Andika sudah merasa lebih tenang, dia berusaha tidak memperhatikan percakapan pak Syahrul yang sedang menerima telfon dari pemilik perusahaan ini. Dia menunduk sambil memainkan tali tas ranselnya.
"Baik Pa...baik, nanti saya sampaikan kepada semua Kepala Divisi. Semoga lancar Pak, dan Ibu baik-baik saja." Pa Syahrul mengakhiri obrolan telfonnya.
"Maaf ya Pak Andika, barusan Pa Presdir ngabarin tidak akan masuk kantor, beliau mengantar istrinya chek up ke negara tetangga."
" Oh iya Pak gak apa-apa." Jawab Andika
"Baik sekarang kita mulai membahas kontrak kerja Pak Andika, ini draft kontrak kerjanya, silahkan Pak Andika baca dan
pelajari. Kalau ada yang kurang paham bisa langsung ditanyakan, dan kalau sudah paham dan setuju bisa langsung ditandatangani." Kata pak Syahrul.
Sambil menunggu Andika membaca kontrak kerjanya, Pa Syahrul keluar ruangannya menuju sekretarisnya. Mungkin beliau akan menyampaikan pesan dari Presdirnya.
Andika membaca draft kontraknya dengan teliti. Di sana tercantum waktu kontrak kerja selama 1 tahun, bila kinerja bagus bisa diangkat menjadi pegawai tetap, tapi bila kinerja tidak sesuai standar kontrak bisa tidak diperpanjang.
Dibahas juga aturan kerja, hak dan kewajiban pegawai, aturan jam kerja, aturan ijin dan cuti.
Semua tercantum dengan jelas.
Sepertinya ini standar, sesuai standar pemerintah. Pikir Andika
Eh tapi ada pasal yang membahas bonus tahunan perusahaan sebagai penghargaan terhadap kinerja pegawai. Wah lumayan juga ada 2 bonus dalam setahun selain THR. Jadi tambah semangat nih.
Di lembar terakhir ada lampiran, isinya rincian gaji yang akan Andika dapatkan setiap bulannya.
Wow....jumlah totalnya melebihi yang diajukan
waktu wawancara minggu kemarin. Berarti standarku kemarin terlalu rendah, pantesan Pak Syahrul hanya senyum-senyum saja. Tapi syukurlah Perusahaan ini tidak menggajiku sesuai standarku. Nyesel kenapa gak nanya dulu mas Andi standar gaji di sini berapa. Andika senyum-senyum sendiri.
Andi adalah kakak tingkatnya waktu kuliah yang bekerja di perusahaan ini, cuma saat ini sedang memimpin proyek di luar provinsi. Dari Andi lah Andika mendapat informasi bahwa di Satria Group sedang ada formasi kosong untuk arsitek.
Di lampiran selain gaji pokok tercantum beberapa tunjangan seperti tunjangan makan, transport, kehadiran, dan kinerja.
Alhamdulillah Ya Allah....Kau bukakan pintu rezeki hamba, berkahilah Ya Allah.
Pulang kerja harus ngasih tau ibu, ibu pasti senang mendengarnya. Mulai bulan depan bisa mengirim uang ke ibu untuk biaya kuliah Dita dan Adit, bisa mulai nabung buat biaya Umroh ibu. Sepertinya nabung 5 bulan cukup untuk berangkat Umroh 2 orang. Ibu harus ada yang menemani, Dita yang lebih cocok menemani ibu berangkat umroh karena di kontrak kerja tadi tahun pertama tidak bisa cuti. Gapapalah ....yang penting ibu segera berangkat umroh, mumpung sehat. Padahal Andika sangat ingin mendampingi ibunya Umroh, itu impiannya sejak dia masih kuliah.
Tahun depan kan bisa dampingin ibu umroh lagi. Pikirnya.
Andika bersyukur ternyata profesi arsitek sudah dihargai dengan layak, bahkan lebih dari layak dibandingkan dengan profesi lain yang mempunyai beban dan resiko tinggi, apalagi mereka yang ditempatkan di tempat terpencil.
Ah andaikan negara ini bisa menghargai setiap profesi dengan layak sesuai dengan beban dan resiko pekerjaannya. Batin Andika
Lamunan Andika buyar saat pak Syahrul kembali ke ruangan.
"Gimana Pak Andika sudah dipelajari? Barangkali ada yang mau ditanyakan?"
"Saya sudah mempelajarinya Pak, saya akan mengikuti kontrak kerja ini. Saya langsung tanda tangan saja, di sini ya Pak?" tanya Andika sambil menunjuk di tempat yang terdapat materai. Andika langsung menandatangani kontrak kerjanya.
"Ya disitu, dan satu lagi di sini yang tidak ada materainya. Nanti yang tidak ada materainya silahkan dibawa Pak Andika."
Alhamdulillah kontrak kerja sudah ditandatangani, saya berjanji akan bekerja dengan maksimal, semoga semuanya berjalan lancar. Ujar Andika dalam hatinya.
"Baik Pak Andika selamat bergabung di Satria Group, semoga anda bisa bekerja dengan baik." Sambil mengulurkan tangannya mengajak bersalaman dengan Andika.
Andika menyambut uluran tangan Pak Syahrul, mereka saling bersalaman.
"Saya akan bekerja maksimal sesuai kemampuan saya, mohon bimbingannya Pak."
"Nanti sekretaris saya akan mengantar ke ruangan kerja pa Andika."
"Tadinya saya akan mengenalkan Pak Andika kepada Presdir tapi sayang beliau tidak datang hari ini. Biasanya pegawai di posisi penting seperti pak Andika dikenalkan kepada Presdir, beliau yang minta. Kalau beliau ada di kantor nanti Pak Andika saya kenalkan." sambil berdiri mempersilahkan Andika.
"Oh Iya Pak " Jawab Andika sambil berdiri mengikuti Pak Syahrul keluar ruangan
Setelah sampai di depan meja sekretaris, Pa Syahrul minta Wina mengantar Andika ke ruangan kerjanya.
" Win antarkan Pak Andika ke ruangannya, langsung ketemu dengan pa Rudi, saya sudah memberitahu beliau."
"Baik Pak, mari Pak Andika." ujar Wina
Andika menganggukan kepala kepada Pak Syahrul " Terima kasih Pak, permisi."
Pa Syahrul membalasnya dengan tersenyum.
Andika berjalan mengikuti Wina menuju lift.
"Ruangan Pak Andika ada di lantai 18. Ruangan Presdir juga di lantai 18." kata Wina sambil menekan tombol lift.
Tidak sampai 1 menit pintu lift terbuka, mereka masuk ke dalam lift.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Subri Nemer
masih menyimak ni bacanya. ok lanjut thor.
2022-09-01
0
Nur Hayati
lanjut thor
2022-08-28
0
Wanda Harahap
ceritanya asyik
mudah dipahami
2021-11-14
0