BC 02

"Bangun! bangun bodoh!!"

Dengan tersentak, Ferdinand langsung membuka kedua matanya saat tubuhnya terus di guncang dengan kuat.

Masih dengan tubuh yang terasa lemah dan arah pandang yang sedikit buram, Ferdinand mencoba menyerap keadaan. Hingga wajah seseorang yang sangat di kenalnyan muncul di depan wajahnya dengan tampang gahar, seperti biasa.

"Ed?"

Edward kembali mengguncang-guncangkan dengan kuat tubuh Ferdinand sambil mendengus kuat

"Bangunlah. ini bukan saatnya kau bisa sakit"

Ucapan Edward membuat Ferdinand langsung menoleh ke arah samping. Untuk melihat keadaan saudari kembarnya. Saudari kembarnya yang lebih Ferdinand khawatirkan dari pada dirinya sendiri. Tapi, ranjang di sebelahnya sudah kosong.

Sambil mengangkat punggungnya dengan susah payah, Ferdinand mulai bangkit sambil mengerdarkan arah pandangnya.

Hingga Ferdinand bisa melihat Francesca yang ternyata sudah duduk di kursi meja, duduk diam sambil menatap ke arah luar jendela.

"Frans?"

"Aku baik-baik saja"

Jawaban datar Francesca membuat Ferdinand cukup lega. Tubuhnya yang masih cukup lemah mulai kembali bergerak hingga suara pintu yang terbuka membuat arah pandang semua orang menoleh ke arah siapa yang datang.

Sudah berhari-hari Ferdinand terbaring lemah dengan hanya bisa terus tenggelam dalam kegelapan dan kekhawatirannya pada Francesca. Hingga dirinya melupakan istrinya, istrinya Anastasia yang sedang masuk ke dalam kamar dan langsung memberikan senyum hangat padanya

"Selamat siang"

Kedua tangan Ferdinand langsung terangkat ke arah Anastasia. Anastasia yang mengerti langsung mendekat pada ranjang dan langsung masuk ke dalam dekapan suaminya.

Beberapa detik mereka saling memeluk, hingga Ferdinand dengan cepat melepaskan pelukannya saat Edward sudah menyeret sebuah kursi, kursi untuknya. Kursi yang hanya di geser Edward di depan kursi Francesca, tapi juga menjadi sebuah ucapan jika Ferdinand harus segera menuju ke sana

Sambil membantu suaminya untuk bangkit berdiri dari ranjang, Anastasia juga ikut melangkah mendekat pada Francesca yang masih belum juga merubah arah pandangnya.

Hingga Ferdinand sudah duduk di kursi, suara Francesca kembali terdengar.

"Ana?"

Anastasia langsung memisahkan diri dari suaminya, dan langsung menatap punggung Francesca dengan sopan.

"Iya Your Majesty"

"Hari ini kau pimpin rapat bersama Pangeran Henry. Dan kirim surat undangan ke parlement untuk besok"

Dengan cepat Anastasia mengangguk paham

"Baik Your Majesty"

Setelah mendengar jawaban Anastasia, Francesca langsung berdiri dari kursinya sambil berucap

"Apa kau sudah memanggil para anjing terbaik Ed?"

Kepala Edward langsung mengangguk

"Sudah Your Majesty"

Ucapan Francesca yang entah mempunyai maksut apa. Membuat Ferdinand, Edward, dan Anastasia langsung menatap punggung Francesca yang masih mengarah ke depan jendela. Arah pandang mereka meminta penjelasan tentang apa yang sedang di rencanakan Francesca. Hingga suara Francesca kembali terdengar.

"Jika kalian mendengar pemilik dari kerajaan yang ingin kalian rebut sudah muncul. Apa yang akan kau lakukan?"

Sudut mata Edward berkedut. Ternyata benar, jika Francesca adalah anak kakeknya. Lihatlah bagaimana cara berpikirnya yang sama persis seperti George.

Setelah melihat langkah Francesca yang mulai bergerak, Edward menunggu langkah Ferdinand dan Anastasia yang mulai mengikuti langkah Francesca. Lalu dirinya ikut bergerak menuju ke camp kesatria.

Saat langkah mereka sudah sampai di depan pintu istana yang masih coba di perbaiki, sama seperti yang terjadi di segala sisi sudut istana, Anastasia segera memisahkan dirinya untuk menuju ke ruang rapat. Dimana di sana semua gentleman dan Henry mungkin sudah berkumpul.

Sedangkah mereka bertiga tidak menghentikan langkah mereka yang akan menuju camp kesatria.

Arah pandang Ferdinand dan Francesca melebar, menatap segala kerusakan yang masih di perbaiki. Selama empat hari ternyata mereka sudah membuang banyak waktu berharga karna terbaring, dan akhirnya dua kembaran itu mulai menyadari jika sudah terlalu banyak waktu yang mereka sia-siakan.

Karna itu. Meski sama-sama merasa jika tubuh mereka masih lemah, dua kembar itu tidak akan mengikuti tubuh mereka tapi, mereka akan mengikuti bara api di hati mereka yang mulai kembali membakar perasaan mereka.

Langkah Francesca dan Ferdinand sudah menuju camp kesatria yang langsung di sambut semua kesatria dengan raut wajah yang jelas menunjukkan kesedihan dan kesakitan. Francesca dan Ferdinand tahu itu, mereka mengerti jenis perasaan seperti itu, karna mereka pun sama. Sama-sama merasa sedih dan sakit karna duka yang tidak ingin mereka anggap nyata.

"Selamat siang, Your Majesty dan Your Highness" Jeremmy dan kesatria andalan Raja yang lain langsung menyambut kedatangan mereka, lalu mereka sama-sama menatap ke arah Edward. "Kapt"

Edward hanya mengangguk singkat dan langsung mengambil posisinya.

Meski kursi-kursi sudah di sediakan, tapi Francesca memilih berdiri yang membuat semua orang juga harus berdiri.

"Gregory"

Suara datar Francesca membuat Gregory yang sedang menatap lekat wajah Francesca dan Ferdinand langsung mengangguk

"Iya Your Majesty"

"Cari tahu segala hal tentang ke empat kerajaan terkutuk itu. Segala hal, setiap detail, semua jejak apapun yang bisa menjadi cela"

Dengan paham, kesatria penyelidik terbaik Francia itu mengangguk

"Baik Your Majesty"

Jawaban paham dan tegas Gregory membuat Francesca menatap Keelf dan Farel sejenak. Lalu kembali membuka suara datarnya.

"Menyelinaplah ke Bosnia. Lihat dan perhatikan sejenak bagaimana kerajaan itu bergerak. Dan jika kalian memiliki peluang, cari tahu tentang keadaan Putri Summer. Tapi Putri Summer bukanlah prioritas utama kalian"

Perintah tegas dan jelas Francesca membuat semua kepala menatapnya. Mereka berpikir, bagaimana bisa mencari tahu tentang keadaan Summer bukanlah prioritas utama?

Francesca yang mengerti raut wajah penuh tanya seluruh orang di sana, kecuali kembarannya. Kembali membuka mulutnya

"Aku yakin mereka tidak akan melakukan apapun pada Putri Summer, belum. Karna mereka pasti punya banyak rencana dengan itu, dan kematian Putri Summer hanya akan merugikan mereka"

Akhirnya semua orang mengerti. Termasuk Keelf dan Farel, kesatria yang paling ahli dalam menyelinap dan mencuri itu langsung menngguk paham.

"Baik Your Majesty"

Arah pandang Francesca menatap Jeremmy

"Apa sisa kesatria masih banyak?"

Dengan yakin dan cepat Jeremmy menjawab

"Kesatria terbaik Francia masih utuh, bersama kesatria terbaik milik mendiang Raja. Mereka tidak ikut di medan pertempuran, Your Majesty"

Ahh.. jawaban Jeremmy membuat Francesca dan Ferdinand kembali merasakan desiran nyeri di dalam dada mereka karna tersadar. Tersadar, jika para kesatria yang di kirim bersama Francesca untuk ke African, dan para kesatria yang juga ikut bersama mereka ke Yorksire saat terjadinya peristiwa itu, sepertinya memang sudah di persiapkan Fredrick.

Semua itu sangat berkesinambungan, seperti memang sudah sangat-sangat di perhitungkan. Jadi, apakah ternyata ayah mereka memang sudah cukup lama tahu jika semua ini memang akan terjadi? atau ini hanya kebetulan yang cocok dari perhitungan ayah mereka yang cerdas dan licik itu?

Dan pemikiran itu, langsung membuat tangan Francesca mencengkam gaunnya. Sedangkan Ferdinand, langsung menggigit kuat bibir dalamnya. Karna rasa sesak dan perih hebat mulai menggerogoti isi dada mereka.

"Ed"

"Iya Your Majesty"

"Persiapkan para kesatria dengan baik. Persiapkan dalam keadaan yang seperti apapun"

Edward langsung mengangguk paham dan bersuara

"Saya mengerti Your Majesty. Tapi, berapapun kekuatan kita, melawan senjata meriam hanya akan memberikan kerusakan parah. Walaupun kita menang sekalipun, akan banyak kerugian yang akan berhamburan"

"Aku tahu itu Ed"

Sambil berucap, tangan Francesca merogoh saku mantelnya. Tangannya langsung mengeluarkan amplop yang sudah di stempel dengan stempel resmi berlambang ular hitam berkepala dua, lalu terulur pada Carl. Carl dengan cepat langsung maju sambil menunduk sopan untuk menerima perintah Francesca yang langsung di ucapkannya

"Berikan ini ke pengadilan dunia Carl, dan buat agar ampop kecil ini bisa menjadi cerita yang besar"

Ucapan Francesca langsung membuat Ferdinand, Carl, dan Jeremmy menyeringai. Luar biasa! Ternyata mereka sangat salah jika harus mengkhawatirkan keadaan Francesca. Karna Francesca, Ratu mereka yang baru, ternyata sudah siap untuk menanggung beban seorang pemilik tahta mutlak yang cerdas, sama seperti para pendahulunya. Walaupun Francesca menerimanya harus dalam keadaan terpaksa seperti ini.

Kepala Carl langsung mengangguk sambil menerima amplop dengan sopan

"Baik Your Majesty"

Pengertian yang bisa di baca Ferdinand, Carl, dan Jeremmy di sana, nyatanya tidak berlaku untuk sisa kesatria terbaik di sana. Cara mereka memandang amplop, mematap wajah Carl, serta mengamati raut wajah Francesca jelas menunjukkan kebingungan yang membuat Francesca akhirnya menjelaskan.

"Aku ingin mereka mendengar jika aku mengajukan tuntutan untuk mereka ke pengadilan dunia. Aku ingin mereka tahu, dan jadi tidak sabar untuk datang padaku"

Edward langsung tersentak, dan menatap Francesca dengan mulutnya yang langsung memuntahkan kekhawatirannya

"Tapi Your Majesty, apakah ini akan baik-baik saja?"

Separuh sudut bibir Francesca tertarik

"Akan selalu ada hal meleset dari setiap perhitungan Ed. Karna itu aku memintamu untuk tetap mempersiapkan jika perhitungan ini menjadi sedikit meleset, tapi-" Francesca menjedah untuk menatap semua wajah di sana. "Tapi selama isi amplop ini di proses, mereka yang sedang ingin ku tuntut, akan berpikir setidaknya beberapa kali jika ingin menyerang. Tuntutan yang sedang di proses akan membuat mereka menjadi sorotan. Meskipun kita semua tahu, jika kecil kemungkinan pengadilan dunia akan menerima tuntutan sebuah penahlukkan kerajaan oleh kerajaan lain." Tangan Francesca yang bertaut di depan perutnya mengerat, lalu kembali berucap. "Waktu, aku butuh waktu pasti selama mungkin. Kita butuh waktu tenang untuk mencari cela ataupun melihat peluang di dalam waktu yang tidak membuat kita terus merasa khawatir karna serangan"

Suara datar Francesca membuat perasaan bangga, tenang, dan terlindungi langsung membakar semangat para kesatria terbaik di sana. Mereka yang sudah bersumpah untuk hidup demi pewaris tahta dan demi Francia langsung merasakan perasaan tunduk yang selalu bisa mereka rasakan ketika bersama para mendiang Raja. Dan sekarang, perasaan itu muncul saat mendengar suara Ratu baru mereka.

Mereka sudah bisa sangat yakin dan sudah kembali membara dalam semangat kegunaan mereka sebagai kesatria.

Hingga Edward yang dulu selalu memperhatikan bagaimana Francesca kecil tumbuh di Yorksire, langsung menekuk satu kalinya ke atas lantai dengan kepala tertunduk. Dan pergerakan itu, langsung di ikuti semua kesatria lain.

Srang!!

"Your Majesty Ratu Francesca"

Dengan pedang yang sudah ada di kedua telapak tangannya yang terangkat ke atas kepala, Edward mewakili yang lain untuk memberikan sumpah setiap mutlak mereka kepada Ratu baru Francia.

Dengan kedua mata berkaca-kaca, Ferdinand menatap Francecsa yang sudah menatapnya. Kepala Ferdinand mengangguk yakin yang membuat tangan Francesca langsung meraih pedang Edward. Pedang yang sudah memberikan pengabdian mutlak kepada dua generasi Raja terdahulu.

Tangan Francesca terangkat. Mengangkat pedang spesial milik anjing gila perang Francia itu ke depan wajahnya. Kedua bola mata abu-abunya yang selalu menjadi simbol pewaris tahta utama Francia itu mengkilap, bersamaan dengan kilapan tajam badan pedang. Mulut Francesca yang mengatup keras berdesis tajam dengan seluruh isi hatinya

"Bakar dan hanguskan mereka semua yang sudah membuat kita menjadi seperti ini. Iris, kuliti, dan tusuk kehidupan mereka semua dengan segala rasa sakit dan perih kita. Mereka harus membayar semua kerusakan dan kehilangan kita. Merek harus menjerit di kematian mereka!"

Kedua bola mata Ferdinand menggelap dan berkobar. Sama seperti semua mata yang sudah menunduk di sana. Mata yang sudah terbakar dengan perasaan amarah, kebencian, dan dendam yang tidak akan bisa di redakan lagi.

Mereka... akan membinasakan semuanya. Mengiris, menguliti, dan menusuk semua yang sudah membuat mereka menangis dan tenggelam dalam kegelapan rasa kesakitan perih.

"Dengan seluruh nyawa kami, Your Majesty!"

--000--

Di sini lain, Anastasia yang sudah tiba di ruang rapat langsung menatap semua wajah gentleman yang sudah ada di sana. Wajah-wajah yang menunjukkan rasa terkejut dan juga enggan. Sangat tidak sopan.

Jelas saja, mereka semua pasti berpikir jika Francesca yang akan masuk ke dalam sana. Tapi, inilah kenyataannya, dan inilah Anastasia yang akan memimpin rapat.

Solar yang melihat tidak adanya rasa sopan yang di tunjukkan untuk nyonya tuannya hampir membalik meja besar di sana tapi,

"Kalian terlihat kecewa"

Anastasia berucap lembut sambil berjalan melewati kursi yang sudah di sediakan untuknya.... atau untuk Francesca?

Mereka semua hanya diam dalam keheningan dengan raut wajah tidak nyaman dan tidak suka. Anastasia yang melihat itu kembali bersuara.

"Suka tidak suka, terima tidak terima, akulah yang akan memimpin rapat besar kali ini. Aku yang akan-" Anastasia menjedah dan mengitari punggung-punggung para gentleman yang sedang duduk di kursi meja panjang disana. "Mengambil keputusan dan menyimpan keputusan. Aku, mantan Putri Mahkota kerajaan Trancia yang juga menjadi bagian dari Francia. Gentleman yang terhormat" Setelah selesai mengitari semua punggung dengan meyebar perasaan berkuasanya, Anastasia kembali menuju kursi pemimpin rapat. Berdiri di sana sambil menarik sebelah sudut bibirnya. "Jika kalian tidak ada yang bisa menerimanya, silahkan angkat kaki dari sini. Pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini"

"Your Highness!"

BRAAAKKK!!

"Lancang! berani sekali kau berteriak padaku! siapa dan apa statusmu hingga berani meneriakiku hah!!"

Cangkir teh Anastasia yang ada di atas meja langsung terbalik saat tangan Anastasia memukul kuat meja di depannya. Arah pandang Anastasia mengkilap tajam menatap semua wajah yang sudah menunduk tidak berani menatapnya.

"Pergi! pergi dari sini! Pergi kemana kalian ingin pergi! pergi dan biarkan Francia ini hancur!! Hancur karna ego kalian!" Bibir Anastasia berdesis tajam. "Her Majesty Ratu Francesca butuh dukungan dan butuh pion-pion berguna untuk bangkit dan membangkitkan Francia. Dan kalian di sini masih memikirkan ego sampah menjijikkan kalian hah!" Telunjuk Anastasia menunjuk dada kirinnya. "Di sini, di sini rasanya sangat perih dan mematikan karna apa yang sudah terjadi. Dan kalian masih bisa dengan sombongnya mengagungkan ego sampah kalian hah!! Kalian sedang menghina aku? menghina aku mantan Putri Mahkota Trancia dan pendamping pilihan mendiang Raja Fredrick!!"

Braakk!!

Anastasia berteriak keras dan kembali memukul meja. Menumpahkan segala kekesalan dan amarahnya.

Semua yang ada di sana langsung menunduk sopan dan segan tanpa berani menatap Anastasia. Dan Solar yang hampir saja membalik meja di sana tadi, jadi ikut merasa segan dan sedikit takut. Baru ini dirinya melihat nyonyanya mengamuk

Baiklah... African dan segala kehidupan dua musim di sana sepertinya sudah mengubah nyonyanya. Atau mungkin.... semua ini karna kebencian, kemarahan, dan dendam yang sudah menghitamkan hati mereka?

\=\=\=💜💜💜💜

Jangan lupa like dan komen-nya di sebar-sebar yaaa...

Terpopuler

Comments

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Anastasia memang pantas menjadi pendamping Ferdinand. Ferdinand yang lembek, harus didukung seorang Anastasia yang kuat mentalnya.

2023-10-17

0

owl_panda

owl_panda

lanjuuut thor ,, bakar semua dengan amarah dendam membara 😡😡😡

2023-01-26

0

Morina Ginting

Morina Ginting

nangis aku Thor
kenapa mereka harus matinya tragis..
ikut sesek ..
ahhh
aku bacanya sampe nggak bisa tidur ikut cemas...
love sekebon buat karya mu

2022-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!