BAB 2 PERSYARATAN ADRIAN

"Assalamualaikum wahai para pencari cuan," ucap Asri si Mak lambe nyerocos yang suka sekali bergosip dan selalu heboh. Asri merupakan salah satu bawahan Freya di bagian keuangan.

"Waalaikumsalam, bisa nggak sih mbak kalau datang itu jangan yang terlalu heboh-heboh gitu, aku yang lagi ngitung laporan keuangan jadi nggak fokus nih," omel Safira yang masih tetap fokus dengan layar monitornya.

"Ya maaf Fir. Namanya juga Mak Lambe, ya pasti dimana-mana harus selalu heboh dong." Asri sambil menyesap kopi yang dibawanya.

"Ohiya, mbak Freya mana? Kok tumben nggak kelihatan, biasanya habis istirahat makan siang gini dia udah ngacir duluan buat nyelesain kerjaan. Di kantin juga tadi nggak ada." Asri celingak-celinguk mencari keberadaan Freya, atasannya itu.

Memang dari jam makan siang hingga saat ini, Asri tidak melihat keberadaan Freya di kantin maupun di ruangannya yang kebetulan hanya terhalang oleh kaca-kaca bening yang memisahkan antara ruangan manajer dan pegawai biasa.

"Lagi di ruangan Pak direktur," jawab Adit yang baru saja datang.

Asri menyerit, pertanda ia kepo. "Direktur? Pak Adrian?"

Adit menyentil kening Asri. "Ya iyalah. Emang kalau bukan Pak Adrian, siapa lagi yang jadi direktur di perusahaan ini."

Asri meringis. "Oh iya yah. Tapi ngapain mbak Freya ke ruangan Pak Adrian? Tumben banget."

"Kamu nggak tau berita terupdatenya ya? Mbak Freya kan mau resign dan surat resignnya disuruh sama HRD untuk diantar langsung ke Pak direktur," jelas Safira.

"What!! Yang bener aja kamu Fir. Mbak Freya beneran jadi resign dari perusahaan ini?" Asri langsung menghampiri meja kerja Safira.

"Yup. Padahal nih ya, aku sama karyawan lain udah cegah mbak Freya untuk nggak resign. Tapi ya mau gimana lagi, itu udah keputusan mbak Freya, dan kita sebagai rekan kerja yang baik harus bisa menghormati keputusan mbak Freya," jelas Safira lesu.

Adit dan Asri pun hanya mengangguk menyetujui ucapan Safira dengan lesu.

"Aku nggak rela sih mbak Freya harus resign dari kantor ini, jadi nggak ada teman ngerumpi lagi. Tapi ya mau gimana lagi," ucap Asri.

Padahal Freya itu adalah tipe orang yang sangat humoris dan baik hati terhadap semua karyawan-karyawan di perusahaan tersebut.

Bahkan jauh sebelum ia menikah dengan Adrian sampai bercerai pun, keramahan wanita itu membuat para karyawan sangat menyayangkan jika Freya harus resign dari perusahaan. Dan itu artinya mereka akan kehilangan orang sebaik Freya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ya, aku mau kamu Rea." Adrian semakin gencar mendekatiku, dan aku pun sontak langsung memundurkan langkahku. Hingga punggungku menyentuh tembok di ruangan itu.

"Pak Adrian, saya minta dengan hormat agar bapak menjauhi saya." Jujur aku sudah sangat gugup, apalagi jarak antara wajahku dan wajah Adrian begitu sangat dekat. Aku bahkan bisa merasakan hembusan nafas Adrian, begitu pun juga Adrian.

Adrian tersenyum sinis. "Saya bukan Bapak kamu Rea!" Sekali lagi Adrian menatapku tajam.

"Tapi anda atasan saya. Jadi saya harus bersikap sopan." Aku mencoba untuk menghindari tatapan Adrian. Siapa pun tolong selamatkan aku!

"Saya suami kamu. Dan panggil saya 'mas Adrian' bukan 'bapak Adrian'." Tegas Adrian, kemudian melangkah menjauh dariku. Aku menghela nafas lega, akhirnya apa yang sempat aku khawatirkan tadi tidak terjadi.

Tapi sedetik kemudian aku tertawa miris mengingat ucapan Adrian barusan.

"Biar saya koreksi, bapak Adrian yang terhormat. Anda adalah mantan suami saya, ingat 'mantan suami' anda harus mengaris bawahi itu."

Bisa-bisanya dia mengatakan kalau dia adalah suamiku, padahal jelas-jelas kami sudah bercerai. Apa-apaan ini.

"Terserah kamu." Adrian kembali ke tempat duduknya, kemudian tanpa bersalahnya ia dengan santai kembali melanjutkan pekerjaannya .

Aku sangat geram melihat tingkah Adrian. Bagaimana bisa dia mengunciku di ruangan ini dan dengan santainya ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

Bahkan ini sudah lebih dari 20 menit aku berada di ruangannya, kalau tahu begini lebih baik aku memilih untuk mengirimkan surat pengunduran diri ke alamat rumahnya saja. Daripada harus menemuinya langsung di ruangan ini. Ini namanya pemborosan waktu.

"Pak, saya mohon terima surat pengunduran diri saya. Dan biarkan saya untuk pergi dari sini."

"Mas Adrian!" koreksinya.

Huh! Baiklah mari kita ikuti saja kemauan direktur keras kepala ini.

"Iya iya Mas Adrian. Tolong mas terima surat pengunduran ini dan biarkan saya untuk pergi dari sini."

"Masih dengan syarat yang sama," serunya lagi.

Syarat lagi! Huh! Sebaiknya aku menuruti saja permintaan Adrian, toh ini adalah syarat terakhir dan setelah itu aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Anggap saja untuk menyenangkan hati mantan suami, karena setelah ini aku akan pergi jauh dari kehidupan Adrian.

"Tapi jangan yang aneh-aneh. Karena kita bukan lagi suami istri."

"Tidak aneh-aneh Rea." Adrian mengalihkan tatapannya menatapku.

"Baiklah, katakan apa syaratnya."

"Malam ini menginaplah di rumah, cuma sekali ini saja dan mungkin akan jadi yang terakhir. Setelah itu saya akan ngebebasin kamu."

"T-tapi kan kita udah bercerai, saya nggak enak sama omongan orang-orang nantinya kalau saya nginap di rumah mas Adrian."

"Surat pengunduran diri kamu tidak akan saya terima, jika kamu ragu," ancam Adrian.

Bagaimana ini?

Aku berusaha untuk mempertimbangkan ucapan Adrian. Hmm, baiklah kalau begitu. Lagipula setelah ini dia tidak boleh menganggu ketenangan hidupku lagi.

"Baiklah, tapi jangan aneh-aneh. Cuma sekedar nginap aja kan. Tapi Mas Adrian harus janji, setelah ini jangan pernah ganggu ketenangan hidup saya lagi."

"Okey, deal."

"Deal!"

Adrian pun menyetujuinya dan kami berdua pun sepakat. Baiklah sepertinya malam ini aku harus meninggalkan apartemenku untuk semalam dan setelah itu aku akan bebas dan pergi jauh untuk menjalani kehidupanku sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Mbak Freya! Kok mbak nggak ngasih tau Asri, kalau sebenarnya mbak Freya mau resign dari perusahaan," omel Asri begitu melihat kedatangan Freya.

"Ini baru aja mbak mau ngasih tau sekaligus mau pamit juga sih, hehehe!"

"Ih, mbak Freya mah gitu. Padahal kan kita udah jadi best friend, semua orang kantor tau tentang ini. Cuma Asri aja yang kaya orang bodoh, nggak tau."

Aku mengulas senyuman. "Ya maaf Sri. Tapi kan sekarang yang penting kamu udah tau."

"Iya sih. Tapi nggak asik ah kalau nggak ada mbak Freya. Aku nggak punya temen gosip lagi."

"Sama Adit aja, dia juga lumayan lho bisa di ajak gosip. Hehehe," candaku.

"Adit tuh nggak asik mbak, sama sekali nggak asik. Suka salah sambung terus dia mah kalau diajak gosip."

"Enak aja," ucap Adit.

"Ohiya, gimana mbak. Surat pengunduran diri mbak di terima sama Pak Adrian?" kali ini Safira yang berucap.

Aku terdiam sebentar, sedangkan mereka memasang wajah penasaran.

"Ya tentu aja diterima dong. Masa enggak."

Mereka bertiga pun menghela nafas secara bersamaan dengan raut wajah murung.

"Lho, kenapa? Kalian nggak senang ya, mbak tau kalian nggak rela kalau mbak resign. Tapi kan ini demi kebaikan dan kebahagiaan mbak kedepannya, lama kelamaan di sini bikin mbak makan hati. Apalagi kalau ngeliat pelakor itu terus."

"Iya mbak. Kita doain semoga ini yang terbaik ya buat mbak Freya," ucap Asri.

"Semoga mbak bisa menemukan kebahagiaan mbak," tambah Safira.

"Dan semoga mbak cepat move on dari Pak Adrian. Amin Ya Allah," ucap Adit.

Aku menyikut lengan Adit. "Eh mbak udah move on ya. Please deh ah."

"Iyain deh," seru mereka bertiga bersamaan.

Kemudian kami tertawa bersama. Dan berpelukan.

"Eits ... tunggu dulu, ini cuma buat ciwi-ciwi ya. So, Adit kamu nggak boleh ikutan. Bukan Muhrim nya," cegat Safira membuat Adit mencebikkan bibirnya.

"Nasib jadi cowok satu-satunya." Adit mengelus dada. "Yaudah deh aku peluk komputer ini aja."

Sontak aku, Safira dan Asri pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyol Adit yang kini tengah memeluk komputer di hadapannya.

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

pribadi menyenangkan freya ny,,,pantas di sayang teman

2023-04-08

0

I Am

I Am

mampir kesini krn ada burung yg bawa berita kali cerita ini sama kayak yg di lapak sebelah.. dan sampai bab ini buat saya sih mirip yaa memang alur ceritanya walau tentu saja beda nama tokoh dan gaya penulisan tapi secara garis besar cerita ini tuh mirip. mau baca lanjut dulu siapa tau cuma mirip di bab awal. nanti saya koment lagi yaa

2022-06-13

1

Rice Btamban

Rice Btamban

lanjutkan

2022-04-15

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!