Kirani terbangun dari lamunannya, tanpa ia sadar kalau Aldo sudah memanggilnya selama tiga kali.
"Kirani.. kirani.. kirani.. "
Aldo menghentikan panggilannya. Lalu kembali bertanya ,
" Apa yang membuat mu termenung sampai tidak mendengar panggilanku?".
" Aku..... aku... ah tidak apa apa. Silahkan kamu lanjut kan ceritamu",Kirani mencoba terlihat baik baik saja padahal dalam hatinya bergelut banyak rasa.
"Aku hanya bisa menunggu keajaiban dan mukjizat dari Tuhan", kata Aldo yang terlihat hampir mencapai titik keputusasaannya.
"Kamu harus tetap semangat", Kirani mencoba menguatkan Aldo walaupun dirinya sendiri rapuh.
"Keluargaku sudah mengusirku, jika mereka tahu keadaanku sekarang mereka hanya akan mencaciku", Aldo nampak semakin lesu.
" Aku benar benar sendiri Kirani, kamulah orang pertama yang mendengar keluhku", Aldo benar benar merasa terpuruk. Kirani pun tak tahu harus menjawab apa. Dia hanya mampu menjadi pendengar semua curahan hati Aldo.Setidaknya biar hati dan perasaannya lega.
Andai Aldo itu seorang perempuan mungkin sudah menangis tersedu sedu, tapi Aldo memang benar benar laki laki yang kuat jiwanya juga hatinya. Padahal jika dia mau dia bisa memilih wanita mana saja yang akan jadi istri nya.
Selain karena ketampanan nya, dia juga pewaris tunggal kekayaan orang tuanya. Tapi Aldo memilih untuk tetap mendampingi istrinya yang sakit gangguan jiwa dan mengunci hidupnya dari dunia luar, dari orang tuanya, saudaranya bahkan teman temannya yang dulu juga mengucilkan dirinya karena keadaannya. Roda kehidupannya saat ini hanya berputar tentang bekerja dan sepulang kerja merawat istrinya penuh kasih sayang selayak nya wanita yang normal.Dengan di bantu ART yang mengurus rumahnya ketika Aldo bekerja.
"Apa yang bisa kulakukan untukmu? " Kirani mencoba menawarkan diri untuk meringankan beban Aldo.
"Tidak ada, aku hanya ingin berbagi. Aku hanya butuh teman bicara. Aku lelah,,sangat lelah.Tapi aku sangat mencintai Tania istri ku", Aldo menundukkan kepala sambil memejamkan mata.
Hati Kirani pun sedikit bergetar saat Aldo mengungkapkan rasa cintanya yang begitu dalam kepada istrinya. " Begitu kejikah aku jika aku masih mengharap balasan cinta dari Aldo? "dalam hati Kirani bertanya pada diri sendiri.
Satu jam berlalu hingga akhirnya terdengar suara teriakan dari dalam sudut kamar yang membuat Kirani dan Aldo terbangun dari lamunan masing masing.
" Tidaaakk....... "
Suara yang sangat keras terdengar dari arah kamar Tania. Aldo bergegas masuk ke kamar serta di iringi Kirani di belakangnya. Terlihat Tania sedang menangis histeris membuat Aldo panik lalu segera memeluk tubuh Tania dan menenangkannya.
" Tenang sayang, tenang ..aku ada di sini bersamamu.. " ucap Aldo untuk menenangkan Tania. Dan perlahan Tania mulai tenang dan berhenti menangis.
Seketika Aldo mengambil air putih dan sebutir obat dari dalam laci lalu di minum kan ke Tania hingga akhirnya Tania tertidur dalam pelukan Aldo. Kemudian Aldo menggendong Tania ke tempat tidur dan menyelimuti tubuhnya.Tania sebenarnya di haruskan di rawat di RSJ namun Aldo menolak. Dia lebih memilih merawat istrinya di rumah dan memilih berobat jalan setiap bulannya.
Kirani yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa terdiam di sudut pintu dia tak tahu apa yang harus dia katakan. Bahkan Kirani tidak sanggup berpikir tentang keadaan di kala itu. Dia beranjak keluar dari kamar setelah Aldo menarik tangannya dan mengajaknya keluar dari kamar tanpa mengucapkan kalimat apapun karena takut mengganggu tidur Tania.
Mereka berdua kembali ke ruang tamu, Aldo menghembuskan nafas besar sambil meletakkan kepalanya di sandaran kursi.
Tiada kata yang terucap di antara mereka hingga akhirnya Kirani beranjak untuk berpamitan. Hari sudah mulai gelap dan Kirani akhirnya pulang dari rumah Aldo. Aldo menawarkan diri untuk mengantar Kirani tapi Kirani menolak. Sesampainya di kost Kirani masih saja tercengang dengan kejadian tadi , dia masih tidak habis pikir dengan kehidupan Aldo yang sebenarnya. Kini dia mulai berhenti untuk berharap karena dia tahu dia akan terluka.
Mentari mulai bersinar dan membawa Kirani ke rutinitas biasa. Bangun pagi , mandi, sarapan roti dan bersiap berangkat kerja.
Sesampainya di tempat kerja Aldo terlihat sudah datang lebih awal dan menyapa Kirani dengan senyuman. Kali ini Aldo terlihat lebih bersemangat seperti hari hari lalu sebelum Kirani tahu tentang kehidupannya.
"Selamat pagi Kirani, kamu pasti kelelahan karena tadi malam pulang kemalaman? "
tanya Aldo memulai percakapan.
"Enggak juga, biasa aja kok", Kirani hanya menjawab singkat. Waktu sudah menunjukan pukul 07.55 dan mereka hendak memulai pekerjaan mereka masing masing tepat di pukul 08.00 pagi. Ketika mereka hendak melangkah, ternyata tubuh mereka bertabrakan dan membuat Kirani hampir terjatuh tapi lekas di tahan oleh Aldo sehingga akhirnya kedua wajah mereka hampir melekat satu sama lain. Kirani merasakan hembusan nafas Aldo dalam jarak yang begitu dekat, sementara tangan Aldo memegang erat pinggang Kirani agar tubuh nya tak terjatuh.
Mata mereka saling bertatapan tajam hingga membuat hati Kirani tak karuan. Itu juga kali pertama bagi Kirani mengalami hal yang mendebar kan berdekatan dengan lelaki. Karena sebelumnya memang Kirani tipe yang cuek pada lelaki. Dan bisa di bilang Aldo adalah cinta pertamanya.
Aldo pun sempat merasakan sesuatu di dalam hati namun tiba tiba terlintas wajah Tania di matanya dan membuat dia seketika melepas kan tangannya dari pinggang Kirani sambil berucap ,
"Maaf aku tak sengaja".Kirani hanya bisa menundukkan kepala, dia tak tahu apa yang harus dia pikirkan. Bahagia, berdebar debar namun juga kecewa.
Waktu istirahat pun tiba, Aldo mengajak Kirani untuk makan siang bersama dan mereka pun melangkah menuju kantin. Tibanya di meja makan mereka tak saling bicara terutama Kirani, hingga akhirnya Aldo memulai percakapan.
"Kirani, aku sangat berterima kasih kepadamu. Aku bersyukur Tuhan mengirimkanmu kepadaku di saat aku terpuruk. Jika sedang bersamamu aku merasa beban hidupku sedikit berkurang" ucap Aldo sambil memegang tangan Kirani.
"Jujur aku sangat nyaman dengan genggaman hangat tangan ini, tapi... " Kirani berkata dalam hati namun tersadar apa yang di harapkan nya tak akan pernah jadi nyata.
"Semoga kelak kamu mendapatkan lelaki yang baik dan benar benar menyayangimu sepenuh hati" ,Aldo kembali meneruskan perkataannya tanpa melepas genggaman tangannya.
Kirani semakin terdiam mendengar kalimat Aldo yang terakhir. Kini harapan Kirani benar benar pupus karena Aldo memang tak sedikitpun menaruh rasa padanya. Cinta dan kesetiaan Aldo kepada istrinya sangatlah besar.Kirani merasa kecewa namun juga kagum kepada Aldo.
Dia berharap suatu saat dia bisa bertemu lelaki seperti Aldo. Kirani benar benar jatuh cinta. Cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan.
(Like koment and favoritnya jangan lupa ya..)
........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-11-19
1