Siapalah Diriku
"Happy birth day".. terdengar letupan balon dan cipratan tepung langsung ke badanku ketika aku membuka pintu.
Sembari membawa kue ulang tahun yang sudah di lengkapi lilin dengan angka 22, teman temanku datang memberikan surprise padaku yang sungguh tak ku ingat kalau hari ini adalah hari kelahiran ku.
"Selamat ulang tahun Kirani , semoga tahun ini cepat dapat jodoh ya.. " ucap sahabatku Kayla. Dia adalah teman sekaligus aku anggap saudara perempuanku karena dia orang yang selalu ada saat pasang surut kehidupan ku sejak kecil. Ayah Kayla sahabat Papaku, tapi beliau sudah meninggal lima tahun yang lalu. Itu yang membuat aku semakin bersahabat karib dengan Kayla karena Papaku sudah menganggapnya seperti anak sendiri.
Bersama dengan empat temanku lainnya Rizki, Revan, Nella dan Sinta mereka membuat pesta kejutan untukku.
"Terima kasih teman teman. You all my best friends.. ", kami saling berpelukan lalu akhirnya bersama sama memotong kuenya.
Dua puluh dua tahun, yah itulah usiaku. Meski sudah berumur dewasa tapi aku masih terlihat seperti anak SMA. Postur tubuhku yang mungil serta sifatku yang masih suka merengek manja membuat usiaku tak nampak sudah beranjak 22 tahun.
Itu momen terakhirku bersama teman teman ku, karena setelah ini aku di pindah kerja ke luar kota.
Mentari bersinar di pagi hari seakan mengantar kepergianku dari tempat kerjaku yang lama. Aku melaju dengan menaiki taxi online yang sudah aku pesan. Sesampainya di tempat kerja baru, aku bertemu dengan seseorang yang sangat tampan.
Dia tersenyum manis padaku sambil bertanya , "Kamu Kirani? ",
Aku langsung menjawab,
" Iya betul saya Kirani. Dari mana anda tahu nama saya?", kataku balik bertanya.
"Perkenalkan nama saya Aldo. Setelah ini kita akan sering bertemu untuk menjadi rekan kerja. Ada pemberitahuan bahwa akan ada karyawati baru yang datang hari ini. Namanya Kirani dan aku pikir itu pasti kamu", jelasnya secara detail.
" Oh gitu ya, oke..kalau boleh tau saya mau tanya dimana toilet nya? ", tanyaku tanpa basa basi karena tak sanggup menahan ingin buang air kecil setelah hampir 3 jam perjalanan.
" Ok, mari saya tunjukan" jawab Aldo sembari mengarahkan aku jalan menuju toilet.
Di dalam toilet aku tersenyum sendiri, "Ganteng, ramah dan... " aku tersipu malu sendiri.
"Baru juga kenal, belum tau seperti apa sifat aslinya.. cowok kan banyak yang buaya",
ucap ku sendiri dalam hati sebab aku termasuk orang yang susah jatuh cinta karena takut patah hati seperti sahabat ku Kayla.
Hari berikut nya Kirani dan Aldo sudah memulai aktifitas sebagai rekan kerja. Tak jarang Aldo sering melirik ke arah Kirani sambil tersenyum dan itu membuat Kirani menjadi salah tingkah.
Tiba waktu nya istirahat mereka menghabiskan waktu makan siang bersama sambil di temani obrolan hangat seputar diri mereka masing masing. Tentu nya agar bisa kenal lebih dekat.
Aldo yang sangat perhatian pada Kirani membuat gadis 22 tahun itu luluh hatinya. Bahkan Aldo mampu membuat Kirani menjadi sosok wanita yang lebih dewasa tidak cengeng dan merengek seperti sebelum nya. Kirani merasa mempunyai kehidupan baru.
Kriiiiiiiing.... telepon berbunyi, dan Kirani bergegas untuk mengangkatnya,
"Haloooo.. "
" Haloooo Kirani..... waah dapet kawan baru kawan lama di lupain deh.. "
terdengar suara perempuan muda di seberang sana.
" Kayla..?? aku kangen sama kamu"
kata Kirani menyapa sahabat karibnya.
"Aku juga kangen sama kamu. Sepi deh rasa nya semenjak kamu pindah", kata Kayla.
" Iya kay ,mau gimana lagi ini kan tuntutan kerja", jawab Kirani yang membuat Kayla terheran.
Nada bicara Kirani yang lebih lembut tapi tegas berbeda dengan Kirani yang sebelumnya suka merengek dengan nada manja.
" Kamu sehat sehat aja kan Kirani? " tanya Kayla yang masih terheran dengan perubahan pada Kayla.
"Sehat kok, di sini tempatnya nyaman dan rekan rekan kerjanya juga baik semua orangnya", jawab Kirani.
" Syukur deh kalau gitu", Kayla mengakhiri obrolannya.
Satu bulan berlalu Kirani semakin akrab dengan Aldo, tak jarang mereka sering keluar bersama selepas bekerja. Hal itu membuat Kirani sempat merasakan ada rasa yang tumbuh dalam hati nya kepada Aldo. Namun Kirani masih mengelak pada diri nya sendiri.
Kian hari Kirani makin terlihat dewasa dalam bertutur kata, bersikap dan cara berpikir nya pun sudah sangat berbeda dengan yang dulu.
Sekarang dia sudah lebih pantas menyandang usia 22 tahun, bukan 17 tahun. Tentu nya itu semua berkat perkenalannya dengan Aldo.
Meski setiap hari sering menghabiskan waktu bersama, namun Aldo belum pernah memberi tawaran untuk main atau sekedar memberi tahu dimana Aldo tinggal. Dan hal itu membuat Kirani penasaran.
"Kamu itu asli orang sini atau pendatang juga kayak aku? " tanya Kirani yang sudah tak mampu menyembunyikan rasa keingintahuannya.
"Iya aku asli orang sini" jawab Aldo singkat dan itu membuat Kirani ingin melanjutkan pertanyaannya.
"Terus rumah kamu dimana ? deket ya sama tempat kerja kita? " Aldo hanya tersenyum dan itu membuat Kirani tak merasa lega dengan pertanyaan nya yang belum terjawab. Tapi Kirani pun tak bisa memaksa Aldo untuk menjawab nya.
"Bodo amat lah, toh aku perempuan ngapain aku nanya nanya rumah nya laki laki. nanti di kiranya perempuan apa aku ini? " ucap nya dalam hati untuk bisa mengendalikan rasa keingintahuannya.
Tiga bulan telah berlalu. Di suatu pagi Aldo tidak ada di tempat kerja nya.
"Mungkinkah dia sakit atau ada keperluan? ", Kirani mencoba menerka keadaan dan berbicara pada diri sendiri.
Hingga akhir nya keesokan hari nya dia jumpai hal yang sama, tempat kerja Aldo masih tetap kosong. Hal itu membuat Kirani mencoba menghubungi Aldo namun Aldo tak dapat di hubungi. Ponselnya mati. Sampai akhirnya keesokan hari Aldo muncul dan kembali menyapa Kirani seperti sedia kala.
"Kemaren kamu kenapa kok tidak masuk kerja?", tanya Kirani yang tanpa basa basi.
"Kamu sakit ya?", belum sempat Aldo menjawab Kirani sudah melontarkan pertanyaan baru nya.
"Aku nggak sakit", jawab Aldo.
" Terus kenapa kok dua hari gak masuk kerja?", Kirani masih tampak sangat ingin tahu.
"Ada keperluan keluarga", jawab Aldo yang membuat Kirani menghentikan pertanyaannya.
"Keluarga? , apa Aldo sudah beristri? " Kirani bertanya tanya pada diri sendiri.
Aldo bukan sosok perayu, sebenar nya dia sosok yang pendiam. Tapi justru sikap nya yang pendiam dan lebih terlihat bijak itu yang membuat Kirani tertarik, bahkan mampu merubah kepribadian Kirani. Karena selama ini yang Kirani tahu kebanyakan laki laki itu suka gombal dan banyak merayu. Berbeda dengan Aldo.
Kriiiiiing.... suara ponsel berdering, terlihat Aldo sedang menerima telpon.
"Halooo... baik baik aku akan segera ke sana", Aldo menutup telpon nya dan bergegas keluar tempat kerjanya untuk meminta izin pulang lebih awal.
Kirani tampak bingung dan ingin mencari tahu.
" Ada apa Al, apa semua baik baik saja? ", tanya Kirani.
Aldo hanya menjawab, "Ya aku harus segera pulang".
Keesokan hari nya seperti biasa Kirani datang lebih awal ke tempat kerja nya, ia melihat tempat Aldo masih kosong.
" Apa hari ini Aldo tak masuk kerja lagi, ada apa dengan nya kemaren? " penuh tanya dalam benak Kirani.
Lalu terdengar suara langkah kaki yang datang dan ternyata itu Aldo. Dia terlihat sangat letih dan tak bersemangat. Bahkan Aldo pun tak sempat menyapa Kirani, mata nya seolah larut dalam lamunan hampa.
"Kamu baik baik saja? Apa kamu sakit?", Kirani mencoba memulai pembicaraan.
Namun Aldo hanya menggelengkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata. Kirani bisa memahami suasana hati Aldo yang kurang baik. Dia pun lekas beranjak membiarkan nya sendiri di tempat kerja tanpa mengajukan banyak pertanyaan. Kali ini mungkin Aldo sedang tak ingin bercakap dengan siapa pun.
Tiba waktu istirahat Aldo masih tampak termenung, Kirani mencoba mendekati dan mengajak nya makan siang seperti biasa. Tapi yang terjadi malah Aldo menggenggam erat tangan Kirani sambil berkata,
" Bisa kah aku meminta bantuan mu?"
Dengan cepat Kirani menganggukkan kepala dan berkata,
" Katakan apa yang bisa ku lakukan untuk mu? "
Aldo terdiam, dia kebingungan dari mana harus memulai penjelasannya. Lalu Kirani mengelus punggung tangan Aldo sambil berucap,
" Aku siap kapanpun kamu membutuhkanku, sekarang mari kita makan dulu. Nanti kamu sakit".
" Baik lah", Aldo pun beranjak dari tempat kerjanya tanpa melepas genggaman tangan nya kepada Kirani. Sebelum melangkah mereka sempat beradu pandang. Seolah benih rasa yang sempat tumbuh di dalam hati Kirani tiba tiba tersiram guyuran hujan yang membuat nya teduh dan kian tumbuh dalam pandangan mata mereka.
Tiga puluh menit mereka menyantap makan siang Aldo pun masih belum bisa membuka mulut, hingga akhirnya saat mereka hendak kembali bekerja seusai beristirahat Aldo berkata pada Kirani,
" Nanti pulang kerja ikut lah dengan ku. Ada yang ingin aku tunjukan padamu".
Kirani segera menganggukkan kepala dan mereka kembali ke tempat kerja masing masing.
Sepulang dari kerja, Kirani di ajak oleh Aldo ke suatu tempat yang Kirani pun belum pernah mendatanginya. Terlihat rumah yang sederhana dan ada taman di depannya, Aldo lekas membuka pagar besi setengah badan yang ada di depan rumah itu seakan Aldo sudah terbiasa memasuki area rumah tersebut.
Kirani tak banyak bertanya , hanya mengikuti kemana langkah Aldo berjalan. Aldo mengetuk pintu dan terlihat wanita paruh baya membuka kan pintu, tapi wanita itu segera pergi setelah Aldo masuk.
"Mungkin itu asisten rumah tangga di rumah ini ", Kirani mencoba menerka dalam hati.
"Ini rumah ku...", terdengar Aldo mengatakannya Kirani langsung bertanya,
" Rumah mu? "
Lalu kembali Aldo menjawab " Iya, masuk lah. Duduk lah biar ku buatkan minum".
Kirani menuruti kata Aldo menuju kursi yang ada di ruang tamu. Sambil menunggu Aldo membuat minuman mata Kirani melihat setiap sudut ruangan di rumah itu, rumah nya sederhana tak banyak perabot bahkan tak ada foto yang tertempel di dinding. Bisa di bilang rumah nya sangat hampa tapi bangunannya luas walau sederhana.
Aldo datang membawa minuman.
"Minum lah",
kata Aldo sambil menyodorkan secangkir teh kepada Kirani.
" Terimakasih, kamu tinggal sendiri di rumah ini? ", Kirani mencoba bertanya.
Aldo hanya menggelengkan kepala sambil berkata,
" Itu yang ingin aku tunjukkan pada mu".
Selepas satu kali menyeruput teh buatan Aldo, Aldo mengajak Kirani ke suatu ruangan yang terlihat seperti kamar. Awal nya Kirani sempat bernegatif thinking, karena Aldo mengajaknya ke suatu kamar.
Kirani tak banyak tanya dan hanya menurut. Karena memang benih rasa cinta itu sudah benar benar tumbuh di hati nya untuk Aldo, itu yang membuat nya menurut saja dengan apa yang katakan pria tersebut.
Selepas pintu kamar terbuka Aldo melangkah dengan pelan memasuki kamar itu di iringi Kirani yang mengikuti nya di belakang.
Di sudut kamar terlihat wanita duduk di kursi sambil memangku bantal dan pandangan kosong menatap keluar lewat jendela.
Kirani mulai bertanya dalam hati nya " Siapa wanita itu? ".
Setelah Aldo memperlihatkan wanita itu kepada Kirani lantas Aldo mengajak Kirani keluar dari kamar. Dan wanita itu tak sedikit pun memandang ke arah mereka berdua meskipun mendengar ada yang memasuki kamar tersebut.
Aldo mengajak Kirani kembali ke ruang tamu. Sementara Kirani masih kebingungan dengan apa maksud semua ini.
" Dia istri ku", satu kalimat pendek yang terucap dari bibir Aldo membuat mata Kirani terbuka lebar.
" Istri mu..?? Lalu untuk apa kamu mengajak ku ke rumah mu..? ",
Kirani sungguh tak menyangka. Di dalam hatinya sungguh kecewa tapi dia pun juga tak pantas merasa kecewa karena memang selama ini Aldo tak pernah merayu atau bahkan mengungkapkan rasa suka pada Kirani. Salah Kirani sendiri yang terlanjur duluan memendam rasa.
Aldo mulai bercerita, sekitar satu tahun yang lalu istri nya hamil usia 7 bulan. Seluruh keluarga sangat bahagia menantikan putra pertama sekaligus cucu pertama karena memang Aldo adalah anak tunggal dari keluarga konglomerat.
Tapi pada suatu hari saat Aldo sedang kerja di luar kota, istri Aldo ngidam kepengen beli buah manggis. Lalu Aldo menyuruh seorang ART untuk membelikannya ,tapi istri Aldo ingin membelinya sendiri.
Hingga akhir nya berangkatlah istri Aldo dan seorang ART ke tempat penjual buah manggis. Dan ketika di tengah perjalanan terjadilah kecelakaan yang membuat istri Aldo keguguran.
Bahkan rahim istri Aldo pun harus di angkat karena alasan medis yang bisa mengancam keselamatan nyawa istri Aldo. Hal itu membuat seluruh keluarga shock. Terutama istri Aldo.
Selang beberapa bulan kemudian orang tua Aldo meminta Aldo menikah lagi untuk mendapat keturunan karena memang hanya Aldo pewaris tunggal. Mendengar keputusan itu istri Aldo benar benar terguncang jiwa nya dan hingga sekarang telah satu tahun berlalu istri Aldo masih mengalami gangguan jiwa.
Padahal sedikit pun Aldo tak berniat menikah lagi. Dia masih yakin istri nya sembuh dan kelak akan melakukan program kehamilan dengan cara apapun asalkan mereka bisa memiliki keturunan lagi.
Namun sayang, semua keinginan Aldo tidak pernah tersampaikan kepada istri nya karena gangguan jiwa nya sudah terlanjur dalam.
Orang tua Aldo mengusir Aldo dari rumah dan perusahaan jika masih tetap bertahan dengan wanita yang dianggap sudah menjadi gila. Aldo pun lebih memilih pergi dan membawa istri nya hidup bersamanya.
Dengan modal tabungan yang ada di rekening serta menjual mobil yang dia miliki, Aldo membeli rumah sederhana yang sedang ia tempati sekarang. Namun sudah satu tahun berlalu istri nya tak kunjung membaik. Malah kemaren sempat drop dan mengamuk menangis histeris mencari anaknya, itu lah sebab beberapa hari lalu Aldo sering meninggalkan pekerjaan nya.
Kirani hanya terdiam mendengar semua cerita Aldo, dalam hati nya kecewa karena Aldo sudah beristri tapi Kirani juga salut melihat laki laki setia seperti Aldo. Kirani merasa hanya sebagai tempat pelarian bagi Aldo.
"Bagaimana jika rasa ini tak bisa aku hapus dari hatiku? " Kirani termenung.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2022-11-19
1
ᶯᵗ⃝🐍Ratu Anu👑
Halo, Bun. Aku mampir yaaa🥰
Ceritanya udah keren. Tapi masih ada beberapa yang perlu dibenahi, ayo belajar lagi.
Semangat yaaaa 🤗
2022-10-21
0
Lina Zascia Amandia
Kak Novelnya terpampang lagi di beranda. Hrs bersyukur,m dan bersemangat lagi, sbb karya Kakak justru sering sy lht di beranda dibanding karya saya.
2022-09-29
1