matahari sudah bersinar terang, Calista terbangun dari tidur lelap-nya... ia bangkit lalu duduk, saat hendak duduk milik-nya terasa begitu sakit hinga ia meringis kesakitan... Calista kembali mengingat kejadian semalam ia kembali menangis karena terkenal sial seperti ini.
"hiks... hiks kenapa harus aku hiks... setelah ini aku harus apa jika? " gumam Calista dalam tangisan-nya.
sekitar 2 jam Calista menangis, setelah ia tenang ia memilih untuk pulang dan seperti-nya ia tidak akan buka tokok kue-nya. ia butuh ruang untuk sendiri dan kamar lah yang cocok untuk-nya... setelah merapihkan diri Calista berjalan keluar dengan tertatih-tatih karena sakit di bagian milik-nya yang tidak bisa tertahan.
ringisan kecil terdengar dari bibir tipis milik Calista, namun ia tetap berjalan agar cepat sampai di mana motor-nya berada... meski sudah merapihkan diri mata sembab Calista sangat terlihat dan tubuh lemah serta wajah pucat Calista menandakan jika ia sedang tidak baik-baik saja sekarang.
setelah sampai di parkiran kecil yang berada di depan tokok kue-nya, Calista menaiki motor-nya dan segera menyalakan mesin motor setelah itu ia bergegas meninggalkan tokok kue untuk segera pulang dan sampai di rumah dengan selamat.
15 menit kemudian Calista sampai di rumah sederhana milik mendiang nenek-nya, Calista turun dari motor dengan tergesa-gesa dan memasuki rumah dengan cepat agar tidak ada orang yang melihat ke adaan-nya saat ini. Calista langsung menuju ke kamar sesampai-nya di kamar ia terduduk di kasur busa-nya.
"huftt, "
helaan nafas keluar dari mulut Calista, ia menatap langit-langit kamar. Calista meratapi nasib-nya entah apa yang ia pikirkan yang jelas pandang-nya sangat kosong. Tiba-tiba ia kembali menangis dan selalu menggumamkan kata ingin bertemu dengan kedua orang tua-nya dan nenek-nya.
"hiks, kenapa harus aku? kenapa?! hiks, " pertanyaan demi pertanyaan bermunculan dalam kepala Calista.
"Hiks, sebenarnya apa maksud dari perkataan laki-laki itu hiks, " gumam-nya lagi.
Calista menangis kembali, ia terduduk di atas kasur busa-nya sambil menekuk lutut-nya dan menyembunyikan wajah-nya di balik lutut-nya... ia menangis sepuas-puas nya, hinga ia sadar harus bangkit namun mengingat kejadian malam tadi membuat-nya kembali menangis dan tidak yakin untuk bangkit.
"aku tidak tahu laki-laki itu menaruh benih-nya atau tidak, yang jelas aku harus memastikan aku hamil atau tidak-nya nanti, " gumam Calista.
ia menyudahi menangis-nya, ia merenungi apa yang akan ia lakukan nanti, sampai ia sadar hari mulai semakin siang ia memutuskan untuk membersihkan diri, ia menatap diri-nya di cermin sebelum masuk kedalam kamar mandi, sungguh miris penampilan Calista sekarang.
dengan wajah pucat rambut yang acak-acakan dan pakaian yang sudah kusut bakal benang jahit, Calista menatap sendu diri-nya baru ia mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi dengan tatapan dan pikiran yang kosong.
sesampainya di kamar mandi Calista melucuti pakaian-nya hingga tidak tersisa, ia melihat ke arah tubuh-nya dengan jijik karena terdapat banyak bercak merah di bagian dada dan leher-nya membuat diri-nya enggan menyentuh tubuh-nya sendiri karena jijik.
Calista hanya diam sambil memperhatikan tubuh-nya, ia belum mau menyentuh air untuk membersihkan diri, sampai tiba-tiba ia kembali menangis melihat tubuh-nya yang sudah sangat kotor itu.
sekitar 15 menit Calista menangis tersedu-sedu sampai ia merasakan sudah mulai dingin, ia segera mengguyur tubuh-nya dengan air dingin agar pikiran-nya juga lebih tenang dan melupakan hal semalam.
setelah selesai mandi ia kembali ke dalam kamar, ia mengambil pakaian-nya dan segera memakai-nya, setelah terpakai semua ia belum mau sarapan ia memilih untuk kembali terduduk di atas kasur busa-nya. setelah berkali-kali menghela nafas karena ia sudah merasakan lapar makanya ia memilih untuk mengisi perut-nya terlebih dahulu.
ia berjalan keluar dari kamar dan langsung menuju dapur, seingat Calista ia belum membeli bahan makanan dan seperti-nya ia akan keluar terlebih dahulu untuk membeli bahan makanan untuk di masak namun saat ia membuka kulkas berapa terkejut-nya ia isi kulkas sudah penuh bahkan sangat penuh.
"si-siapa yang mengisi kulkas ku? " tanya Calista ketakutan ia melihat ke kanan dan ke kiri namun tidak ada siapapun selain diri-nya.
karena tidak mau memikirkan itu sekarang jadi ia mengambil telur 2 butir untuk ia masak. setelah selesai masak ia memakan masakan-nya sendiri. ia merenung di meja makan hancur sudah masa depan-nya kesucian-nya sudah di renggut paksa oleh orang yang tidak ia kenali.
dan juga ia bingung siapa yang mengisi kulkas-nya hingga penuh, si ingat-nya ia belum belanja bulanan dan juga tadi saat ia pulang ia mengunci pintu depan... tapi ia bersyukur setidaknya ada orang baik yang menolong-nya...
di waktu yang sama namun tempat berbeda, seorang laki-laki tengah menunggu anak buahnya yang menerima perintah darinya. selagi menunggu ia mengingat kejadian semalam di mana ia sudah merenggut kesucian seseorang gadis yang tidak bersalah.
namun karena melihat wajah polos dan cantik milik gadis itu, Lucas yang tidak pernah dekat dengan wanita bahkan berhubungan dengan wanita, kali ini ia benar-benar menginginkan gadis malam itu untuk berada terus di sisinya.
jika pertemuan-nya dengan gadis itu dengan baik-baik, mungkin ia akan dengan mudah membawa gadis itu berada di sisinya. ya mungkin saja ini yang dinamakan cinta pandangan pertama karena hanya sekali melihat mata gadis itu membuat Lucas merindukan gadis itu.
"tuan... ini berkas yang Anda minta, " ucap asisten Lucas sambil membawa sebuah berkas di tangan-nya.
"hmm, "
Lucas menerima berkas itu, ia membaca dengan teliti biodata seseorang yang ia minta... ada foto seorang gadis di sana dan biodata lengkap yang sudah di cari oleh asisten-nya... dengan senyum yang merekah Lucas mengelus foto gadis itu.
hal itu membuat sang asisten kebingungan pasal-nya selama ia bekerja dengan sang bos bertahun-tahun, ia belum pernah melihat sang bos tersenyum selebar itu membuat asisten Lucas kebingungan.
"tuan, sebenarnya siapa gadis itu? " tanya asisten Lucas penasaran.
"dia? gadis yang berada di tokok kue kecil itu... yang sudah menolong ku, lebih tepat-nya aku yang memaksa, " jawab Lucas masih terus menatap foto gadis itu.
"jadi gadis itu? " tanya asisten Lucas menggantung.
"ya, aku sudah merenggut kesucian-nya dan semenjak aku melihat-nya aku ingin ia berada di sisiku, " ucap Lucas.
"ah bagaimana yang aku suruh tadi? " tanya Lucas sambil menaruh berkas itu di atas meja dan menatap lurus ke arah asisten-nya.
"sudah tuan, tapi... saya mendengar dia menangis tersedu-sedu tuan, " jawab asisten-nya dengan jujur.
"hah baiklah aku paham, lagi pula ini sulit untuk-nya karena kesucian yang berharga untuk-nya di renggut dengan paksa, " ucap Lucas merasa bersalah.
"lalu tuan, kapan anda akan membawa gadis itu? " tanya asisten-nya.
"nanti setelah keadaan sudah lebih kondusif... ah dan ya panggil Andrew dan Samuel untuk datang dan cari tahu siapa yang sudah menyerang anggota kita di pelabuhan, " perintah Lucas.
"baik tuan, " jawab asisten-nya.
setelah itu asisten-nya meminta izin untuk keluar, Lucas hanya mengangguk dan membiarkan asisten-nya bekerja, selagi menunggu kedatangan kedua sahabat-nya, Lucas memikirkan cara untuk membalas dendam-nya dan memikirkan cara agar Calista mau berada di sisi-Nya.
Lucas meminum segelas anggur sambil menatap foto seorang gadis yang tidak lain adalah Calista. Satu-satunya wanita yang bisa membuat hati Lucas bergetar dan ingin memiliki-nya dan mendampingi-nya hingga akhir hayat mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
lili permata
Aku mampir Thoooorrrr 🥰
2022-10-03
0