau itu hanya ketakutanku saja, siapa tau takdir baik berada di pihakku.

Tapi bagaimana dengan mas Fauzan? Dia selalu menungguku walau aku tak pernah membalas perasaannya. Dalam diam aku memperhatikannya, membayangkan wajahnya dan senyuman yang selalu mengembang dari wajahnya. Perhatian yang dia tunjukan setiap hari di kampus membuatku sedikit luluh, walau aku tak pernah mengatakannya.

Ah ada apa dengan aku ini, aku harus netral memilih diantara mereka. Mulai malam ini aku akan istikhoroh supaya  mendapatkan yang terbaik. Akan ku adukan semua ketakutanku padaNya, semua resah gelisah yang aku rasakan.

Pagi aku aku banging dalam keadaan yang sangat segar, aku merasa hatiku berbunga. Setelah menjalani istikhoroh selama lima malam. Aku merasa hatiku semakin condong pada laki-laki yang disebutkan bapak. Baiklah akan ku mulai nafas baru, akan ku terima pinangannya dan berjanji akan hidup bahagia.

…………

Tibalah hari itu, dimana aku dan laki-laki yang akan menikahiku bertemu. Kami tak saling bertatap mata atau bahkan menyapa. Kami terdiam sejenak lalu larut dalam kecanggungan kami sendiri, ahh ku Tarik nafas perlahan kemudian mengeluarkannya dengan lembut. Berharap cara itu mampu menetralisir keadaan degup jantungku.

“ Nak Aisyah, ini anaknya Om yang kedua namanya putra Handika. Yang akan menjadi suamimu 3 hari lagi. Kalian pasti belum saling mengenal” Ucap pa Handi ketika pertemuan keluarga

Aku hanya tertunduk dan tersenyum pada pak Handi sungguh aku gugup canggung dengan keadaan ini.

“ Hai, kenalin Putra?” Tanya laki-laki itu seraya menyodorkan tangannya padaku

Aku yang sedang berkutat dengan pikiran-pikiranku pun berdiri kemudian mengatupkan tanganku di depan dada. Yang seraya mengundang semua anggota keluarga tertawa.

“ Hahahah, Putra dia itu perempuan yang tidak sembarangan disentuh oleh yang bukan mahromnya. Nanti kalo kamu sudah menikahinya baru dia bisa dimiliki. Kalo sekarang dia masih disegel.” Ucap pa Handi seraya tertawa.

Aku tak tau gimana raut wajah laki-laki itu, karena kepala ku terasa berat untuk diangkat. Aku selalu menunduk seolah beban kepalaku lebih berat dari badanku.

Sejak itu, bapak sibuk mempersiapkan pernikahanku. Karena pernikahan akan digelar dua kali, yaitu satu kali di rumah bapak sekalian akad agar bapak dapat mengundang teman-teman di kampung. Dan resepsi akan digelar di keluarga pak Handi.

tiga hari telah berlalu dan kini waktunya aku memakai gaun putih dengan cela di mata. Aku yang sama sekali tidak pernah memakai bedak kini berbalutkan make up dan riasan. Orang-orang bilang aku sangat berbeda sekali, aku seperti bidadari yang turun dari langit itu kata adikku Fatima.

Aku harus bahagia, kini aku serahkan seluruh hidupku pada yang mejadi suamiku. Aku harus jadi makmum yang baik untuknya. Mencintainya, menyayanginya dan menerima seluruh kekurangannya. Dan janjiku untuk pernikahan ini adalah aku wajib bahagia.

Aku masih berada di kamar saat ku dengar pihak laki-laki datang, ku dengar mereka berbicara dan tertawa hingga pada akhirnya aku mendengar suara bapak mengucapkan:

“ Ananda Putra Handika Bin Handika Satya Purnama Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Aisyah Latifah Binti Saefullah Haruman dengan maskawinnya berupa berlian 100 gram dan seperangkat  alat sholat , tunai.” Ucap bapak lantang yang membuat dadaku bergemuruh hebat. Lalu disusul oleh ucapan laki-laki itu yang membuat aku semakin tak karuan dan berhasil melelehkan bulir bening ini.

“ Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Latifah Binti Saefullah Haruman dengan maskawin 100 gram berlian dan seperangkat alat sholat tunai.” Ucapnya tak kalah lantang dari bapak.

Air mataku tak bisa tertahan, ia jatuh begitu saja. Aku harus bahagia itu yang terus ku sebutkan disudut bibirku. Aku tak pernah meminta apapun, bahkan disaat aku ingin berkuliah aku sama sekali tak menyebutkannya pada bapak. Tapi Allah dengan mudah memberi jalan padaku dan adik untuk bisa berkuliah. Dan kini aku meminta dengan gamblang padaMu ya Rabb agar aku bahagia.

Aku pun diminta untuk keluar dan menemui laki-laki yang telah menjadi suamiku. Aku digandeng ibu dan adikku lalu duduk di depan suamiku. Aku disuruh mencium tangannya kemudian kamera pun banyak mengarah pada kami.

Ya, sangat canggung sekali. Ketika aku seorang gadis yang tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis harus mencium punggung tangan seorang laki-laki yang bahkan baru ku lihat sekali.

Acara pun berlangsung, tamu-tamu berdatangan. Termasuk teman-teman dekat pa Handi. Ku lihat ada artis yang sering jadi pemeran utama di sinetron televisinya pa Handi dia Tamara latisya . Dia datang dan mencium pipi kiri dan kanan serta memeluk mas putra. Aku merasa risih, tapi sepertinya aku harus biasa karena mungkin itu sudah jadi kebiasaan para artis dan teman-temannya.  Acara ini memang diatur untuk  saudara dan kerabat saja. Acara ini pun tertutup dari media, karena untuk menjaga kesakralannya. Untuk acara resepsi yang akan dilaksanakan sebulan dari sekarang itu akan dibuka ke media dan mengundang lebih banyak tamu.

Acara pun selesai, ku lihat dua keluarga besar berkumpul dan ngobrol. Aku masih di kamar berganti baju, ku lihat mas Putra sedang sibuk dengan handphonenya. Ketika ibunya bu Sulastri bertanya dia menjawab bahwa dia sedang sibuk karena ada kerjaan yang bermasalah. Aku hanya bisa mengamati dari  balik pintu. Aku belum berani menyapa, apalagi dia juga tidak menyapa.

Keluarga pak Handi pamit dan aku pun yang dari tadi sudah membenahi barang-barangku harus rela berpisah dengan ibu. Aku berpamitan pada ibu, ku peluk erat ibu dan bapak dengan derai air mata. Serasa ada yang menusuk di hati ini. Aku tak pernah jauh dari bapak dan ibu, dan kini aku pergi meinggalkan mereka dengan laki-laki yang tak pernah ku kenal sebelumnya.

Aku melaju menuju Jakarta, karena mas Putra ingin hidup terpisah dengan keluarga katanya agar kami mandiri. Dengan kecepatan tinggi mas Putra mengendarai mobilnya. Aku yang dari tadi ketakutan hanya bisa berpegang erat pada pegangan mobil.

Tak ada kata hanya hening tercipta, tak ada tatapan atau lirikan. Sepi dan sunyi, aku paham mungkin saja mas putra canggung. Secara kami hanya bertemu satu kali dan ini pertemuan kedua kami.

bersambung.................

Terpopuler

Comments

Putri Rimadhona

Putri Rimadhona

up

2020-06-22

0

Anonymous

Anonymous

up
up

2020-06-19

1

Anonymous

Anonymous

semangat

2020-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!