"Huh, Dasar Om-om galak. Uuupss." Ucap Gadis tanpa sadar ketika Satria mengusirnya dengan bentakan.
"Ini mulut kenapa nggak bisa di rem sih." Batin Gadis me-rutuki mulutnya yang tak pernah diam.
"Kau bilang apa?" Tanya Satria dengan rahang mengerasnya.
"Eh... Nggak Om, aku nggak ngomong apa-apa. Om salah dengar kali." Ucap Gadis bergerak mundur karena Satria mendekatinya.
"Aku salah dengar?" Ucap Satria menatap tajam Gadis.
"Yah Om sala.. Ah..." Ucap Gadis terpotong karena saat dirinya melangkah mundur, kakinya tak sengaja kesandung kakinya yang lain sakin takutnya menatap wajah galaknya Satria.
Dan alhasil dirinya hampir terpelanting, namun dengan sigap Satria langsung menangkap pinggangnya.
Beberapa saat mereka saling menatap, dan diam-diam pula mereka saling mengagumi satu sama lainnya.
"Astaga, apa yang aku lakukan." Ucap Satria dan dia tanpa sengaja langsung melepas tangannya hingga membuat Gadis terjatuh juga setelah tadi tertunda karena tangkapannya
"Aww, Om kenapa di lepas sih sakit tahu" Adu Gadis kesakitan, karena bokongnya kini terjatuh keras mencium lantai.
"Makanya jangan ceroboh." Setelah mengucapkan itu Satria langsung melangkah pergi saat melihat orang suruhannya sudah tiba dengan sebuah mobil yang di mintanya.
"Huh, bisa-bisanya Om pergi tanpa membantuku berdiri. Ini sakit tahu Om, dasar kejam." Teriak Gadis saat melihat kepergian Satria tanpa perasaan.
"Gadis kamu kenapa?" Tanya Dimas yang datang setelah mendengar teriakan sang adik.
"Yang kakak lihat gimana? Bantuin napa." Ucap Gadis cemberut.
"Ngapain duduk di sini sih, bukannya pulang sana." Omel Dimas sambil membantu Gadis berdiri.
"Lupa minta kunci mobil kakak, sini in kuncinya." Ucap Gadis setelah berdiri, saat mengingat hal itu.
"Naik taksi aja dek, kakak juga mau keluar bentar lagi." Ucap Dimas namun tak di indahkan Gadis.
"Sini kan kak kuncinya, Aku aduh kan Bunda lo, kakak pelit." Ucap Gadis sambil menadahkan tangannya pada Dimas.
"Ini pemerasan namanya dek." Ucap Dimas namun dia tak urung memberikan kunci mobilnya itu pada Gadis.
"Jangan lupa minta siapa saja yang di rumah, cepat kembalikan mobilnya ke mari. Nggak boleh lama." Ucap Dimas dan berlalu masuk meninggalkan Gadis yang masih setia mengusap bokongnya.
Namun Ucapannya tak di gubris Gadis sedikitpun dan Gadis malah mengingat Satria kini.
"Semoga kamu mendapatkan kesialan yang sama om-om jelek... Eh nggak deng Om tampan." Ucap Gadis setelahnya dia terkekeh sendiri.
"Aw, ini beneran sakit lagi. Awas saja kalau ketemu lagi, akan ku buat Om... em apa yah, entar lah aku pikirin lagi." Ucap Gadis ketika dia baru masuk mobil milik sang kakak.
Setelah itu dia langsung bergegas pulang.
****
"Kita kemana Bos."
"Ke apartemen xx tengah kota, aku ada janji di sana." Ucap Satria tanpa mengalihkan tatapannya pada ponsel di tangannya itu.
"Baik bos."
Setelah itu mobil yang membawa Satria itu langsung melaju ke arah tempat yang di mintanya.
Sesampainya di sana, Satria langsung di sambut seorang pria yang sudah menunggunya di lobi Apartemen itu.
"Halo Pak Satria." Ucap Pria itu saat Satria mendekatinya.
"Halo Pak, bisa kita lihat langsung apartemen nya." Ucap Satria to the poin, karena memang dia harus mendapatkan apartemen itu sekarang.
"Baik pak, silahkan." Ucap Pria Agen penjualan Apartemen sesuai Developer yang sudah dia pilih.
Mereka pun langsung menuju 3 unit Apartemen yang Agen itu tawarkan untuk Satria.
Setelah melihat-lihat ketiga unit apartemen itu. Akhirnya Satria pun memutuskan memilih unit ke dua yang sesuai dengan maunya.
"Terima kasih Pak." Ucap Satria.
"Kalau bisa besok atau lusa saya sudah bisa menempatinya Pak, Jika ada yang kurang tolong langsung hubungi saya secepatnya pak. Biar urusannya cepat beres." Lanjut Satria lagi.
Setelah itu Satria pun bergegas meninggalkan tempat itu setelah dia sudah menandatangani beberapa surat terkait dan melakukan pembayarannya.
Kini tujuan Satria adalah cafe yang sedang dia bangun di kota ini.
Sesampainya di sana Satria langsung di buat geram saat matanya menangkap sosok seseorang yang tak ingin dia temui sekarang dan mungkin selamanya.
Dengan cepat Satria langsung menguasai dirinya, sebisa mungkin dia harus terlihat baik-baik saja di depan wanita itu.
Satria pun berjalan santai melewati Larissa yang sedang duduk dengan melihat ponsel di tangannya.
"Emm Sa say.. Sat, Satria." Ucap Larissa meralat kan kata sayang yang ingin dia ucapkan pada Satria ketika mengangkat mukanya dan melihat Satria.
Karena dia tahu, dia sudah begitu mengecewakan pria itu. Dan dia sadar betul akan hal itu.
Satria yang sudah dua langkah di hadapan Larissa pun langsung menghentikan langkah kakinya saat Larissa memanggil namanya untuk pertama kali tanpa embel-embel sayang lagi.
Sedikit menghembuskan nafasnya pelan Satria pun langsung berbalik.
"Yah Ada apa?" Tanya Satria cuek saat dia berbalik menghadap wanita di hadapannya itu.
Dia sedikit tersentak kaget melihat keadaan wajah wanita itu yang terlihat banyak lebam di wajahnya.
"Apa ini semua ulah istrinya Tuan Bagaskara." Batin Satria mengingat karena dia pergi dari apartemen itu dan menyerahkan Larissa sepenuhnya di tangan istri Tuan Bagaskara begitu saja kemarin.
"Boleh kita bicara sebentar." Ucap Larissa dengan pelan mengagetkan lamunan Satria.
Mendengar ucapan lirih wanita itu, mau tak mau Satria pun mengijinkan Larissa untuk berbicara dengannya sebentar.
Tak bisa di pungkiri, dia begitu iba melihat gadis itu. Tapi mau bagaimana lagi, dia terlanjur di gores kan luka olehnya. Yang entah kapan luka itu akan mengering.
"Ayo." Ucap Satria dan langsung membalikan tubuhnya menuju sebuah ruangan yang sudah hampir rampung.
Satria tak mau obrolan mereka menjadi tontonan pekerja dia sana. Karena dia tahu, apa yang akan di omongkan Larisa pasti tak jauh dari kejadian kemarin. Dan dirinya tak mau orang mengetahui masalah pribadinya tentu saja.
"Tutup pintunya." Ucap Satria saat dia tak mendengar pintu ditutup Larissa yang mengekor di belakangnya tanpa menutup pintu ruangan yang baru mereka masuki.
Larisa yang mendengar itu seketika berbalik dan menutup pintu sesuai yang Satria perintahkan.
"Katakan apa yang ingin kamu bicarakan." Ucap Satria lagi tanpa mau berbasa-basi.
"Aku akan jujur padamu tentang hidupku ini Sat, hingga berakhir seperti kemarin yang kau lihat" Ucap Larissa saat memulai pembicaraannya.
Satria hanya diam menyimak dan memberikan waktu pada Larissa untuk berbicara tanpa mau menyela sedikitpun. Sebab dia pun penasaran dengan yang mau diceritakan Larissa kini.
Larissa pun langsung menceritakan semua tentang hidupnya pada Satria, semuanya tanpa dia tutup tutupi sedikitpun katanya.
Dengan se segukan Larissa yang entah sejak kapan sudah berada di pelukan Satria.
Ah bukan tepatnya dirinya yang memeluk Satria yang masih mematung setelah usai dengan ceritanya.
Mencerna semua ucapan Larissa Satria tanpa sadar kini sudah dalam dekapan wanita itu, wanita yang sudah membuat seharian harinya kemarin kacau oleh ulah wanita itu
...Komennya jangan lupa yah, Author butuh pendapat kalian tentang Bab ini buat Up selanjutnya....
...Like,Gift, vote & fav sebagai bonus buat Author tetap Semangat😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ernadina 86
bego..harusnya jijik..dan ngapain dengerin omongan dia kayak ngasih kesempatan aja
2023-07-26
0
SIA CRYSTAL FLOWER
thor jngan smpe satria baja hitam itu blik lgi sma ulat bulu
2022-03-10
4
Follow ig : tinatina3627
engga rela kalau satria balik sama larisa tor
2022-03-10
1