Davina melangkah masuk dan duduk disana, ia menelusuri setiap sudut tempat itu dengan pandangan matanya.
“Apa ini ruangan CEO, disini sungguh sejuk dan luas,” ucap Davina.
Sekitar 10 menit lamanya Davina menunggu, suara pintu terbuka dan langkah kaki pun terdengar dengan jelas membuatnya langsung berdiri menundukkan kepalanya, ia tau jika dia akan bertemu dengan pemilik perusahaan, dia harus bersikap sesopan mungkin.
Davina penasaran dengan CEO tersebut, apalagi saat suara langkah kaki sudah tidak terdengar lagi, membuatnya sedikit demi sedikit memberanikan diri untuk melihat Ceo tersebut.
Davina terkejut saya melihat orang yang pernah ia temui berada di sana.
“Hei, kenapa kamu ada disini, apa kamu melamar kerja juga,?” tanya Davina membuat laki-laki tersebut hanya tersenyum kecut dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Davina menghembuskan nafasnya kasar dan kembali duduk dengan santainya, sedangkan laki-laki tersebut masih berdiri.
“Duduk saja dulu, apa kamu tau aku sudah sangat lama menunggu, seandainya pantat ku bisa berakar mungkin sudah berakar dari tadi hanya duduk disini menunggu Ceonya, kenapa pemimpin perusahaan harus telat, kan pemimpin itu adalah panutan yang harus memberikan contoh yang baik bagi perusahaan,” ucap Davina membuat laki-laki tersebut hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“Kamu diterima bekerja dimana tampan,?” tanya Davina mulai mengeluarkan sifat genitnya.
“Entah,” saut dengan singkat.
“Kita belum memperkenalkan nama, saat kamu hampir menabrak ku, perkenalkan nama ku Davina,” ucap Davina mengedipkan matanya sebelah.
“Day,” ucap nya dengan suara tegas bersalaman dengan Davina.
“Jika nanti Ceonya datang bisa kah kamu melemparnya, aku sungguh ingin mati menunggunya, aku saja menunggu jodoh ku datang belum datang sampai sekarang, ehh malah Ceonya uang menambah beban hidupku haha,” ucap Davina.
“Aku bakal melemparnya menggunakan komputer sekalian,” ucap Day.
“Hahaha kamu juga sangat pandai bercanda seperti ku,” ucap Davina memukul pelan lengan Day.
“Gimana kalau kita gosipin Ceonya saja dulu, mumpung dia belum datang,?” tanya Davina dan di angguki oleh Day.
“Kira kira Ceonya udah tua atau belum,?” tanya Davina.
“Dia sungguh tampan dan baik, bisa di bilang dia tertampan di dunia ini,” ucap Day.
“Hahahaha, mana mungkin, bahkan kamu lebih tampan darinya, percayalah, tapi jika di tertampan sedunia aku bakalan tidak percaya karena calon suaminya sahabatku jauh lebih tampan,” ucap Davina tertawa lepas.
“Benarkah,?” tanya Day dan di angguki oleh Davina.
“Duduklah, apa kakimu ingin berakar berdiri disitu trus, kita masih akan menunggunya dan pastinya sangat lama, kenapa pemimpin perusahaan seenaknya saja, padahal ini demi kebaikan perusahaannya sendiri,” ucap Davina kesal membuat Day duduk dimana CEO duduk.
“Hei, jangan duduk disitu, itu tempat CEO, becandamu sungguh keterlaluan, bagaimana jika dia masuk dan melihat kamu seperti itu, dia bakal langsung memecatmu, dan aku pastinya tidak bakal rela jika si tampan di pecat,” ucap Davina.
“Apa kamu akan melawannya jika aku dipecat,?” tanya Day.
“Tentu saja, aku bahkan akan merobohkan perusahaannya ini hahhaha....ha..ha....ha...ha,” tawa Davina berubah menjadi suara panik dan kaget saat melihat foto di meja tersebut, dia bisa-bisanya tidak melihatnya dari tadi.
“Ini mirip denganmu,” ucap Davin dengan bodohnya sangat panik, dia bahkan sampai menahan nafasnya.
“Beruntunglah matamu masih bagus,” ucap Day menahan tawanya melihat wajah Davina yang sudah merah.
“Bisakah kamu lanjutkan gosip mu,?” tanya Day dan dengan cepat Davina menggelengkan kepalanya.
“Apa kamu Ceonya,?” tanya lagi Davina sudah mulai putus asa.
“Mungkin saja,” saut Day.
“Apa kamu akan memecatku sebelum bekerja,?” tanya lagi Davina tanpa berkedip sedikitpun.
“Menurut kamu,?” tanya Day.
“Ahhg, hiks...hiks..maaf, aku minta maaf pak hiks...hiks.., apa bapak mau melihat saya tidur di jalanan, maaf pak hiks..hiks.., anak saya di rumah menungguku, mereka kembar dan aku harus memberikan mereka makan apa nantinya hiks...hiks..,” ucap Davina.
“Ini Biodata kamu,?” tanya Day dan di angguki oleh Davina dengan cepat seraya menghapus air matanya.
“Disini tertulis singel,?” tanya Ayyan.
“Itu kemarin pak, bukan sekarang hiks..hiks..,” ucap Davina.
“Lihat foto saya dengan mereka pak, saya tidak berbohong,” ucap Davina buru-buru melihatkan fotonya bersama si kembar.
Day hanya bisa memasang mata sipit ke arahnya, dia sangat mengenali wajah kedua anak tersebut.
“Apa benar ini anak kamu,?” tanya Day dan di angguki oleh Davina yang masih pura-pura menangis.
“Tampan kan pak,?” tanya Davina dan di angguki oleh Day.
“Jadi mohon pak, jangan pecat saya sebelum bekerja, saya sungguh butuh pekerjaan, saya tidak berniat sama sekali menyinggung bapak, mana mungkin aku mengejek bapak yang tampan hiks..hiks.. tadi hanya candaan semata doang pak hiks..,” ucap Davina.
“Apa ini anakmu,?” tanya Ayyan melihatkan foto sikembar bersama Dylan.
Davina membulatkan matanya sempurna, ia mengucek-ngucek matanya beberapa kali.
“Dari Mana bapak mengambil foto anak saya” tanya Davina.
“Owh, anak kamu ya, jadi harus ku pecat atau jujur,?” tanya Day membuat Davina gemetar seketika.
“Bukan pak, dia anak teman saya, saya jomblo, kalau bapak mau menikahi saya juga gakpapa,” ucap Davina asal ceplos.
“aku seperti perempuan murahan saja hiks..hiks..,” gumam Davina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
seru juga nih kayaknya kisah day & Davina, mungkin jg ada diselipin kisah gavin & Naya.
2022-07-05
0
Devi Sihotang Sihotang
hahaha...hahaha... geblek davina
2022-05-29
0
My Isti
lucuuuu wkwkwkwk
2022-05-03
0