SATRIA
Di lorong apartemen yang baru saja kembali menorehkan luka yang sama persis di masa lalunya, Satria melangkah gontai meninggalkan tempat itu dengan kekecewaan mendalam.
Bohong jika dia baik-baik saja saat ini. Pria mana yang tak sakit jika melihat orang yang sudah dia percayakan mengisi hatinya, malah melukai dirinya dengan sebuah penghianatan.
Lagi!!! Satu kalimat yang terngiang dalam benaknya mengiringi langkah lebarnya di lorong apartemen itu.
Apa cinta memang tak berhak dia miliki, ataukah dirinya yang tak pandai menjaganya. Entahlah!.
Kenapa? Sebuah kalimat tanya yang ikut-ikutan beraksi memenuhi pikirannya.
Adakah salah dirinya di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya, hingga dia mengalami nasib percintaan yang se-tragis seperti ini.
Dua kali menjalin hubungan, dua kali pula hubungannya berakhir dengan perselingkuhan!!! Sadis bukan? Namun inilah kenyataannya.
Apa sebenarnya rencana tuhan untuk dirinya, hingga membuat dia mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya.
Apa dirinya terlalu bodoh, hingga dengan mudanya dia di bodoh-i oleh wanita yang jelas-jelas begitu dia puja.
Apakah ini balasan untuk pria yang terlalu besar dalam mencintai pasangannya. Apa mungkin begitu?
Setiap langkah kakinya mengisyaratkan ada luka di sana, namun tak seorangpun dapat melihatnya. Yah dia pandai, pandai menyembunyikan lukanya.
Satria pun menghentikan langkahnya tepat ketika dirinya tiba di parkiran apartemen yang mungkin ini adalah kali terakhir dirinya menginjakan kakinya di tempat ini.
Saat dirinya hendak membuka handel pintu mobilnya, dia pun langsung mengurungkan niatnya itu saat dering ponselnya menginterupsi pergerakannya.
"Halo sayang." Ucapnya lembut setelah dia mengangkat panggilan yang ternyata dari Melodi, adik perempuan semata wayangnya.
"Halo Bang, dimana? Abang jadi datang kan makan malam bersama?" Seloroh sang adik dari seberang sana, membuatnya sedikit menarik sudut bibirnya mendengar tutur kata sang adik yang begitu lembut di telinganya.
"Hehe, nggak sabaran banget dek. Abang udah mau jalan nih, baru selesai urusannya." Ucap Satria santai, seakan dirinya dalam keadaan baik-baik saja saat ini.
"Baiklah, hati-hati di jalan Bang." Ucap Sang adik.
"Iya sayang." Balasnya.
Setelah itu mereka pun mengakhiri panggilan itu dan Satria pun langsung masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya.
Tak langsung pergi, Satria lebih memilih menyandarkan punggungnya sebentar demi menetralkan gejolak di dadanya yang sejak tadi dia tahan.
Mengingat kembali kejadian tadi, detik demi detiknya terekam jelas dalam memorinya bagaikan rekaman rusak yang terus berputar memenuhi pikirannya hingga dia memilih memejamkan mata sebentar. Berharap dapat meredakan memori itu dari ingatannya, namun nihil. Semuanya tetap sama.
"Sial!!!!!!!!!" Teriak Satria kesal sambil memukul keras stir mobilnya tak perduli dia akan merusak benda itu. Yang dirinya tahu, ini adalah salah satu bentuk tindakan kesalnya mengingat kejadian tadi.
"Apa salahku." Lirihnya.
Dia bagaikan orang berbeda saat ini, tak sama saat menyaksikan perselingkuhan pasangannya tadi yang tak menunjukan kepeduliannya terhadap wanita itu. Wanita yang sudah berhasil menorehkan luka untuknya untuk kedua kalinya namun dengan orang yang berbeda.
"Haahh, Kenapa tak ada wanita sama seperti dirimu Mi seperti putrimu adik perempuanku? Apa aku tak berhak bahagia? Hingga Tuhan dengan teganya mengirim perempuan-perempuan menjijikan seperti mereka kepadaku." Lirih Satria lagi.
Sungguh, dia hanya manusia biasa. Yang jika di sakiti pastilah sakit. Yang jika di gores akan berdarah. Apa permainan takdir begitu tega sekejam itu untuk dirinya.
Sekali, dia akan menganggap itu sebagai pelajaran hidupnya. Tapi untuk kedua kalinya, apa belum cukup sekolahnya kemarin. Hingga dia kembali mendapatkan pelajaran yang sama kini.
Cukup!!!!! Sudah cukup.
Dia bersumpah, tak akan membuka kembali hatinya. Cukup sudah, dia tak mau merasakan yang ketiga kalinya lagi. Tidak lagi!!.
Setelah puas dengan memberi waktu untuk dirinya berekspresi, Satria pun langsung kembali memperbaiki duduknya.
Memutuskan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran tempat terkutuk itu, menuju tempat dia mana mungkin dia akan melupakan sejenak masalahnya. semoga saja.
Sepajang perjalanan tiba-tiba saja Bima tersenyum puas, tersenyum mengingat kejadian yang begitu membuatnya puas akan hal tadi. walau tak dia pungkiri ada seberkas kesedihan menyelimutinya. Namun mengingat perempuan murahan itu di perlakuan kasar seperti itu oleh tangan yang berhak melakukan itu. Satria pun tersenyum begitu puas. Tapi tetap saja masih ada sedikit rasa iba untuk wanita itu, mengingat dia pernah mencintainya begitu tulus.
Namun wanita itu pula yang menghancurkan ketulusan itu menjadi benci dengan penghianatan yang dia berikan.
"Ah, apa aku memang tak berhak mendapatkan ketulusan dari gadis manapun." Batin Satria sambil menatap lurus ke depan, mengingat kisah percintaannya yang selalu berakhir dengan penghianatan.
Kini dia bagaikan pria yang tak percaya lagi dengan yang namanya hubungan, mungkin dia akan sulit untuk mempercayai wanita lagi mulai detik ini.
Belum juga terlalu jauh perjalanannya, malah kini dirinya di tabrak dengan mobil seseorang dari belakang hingga membuatnya mengumpat kesal terhadap orang itu.
Dengan amarah yang masih belum stabil dengan Masalah pribadinya, kini dia malah di buat naik darah dengan kejadian ini. Dengan cepat dia langsung menghentikan mobilnya dan keluar dari dalam sana. Melangkah ke belakang melihat kerusakan pada mobilnya itu.
"Keluar kau!!" Hardiknya sambil mengetuk kasar kaca mobil yang sudah menabraknya itu.
Dengan pelan kaca itu pun di turkan dan menampakan seorang wanita yang sedang tersenyum takut menatap wajah tak bersahabat Satria.
"Maafkan aku." Ucap gadis itu yang Satria yakini masih di bawah umur.
"Keluar kau!!!! Ulang Satria lagi dan langsung membuat gadis itu menelan saliva nya saat mendengar bentakan dari dirinya.
"Apa kau tuli hah, hingga tak mendengar ucapan ku." Kata Satria keras dengan tatapan tajamnya.
"Maafkan aku om." Ucap Gadis itu sambil membuka pelan pintu mobilnya, keluar perlahan setelah Satria melangkah mundur membiarkan dirinya keluar.
"Masih kecil sudah ugal-ugalan di jalanan." Ucap Satria saat dia melihat rok seragam abu-abu yang di kenakan gadis itu.
"Berikan nomor ponselmu dan tanda pengenal mu sekarang, aku tak punya banyak waktu." Ucap Satria tegas tak mau di bantah.
"Untuk apa om?" Tanya gadis itu takut-takut.
"Berikan!!" Bentak Satria dan dengan cepat gadis itu kembali masuk dam merogoh tas miliknya dan mengambil apa yang di minta Satria. Setelah itu dia langsung menuliskan nomor ponselnya di sebuah kertas dan langsung memberikan itu dengan cepat pada Satria.
"Ini Om." Ucap gadis itu seraya memberikan apa yang di minta Satria untuknya.
Setelah mendapatkan itu, Satria langsung melangkah dari hadapan Gadis itu dan membuat sang gadis melongo menatapnya.
Namun sebelum dirinya kembali masuk ke dalam mobil, Satria kembali membelikan badannya ke arah gadis di belakangnya itu.
"Akan ku hubungi nama bengkelnya untukmu, dan datanglah untuk membayar tagihan perbaikannya sekalian mengambil tanda pengenal mu ini." Usai mengatakan itu Satria langsung masuk dan menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu. Karena tak mau jalanan bertambah macet karena kecerobohan gadis tengil tadi, selain itu juga dia sedang terburu-buru karena janjian makan malamnya sebentar lagi.
"Dih, ganteng-ganteng galak. Aku doakan tak ada yang mau denganmu om om tua, tak punya perasaan." Teriak gadis itu setelah Satria melajukan mobil meninggalkan dirinya yang kesal di bentak-bentak orang yang baru bertemu dirinya itu.
Sementara Satria kini sedang mengumpat kesal atas kesialannya hari ini, sungguh Tuhan begitu menguji dirinya sejak tadi.
Apakah kejadian di apartemennya itu belum cukup hingga kini dia kembali mendapat kesialan lagi.
Apalagi sejak tadi ponselnya terus saja berdering membuat dirinya bertambah pusing. Hingga tanpa menunggunya lagi Satria langsung membuka pintu mobil dan menjatuhkan ponselnya itu di jalanan setelah lebih dulu melihat id name si pemanggil yang sudah membuat dia benar-benar bertambah kesal.
"Enyah Lah kau seperti ponsel itu." Teriak Satria keras, hingga jika ada orang melihatnya mungkin saja dia akan di anggap gila oleh orang itu dengan tingkahnya saat ini.
...Komennya jangan lupa yah, Author butuh pendapat kalian tentang Novel baru Author ini untuk Up selanjutnya....
...Like,Gift, vote & fav jangan lupa juga yah. Karena semua itu sebagai bonus buat Author tetap Semangat😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Rima baharudin
otw jodoh ini mah bang 😂
2025-03-30
0
Putri Sera
jgn kasar2 bang sat...bisa jadi Gadis jodoh mu bang
2024-06-05
0
Sulaiman Efendy
DARI 100 % KASUS PERCERAIAN, 45% DIDOMINASI ISTRI YG SELINGKUH.. 55% CAMPUR2 DARI MSALAH EKONOMI, SUAMI SELINGKUH DN KDRT...
2022-12-28
1