Menikah

Tokkk,,,,,,,,,,Tokkk,,,,,,,,,Tokkk,,,,,,,,,,,

terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Aira, "masuk saja pintu tidak dikunci"

"Kkrreeeeekkkkk,,,,,,,,,,,,"suara pintu dibuka

terlihat Bu mini didepan pintu

"bunda sini masuk saja,,, kenapa cuma berdiri didepan pintu"

Aira tersenyum melihat kedatangan bunda mini, meskipun mini bukan ibu kandung Aira tapi Aira sudah menganggap mini ibu kandungnya

sebenarnya nama asli mini itu Siti tapi karena bertubuh mungil, kecil,putih orang-orang disekitar tempat tinggalnya memanggilnya mini.termasuk anak-anaknya memanggilnya mini

"Aira minta maaf tidak menyambut kedatangan bunda"Aira langsung meraih tangan ibu mini mencium punggung tanggan mini

"kya, orang penting saja disambut" ibu mini berkata sambil mengusap kepala aira

Aira sudah selesai di makeup

Sebenarnya Aira tidak pernah dandan apa lagi dandan menor tapi karena makeup,baju semuanya yang memilihkan nenek halimah

Membuat Aira terpaksa menerimannya.

bunda mini terperangah,,,

"cantik sekali kamu nak,,,," bunda mini memuji kecantikan Aira

"makasih bunda, siapa dulu donk kan anak bunda, bundanya cantik anaknya juga cantik" Aira berusaha tersenyum ceria, Aira tidak mau menambah beban bunda mini karena perjodohan ini

"cari siapa Bun?" Aira bertanya karena sedari tadi bunda mini menengok kanan kiri terlihat mencari seseorang

"apa kamu lihat kakakmu Monika? biasanya setiap kerumah ini kan selalu tidur dikamar kamu" bunda mini bertanya dengan suara lirihnya

"bukanya kak Monika tidur dikamar tamu Bun?"

"apa jam segini tidur, astaga itu adiknya mau nikah kenapa malah tidur harusnya siap-siap dandan cantik" bunda mini berbicara dengan nada tinggi terlihat raut wajahnya yang geram

" Jangan marah-marah Bun mungkin kak Monik kelelahan" Aira berusaha menenangkan bunda mini

"hemmmm,,,,, bunda kekamar tamu dulu ya nak bangunin kakakmu itu yang Pel Lor, setiap nempel bantal langsung molor" belom sempat Aira menjawab bunda mini sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan kamar Aira

Ditempat kediaman Bryan

Bryan terlihat melamun memikirkan pesan dari Aira, Bryan sudah mengirim ratusan pesan tapi tidak dibalas hanya dibuka saja membuat Bryan semakin bingung

Bryan teringat Aldila dan Mila dua sahabat Aira, "hhhh,,,, aku tanya saja sama mereka, pasti mereka tau sesuatu"pikir Bryan

Bryan yang sudah mandi,sarapan langsung gass,,,,,,,, menuju rumah Mila karena memang lebih dekat jarak antara rumah Bryan kerumah Mila daripada rumah Bryan ke rumah Aldila

setelah 15menit perjalanan Bryan sampai didepan rumah Mila

Tokkkk,,,,,,Tokkk,,,,,Tokkkk,,,,,,,,

Bryan mengetuk pintu rumah Mila tidak lama kemudian terlihat wanita paruh baya membuka pintu,

"Anda siapa ya,,dan mau cari siapa" tanya wanita paruh baya tersebut

"Maaf menganggu, saya Bryan Bu temanya Mila"Bryan berkata sambil tersenyum dan menunduk menandakan hormat

"saya ibunya mila nak,Mila tidak ada dirumah baru saja berangkat kuliah, apa tadi nak Bryan tidak memberitahu Mila dulu jika mau kesini" tanya ibunya Mila dengan lemah lembutnya

"tidak Bu, yasudah saya pulang dulu, permisi" Bryan memutar badan melangkah pergi

ibunya Mila menatap punggung teman anaknya itu dalam hati berkata

,"apa pacarnya Mila ya? hhhh yasudah lahhh nanti tanya Mila saja" setelah tamunya dirasa sudah jauh tidak terlihat baru menutup pintu

Bryan tidak putus asa langsung tancap gas menemui Aldila

Setelah 15menit perjalanan Bryan sampai dirumah aldila tidak perlu mengetuk pintu ternyata Aldila sedang berada didepan rumah menyapu

"hemmmm,,,,," Bryan berdehem mengagetkan Aldila

,, Ihhh ngagetin aja,," terlihat Adila menepuk-nepuk dadanya terlihat kaget

"Maaff" Bryan meminta maaf sambil mengangkat dua jarinya piss

"Ya,,, gpp sudah tak maafin,kesini mau apa hhhh,,," Aldila berkata sambil matanya melotot

"Uuuhhhhh,,,, galak amat Bun, disuruh masuk dulu Napa dibikinin teh camilan gitu sekalian bikinin sarapan juga" Bryan berkata sambil menyeringai

"Tamu ngelunjak ini namanya ya sudah sini masuk"Aldila menaruh sapu mempersilahkan Bryan masuk

Aldila masuk terlebih dahulu diikuti bryan,

Bryan duduk disofa sedangkan Aldila pergi mengambil minum dan camilan

didapur Aldila terlihat membuat teh untuk Bryan tapi pikiran Aldila kemana-mana

Aldila khawatir kalau Bryan akan menanyakan tentang Aira, "kalau sampai Bryan tanya tentang Aira mampus, mau jawab apa, kalau bohong dosa tapi kalau jujur sudah terlanjur berjanji" gumamnya dalam hati,

Aira sudah meminta agar Aldila tidak berkata jujur soal dirinya dan Aldila yang sudah terlanjur berjanji terpaksa berbohong

"Hhhhh,,,,, nambah lagi dah dosa gua kali ini terpaksa berbohong maaf yan" gumamnya lirih

Dirasa teh dan camilanya sudah siap Aldila berjalan menuju ruang tamu

"ini tehnya silahkan diminum dan ini camilanya silahkan "Aldila memberikan teh dan camilanya berusaha tersenyum agar tidak terlihat menutup-nutupi sesuatu, meskipun jantungnya deg degan,,,,,,, takut ketahuan

Aldila duduk bersebrangan dengan Bryan

Bryan langsung bertanya tho the poin

"Akhir-akhir ini Aira menjauh dariku ,malah tadi pagi Aira mengirim pesan mengatakan selingkuh, apa semua itu benar?" Bryan mengatakan semuanya terlihat marah tapi sorot matanya terlihat sedih

"Apa semua itu benar, apa itu yang membuat Aira menjauhiku, karena ada yang lain" belum sempat Aldila menjawab Bryan sudah bertanya lagi

"Apa salahku, 6thn bersama semudah itukah kelain hati" suara Bryan terdengar lirih menahan tangis tapi tak terasa air matanya jatuh tapi Bryan langsung menyekanya mungkin malu ada Aldila didepanya atau juga malu masa cwo nangis

Melihat Bryan seperti ini membuat Aldila juga ikut sedih tapi tidak mungkin Aldila jujur

"Maafin aku Yann,,, aku tidak bisa jujur"gumamnya dalam hati

Aldila menarik nafas panjang lalu berkata

"maaf yan, soal itu aku tidak tau apa-apa lebih baik kamu tanyakan sendiri ke yang bersangkutan"

"plisss,,,,, Al pasti kamu tau sesuatu" Bryan merengek agar Al memberitahu sebenarnya

tapi karena Aldila sudah terlanjur berjanji membuat Aldila tidak bisa berkata sejujurnya

"tanyakan saja sama Aira, sebagai temanmu dan juga sahabat aira, aku turut sedih padahal kalian pasangan serasi tetapi kenapa malah begini" ucap Aldila menatap televisi

tidak sopan memang bicara tanpa memandang wajah yang diajak bicara tapi Aldila tidak tega jika menatap wajah Bryan yang terlihat begitu sedih

"yasudah saya pamit dulu,saya mau kerumah Aira saja menanyakan secara langsung" belum sempat Aldila menjawab Bryan sudah melangkah cepat pergi

"haduhhh,,,, apa aku salah ngomong ya,,, hari ini kan Aira menikah bahkan bentar lagi ijab kabulnya, haduhhh,,,bagaimana ini kalau sampai Bryan mengacaukan pernikahan Aira. Aldila berkata sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal

Aldila berlari kecil mengambil handphone langsung menghubungi Aira, dipanggilnya berulangkali tapi tidak tersambung

Aldila yang kesal spontan menggebrak meja

dibelakang Aira terlihat laki-laki kaget mendengar Aldila menggebrak meja

"Kamu kenapa sihh" tanya Riko,

Laki-laki dibelakang Aldila itu namanya Riko suami Aldila

Aldila menoleh langsung memeluk suaminya sambil menangis

"Heyy,,,, kenapa menangis ayo cerita ada apa, ada masalah apa sehingga membuat istriku tercinta ini menangis"

"hemmmm,,,,,," Aldila menggantung suaranya

"cerita lahh sayang, kita kan sudah berjanji tidak akan ada yang ditutup-tutupi diantara kita"

awalnya Aldila ragu tapi akhirnya menceritakan semuanya ke suaminya

"percayalah mi kalau Bryan itu jodoh Aira, mau bagaimana pun cobaan yang dihadapi endingnya akan bersama sebaliknya bila tidak jodoh mau memaksakan bagaimana pun tetap akan berpisah, Tuhan maha tau kok apa yang terbaik untuk hambanya,kadang menurut manusia baik belum tentu itu yang terbaik" Riko berbicara dengan lembutnya sambil membelai rambut istrinya

Aldila hanya mengangguk

"contohnya hubungan kita, begitu banyak cobaan berat yang kita lalui, papi kira kita tidak akan,,,,," belum selesai bicara Aldila sudah menutup mulut Riko suaminya dengan tangannya

Adila dan Riko pun saling berpandangan dengan jarak yang begitu dekat,suara hembusan nafas Riko terasa di wajah aldila

"itu tandanya kita berjodoh pii" wajah teduh polesan makeup tipis juga suara Adila begitu menggemaskan membuat Riko mencium kening istrinya

setelah mendengar semua nasihat Riko Aldila bisa sedikit tenang mereka pun saling berpelukan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!