Shanum Najua Azzahra
Gadis yang sederhana, ceria, aktif, mandiri dan berprestasi. Sejak remaja tumbuh jauh dari orang tuanya, karena semenjak SMP dia sudah tinggal di asrama.
Berasal dari keluarga yang sangat sederhana, dia memilih tinggal di asrama agar lebih dekat ke sekolah bahkan tidak mengeluarkan ongkos adalah salah satu alasannya.
Hari-harinya di sekolah putih biru itu ia lalui dengan menyenangkan. Shanum tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang ceria, cerdas, mandiri dan sangat aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah.
Hampir semua organisasi yang ada di sekolahnya ia ikuti, hingga tak ada yang tak kenal seorang Shanum selain sebagai sekretaris OSIS, anggota Paskibra juga Pramuka dia juga masuk dalam kepengurusan Ikatan Remaja Masjid di sekolahnya, setiap Jumat ia berkeliling dengan teman-temannya untuk mengajak semua siswa di setiap kelas untuk mengikuti program Jumat Sedekah.
Ia tidak bosan mengajak teman-temannya berbagi untuk Tabakh alias tabungan akhirat yang nantinya uang yang terkumpul disalurkan melalui kegiatan bakti sosial di setiap akhir semester, disalurkan untuk orang-orang yang lebih membutuhkan, termasuk teman-teman mereka yang membutuhkan.
Dia selalu tampil energik dan bersemangat dalam setiap kegiatan yang dia ikuti, banyak teman dan Guru yang kagum dengan kemampuannya dalam berbicara di depan umum ketika memimpin rapat, mempresentasikan materi, atau menyampaikan informasi kepada teman-temannya meskipun usianya masih remaja.
Baginya berorganisasi adalah bagian dari belajar, dari berorganisasi Shanum memperoleh banyak hal, dari mulai melatih kepercayaan dirinya, keberaniannya, tanggung jawab, kemandirian, kemampuan membagi waktu, menganalisis masalah, mencari solusi dan membuat keputusan.
Banyak ide-ide kreatif yang muncul dari pemikirannya. Dari organisasi dia juga mendapatkan banyak teman dan pengalaman berharga.
Berorganisasi sudah menjadi hobinya, hari-harinya hanya disibukkan dengan belajar dan mengikuti berbagai kegiatan organisasi.
Walaupun dia sangat menyukai berorganisasi, dia tidak lupa tujuan utamanya yaitu belajar, apalagi dia bisa melanjutkan pendidikannya karena beasiswa.
Kesibukannya dalam mengikuti berbagai organisasi berlanjut sampai dia kuliah, bahkan ia bisa berkuliah karena mendapat beasiswa dari salah satu lembaga ketika ia mengikuti ajang perlombaan.
Semenjak kuliah, kesibukannya semakin bertambah karena ia pun harus bekerja sebagai Guru privat agar mendapatkan uang tambahan untuk keperluan kuliahnya. Shanum tidak mau membebani orang tuanya dengan biaya kuliah dan kebutuhannya.
Sudah cukup ia membebani orang tuanya dengan biaya pendidikannya selama ini, apalagi masih ada dua adik perempuannya yang masih membutuhkan biaya sekolah.
Dan kini ia bertekad bulat untuk menempuh pendidikan sarjananya tanpa harus membebankan masalah biaya kepada orang tuanya.
Begitulah Shanum, ia kian menginspirasi dan memotivasi banyak orang, hari-harinya selalu dibuat bermakna ia berprinsif untuk dapat selalu berkarya dimanapun berada, berkarya dalam kebaikan, meninggalkan jejak-jejak kebaikan di muka bumi ini selama ia hidup, dan memastikan setiap langkahnya adalah bernilai tidak hanya berjejak.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Shanum diterima menjadi Guru Tetap pada salah satu SMA Swasta ternama di kota Kembang, yang berada di bawah naungan Yayasan yang bergerak di berbagai bidang, selain pendidikan, yayasan itu juga bergerak di bidang sosial dan kesehatan.
Bukan hanya sekolah-sekolah yang mereka dirikan, tetapi juga ada panti asuhan dan rumah sakit. Apalagi konon katanya pemilik yayasan tempat Shanum bekerja juga merupakan seorang pengusaha sukses.
Shanum tinggal di perumahan khusus guru di lingkungan yayasan, dengan gaji dan tunjangan yang lebih dari cukup serta fasilitas yang sangat nyaman ia sungguh sangat beruntung, hingga ia pun kini bisa membantu orang tuanya membiayai pendidikan adik-adiknya di kampung.
Suatu kebanggaan untuk Shanum bisa diterima bekerja di yayasan ini, awalnya dia tidak cukup percaya diri saat mengikuti seleksi, secara yang mengajar di sana kebanyakan adalah sarjana lulusan luar negeri dan orang-orang yang berasal dari keluarga berada, bahkan di parkiran khusus pengajar dan karyawan nyaris semuanya roda empat, berbeda dengan dirinya yang menggunakan ojeg online untuk sampai ke tempat ini.
Tapi ternyata Allah berkehendak lain, dia diberi kemudahan dalam mengikuti segala proses seleksi itu dan berakhir dengan penuh syukur karena bisa bekerja di tempat ini.
Kesuksesannya dalam meraih pendidikan dan karir berbanding terbalik dengan perjalanan percintaannya.
Pernah mencoba membuka hati untuk lawan jenis, dipertemukan dalam waktu yang singkat dengan seseorang yang hampir menjadi imamnya, namun Allah berkehendak lain. Sang calon imam lebih dahulu menghadap Illahi karena sebuah kecelakaan.
Semenjak itu ia kembali enggan membuka hati.
Entahlah….ia seakan terjebak pada cinta semu di masa lalu, perasaan mencintai seseorang begitu dalam masih belum tersampaikan.
Ia pun cukup kuat untuk memendam itu semua bahkan terus berusaha mengabaikannya, karena pikirnya apa yang ada dalam hatinya hanya hatinya yang merasakan.
Akankah takdir mempertemukan kembali cintanya?
Akhtar Farzan Wijaya
Seorang pengusaha muda sukses, pemilik yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan kesehatan.
Selain seorang pengusaha ia juga seorang dosen pada salah perguruan tinggi yang bernaung di bawah yayasan keluarganya. Berasal dari keluarga berada, tinggal di kota besar dengan segala fasilitasnya.
Namun sayang saat kelas VIII SMP ia harus pindah ke kampung halaman Ibunya di Garut, Ayah dan Ibunya bercerai dan ia memilih tinggal bersama ibunya.
Karena tuntutan kebutuhan mengharuskan ibunya bekerja. Bekerja di lembaga swasta dengan jam kerja kadang melebihi jam kerja biasa membuat sang Ibu sering tak ada waktu untuk Akhtar, hingga ia memutuskan untuk mengirim Akhtar ke kampung halamannya dan tinggal bersama Kakek dan Neneknya.
Akhtar tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan ramah, ia selesai menuntaskan pendidikannya di Garut sampai SMP.
Saat memasuki SMA dia diajak oleh ayahnya untuk melanjutkan pendidikan bersamanya, Ibunya dengan sangat berat hati mengizinkan Akhtar ikut ayahnya dengan berbagai pertimbangan.
Dia dikirim oleh ayahnya ke sebuah pesantren di Yogyakarta dan menyelesaikan pendidikan SMA dan Sarjananya di sana. Hingga Ia berhasil lulus dengan Kumlaude dan melanjutkan kuliahnya ke Mesir.
Dan di sinilah dia sekarang, Bandung kota dengan sejuta pesonanya. Ia berdiri di atas rooptop sebuah gedung salah satu fakultas di perguruan tinggi tempatnya berbagi ilmu.
Setiap menjelang senja selesai mengajar ia sering menghabiskan waktu di tempat itu, baginya tempat itu seakan memberikan energi positif untuk lebih bersemangat esok hari.
Sampai pada suatu senja, pikirannya melayang ke beberapa tahun silam.
Terlintas bayangan seorang gadis ceria yang selalu mengukir senyum di wajahnya.
Sejujurnya Akhtar sangat merindukannya, tetapi keadaan tak cukup memberi kekuatan untuk ia mencari tahu tentang gadis itu.
Gadis yang berhasil menghangatkan hatinya di saat-saat dirinya terpuruk karena perpisahan Ayah dan Ibunya karena alasan yang tidak ia ketahui sampai saat ini.
Yang ia tau ayahnya adalah seorang ayah yang bertanggung jawab, menyayangi dirinya dan juga Ibunya dengan baik, bekerja sebagai seorang dosen yang sangat dikagumi banyak mahasiswanya karena kecerdasan dan kebijaksanaannya.
Ia pun berangan untuk seperti ayahnya kelak, tapi ia tidak tau kenapa sampai terjadi perpisahan antara ayah dan Ibunya. Kini ayahnya sudah menikah lagi tapi tidak dengan ibunya.
Ayahnya adalah ketua sekaligus pemilik dari yayasan tempat ia mengabdi, kesuksesan ayahnya dalam membangun yayasan ini sungguh membuatnya kagum.
Dan kini ia harus meneruskan estafet kepemimpinan yayasan dan membawanya menjadi lebih berkembang dan lebih banyak memberi manfaat untuk umat, itulah tekadnya.
Sederhana, tapi begitu memukau. Itulah kesan yang Akhtar miliki tentang gadis itu.
Semenjak kembali ke Indonesia pikirannya tak lepas dari bayangan masa lalunya bersama gadis itu.
Ia bertekad untuk kembali ke kampung halaman Ibunya untuk mencari tahu tentang keadaan gadis yang menjadi pujaan hatinya.
Akhtar berharap bisa kembali bertemu dengan gadis itu segera, ia rindu senyumannya, senyuman yang menghangatkan, ia rindu keceriaan dan kata-kata yang dengan derasnya mengalir dari bibirnya saat sedang presentasi di depan kelas, ia rindu ketegasannya ketika menjadi pemimpin rapat dalam organisasi, ia rindu….
Ah rasanya Akhtar sudah seperti orang gila, dengan membayangkannya saja sudah membuatnya senyum-senyum sendiri.
*Shanum Najua Azzahra,tunggu aku.* batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Fatma Salim
qu suka ceritanya👍
2023-01-13
1
Iyusnia Muhtadin
Apakah Akhtar pemilik tempat Shanum bekerja sekarang? hmmm..jadi makin penasaran🤔
2022-10-15
1
leeshuho
hai kak,,ak mmpir nih,,slm dari North pole couple y❤️
2022-04-22
1