Didalam kamar Aira menatap cermin
"ibu,ayah anakmu akan menikah mohon berikan doa dan restu mu, meskipun Aira dijodohkan tapi Aira berharap akan berakhir bahagia" gumamnya
tak terasa air matanya menetes
disaat tangan Aira mencari tisu di lemari
" jangan menangis,,,,,,,,,,"seseorang menyeka air mata Aira mengunakan tisu
Aira menangkap tangan yang mengusap air matanya lalu menghempaskan ya"
#Akhhhhhhh,,,,,,Sakit,,,,,,"
Aira menoleh ternyata Monika entah sejak kapan Monika didalam kamar Aira
"ehhhh,,,,, kakak,,,,"Aira sedikit terkejut,
"sejak kapan kakak disini"Lanjut Aira
"baru saja belom lama,,,, kakak sudah ketok-ketok pintu dari tadi tapi kamu tidak menjawab panggilan kakak, yaa,,,Sudah kak monika masuk saja, ternyata kamu sedang melamun"
Aira menggaruk kepala yang tidak gatal sambil menyeringai tidak menjawab obrolan kak monika
Monika membelai rambut Aira dengan lembut dan berkata
"kakak tau bagaimana perasaanmu saat ini, tapi kakak mohon mencoba lah menjadi istri yang baik jangan aneh-aneh lupakan pacarmu itu, tidak baik seorang istri masih menjalin hubungan dengan laki-laki lain kakak berdoa semoga laki-laki yang akan menjadi suamimu itu laki-laki yang baik, agar pernikahan kalian berakhir bahagia seperti dalam novel" Monika menasehati Aira
Aira mencubit lengan Monika
"Aaawwwww,,,,,,, kenapa malah mencubit" Monika meringis terlihat kesakitan lalu mengusap-usap lengannya yang dicubit Aira
"habisnya kakak berceramah soal pernikahan panjang lebar, sedangkan kakak sendiri saja belom menikah" Aira berkata sambil mengerutkan keningnya
"hehehehehehe,,,,, iyaaa,,,, yah"
Disaat mereka mengobrol mini masuk kamar Aira tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu
"Nak,,,,,,,,,"
Aira dan Monika yang mendengar suara ibunya menoleh
"iya Bun,,,,,,," Aira dan Monika spontan menjawab panggilan ibunya bersamaan
Aira dan Monika saling menatap ,lalu tertawa bersama-sama
"hahahahhahahhahaha,,,,,,,,"
ibu mini yang melihat tingkah anaknya juga ikut tertawa
"hahhahahhahahahah,,,,,,,," suara ketawa Aira,Monika,mini terdengar menggema didalam kamar
"sudah jangan ketawa terus, perut ibu sudah sakit" ucap ibu mini sambil memegangi perut
Aira dan Monika pun diam dengan nafas sedikit terengah-engah akibat terlalu lama tertawa
"sebentar lagi waktunya akad nikah, bersiap-siap lahh suamimu sebentar lagi juga akan datang" ibu mini berkata
sebelum Aira dan Monika menjawab ibu mini sudah pergi
Aira yang mendengar kata-kata akad nikah langsung menunduk wajahnya berubah sedih
Monika yang melihat ekspresi Aira juga ikut sedih seolah merasakan apa yang Aira rasakan
Monika mengelus punggung Aira dan berkata
"sudah jangan sedih, Jodoh,rezeqi, maut sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mungkin laki-laki yang akan menjadi suamimu itu jodoh yang terbaik untukmu"
"iya kak,,,,,,Aira akan mencoba menerima semuanya" jawab Aira yang masih menunduk
Monika membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu tetapi tertahan mendengar suara ketukan pintu
Tokkk,,,,,,,Tokkk,,,,,,Tokkk,,,,,,,,,,,,,
"siapa,,,, masuk saja tidak dikunci" jawab Aira
terlihat ibu mini masuk ke kamar Aira,
Melihat ibu mini masuk Monika tidak jadi berkata
"Nak, calon suamimu dan keluarganya sudah datang,ayo kita kedepan"ibu mini berjalan menuju Aira lalu mengandeng nya.
Aira hanya menurut tidak berkata apapun dan Monika berjalan dibelakang ibu dan adiknya
disaat tangannya digandeng ibu mini aira menoleh ke kanan dan kekiri melihat rumah mereka dihias bunga nampak begitu elegan
"sebenarnya sihh juga, seolah-olah aku ratu hari ini tapi sayang yang jadi rajanya bukan Bryan" Aira bergumam dalam hati
Aira juga melihat banyak tamu yang hadir sebagian Aira mengenali mereka tapi sebagian lagi tidak
"banyak yang tidak aku kenali hhhhh,,,,,,,,paling keluarga dari pihak laki-laki" begitulah pikiran Aira
disaat Aira berjibaku dalam pikirannya tiba-tiba seseorang memeluk aira, membuat Aira tersadar dari lamunannya
Ternyata Anton ayahnya Monika yang memeluk aira, memang sejak Anton datang tadi pagi Aira belum bertemu dengannya sama sekali berbeda dengan monika dan ibu mini yang sudah menemuinya berulang kali
"maafin ayah nak, kamu tau sendiri kan gimana nenek, ayah tidak berani membantah, maafinn ayah nak" begitulah Anton berbicara sambil memeluk putrinya Aira
Aira bukan anak kandungnya tapi Anton menganggap Aira sebagai putrinya
Dari kejauhan terlihat penghulu datang
Anton yang melihat penghulu datang melepaskan pelukannya ke Aira
"penghulu sudah datang ayo nak kesana" anton menunjuk tempat yang sudah disiapkan untuk akad
lalu Aira,Anton,ibu mini berjalan menuju tempat tersebut diikuti Monika dibelakang mengekor
"Ssilahkan pak,,,,,,,,,,," Anton mempersilahkan penghulu duduk
Pak penghulupun duduk melihat kursi didepanya kosong
"pengantin laki-lakinya mana?" tanya pak penghulu
sebelum Anton menjawab terlihat laki-laki mendekat lalu duduk didepan penghulu
Aira yang melihat laki-laki yang duduk didekatnya sedikit terkejut, memang dari awal perjodohan Aira tidak pernah mau dipertemukan jadi ini pertama kalinya mereka bertemu
"hhhhh,,,,,,,ini yang akan menjadi suamiku apa tidak salah,,, tuwirrrr banget cocokan jadi ayahku, bahkan jika dibandingkan dengan ayah Anton, masih gantengan ayahku"gumam Aira dalam hati
Aira yang penasaran untuk bertanya tidak bisa menunggu nanti-nanti
Lalu menyenggol kaki ayahnya Anton
Anton yang paham kode anaknya bertanya sedikit berbisik "kenapa,,,,?????"
Aira memutar matanya kearah laki-laki asing tersebut lalu berkata ke ayahnya "apa benar yahh,,, apa tidak salah"Aira berkata sedikit berbisik
Anton paham maksud anaknya hanya mengangguk menandakan iya, sebenarnya Anton ingin berkata banyak hal menguatkan hati aira
tapi karena saat ini acara sakrat begitu banyak mata memandang mereka membuat Anton mengurungkan niatnya
Aira ingin bertanya banyak hal ke Anton tiba-tiba terdengar suara
"jika semuanya sudah siap ayo kita mulai acaranya" suara pak penghulu memecah keheningan
Aira menghela nafas panjang menandakan kesal "hhhhh,,,,,kenapa sudah dimulai sih acaranya, bisa ditunda ngak sihh besok atau lusa gitu, hhhhh,,,,, aku belom siap, ayahhh ibu andai mereka masih hidup aku tidak akan seperti ini, ibuuuu,,,,,, ayah,,,,, aku ingin ikut kalian saja" Aira masih berkata dalam pikirannya
tiba-tiba terdengar suara "SAHH,,,,,,,,,,,,," "SAHH,,,,,,,,,,,," "SAHH,,,,,,,,,,,,,,"
Aira tersadar dari lamunannya
Mendengar kata SAHH Aira membulatkan matanya tidak menyangka laki-laki yang berada disampingnya sekarang resmi menjadi suaminya dan Aira resmi menjadi seorang istri
semua orang terlihat tersenyum bahagia kecuali aira
Aira menunduk seketika sekelebatan bayangan Bryan ada di pikiranya, Aira mengingat kenangan indah bersama mantan pacar
Monika yang melihat Aira menunduk sedih membuat dirinya ikut sedih, tak terasa air mata Monika menetes, buru-buru Monika menyekanya
"mb cium tangan suaminya" kata penghulu
"mb,,,,,,,,,," "mb,,,,,,,,,,," "mb,,,,,,,,,," terdengar berulang kali penghulu bicara
Aira yang masih dalam lamunannya membuat Aira tidak mendengar
Anton yang melihat anaknya melamun dibawah meja kaki anton menyengol kaki Aira, membuat Aira tersadar dari lamunannya
"hhhhhh,,,,, ada apa yah,,,,,"
Anton tidak menjawab hanya menoleh ke arah pak penghulu
Aira juga menoleh ke arah penghulu
"mb cium tangan suaminya, kalian sekarang sudah resmi menjadi suami istri,"
Aira merasa malas ogah tapi melihat mata Anton melotot seolah ingin makan orang hidup-hidup membuat Aira menurut saja
Dodi suami aira mengulurkan tangannya, Aira menangkap tangan tersebut dan menciumnya
"Ccccuuuuppppp,,,,,,,," suara kecupan Aira dipunggung tangan Dodi yang sekarang sudah menjadi suaminya
"proookkk,,,,,,,,,,prokkkk,,,,,,,,,,prokkk,,,,,,,,,"
terdengar suara tepuk tangan riuh dari para tamu yang begitu bahagia termasuk nenek Halimah begitu bahagia melihat cucu angkatnya menikah dengan laki-laki pilihannya
Diseberang jalan terlihat pohon mangga yang begitu besar terlihat seseorang bersembunyi dibalik pohon sambil menyeka air matanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments