Keesokan paginya Ellen bangun dari tidurnya, Ellen sangat terkejut dirinya ada di atas tempat tidur dan tidak melihat pria yang di tolong nya semalam.
"Kemana dia?" gumam Ellen sambil melihat sekeliling kamarnya.
"CK... Dia pergi begitu saja!" ucap Ellen yang baru menyadari kalau pria yang ditolongnya pergi.
Ellen bangun dari tidurnya dan memutuskan untuk membersihkan dirinya. Setelah dia mandi, Ellen sangat terkejut mendengar pintu rumahnya diketuk dengan sangat keras dan suara teriakan orang-orang memanggil namanya.
Dengan kesal, Ellen membuka pintu rumahnya dan dia sangat terkejut ketua RT nya, bibi dan pamannya di depan rumahnya.
"Dasar gadis pembawa sial. Kamu datang ke kampung ini apa tidak bisa membawa kebiasaan buruk mu yang di kota ke kampung ini" ucap bibinya dengan emosi.
"Bibi apa-apaan sih?" ucap Ellen dengan kesal karena bibi nya menghinanya.
"Sudah pak, bawa aja dia ke balai desa..." ucap salah satu warga yang juga hadir.
"Sudah tenang dulu, saya harus tanya dulu pada nak Ellen yang sebenarnya." ucap pak RT.
"Pak, apaan sih? Kenapa semuanya datang-datang marah-marah begini?" tanya Ellen dengan sedikit tenang.
"Begini nak, tadi pak Eko melihat seorang pria keluar dari rumah nak Ellen pagi-pagi sekali dan keadaannya sangat berantakan. Apa benar nak Ellen membawa pria ke rumah nak Ellen?"
"Benar, pak. Tapi...."
Plak...
Ucapan Ellen langsung berhenti karena bibinya langsung menamparnya dengan sangat keras.
"Mama, apa-apaan kamu? Kenapa kamu menampar Ellen langsung?" ucap pamannya Ellen, adik dari papa nya Ellen.
"Kenapa, sih pa? Itu hal yang pantas diterimanya. Dia sudah membuat keluarga kita semakin malu!" ucap bibi nya.
Para tetangga yang ada disana berteriak meminta kepala RT untuk membawa Ellen ke balai desa. Dengan terpaksa Kepala RT membawa Ellen ke kepala desa karena desakan masyarakatnya.
Sesampainya di balai Desa, Bibinya terus saja memukul Ellen. Sampai-sampai membuat wajah Ellen memar dan ujung bibirnya mengeluarkan darah segar. Hal itu terjadi karena Ellen tidak ingin mempertahankan dirinya kalau dia tidak salah dan tidak ingin menyebut nama pria yang dirumahnya.
Ellen sebenarnya ingin membalas apa yang dilakukan bibi nya tapi, tenaganya tidak ada karena semalam dan pagi ini dia tidak makan sedikit pun.
"Kamu sama papa kamu sama saja! Kalian membuat keluarga kita malu di desa ini" ucap bibinya Ellen dengan emosi.
"Cepat katakan siapa pria itu? Kamu harus menikah dengannya, jangan sampai kamu hamil di luar nikah dan malah semakin membuat keluarga kita malu!" ucap bibi nya.
Ellen lebih memilih diam saja, karena dia memang tidak siapa pria yang di Tolong nya. Sampai jam dua belas siang, Ellen masih saja dihakimi warga. Tak ada satupun yang memberikan dia minum atau pun makanan.
Sampai akhirnya mamanya dan adiknya datang. Masyarakat yang melihat kedatangan mamanya malah menghina mamanya yang tidak becus mengurus putrinya.
"Nak..." Mamanya langsung menangis melihat keadaan putrinya yang sangat memprihatinkan.
"Aku tidak apa-apa, ma. Ellen tidak salah, ma. Ellen hanya membantu pria itu saja" ucap Ellen sambil memeluk mamanya.
"Mama tahu, mama sangat mengenal kamu. Mama yakin mereka hanya salah paham saja. Sekarang lebih baik kita pulang ke kota saja, ya..." ucap mamanya. Ellen mengangguk kepalanya.
"Tidak bisa. Apa maksud kakak? Apa kakak akan membawa Ellen pergi begitu saja? Bagaimana kalau dia hamil?" cegah bibi nya yang tidak setuju dengan keputusan mamanya Ellen.
"Hamil? Saya sangat mengenal putri saya. Saya percaya dengan apa yang dikatakannya. Jadi jangan halangi saya untuk membawa putri saya pergi dari sini" ucap mamanya Ellen dengan tegas.
Mendengar hal itu membuat pamannya Ellen langsung bicara.
"Kak, Ellen memang putri kakak. Tapi dibelakang namanya ada nama keluarga Hardani. Itu artinya keluarga Hardani memiliki tanggungjawab untuknya. Begitu juga dengan Ellen, Ellen juga memiliki tanggungjawab untuk menjaga nama baik keluarga Hardani, keluarga dari ayahnya. Kalau dia hamil di luar nikah, keluar Hardani semakin tercemar. Cukup hanya bang Roy saja yang membuat keluarga kita malu." ucap pamannya Ellen.
"Begini saja, bagaimana kalau Ellen kita nikahkan dengan juragan? Aku sangat yakin, juragan akan menerima anak yang dalam kandungannya Ellen. Lagian juragan Karlo sangat suka dengan Ellen" ucap bibi Ellen.
Tentu saja membuat Ellen, mamanya dan adiknya sangat terkejut. Sedangkan masyarakat yang masih disana sangat setuju dengan usulan bibi nya Ellen.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Pak, ini data gadis itu" ucap asisten Rezza pada pria yang ditolong Ellen semalam.
Ternyata pria itu seorang pengusaha muda yang sangat sukses di mancanegara, namanya Leo Tak ada satupun kegagalan dalam hidupnya sejak dia menjadi pemimpin perusahaan yang dibangun kakeknya. Perusahaan nya terkenal dengan nama Angkasa Group. Perusahaan yang awalnya bergerak di bidang perkebunan, kini sudah semakin berkembang di bidang makanan, elektronik, hotel, mall dan Angkasa Group juga melakukan investasi.
"Letakkan saja. Apa kamu sudah mendapatkan yang ku minta?" tanya Leo tanpa mengalihkan pandangannya ke laptopnya.
"Sudah pak" mendengar itu Leo langsung mengehentikan kegiatannya, lalu menatap Rezza asistennya.
"Semuanya ada diberkas ini pak. Dari hasil yang saya periksa, gadis yang menyelamatkan bapak sepuluh tahun yang lalu adalah gadis yang sama menyelamatkan bapak semalam." mendengar hal itu Leo langsung membuka amplop itu dengan cepat.
Leo melihat foto Ellen dengan tampilan yang berbeda.
"Gadis itu bernama Ellen Hardani. Penampilan nona Ellen berubah saat dia lulus kuliah. Saya mendapatkan foto nona Ellen yang lama dari sosmed nya. Itu satu-satunya foto nona Ellen yang penampilannya seperti itu." ucap Rezza. Leo masih terus membaca data-data yang diberikan Rezza padanya.
"Pak, sepertinya anda lebih baik kembali ke desa itu" Leo mengerutkan keningnya saat mendengar apa yang dikatakan Rezza padanya.
"Saya mendapatkan laporan dari orang kita disana, kalau nona Ellen dapat masalah. Ada masyarakat yang melihat bapak keluar dari rumah nona Ellen, jadi mereka menganggap nona Ellen melakukan hal yang tidak benar di rumahnya. Dan...."
"Dan apa? Katakan yang jelas!" ucap Leo yang kesal karena Rezza menghentikan ucapannya.
"Nona Ellen habis di pukuli Bibinya dan hina pada warga disana"
"Kita kesana sekarang!" ucap Leo tanpa pikir panjang. Leo merasa bersalah karena membuat Ellen kena masalah di desa.
Leo sangat senang akhirnya dia menemukan gadis yang dicintainya pada pandangan pertama. Meskipun Ellen tampak sangat culun saat menolongnya, tapi ada getaran yang berbeda saat Ellen menyentuhnya. Apalagi Ellen menolongnya tanpa pikir panjang dan memikirkan nyawanya. Padahal saat itu mobil Leo api sudah dikelilingi api.
Setelah tiga empat jam, mereka sampai di kampung Ellen. Tujuan Leo ke kampung itu semalam karena ingin meninjau tanah yang ingin dibeli perusahaannya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nyu'nyun Halus-
ceritanya bagus thor
2022-07-10
0