Aluna yang masih memakai kebaya sudah hampir dua jam tertegun di depan meja rias yang ada di kamarnya. Menatap dirinya yang memakai baju pengantin dengan kacamata tebal, membuat dirinya kelihatan tak cantik sama sekali, tak ada nilai plus dari dirinya yang patut di banggakan.
Butiran kristal masih tetap merembes dari kelopak matanya. Aluna bingung harus bersikap bagaimana dengan suaminya. Terutama saat di perusahaan setiap harinya nanti. Dan bagaimana jika Angeline yang memiliki kruw terdiri dari wanita cantik dan terkenal tega itu akan menyakiti dirinya.
Aluna kembali teringat sebuah kejadian yang terjadi seminggu yang lalu. Saat itu dia sedang kebagian membersihkan hampir seluruh ruangan CEO yang terletak di lantai paling atas.
Para OG lain malas ke ruangan CEO karena pagi sekali gadis Arogant, pasti sudah datang. Dia akan julid dengan siapapun yang sedang mondar-mandir membersihkan ruangan lelaki pujaan hatinya. Kurang bersih, masih licin, ada aja yang dia katakan untuk membuat orang lain kesal.
"Hei! cepat dikit bisa nggak sih lelet amat." Seorang gadis meneriaki dirinya.
"I-iya." Jawab Aluna dengan suaranya tergagap.
"Cepetan, bentar lagi CEO akan datang, dia nggak suka ya, lihat OG cupu kayak kamu ada di ruangannya, apalagi barang beginian nie." Angel menendang ember berisi air pel, hingga isinya terguncang. Aluna merasa beruntung isinya tidak tumpah, hingga tak perlu lagi mengulangi pekerjaan melelahkan hari ini.
"I-ya, ini juga sudah cepat, ruangannya saja yang terlalu besar." Bantah Aluna.
"Orangnya cantik, tapi kelakuan amit-amit," gerutu Aluna sambil membenarkan kacamatanya. Rambutnya yang dikepang dua ia arahkan ke belakang supaya tidak mengganggu aktivitasnya.
"Apa kamu bilang?" Wajah gadis cantik itu langsung pias. Ketika mendengar gerutuan dari OB yang baru sehari dilihatnya.
Merasa menjadi gadis paling cantik Angeline suka sekali semena-mena pada karyawan wanita, tak terkecuali pagi ini saat Aluna sedang sibuk dengan aktifitasnya
"Pagi!" Seorang pria berkemeja putih, memakai Jas hitam dengan dasi menggelantung di dada masuk ruangan CEO.
"Pagi, Sayang!" Angel segera mendekati pria berwajah blesteran itu dan menempelkan kedua tangannya di dada sang pria. Bermain main dengan dasi, Adrian juga mengeratkan tangannya di pinggang si wanita.
Sekejap kemudian bibir mereka saling bertautan, mereka sudah biasa melakukan kissing ketika sedang berdua saja. Tetapi hari itu berbeda, ada Aluna yang menjadi saksi tingkah mesum mereka.
"Amit-amit jabang bayi." Aluna mengelus dadanya yang terlihat rata karena tersamarkan oleh kaos longgar yang ia pakai. kerongkongannya mendadak kering. Bingung apa yang harus dilakukan.
Gadis itu buru-buru meraih ember dan kain pel, ingin rasanya tak melihat dua makhluk mesum yang sudah membuat mata Aluna ternodai pagi itu.
'Mesum banget sih dia, belum nikah sudah main sosor aja.' kata Aluna dalam hati.
Dengan langkah buru-buru seperti dikejar hantu, Aluna menenteng ember dan alat pel menuju pintu keluar. Aluna melewati dua orang tengah berdiri tak jauh darinya keberadaannya itu.
Saat berjalan keluar, Aluna kurang hati-hati hingga lantai yang masih basah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Aluna terpeleset dan membuat kain pel di tangannya melayang ke udara
"Hah …." Aluna membuka mulutnya lebar hingga membentuk O. telapak tangan kanannya spontan menutup bibirnya yang menganga begitu tau kalau kain pel mendarat tepat di wajah Adrian.
Sedangkan timba di genggamannya jatuh dan airnya muncrat mengenai baju Angel.
"OB!!
"Stupid!"
"Crazy!"
"Bodoh!"
"Gila! Kamu pasti sengaja ya?! Ini baju mahal, baru aku beli semalam. Oh no!" Angel terlihat kecewa baju yang terkesan kurang bahan saat dipakainya terlihat basah dan kotor oleh air bekas pel. "Aku nggak mau tahu kamu harus bertanggung jawab, dasar OG cupu, dia benar benar tak berguna." Angel menatap Aluna penuh kebencian.
"Sedangkan Aluna hanya bisa menundukkan kepala."
"Ampun Pak, jangan pecat saya, aku ingin bekerja disini Pak, aku sudah melamar dimana mana, tapi cuma disini yang menerima aku bekerja. Tolong jangan pecat saya" Aluna segera berjongkok, memegangi kaki Adrian dengan kuat membuat pria itu kesulitan bergerak.
"Lepaskan!" Hardik Adrian terlihat marah. Aluna menurut, dia melepas pegangannya.
Sedangkan Adrian tak mau melanjutkan perdebatan, dia pergi setelah melempar kain pel dan melakukan mandi ulang di kamar mandi CEO.
Aluna turun ke ruang OG dengan wajah kusut. Langkahnya pelan dan tak bersemangat.
Dua teman baru seprofesi yang lebih dulu tiba di ruangan terlihat menertawakan Aluna.
"Hehehe, pasti Luna sudah kena damprat si lampir ya?" Ujar Reno salah satu OB cowok.
"Iya nie, tega banget sih, kalian sama aku, baru juga hari pertama kerja," ungkap Aluna sambil menaruh peralatan kerjanya.
"Sabar Lun, anggap aja itu tadi masa training." OG cantik yang nama aslinya Nina ikut menimpali, dia sudah kerja hampir dua bulan di perusahaan Alexa Fashion ini. Nina sudah terbiasa mendapat Amarah dari Angel dan karyawan lainnya.
Usai membersihkan seluruh ruangan, Nina segera membuat kopi, Aluna dapat bagian mengantarkan ke ruangan CEO tampan lagi. Untung saja waktu itu Angel sudah pergi, dan Adrian sibuk dengan laptopnya. Hingga dia tak melirik kehadirannya sedikitpun.
"Pak kopinya ditaruh mana?" dengan ragu Aluna memberanikan diri bertanya.
"Taruh aja disitu!" tak menoleh ataupun memberi bahasa isyarat.
Aluna merasa jawaban Adrian ambigu untuk dimengerti. "Dimana?"
"Tempat kopi saja kamu nggak tau!!" Adrian membentak Aluna.
"Maaf Pak." Aluna terjengkit kaget dengan suara bariton bosnya akhirnya dia menaruh di meja kosong yang di dekatnya terpajang foto Adrian dengan Angeline waktu liburan di sebuah tempat wisata terkenal di Paris.
****
Mobil Adrian tiba di depan kelap, Angel segera menghampiri sang kekasih, memasukkan kepalanya dan mengecup kilat bibir sang pacar, ketika kaca mobil baru diturunkan.
"Lama amat sih, Rian. Aku menjamur disini nunggu kamu," ujar Angel manja. Sambil mengerucutkan bibirnya. Tapi Angel bahagia Adrian malam ini tak ditemani oleh pengawal seperti biasanya.
"Sorry, tadi ada urusan." Kata Adrian menunjukkan wajah galau.
Mereka bertiga segera melangkahkan kaki menuju Dance floor. Angel dan Tito mulai berjoget bebas dan berjingkrak jingkrak setelah pelayan memberinya beberapa gelas minuman beralkohol.
Entahlah, malam ini Adrian moodnya sangat buruk, dia memilih keluar dari area dance Floor. "Angel! Tito! Kamu nikmatin aja malam kalian, gue duduk disana."
"Tumben Bos, Anda sakit?" Tanya Tito yang tak berhenti menggoyangkan badannya.
Adrian menggeleng. " Tidak, aku sedang bad mood aja. Nanti aku susul kalian lagi. Adrian mengangkat telapaknya tanda ingin sendiri.
****
Dalam kesendiriannya Adrian tak terasa sudah menghabiskan wine beberapa gelas.
"Hahaha menikah … gadis kampung itu. Lelucon apa ini …." Adrian mengguncang guncang gelas kecil yang isinya tinggal setengahnya lalu meneguk hingga habis.
"Tambah lagi!" pintanya pada bartender.
"Tapi Mas, anda sudah minum sangat berlebihan."
"Beri satu gelas lagi, Cepaaat! Atau kuhancurkan kelap ini." Adrian sudah mulai kehilangan kewarasannya. Entah berapa gelas wine yang sudah masuk ke perutnya malam ini.
"Gue baru saja melakukan hal gila, benar-benar gila bro." Adrian kembali mengguncang guncang gelas bertangkai yang terisi separuh.
"Rian sudah, kamu kenapa sih tumben minum banyak banget?" Tito dan Angel panik melihat Andrian yang mabuk berat, berbicara saja sudah tak jelas.
Malam ini Adrian sungguh tak asyik, sejak datang sudah langsung menuju bartender dan minum banyak, padahal biasanya dia paling suka dance lebih dulu bersama Angel dan teman yang lainnya, baru minum beberapa gelas hingga semalam suntuk.
"jelek, kampungan, gadis licik, jangan berharap aku akan mencintaimu gadis jelek, kau tak akan pernah mendapatkan yang kau inginkan, walau seujung kuku hehehehe."
Adrian terus saja berbicara tak jelas. Angel tak mengerti dengan maksud dan arah pembicaraan kekasihnya malam ini. Dia hanya tau, kalau Adrian terlalu banyak minum, dan orang mabuk bicaranya suka ngelantur.
Tak lama ponsel dari saku celana Tito bergetar, Tito yang asyik ngedance bersama dengan para penikmat musik disko lainnya, segera berhenti dan keluar. Beberapa wanita yang menemaninya terlihat kecewa Tito telah keluar tanpa bicara sepatah kata.
"Selamat malam Om, apa ada keperluan mendadak?" Tanya Tito pada Alex.
"Tito, suruh pulang Adrian sekarang!"
"Ok, Om" Tito heran kenapa mendadak Adrian dicari cari seperti anak mami.
Tito segera menghampiri Adrian yang ditemani Angel, pria itu masih belum berhenti meneguk minuman memabukkan, wajah tampannya berubah menjadi kacau. Demi kebahagiaan Alex, Adrian telah mengorbankan kebahagiaannya sendiri.
"Ngel, Adrian disuruh pulang sama Bokapnya. Om Alex telepon, barusan."
"Tumben banget sih? Biasanya kelayapan sampe subuh juga nggak pernah di cari. Kayak cewek aja." Angel tersenyum kecut.
"Kayak ada masalah sih, gue dengar dari nada suaranya, makanya datang langsung minum banyak." Tito memberi pengertian pada Angel. Padahal hari ini Angel lagi pengen banget bersenang-senang sampai puas ditemani Adrian.
"Lagian dia sudah mabuk berat. Nggak ada untungnya kita menahan dia lama lama."
Angel yang kecewa dia langsung keluar dari kelap sambil menenteng tas branded nya. "ya udah aku pulang aja kalau gitu."
Tito mengangguk. "Hati hati Ngel!"
"Okey." Gadis memakai baju pendek warna merah menyala kontras sekali dengan warna kulitnya itu melenggang pergi, rambut pirangnya meliuk liuk dengan indah. Angel bisa dibilang primadona di perusahaan Alexa Fashion itu sebabnya, dia bisa mendapatkan hati Adrian dan menolak CEO dari perusahaan lain yang menyukainya.
Tito dengan langkah sempoyongan merangkul tubuh Adrian, selain kalah kekar, tubuh jangkung Adrian saat mabuk terasa lebih berat. Otomatis Tito harus hati-hati membawanya.
Doni yang sejak tadi menunggu di mobil segera membantu, dia membawa Adrian kembali pulang ke mansion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Nyoman Wirati
maaf Thor mungkin koreksi tulisan kelap itu kelab mungkin ya? harusnya sih kelab🙏
2023-09-13
0
Awan Mendung
mf baru bisa meninggal kan jejak thor
2022-08-11
0
acipa.wfknj7
*club
2022-05-29
1