[B1-1] Dipecat Dari Pekerjaan Utama Karena Menjalankan ‘Perintah-Nya’!?

“―Sangat bodoh, kau, Nyàtu ...!!” teriak Orang Tua ber-rambut putih, yang sedari tadi terus memarahiku.

Entah mengapa, aku hanya bisa terdiam dan sedikit membungkukkan tubuhku.

“Nyàtu, kau ... kenapa ... kenapa kau sangat bodoh!!” bentaknya padaku.

Dia―beliau maksudku, mungkin tidak sengaja membentakku dengan name-shaming seperti itu. Penggunaan aksen disertai bahasa kasar suatu Daerah Bumi Lampau yang sangat menyayat hatiku.

“Kenapa kau jadi sangat bodoh seperti ini?! Pikirkanlah dulu mana prioritasmu! Kau itu bekerja di sini!! Jangan bertindak bodoh hanya karena embel-embel Kekuasaan dan Keagungan tidak jelas-Nya!!!” ujarnya padaku kemudian.

Walaupun aku sedikit tidak setuju dengan nasehatnya itu, aku tetap mengatur tubuhku dengan posisi serendah mungkin selagi dimarahi olehnya.

Aku ingin membantah ujarannya, Profesor ....

Namun, aku hanya bisa membuka-tutup mulutku seperti ikan di dalam air.

Aku salah telah melewatkan tugasku meski hanya sebentar, tapi, Profesor, pikirku, masih saja suaraku tidak keluar, Aku juga sudah menyerahkan tanggung jawab tugas itu ke ....

Aku sangat ingin membantahnya, akan tetapi, ternyata suaraku sama sekali tidak bisa keluar. Tenggorokanku tercekat seperti ada sebuah benda di dalam-nya. Aku tidak bisa mengucapkan semua isi pemikiranku meski aku ingin.

“Kenapa kau sangat bodoh dan melakukan keteledoran di saat genting seperti ini, Ate.” Profesor terlihat mencoba menenangkan dirinya sendiri. Tetapi beliau tetap menautkan alisnya dan masih terlihat sangat marah padaku. “Kau pemimpin Divisi.3, bukan? Kami sudah memberikan tugas ini kepadamu! Kenapa kau malah dengan bodohnya memberi wanita bodoh itu―”

Well, ya, tidak semua salahku juga, Profesor, bantahku meski suaraku masih saja tidak bisa kukeluarkan, Tapi, aku juga salah, sih, karena memanfaatkan wewenangku untuk menjalankan ‘kewajiban’ku sebentar?

Aku kira Profesor mendengar bantahanku, tetapi ternyata tidak. Dia―Beliau maksudku, sedang menoleh ke belakangnya seolah mendengar sebuah suara decitan terbukanya pintu.

Dari arah pintu kaca yang tak jauh di hadapanku, seorang wanita mengenakan jubah putih berlari kecil menghampiriku dengan wajahnya menunjukkan ekspresi memelas―seperti ia ingin meminta maaf padaku.

Dan kemudian, Ia menggenggam ujung jubah putihku dengan erat.

Lalu tiba-tiba, Ia menempelkan tubuhnya padaku tetapi aku sama sekali tidak bisa mundur satu langkah pun. Harum bunga pada tubuhnya menggelitik hidungku dan membuat tubuhku merinding―sedikit ketakutan.

Hei, hei-hei, Nona! Tunggu, pikirku, yang mulai panik dan berkeringat dingin. Man! Nona?! Kita di hadapan Profesor!? Pemimpin Utama Divisi kita!?! Bisakah kita melakukan hal-hal menyenangkan ini nanti saja―

Namun tiba-tiba, ia berubah menjadi wanita jahat yang menamparku dan menginjak kacamata bulatku.

Aku secara perlahan―seperti di dalam air, terpelanting ke belakang lalu berlutut di hadapannya.

Guh, man, Nona―apa―ini―

Dan Profesor di hadapanku pun berubah menjadi wanita jahat lainnya yang menyeringai lebar padaku.

Juga entah mengapa, aku, sangat ketakutan saat melihat mereka―kedua pelacur ini maksudku―walaupun pelacur-pelacur ini memiliki tubuh sangat menakjubkan.

Aku ingin bangkit tetapi bahkan aku sama sekali tidak bisa menggerakkan ujung jariku. Aku hanya terpaku seraya berlutut dan semakin menunduk seperti akan menempelkan pipiku ke tanah.

Sialan―Aku dipecat karena―Dan kemudian aku harus berurusan dengan PSK-T?!! Aku pun menempelkan pipi kiriku di permukaan tanah dengan posisi bersujud. Apa-apaan situasi sialan ini, kenapa―

Kedua mata merahku tiba-tiba terbuka. Dan aku langsung sadar bahwa aku baru saja terbangun dari tidur panjangku.

Langit-langit Ruang Tidur berwarna putih yang kukenal, terlihat jelas di atasku.

“Uhh, man ... Aku berharap bisa mengucapkan: ‘Langit-langit Ruangan yang tidak kukenal, kah,’ saat baru bangun dari tidurku,” gumamku, seraya bangkit dari tempat tidur-ku, “Seperti di novel-novel fantasi itu.”

Suara smartphone di atas meja dengan nada dering ‘suatu panggilan halus’ seperti layaknya alarm, terus berdering memenuhi seluruh penjuru Kamar Tidur Apartemen-ku.

Dua mimpi dalam satu tidur REM, man, sial, apaan itu, pikirku, lalu kulanjutkan dengan menggumam, “Tenang, Ate, semua mimpi dalam tidur REM itu hanyalah ilusi halu semata,” untuk menenangkan diriku.

Duduk di ujung tempat tidur-ku, aku menatap kosong pintu Kamar Mandi di hadapanku.

Mungkin ini akan menjadi cerita yang sangat klise dimana si tokoh utama bangun dari mimpi buruk-nya, lalu melakukan hal-hal klise lainnya seperti yang akan kulakukan ini.

Tapi ... shit, lah! About: ‘klise’, pikirku, kemudian aku menggerutu dan merasa sangat kesal pada diriku sendiri, “Just fucking do it!!”

Aku terus merepalkan rahangku saat berjalan menuju Kamar Mandi, dan terus memaksa diriku ini untuk bergerak walau pantatku terasa aneh.

Melihat kucuran air dari keran ke lantai Kamar Mandi, aku biasanya menyebut hal klise yang kulakukan ini-itu: ‘mencuci muka’. Namun sebenarnya, yang sedang kulakukan ini adalah suatu ‘ritual’ untuk melakukan ‘kewajiban’ku.

Semua hal yang disebut dengan ‘kewajiban’ memang sangat menyebalkan, menurutku―Apalagi harus dilakukan 5 kali sehari?! Atau, sebenarnya aku harus melakukan hal tersebut lebih dari 5 kali dalam satu hari?

Entahlah, sampai sekarang, tahun 2313 pun hanya 5 kali dalam sehari ‘kewajiban’ ini ditetapkan oleh-Nya untuk kami―para Umat Manusia jalankan.

Tidak ada yang berani dan bisa mengubah ‘kewajiban’ku ini, sekalipun itu: ‘mereka’, Sistem Dunia atau orang-orang idiot di luar sana?!

Tidak ada yang bisa menyentuh aturan-Nya ini.

Yang pastinya, aku pun tidak tahu.

Apa yang kuyakini selama ini hanyalah: Kewajiban itu tidak memerlukan alasan-alasan tidak jelas untuk menjalankannya.

“Jika dari dulu ini telah ditetapkan menjadi ‘kewajiban’ku sebagai Umat Manusia,” ucapku, yang entah mengapa merasa sangat geram dan jengah tidak jelas pada diriku sendiri, namun, aku masih berdiri tegap saat ini dan menghadap ke arah barat di atas hamparan kain persegi panjang, “Just fucking do it, now! Ate!!”

Waktu masih menunjukkan pukul 04.27.34 pagi hari, aku melipat kain persegi panjang yang sudah kupakai.

Pada waktu ini, biasanya semua penduduk Apartemen maupun Distrik―Area masih sedang beristirahat tenang. Tetapi aku malah duduk di atas kursi Ruang Tamu Apartemen-ku sembari membaca sebuah ‘buku tebal’.

Aku tidak mengerti dengan apa yang kubaca di ‘buku tebal’ ini, namun, aku terus membaca-nya berulang kali―dan setiap hari tanpa mengeluh satu kali pun. Karena disaat aku membaca-nya―walau terus-menerus dan kubaca berulang kali, entah mengapa, ia akan selalu membuat diriku tenang.

Aku bilang aku tidak mengerti, well, ya, memang aku sangat tidak mengerti dengan huruf-huruf yang sedang kubaca ini. Dan jika kubaca pun hanya akan menjadi syàir yang sama sekali tidak bisa diubah.

Kudengar dari para Ahli Teolog Negeri ini, bahwa konsep-konsep serta tentang hal-hal aneh―yang pasti tidak akan bisa dimengerti oleh penduduk pada Era Hiburan ini, semuanya tertulis di ‘buku tebal’ yang sedari tadi kubaca ini.

Memang sangat tidak bisa kumengerti, sih, hal-hal serta konsep-konsep aneh tersebut masih bisa dipertahankan oleh Umat Manusia sampai titik ini. Ia bahkan tidak terdistorsi sedikitpun oleh kekuasaan, kebebasan, kebaikan, ataupun kesetaraan yang telah dibuat dengan sangat sempurna olehNya.

Namun menurutku tidak akan kalah dariNya juga, Kuasa nan Agung-Nya pun akan selalu ada dan Umat Manusia pertahankan di ‘buku tebal’ku ini. Dan salah satu Umat Manusia yang masih mempertahankan dua hal tersebut, yakni: Aku!

Menyentuhkan permukaan sampul emas ‘buku tebal’ ke jidatku, tiba-tiba aku merasakan ketenangan yang sangat menakjubkan sampai-sampai merasuk ke inti terdalam diriku.

Dengan dipenuhi Energy Positif nan aneh, aku berdiri dari kursi dan menuju Ruang Tidur Apartemen-ku kembali.

Melihat bungkusan obat deman jenis supositori tergeletak di lantai―Well. Sungguh. Aku cukup terkejut dan langsung berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Aku mengambil bungkusan obat tersebut dan mengerutkan keningku dengan sangat dalam.

Dan tak menunggu lama, sekelebat ingatan langsung masuk ke dalam kepalaku.

Si―Ah! Aku tiba-tiba mengingat dengan jelas semua kejadian yang telah kulalui kemarin.

Aku melihat smartphone-ku di atas meja.

“S-sial ...!? Ternyata kejadian di dalam mimpi-ku tadi bukan hanya mimpi halu semata?!” desahku, mulai merasa frustrasi.

Dan ternyata, dua kejadian di dalam mimpi-ku itu telah lewat seminggu yang lalu.

“Semua kejadian dalam mimpi-ku itu ... bukan hanya mimpi, man,” gumamku, “Tapi ....”

Aku berwajah gelap nan masam setelah mengingat dengan sangat jelas semua kejadian beberapa minggu lalu.

Apakah, aku pun bertanya pada diriku sendiri, Apakah benar Dia akan meninggalkanku seperti ini begitu saja ...!?***

Terpopuler

Comments

Gray

Gray

5 kewajiban itu mksudnya sholat ya!? buku tebal itu Qur'an!?

please tell me, give me explain, gue msih belum ngerti ceritanya..😂✌️

2021-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 [B-0] Prolog
2 [B1-1] Dipecat Dari Pekerjaan Utama Karena Menjalankan ‘Perintah-Nya’!?
3 [B1-2] Pengemis Adalah ‘Main Job’ Yang Sangat Sulit Untukku, Man! (1/2)
4 [B1-3] Pengemis Adalah ‘Main Job’ Yang Sangat Sulit Untukku, Man! (2/2)
5 [B1-4] Gelandangan Adalah ‘Second Job’ Yang Sangat Langka Untukku, Man!?(1/2)
6 [B1-5] Gelandangan Adalah ‘Second Job’ Yang Sangat Langka Untukku, Man!? (2/2)
7 [B1-6] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (1/4)
8 [B1-7] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (2/4)
9 [B1-8’] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (3/4)
10 [B1-9] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (4/4)
11 [B1-10] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (1/5)
12 [B1-11] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (2/5)
13 [B1-12] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (3/5)
14 [B1-13] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (4/5)
15 [B1-14] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (5/5)
16 [B1-15] Serum Energy Heal O
17 [B1-16] Tombak Es Krim
18 [B1-17] Ketahanan Energi Robot Maid –A
19 [B1-18’] KECAP
20 [B1-19] All Member Party Complite!
21 [B1-20] Tetapi Anggota Party Kami Bukan Untuk Melakukan Pesta Pora!!
22 [B1-21] Jangan Ketawa!
23 [B1-22] Aku Tahu Kita Memang Tidak Berada Di Level Yang Sama
24 [B1-23] Legenda Urban Tuyul
25 [B1-24] Tolong Beri Aku THR ...!! Tidak, KECAP Lagi Juga Tak Apa ...!!!
26 [B1-25] The Last Greatest Prophet ...?!!
27 [B1-26] Kadal Batu Bersayap ...!!?
28 [B1-27] Aku: Ate―Apa Memang Bodoh ...!?
29 [ST2-A0’] Pria Berintegritas Penuh (3/3)
30 [It’s Notabene; d!?]
Episodes

Updated 30 Episodes

1
[B-0] Prolog
2
[B1-1] Dipecat Dari Pekerjaan Utama Karena Menjalankan ‘Perintah-Nya’!?
3
[B1-2] Pengemis Adalah ‘Main Job’ Yang Sangat Sulit Untukku, Man! (1/2)
4
[B1-3] Pengemis Adalah ‘Main Job’ Yang Sangat Sulit Untukku, Man! (2/2)
5
[B1-4] Gelandangan Adalah ‘Second Job’ Yang Sangat Langka Untukku, Man!?(1/2)
6
[B1-5] Gelandangan Adalah ‘Second Job’ Yang Sangat Langka Untukku, Man!? (2/2)
7
[B1-6] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (1/4)
8
[B1-7] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (2/4)
9
[B1-8’] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (3/4)
10
[B1-9] Preman Adalah ‘Side Job’ Yang Sangat Berbahaya Untukku, Man!?! (4/4)
11
[B1-10] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (1/5)
12
[B1-11] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (2/5)
13
[B1-12] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (3/5)
14
[B1-13] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (4/5)
15
[B1-14] Pro Gamer Adalah ‘Hidden Job’ Yang Sangat Cocok Untukku, Man!!! (5/5)
16
[B1-15] Serum Energy Heal O
17
[B1-16] Tombak Es Krim
18
[B1-17] Ketahanan Energi Robot Maid –A
19
[B1-18’] KECAP
20
[B1-19] All Member Party Complite!
21
[B1-20] Tetapi Anggota Party Kami Bukan Untuk Melakukan Pesta Pora!!
22
[B1-21] Jangan Ketawa!
23
[B1-22] Aku Tahu Kita Memang Tidak Berada Di Level Yang Sama
24
[B1-23] Legenda Urban Tuyul
25
[B1-24] Tolong Beri Aku THR ...!! Tidak, KECAP Lagi Juga Tak Apa ...!!!
26
[B1-25] The Last Greatest Prophet ...?!!
27
[B1-26] Kadal Batu Bersayap ...!!?
28
[B1-27] Aku: Ate―Apa Memang Bodoh ...!?
29
[ST2-A0’] Pria Berintegritas Penuh (3/3)
30
[It’s Notabene; d!?]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!