Bab 3

Satria Prov

Aku masih setia berada di mobilku dengan bersandar dan menumpu tangan kananku di kening dengan mata tertutup.

Sekilas aku kembali mengingat detik demi detik bayangan ketika pertama kali aku menginjakan kaki masuk ke apartemen milik Larissa kekasihku yang masih berstatus pacarku sebelum kejadian tadi berlangsung.

Bayangan penglihatan ku memenuhi pelupuk mataku kini yang masih setia aku pejamkan, entah ini mimpi atau memang aku sedang di ajak berjalan kembali mengingat kejadian itu.

Mataku menelusuri sudut demi sudut ruang tamu Milik Larissa, juga bisa aku sebut milikku juga. Sebab akulah yang sudah melunasi separuh pembayaran apartemen itu yang belum Larissa lunasi. Tapi tak mengapa anggap saja itu milik dirinya sepenuhnya, aku tak akan mengungkitnya lagi.

Sapuan mataku melihat baju dan sepatu yang berserakan di mana-mana yang tentu saja milik dua sejoli bedah umur itu yang sudah menghancurkan impianku itu.

"Apa mereka memang tak sabaran." Gumam ku setelah melihat keadaan itu.

Ku langkahkan kakiku ke arah kamar namun sayup-sayup ku mendengar suara-suara tak mengenakan di kupingku, yang aku pastikan mungkin sedang terjadi pertempuran hebat di dalam sana.

Aku pun melangkah terus mendekati kamar yang memang tak begitu di tutup rapat itu, yah mungkin saja sakin tak sabarannya mereka hingga untuk menutup pintu saja mereka tak sempat.

"Menjijikkan, oh aku harus memeriksa diriku setelah ini." Ucapku dan dengan segera diriku langsung membuka pintu yang memang tak tertutup betul itu.

Tepat saat di pintu kamar ku dan Larissa itu, ku dorong nya dengan biasa dan terpampang lah dua sejoli berbeda usia ada di atas ranjang yang sering ku tempati dengan Larissa.

Saat melihat situasi di depanku itu tak bisa di pungkiri dadaku serasa di tikam keras berulang kali dengan belati panas dan bukan hanya sekedar tajam itu.

Namun dengan sekejap ku kuasai diriku. Meyakinkan jika aku akan baik-baik saja, hingga dengan membohongi diriku sendiri aku berjalan seolah keadaanku baik-baik saja dengan menunjukan ekspresi santai ku. Aku pun mendekati sofa di hadapan tempat tidur king size milik Larissa.

Saat melewati tempat tidur itu, barulah kedua orang yang sedang berolah raga itu pun langsung tersadar dan menghentikan aktifitas mereka kemudian saling melepaskan diri.

Di detik berikutnya barulah Larissa kekasihku itu langsung berucap lirih dengan wajah pucat nya saat melihatku berada di hadapannya kini.

"Sa sa sayang a a a ak aku.." Lirih Larissa tercekat begitu pucat nya dengan keringat yang membasahi dirinya. Entah itu karena olahraganya atau juga karena kehadiranku di sana, namun ucapannya itu langsung di selah olehku cepat.

"Sssssstttt, lanjutkan saja sayang aku tak akan mengganggu aktifitas kalian, aku janji. Aku hanya akan duduk diam, makan, nonton dan pastinya rekam saja. Biar aku tak lupa kejadian hari ini." Ucapku santai tak ada raut marah sedikitpun di wajah tampanku yang aku coba perlihatkan pada mereka itu.

See, akting ku bagus bukan?

Aku bisa mejadi orang lain saat ini, padahal hatiku begitu menjerit sakit. Ingin sekali aku melampiaskan kekecewaan ku, kemarahan ku saat ini juga pada kedua orang di hadapanku kini, tapi tidak sekarang.

Aku berusaha mati-matian sebisa mungkin menahannya.

"Lihat aku sudah mempersiapkan segalanya untuk menonton bioskop 21+ tanpa sensor dan yang pasti gratis." Lanjut ku sambil menata makanan yang ku bawah di meja depanku beserta kamera bawaan juga tak lupa ku tata rapi pas dengan sasaran tempat tidur larissa kini.

Ku letakan semua barang belanjaan ku yang sengaja aku beli, katanya untuk menemaniku menonton adegan live 21+. yang entah kenapa aku bisa berpikir dan melakukannya.

Ah, apa aku memang se semangat itu hingga ku persiapkan segala perlengkapan sematang itu. Bahkan aku sempat-sempatnya meminta orang suruhan ku yang memata-matai Larissa untuk membeli kamera baru, sengaja untuk merekam kejadian memalukan itu.

Sebegitu gilanya kah aku?

Hingga memikirkan hal yang entah untuk apa tujuanku itu. Apa aku sudah gila untuk menontonnya kembali? yang benar saja.

Aku bahkan bisa dengan santainya menata semua itu walau kedua pasangan itu menatapku sekarang.

Namun Saat sedang asik menata makananku, aku langsung di buat geram saat pria yang bersama Larissa itu sedang mencoba memakai pakaiannya.

"Hentikan, jika tidak Vidio mu ini akan langsung sampai di tangan istrimu sekarang juga Tuan Septian Bagaskara yang terhormat." Ucapku sarkas dengan tatapan tajam ku menatap pria paruh baya itu hingga dirinya tercekat pucat, mematung mendengar penuturan ku barusan.

Saat mengatakan itu, aku dalam keadaan hampir tak bisa menahan amarahku. Namun dengan sigap aku kontrol semuanya.

Tuan Septian Bagaskara teman tidurnya pacarku itu, dia adalah salah satu anggota pemerintahan yang cukup di kenal di masyarakat. Bahkan istrinya pun aku kenal baik, karena sering memakai cafe ku di kota sebelah sebagai tempat arisan teman sosialitanya. Jadi ancaman ku barusan bukan hanya sekedar gertakan sambal semata.

"Dan kau, lepaskan selimut itu. Tak perlu lagi kau tutupi barang murahan mu itu. Aku dan semua penikmat tubuhmu itu sudah melihatnya, bukan begitu tuan Bagaskara." Ucapku lagi saat ekor mataku melihat Larissa mencoba menutup seluruh tubuhnya.

Larissa sampai tak bisa berkata apa apa sakin malunya, bahkan kini dia nampak bergetar takut melihat ke arahku. Sementara Tuan Bagaskara pun tak menyahut ucapan ku sedikitpun.

Ada apa dengan mereka, kenapa sekarang mereka terlihat sangat malu sekarang. Oh Melihat tubuh yang pernah ku nikmati itu, tiba-tiba saja aku merasa jijik terhadap diriku sendiri sekarang.

"Kau malu?" Tanyaku pada Larissa namun pacarku itu tak menjawab ku sedikitpun.

Aku tahu dia pasti merasa malu terhadapku kini, tapi kenapa? Kenapa baru merasa malunya sekarang.

Hingga tanpa kuduga aku pun melontarkan kata-kata kejam terhadapnya.

"Ah, wanita sepertimu mana ada kenal malu. Pertanyaan ku ada ada saja." Kekeh ku pelan, seolah aku tak merasa marah atau peduli padanya sedikitpun. Namun itu hanya bentuk kekecewaan ku saja, yang coba aku tutupi lagi dan lagi.

"Tuan Bagaskara sepertinya anda memang menantang saya yah. Baiklah." Ucapku saat Melihat pria itu hendak melanjutkan berpakaian nya.

Oh, Ayolah aku bagaikan sedang mengasuh anak paud yang tak dengar dengaran sekaran.

Aku langsung menggertak dirinya dengan sengaja mengambil ponselku, namun Tuan Bagaskara langsung mencegahnya.

"Tolong hentikan, jang kirim vidio nya." Ucap Pria itu lirih yang ku dengar, percuma saja karena sebentar lagi ada kejutan untukmu tuan. Batinku mengingat persiapanku sebelum kesini tadi.

"Maka Lakukan." Ucapku sambil kembali meletakan ponselku, dan ternyata orang tua itu paham yang ku maksud.

"Om." Ucap Larissa sambil menggelengkan kepalanya saat Tuan Bagaskara beralih menatapnya.

"Om jangan Om." Ucap Larissa lagi sambil Dengan erat menahan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

"Sayang tolong maafkan aku." Ucap Larissa dengan tatapan mengibahnya ke arah ku, sungguh aku tak setega itu dengannya. Tapi perbuatannya ini harus dia pertanggung jawabkan. Aku mau, hari ini adalah hari pelajaran terbesar dalam hidupnya jika yang dia lakukan itu salah. Aku kasihan padanya, untuk itu aku harus tega melakukan ini.

"Lakukan." Ucap ku lagi dan Tuan Bagaskara langsung memenuhi perintahku tanpa bantahan lagi.

Apa se takut itu kah beliau terhadap istrinya? Tapi kenapa masih berani menduakan sang istri, pikirku tak masuk akal.

"Om tolong jangan, Om jangan....." Ucap Larissa terhenti karena Tuan Bima sudah kembali melahapnya, seperti sebelumnya.

Sementara diriku hanya diam menyantap cemilannya ku sambil menikmati pemandangan di hadapanku.

Tidak!!!!!! Aku tak menikmatinya.

Aku hanya melihatnya sebagai cambukan untukku, jika Larissa memang tak layak untuk diriku dan berharap dengan begitu aku bisa menghilangkan dirinya dari hati ini yang sudah dia kuasai sepenuhnya.

...Komennya jangan lupa yah, Author butuh pendapat kalian tentang Novel baru Author ini untuk Up selanjutnya....

...Like,Gift, vote & fav jangan lupa juga yah. Karena semua itu sebagai bonus buat Author tetap Semangat😁...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SPERTI KISAH PERNIKAHAN PERTAMA,, DGN MATA KPALAKU SENDIRI SI IBLIS BETINA ITU SDG BRCINTA DGN MANTANNYA DI RANJANG KAMI...😢😢😢😢😢

2022-12-28

0

Gopecel

Gopecel

nyicil dulu thor.

2022-06-18

1

Ufika

Ufika

masih nyicil ya thor ☺

2022-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!