Kakek Bryan berjalan mendekati Rezza dengan tatapan tajam. Tentu saja hal itu membuat Rezza jadi gugup.
"Apa cucu ku Leo akan menikah?" tanya Kakek Bryan.
"Hahaha. Wah, pendengaran kakek tajam juga" ucap Chelsea sambil berjalan untuk memeluk kakeknya dengan manja.
"Kek, bagaimana kalau kita hadir? Bukannya kita harus disana?" Rezza langsung membulat kan matanya saat mendengar ucapan Chelsea.
"Astaga ini, anak akan membuat masalah...." gumam Rezza dalam hati.
"Tentu saja, Rezza antar kami kesana. Aku ingin lihat seperti apa cucu menantu ku. Chelsea kamu ganti baju kamu, kakek juga akan ganti baju." ucap kakek Bryan.
Rezza benar-benar sangat syok dengan apa yang dikatakan kakek Bryan. Melihat kakek Bryan dan Chelsea pergi ke kamar, membuat Rezza mengambil kesempatan untuk pergi. Rezza lebih takut kalau Leo yang marah karena membawa Kakek Bryan dan Chelsea tanpa persetujuannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kini acara pernikahan Leo dan Ellen akan dilaksanakan. Ellen mengingat masa lalunya dimana dirinya telah gagal tiga kali menikah dengan kekasihnya. Dan kini dia akan menikah dengan pria yang tidak sama sekali dia kenal dan cintai.
"Apa kita bisa memulai?" tanya pak penghulu pada Leo dan pamannya Ellen.
Pamannya Ellen dan Leo secara bersamaan mengangguk kepalanya. Rezza yang ada di sana siap merekam acara pernikahan bosnya dengan hp nya. Mamanya Ellen matanya mulai berkaca-kaca melihat putrinya yang akan menikah.
"Ma, ingat jangan mama menangis. Mama tahukan kakak tidak suka melihat mama menangis" bisik Kartika pada mamanya.
"Mama tidak menyangka kalau kakak mu menikah juga" ucap mamanya dengan sedikit tersenyum.
"Mama benar, meskipun dengan cara yang tidak kita bayangkan" mamanya Ellen hanya mengangguk kepalanya.
Semuanya tamu yang menjadi saksi pernikahan Leo dan Ellen tampak tenang saat Leo ingin mengikuti apa yang dikatakan pamannya Ellen.
"Bagaimana saksi Sah?" tanya pak penghulu saat Leo menyelesaikan ucapannya.
"Sah..." teriak semua orang yang ada didalam.
Ellen langsung mencium tangan Leo, sedangkan Leo mencium kening Ellen. Saat Leo mengecup keningnya, Ellen merasakan ada getaran yang berbeda pada dirinya dan jantungnya berdegup kencang. Begitu juga yang dirasakan Leo, Leo merasa detak jantung berdebar kencang saat Ellen mencium tangannya. Leo menatap bibir mungil Ellen yang baru saja mencium tangannya. Leo sangat ingin sekali mencicipi bibir mungil Ellen, yang kini sudah menjadi istrinya.
"Ayolah Leo, kamu harus sabar. Jangan sampai dia memikirkan hal yang buruk tentang mu..." gumam Leo dalam hatinya.
"Selamat untuk kalian karena sudah Sah jadi suami istri. Dengan status kalian yang sekarang, warga desa tidak akan lagi bicara yang tidak-tidak tentang kalian" ucap pak RT.
"Terimakasih, pak. Kalau begitu saya, istri saya dan keluarga istri saya permisi dulu" ucap Leo dengan dingin.
"Silahkan, nak..."
"Maaf Bu, ibu tadi naik apa kesini?" tanya Leo pada mamanya Ellen.
"Tante tadi naik bus, nak!"
"Ya, sudah ibu dan...."
"Kartika, kak. Aku adiknya kak Ellen. Kakak panggil aku Tika saja" ucap Kartika saat Leo bingung memanggilnya.
"Dan Kartika. Kita naik mobil saya saja" ucap Leo.
"Terimakasih, nak."
"Tidak perlu berterimakasih, Bu. Ibu dan Kartika sekarang menjadi tanggung jawab saya juga. Bukannya kita sudah jadi keluarga" mamanya Ellen dan Kartika langsung tersenyum.
Sangat berbeda dengan Ellen, Ellen tampak sangat terkejut mendengar ucapan Leo. Ellen merasa kalau Leo sedang bersandiwara jadi pria yang baik, dihadapan mama dan adiknya.
Saat mereka ingin keluar, Leo langsung menggemgam tangan Ellen. Ellen yang tidak suka, menarik tangannya. Tapi, Leo malah semakin menggemgam tangan Ellen dengan erat. Mamanya Ellen dan Kartika yang melihat hal itu malah tersenyum.
Bibi dan paman yang mengikuti Leo dan Ellen dari belakang, melihat kalau Leo menggenggam tangan Ellen. Melihat hal itu membuat bibi semakin sangat kesal.
Sesampainya di dalam mobil, Mamanya Ellen dan Kartika duduk di bangku yang paling belakang. Sedangkan Leo dan Ellen duduk di bangku yang tengah.
"Kita akan mengambil barang-barang mu dan setelah itu kita akan kembali ke kota." ucap Leo dengan pandangan lurus ke depan.
"Tunggu dulu, siapa yang bilang kalau aku akan kembali ke kota?" tanya Ellen dengan kesal.
"El, bicara yang sopan. Nak Leo sudah menjadi suami kamu, jadi kamu bicaranya itu yang baik. Mama tidak pernah mengajari kamu seperti itu" tegur mamanya Ellen.
Leo yang mendapat pembelaan dari mertuanya, langsung tersenyum. Sedangkan Ellen tambah semakin kesal pada Leo.
"Apa yang dikatakan suami kamu benar. Kita akan pulang ke kota hari ini juga" Ellen langsung menoleh kebelakang karena mendengar keputusan mamanya.
"Tapi, ma.... El, masih ingin disini..."
"El..." tentu saja Ellen berdecak kesal.
Saat dia ingin kembali menghadap ke depan, Ellen melihat Leo tersenyum.
"Kenapa kamu senyum-senyum? Tidak ada yang lucu" ucap Ellen dengan berbisik pada Leo. Ellen tidak ingin mama nya mendengar ucapannya, bisa-bisa mamanya akan menegurnya lagi dan hal itu akan membuat Leo semakin senang.
"Apa ada larangan untuk tersenyum?"
"CK... Diamlah..." decak Ellen dengan kesal.
Setelah sepuluh menit mereka sampai di depan rumah. Saat mobil berhenti, Leo melihat mobil kakeknya ada didepan rumah Ellen.
"Ma, sepertinya ada tamu" ucap Kartika.
Ellen lebih dulu keluar dari dalam mobil dan tampak bingung melihat ada dua pria baju hitam berdiri di depan pintu rumahnya. Saat dia ingin masuk, Leo langsung menggemgam tangan Ellen supaya mereka masuk kedalam bersama. Mamanya Ellen dan Kartika mengikuti Leo dan Ellen dari belakang.
"Siapa mereka?" gumam Ellen sambil menatap tajam dua pria yang berdiri di depan pintu rumahnya.
"Siang tuan muda..." sapa kedua pria itu dengan menundukkan kepalanya.
Ellen dan keluarganya tampak sangat terkejut mendengar dua pria itu menyapa Leo dengan hormat.
Leo hanya diam saja melewati dua pria itu. Saat mereka masuk kedalam, betapa terkejutnya Ellen dan keluarganya melihat kakek Bryan dan Chelsea duduk santai di sofa mereka.
Saat Leo dan Ellen masuk, kakek Bryan dan Chelsea tampak sangat terkejut melihat Leo menggenggam tangan Ellen. Karena setahu mereka, Leo tidak suka ada orang lain yang menyentuh dirinya.
"Kek, sepertinya kak Leo ingin menunjukkan bahwa dia sudah memiliki pasangan" ucap Chelsea.
Mendengar hal itu Ellen langsung menarik tangannya dari genggaman Leo. Sama seperti di balai Desa, Leo tidak mengijinkan Ellen menarik tangannya.
"Rezza, bisa kamu jelaskan?" Tanya Leo pada Rezza Tanpa mengalihkan pandangannya pada kakek dan adiknya.
"Maaf, pak. Saat saya dan nona Chelsea bicara, tuan besar ternyata mendengarnya" ucap Rezza dengan gugup.
Kakek Bryan langsung bangkit berdiri dan diikuti Chelsea. Kakek Bryan berjalan mendekati Leo dan Ellen.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments