Setelah sampai di rumah sakit, Sarah turun dari motor dengan tergesa-gesa. "Makasih kang, ini helm. Kang Ujang nggak usah nunggu, titip salam aja buat teh Winar. Makasih helm nya, bilangin gitu sama teteh." Ujar Sarah kemudian berlari kecil menuju koridor rumah sakit.
"Iya neng, nanti kang Ujang sampein." Seru Ujang kepada Sarah, yang tengah berlari kecil menyusuri lorong rumah sakit.
Ujang menatap kasian pada punggung Sarah, yang sudah hampir tidak nampak lagi dari pandangan nya.
"Kasian neng Sarah, punya suami yang nggak bisa di harapin." Ucap Ujang lagi sambil geleng geleng kepala nya. Dia tidak habis pikir, bagaiman bisa pria itu tidak menyampai kan pesan nya kepada Sarah tentang ayah mertua nya yang sedang sakit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sarah telah sampai di depan pintu kamar tempat ruang rawat ayah nya, sebelum masuk dia menghela napas pelan Untuk menetral kan perasaan nya.
Di dalam ruangan itu ada 4 ranjang yang saling berhadapan, dia melirik ke arah sang ayah, yang masih belum menyadari kehadiran nya.
"Ayah." Panggil Sarah kepada ayah nya yang tengah melamun sembari menatap ponsel jadul yang ada di tangan nya.
"Eeh, Sarah? Kamu sudah di sini nak?" Ucap ayah Sarah dengan wajah berbinar. "Sama siapa? Angga nggak ikut?" Tanya ayah nya lagi.
"Nggak yah, mas Angga masih ada kesibukan sedikit. Soal kerjaan, tadi titip salam buat ayah, Semoga cepat sembuh kata nya." Ucap Sarah dengan senyum kaku.
Dia tidak pandai berbohong, namun juga tidak tega untuk berkata jujur kepada sang ayah. Bagaimana suami nya itu, bahkan tidak menyampai kan pesan tentang ayah nya yang sedang di rawat di rumah sakit. Sarah menatap sendu wajah ayah nya, hati nya sakit mengingat apa yang suami nya itu lakukan kepada nya. Sungguh tidak punya hati nurani batin nya.
"Ayah sudah makan? Mau Sarah beliin apa?" Ucap Sarah lembut, sambil mendudukkan diri di kursi plastik dekat ranjang sang ayah. Lalu dia melirik nakas di samping ayah nya, tampak kosong tidak ada apa pun di atas sana. Hati nya serasa tercubit, pasti ayah nya tidak ingin merepot kan orang lain untuk membeli kan apa pun untuk nya. Dia sudah hapal betul, dengan sifat tidak enakan ayah nya itu.
"Ayah sudah makan, nak. Ayah hanya ingin cepat pulang, meskipun biaya rumah sakit nya sudah di cover sama BPJS. Tetap saja, ayah tidak betah berlama lama di sini. Ayah tidak tahan mencium aroma obat setiap hari." Ucap sang ayah dengan wajah muram.
Sebenar nya bukan hanya itu saja yang menjadi alasan pak Ramdhan. Dia hanya tidak ingin Sarah terlalu sibuk mengurusi diri nya, itu akan memperburuk keadaan rumah tangga anak nya tersebut. Meski pun Sarah tidak pernah menceritakan apa pun kepada nya, namun sebagai seorang ayah. Pak Ramdhan tau, bagaimana kondisi rumah tangga Sarah yang sebenar nya.
"Ayah nggak boleh pulang dulu, Sarah sudah mendapat kan uang untuk biaya pemasangan ring jantung ayah. Bukan kah dokter bilang, jantung ayah harus segera di pasangi ring. Ada 2 area arteri yang tersumbat dan itu sangat berbahaya, yah." Ujar Sarah dengan wajah sendu.
"Nanti aku akan tanya lagi, bagaimana prosedur tanggungan yang di cover oleh BPJS kesehatan. Ayah hanya perlu melakukan sekali prosedur untuk pemasangan dua ring sekaligus". Papar Sarah panjang lebar, sambil memijit pelan kaki sang ayah.
Dia tau, ayah nya pasti tidak enak dengan nya, harus mengeluar kan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pemasangan ring itu. Namun bagi Sarah, kesehatan ayah jauh jauh lebih penting di atas segala nya.
"Kamu dapat pinjaman uang dari mana, Sarah? suami mu? Ayah tidak bisa mengganti nya, nak. Kembali kan saja, ayah akan baik baik saja tanpa harus melakukan pasang ring itu. Ayah tidak mau itu akan menjadi beban mu nanti, kembalikan uang itu kepada suami mu. Atau kamu bisa memakai nya untuk memulai usaha melukis impian mu itu, ayah akan membantu mu sebisa ayah". Tolak Ramdhan tak enak hati.
"Walaupun ayah tidak bisa memberi mu tambahan modal, ayah bisa menyediakan tempat. Di rumah kita, kamu bisa melakukan nya di sana. Garasi itu akan ayah rombak agar lebih luas, nanti ayah akan minta tolong kang Ujang dan kang Sadin. Kamu cukup kasihkan mereka uang rokok saja, pasti mereka sudah senang sekali." Ayah Sarah menjelas kan panjang lebar maksud dari penolakan nya itu. Dia tidak ingin Sarah terbebani dengan uang tersebut, dia tau bagaimana sikap menantu nya, Angga. Kepada anaknya selama ini. Dia tidak mau menambah daftar masalah untuk putri yang sangat di sayangi itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
untung ayah dan tetangganya baik semua, sarah kamu wanita kuat😥
2022-10-12
0
Nurlela Nurlela
maaf, bukannya pemasangan ring di jantung di cover BPJS ?
2022-09-26
0
Rini Antika
semangat terus sarah, semua pasti akan indah pada waktunya..💪💪
2022-08-21
1