Bab 2

Sehabis makan malam bersama dengan keluarga besarnya dan keluarga besar sang adik ipar, Satria pun memutuskan untuk tak menginap di sana dan lebih memilih hotel untuk tempat dia singgahi sekarang. Walau sang adik sudah menyiapkan kamar untuk dirinya tempati, namun Satria lebih memilih menyendiri untuk sementara waktu dulu.

Tadinya dia berpikir mungkin dengan suasana ramai keluarganya dia akan melupakan masalahnya, namun tidak. Dia tak sanggup melihat beberapa pasangan di rumah itu, yang terlihat sempurna dan saling mencintai satu sama lain.

Hingga dia kembali mengingat dan terus saja membandingkan kisah percintaannya dengan semuanya yang ada di sana.

Tidak!!! dia tak sanggup. Untuk itulah dia memutuskan untuk pergi dari sana dengan beralasan ada yang harus di urus nya sekarang, tanpa bisa ditundanya lagi.

"Mami, Papi. Satria pamit yah, ada yang harus Satria urus soalnya." Pamit satria pada kedua orang tuanya.

"Sayang, kenapa nggak nginap di sini saja, adikmu sudah siapkan kamar buat kita semua tahu. Besok saja yah baru urus itu urusan kamu yah, Mami sangat merindukan putra Mami yang jarang pulang ini." Bujuk sang Mami tak terima jika Satria harus pergi lagi, sebab dirinya jarang sekali bertemu sang putra satu-satunya itu karena dia lebih memilih hidup sendiri saat ini.

"Sudahlah Mi, mungkin Satria memang punya urusan yang nggak bisa dia tinggalkan." Timpal Papi Darma, Papinya Satria. Pria paru bayah itu, dia seperti tahu permasalahan sang putra saat ini. Itu sebabnya dia tak akan menahan langkah putranya itu.

"Tapi Mami kangen anak Mami Pi, Papi kenapa sih. Apa Papi nggak kangen Satria apa, anak yang jarang pulang ini, mentang-mentang sudah sukses." Seloroh Mami Eka tak suka suaminya itu malah mendukung Satria di banding dirinya.

"Bukan begitu Mi, maksud Papi..." Ucap Papi darma dan langsung di potong sang istri.

"Papi diam!! Mami Eka langsung menaruh jari telunjuknya di bibir sang suami, menanda dia tak lagi mau di bantah perkataannya.

"Papi benar Mi, besok Satria akan balik lagi kesini kok. Mami sama papi Masih lama kan?" Ucap Satria meyakinkan sang Mami.

"Kamu tega Sat sama Mami." Ucap Mami Eka cemberut mencoba menarik simpati Satria kini.

"Bukan begitu Mi, Satria minta maaf. Tapi memang Ada yang harus satria urus saat ini. Mami." Ucap Satria meyakinkan sambil merangkul pundak sang Mami yang dia yakini pasti akan mampu berhasil Meluluhkan hati wanita itu.

"Satria harus mengurus hati Satria ini Mi." Batin Satria sambil dia sempatkan mengecup pelipis sang Mami bahwa dia benar-benar butuh sendiri saat ini.

"Yah ya sudah, kamu hati-hati. Sana pamit juga sama mertua dan kakeknya adik kamu." Mau tak mau Mami Eka, Maminya Satria pun Mengijinkan pergi anaknya itu.

Satria memang tahu kelemahan dirinya satu itu, beliau akan cepat luluh pada siapapun yang bersikap mesra dengan merangkul bahunya seperti itu pada dirinya.

"Janji yah, besok kamu harus ada di sini. Mami akan terus menelfon untuk mengingatkan dirimu." Lanjut sang Mami lagi sambil membalas mencium Anaknya yang tak lagi anak-anak itu.

Mendengar ucapan sang Mami membuat Satria mengingat sesuatu.

"Ponsel." Batin Satria mengingat ponselnya yang tadi sengaja dia buang di jalanan saat perjalanan ke sini tadi.

"Ponsel Satria hilang Mi, biar nanti Satria yang hubungi Mami nanti." Ucapnya setelah tersadar.

"Baiklah, Mami tunggu." Ucap Sang Mami tak mempersoalkan soal hal itu.

"Oh yah, sampaikan juga maaf ku buat Melodi Mi nggak bisa nginap." Ucap Satria karena sang Adik dan suaminya itu sudah lebih dulu pergi tidur karena kehamilan Adiknya itu. Dia tahu pasti jika besok adiknya akan marah padanya, namun itu lebih baik dari pada dia harus tersiksa seperti ini sekarang.

"Iya sayang, nanti Mami sampaikan."

Setelah itu, Satria pun langsung meninggalkan rumah itu setelah lebih dulu dia berpamitan dengan kedua Mertua dan kakek sang adik.

Dalam perjalanan menuju sebuah hotel terdekat di kawasan itu, Satria terus saja di hantu-i bayangan mantan pacarnya saat berhubungan intim di hadapannya tadi.

Ah mantan pacar? Apa benar itu dia dan wanita itu sudah menjadi mantan tanpa kata putus sebelumnya?

"Brengsek!!!!!!! Aku menyesal pernah mengenalmu Larissa sialan, aku benci dengan wanita menjijikkan seperti dirimu." Teriak Satria kesal saat bayangan-bayangan Larissa kembali menghantui pikirannya.

Satria pun lebih memilih menepikan mobilnya di bahu jalan, karena saat ini dia di buat tak fokus dengan wanita menjijikan yang dirinya katakan tadi.

"Tuhan kenapa kau ciptakan wanita kotor seperti mereka untuk singgah di hidupku, Kenapa harus aku yang kau pilih untuk mereka singgahi. Aku kini bahkan sampai tak percaya lagi dengan yang namanya wanita. Apa seperti ini mau mu hah, apa kau puas membuatku membenci kaum wanita sekarang."

Lirih Satria sambil membenturkan kepalanya di stir mobil tak peduli ulahnya itu sudah membuat keributan dengan klakson mobilnya yang tak sengaja berbunyi akibat benturan kepalanya berulang kali di sana itu.

"Aku mencintainya Tuhan, aku tak bisa pungkiri hal itu." Ucap Satria lemah mengangkat kepalanya dan menyandarkan punggung dan kepalanya itu di sandaran kursinya.

Lelah menyangkal lagi hatinya kini, jujur dia begitu mencintai wanita yang dia katakan menjijikkan itu. Dia bahkan dengan susah payah bersikap biasa saja tanpa ada rasa pada wanita itu pas kejadian tadi. Dirinya bahkan memaksa tersenyum seolah puas dengan apa yang wanita itu dapatkan. Tapi apa ini, cukup sudah. Cukup dia berpura-pura tak sakit oleh olah wanita itu.

Dirinya hanya pria biasa, yang juga merasakan sakit jika di sakiti se begitunya parah seperti ini.

Dia bahkan sampai merelakan diri berpindah total tempat tinggalnya di sini demi wanita itu, membukakan cabang cafe barunya yang dia tujukan dan akan di berikan atas nama wanita itu.

Tapi kini apa yang dia dapat? Hanya sebuah penghianatan atas balasan ketulusan yang dia berikan.

Apa belum cukup dia menerima kekurangan wanita itu yang tak perawan lagi, bahkan dengan mudahnya dia percaya dengan kebohongan Larissa tentang keperawanannya yang dia katakan karena kisah masa lalunya itu.

Ah anggaplah memang benar benar begitu adanya, tapi belum cukupkan penerimaan dirinya atas hal itu. Hingga Larissa dengan teganya masih bermain di belakang dirinya.

Sirna sudah pemikirannya yang sempat akan memperistri Larissa setelah Cafe miliknya itu selesai berdiri.

Kini bahkan dirinya tak sanggup lagi melanjutkan pembagunan Cafe yang memang dia khusus bangunkan di kota ini untuk hadiah lamarannya nanti untuk wanita itu.

"Kau sukses Sa, Sukses membuat semua perencanaan ku hancur total." Ucap lirih Satria lagi.

...Komennya jangan lupa yah, Author butuh pendapat kalian tentang Novel baru Author ini untuk Up selanjutnya....

...Like,Gift, vote & fav jangan lupa juga yah. Karena semua itu sebagai bonus buat Author tetap Semangat😁...

Terpopuler

Comments

Ufika

Ufika

aku kira satria gak sakit hati karena dia malah seperti ingin menyaksikan adegan nya lagi hmmm kasihan juga sih tapi lebih nyakitin kalau gitu😟

2022-04-12

0

Sudarti Darti

Sudarti Darti

sabar
akan ada pelangi setelah hujan

2022-04-12

0

lita kurnia

lita kurnia

terpuruk banget ya Satria....

2022-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!