Hari ini aku sangat bersemangat bekerja. tak seperti kemaren. Aku begitu loyo dan tak bertenaga. Namun hari kedua itu juga aku melewati toko yang sama dan melihat Mas Arfian bersama wanita yang sama pula.
Ya, mereka sangat romantis. Bahkan saling suap-suapan es cream. Jika di pikir-pikir. Rasanya mustahil jika kakak dan adik berbuat di luar batas kewajaran.
Aku menepikan sepedaku, belum juga menemukan tempat yang pas. Aku melihat Bang Gino datang dan menyerang Mas Arfian dengan bringas.
Aku tidak tahu permasalahan mereka, lekas aku berlari dan berusaha melerai aksi keduanya.
"Bang, jangan Bang. Kamu bisa melukai Mas Arfian!" cegahku menarik lengannya yang hendak memukul lagi wajah Mas Arfian.
Mas Arfian membisu menatapku. Aku hanya diam dan menarik tangan Bang Gino untuk menjauh.
"Awas, kau Ian. Tega sekali kau menipu aku dan keluargaku. Untung saja kau dan Naima belum berhubungan jauh," oceh Bang Gino dengan mata memerah.
Aku mengernyitkan dahi, tak mengerti akan maksud ucapan Bang Gino. Sepertinya ada masalah besar yang tidak aku ketahui.
"Ayo, Sayang. Kita pergi saja jangan ladeni orang gila seperti mereka," ujar perempuan di samping Mas Arfian.
Astaga! aku tidak percaya ini. Jadi dia sebenarnya ada hubungan dengan wanita itu.
"Apa ini, Mas?" tanyaku lirih.
"Ini suami ku, kenapa? kamu mau juga nikah sama suami playboy ku ini," jawab perempuan itu picik.
"Oh, jadi Mas Arfian ini sebenarnya sudah menikah. Maaf ya Mbak, tolong di jaga baik-baik suaminya," ujar ku santai.
Aku sudah ikhlas jika perjodohanku tak selalu berjalan mulus. Ya, kami bukan jodoh dan itu kenyataan.
"Maafkan Abang, Dek. Abang selalu salah pilih," kata Bang Gino merasa bersalah.
"Iya, Bang. Lebih baik tahu sekarang kan dari pada menyesal nanti," jawabku tegas.
Mas Arfian nampaknya terus memandang kearahku, aku tidak tahu apa dia malu atau sama seperti Bang Gino yang merasa bersalah terhadapku.
"Permisi, Mas, Mbak!" ujarku pada mereka. Aku dan Bang Gino berlalu dari tempat menyebalkan itu secepat mungkin.
Menelan pahitnya kehidupan bagiku sudah biasa dan aku ridho, aku yakin akan kasih sayang Allah tak pernah salah. Jika tiba saatnya nanti aku pasti akan menemukan kebahagiaanku sendiri.
Aku tidak mau berpikir terlalu lama, aku akan kembali fokus pada pekerjaan ku karena bagiku itu yang utama.
Saat sibuk, menenteng belanjaan serabutan di pasar kedalam bak mobil. seorang temanku meminta aku bertemu dengan Bosku.
"Nai, dipanggil Bos," ujarnya.
"Iya, sebentar," jawabku.
Selesai menyelesaikan tugas, aku segera mencuci tangan dan menghadap Bos kami. Selain sebagai kuli pasar pribadi aku juga bekerja di salah satu toko terbesar di pasar swalayan.
"Permisi, Bos," sapaku
"Duduk!" perintahnya menunjuk sebuah kursi kosong.
Aku pun menurut sambil menyeka keringat dikeningku dengan lengan bajuku.
"Nai, aku ada kenalan teman kerjaku. Anaknya sedang mencari jodoh, apa kau tidak keberatan ku pertemukan denganya?" kata Bosku terang-terangan
uhuk... uhuk..
Aku mendadak terbatuk-batuk, Tak tahu harus menjawab apa akan tawaran Bos ku itu. Ia sangat baik terhadapku. Jika aku mau rasanya aku sudah sering merasa sakit tapi jika ku tolak aku tidak ingin menyinggung perasaan Bosku itu.
"Ta_ Tapi, Bos. Emang dia mau berkenalan dengaku," jawab ku gugup.
"Haha... ya iyalah. Dia kan sudah sering melihatmu di pasar ini," jawab Bosku terbahak-bahak.
"Apa, Bos?" aku tersentak kaget di buatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Lee
lanjut kak othor..
2022-04-07
1
💎⃞⃟🦋🅰𝐋𝙛𝙖𝙧𝙞𝙯𝙚𝙖༄㉿ᶻ⋆
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼mantap
2022-03-24
2
💎⃞⃟🦋🅰𝐋𝙛𝙖𝙧𝙞𝙯𝙚𝙖༄㉿ᶻ⋆
💪💪💪💪💪
2022-03-24
2