Lany terdiam, entah apa yang dia pikirkan. Berbicara dengan Andra benar-benar melelahkan, pria itu tak pernah mau berhenti untuk tidak mengajaknya menikah. Belum lagi teori-teori tentang pembuahan yang baru saja ia jelaskan membuat Lany muak.
“Mari menikah, Saya sudah merenggut kesucianmu maka saya juga bersedia bertanggung jawab!”
Lany yang jengah apalagi melihat cowok aneh ini tiba-tiba begitu formal. Ia pun berusaha memutar otak agar Andra berhenti mengikutinya, Ia ingin Andra berhenti mencarinya. Karena itu bisa berbahaya bagi karirnya di kapal ini.
Aku harus cari cara agar bisa menghindarinya. Aku menghargai niat baikmu, tapi aku benar-benar tidak bisa menerima permintaanmu. Kamu bukan kepingan yang ingin ku raih! Kita berasal dari belahan dunia yang sama! Kau tampan, mirip idolaku. Tapi kategori pekerjaanmu tidak termasuk di listku.
Berlebihan? Yah, benar. Tapi itulah faktanya, untuk saat ini Lany sama sekali tak memikirkan pernikahan. Tujuan utamanya adalah merubah hidup menjadi lebih baik dan akan tetap pada prinsipnya. Hanya akan menikah dengan seorang Presedir. Ya, walaupun iya sendiri tidak tahu apakah akan ada Presdir yang mau dengannya. Haha, Seperti sebuah lelucon tapi begitulah kenyataannya, Itu merupakan ekspektasi Lany yang begitu ingin ia wujudkan.
Tetapi jika mengingat kata-kata Andra semalam “Presedir di Indonesia juga tidak akan menikahimu jika tahu kamu tidak Virgin.” Ah, sudahlah, jika tidak ada yang ingin menikahi, terserah! Lany tak mau ambil pusing. Toh selama ia masih bisa bekerja sendiri, ia akan bekerja untuk merubah hidupnya.
Gadis berambut pirang itu terus menatap nanar pada Andra yang masih terdiam menatapnya dengan tatapan penuh kelembutan. Entah orang seperti apa Andra, ia sama sekali tak mengenalnya. Tentu saja, mereka hanyalah dua orang asing yang hanya dipertemukan dalam kejadian mengasyikkan juga mengancam. Kejadian yang akan membawanya ke dalam masalah jika sampai ketahuan. Namun melihat Andra yang seperti itu, ia bisa merasakan jika pria itu adalah pria yang tulus.
Ah sayang sekali, Perasaan kesalnya lebih besar daripada apapun. Ia mendustai semua itu. Baginya Andra hanyalah _cowok aneh- yang akan menghancurkan karirnya di sini.
“Iya deh, Aku mau.” Lany berucap pasrah.
Setelah berpikir panjang akhirnya ia menemukan jawaban.
Ya, sepertinya ini lebih baik! Inilah satu-satunya cara untuk menghindari mu!
“Yang bener?" Andra berbinar mendengar itu, ia lalu segera beranjak dan mendekati Lany.
“Iya, tapi nanti kalau kontrakku sudah habis. Biar bisa langsung pulang kampung.” Terlihat sungguh-sungguh, namun tak ada yang tahu jika itu hanya trik untuk mengelabui Andra.
“Ahh, Ye.s” Andra bernapas lega. Entah mengapa ia begitu ingin menikahi Lany, padahal bisa saja ia melupakan kejadian semalam dan menganggapnya angin lalu, namun ia justru malah melakukan hal ini.
“Kapan kontraknya selesai?”
“Tidak lama lagi.” Lany terdiam sejenak “Setengah bulan lagi, setelah itu kita nikah deh.” Lany kembali meyakinkan. Terdengar enteng sekali.
“Emmnt kebetulan sekali. Aku mengambil paket Cruise Nowhere (pelayaran tanpa tujuan) sampai setengah bulan nanti, Jadi kita bisa kembali ke indo bersama.”
“Hmmmnt.” Lany berdehem sambil memutar mata malas. Eh, tapi tunggu dulu. Kenapa ia merasa ada yang ganjil! Andra mengambil paket Cruise Nowhere?? Seriously?? Saat itu juga Lany langsung menatap Andra.
“Memangnya ada voucher gratis liburan untuk paket Cruise Nowhere?” tanyanya dengan ekspresi heran “Bos kamu nggak rugi tuh kasih paket liburan selama itu?”
Andra hanya menggeleng dengan pertanyaan Lany.
“Ini di benua Amerika loh, semua juga tahu kalau biaya pelayaran di sini itu paling tinggi, mana pakai paket Cruise Nowhere segala. Itu bos kamu baik banget..” Lany masih berusaha mengkonfrontir Andra soal Paket Cruise Nowhere yang ia ambil.
“Ya, Bos ku emang sekaya itu! Dia baik, tidak tanggung-tanggung kalau mau kasih paket liburan.”
“Aah sudahlah, jangan bahas itu! Yang terpenting itu bahas Planning kita kedepannya.”
Lany hanya bisa mencebik tak suka ketika Andra kembali membahas hal yang sangat ingin dihindarinya.
“Setelah dari sini, aku ikut kamu temui orang tua kamu dan langsung menikah.. Gitu kan?”
“Emnnt, terserah!”
“Masih punya orang tuakan?” senyum Andra tertahan demi melihat wajah Lany yang menatap garang padanya.
“Ya punya lah, Andra!” pekik Lany tak suka, namun Andra hanya terkikik geli, sama sekali tak tersinggung dengan sikap ketus Lany.
“Oke, deal ya.” Andra mengulirkan tangan sebagai bentuk kesepakatan.
“Oke.” Lany membalasnya dengan wajah ditekuk. “Udah ya, aku pergi dulu! Kasihan temanku nungguin.”
Baru Lany akan pergi, namun Andra kembali mencegahnya “Tunggu, tunggu.”
“Kenapa lagi Alandra?” Sambil menghela napas Lany memutar mata malas. Ini kebiasaan si -cowok aneh- yang selalu mencekal tangannya. Sangat menyebalkan.
“Minta nomor kamu deh, biar aku bisa hubungi atau paling enggak id sosmed kamu..”
Tanpa berpikir panjang Lany pun memberikan apa yang Andra minta. Ia memberikan secarik kartu nama yang memang selalu ia kantongi, setelah itu ia pun pergi meninggalkan Andra yang kelihatan begitu senang setelah mendengar persetujuannya.
***
”Ngajak nikah kayak mau ngajak main kelereng, nggak ada romantis-romantisnya.” omel Lany sepanjang jalan.
“Aihh, kenapa aku malah mengharapkan hal romantis dari hubungan yang sama sekali tidak kuinginkan, hmmnt dasar otak buntu! ck,” decak Lany menggeleng sambil memukuli pelan kepalanya.
Saat hendak keluar dari area Central Park, Lany mendegar seseorang memanggil namanya.
“Lany!” Ia pun langsung menoleh mencari siapa yang memanggilnya.
Ada banyak sekali orang, sedikit sulit baginya untuk memastikan siapa yang memanggilnya. Namun seseorang beruniform putih datang menghampiri.
Matanya membulat seketika saat melihat siapa yang memanggilnya tadi. Tenggorokannya terasa kering, ia bahkan kesulitan menelan salivanya. Bahkan untuk mengatur napas pun tak bisa.
“Kamu anak housekeeping yang bekerja di cabin steward bukan?” tanya pria bertubuh tegap dengan kulit gelap tersebut.
Lany mengutuki dirinya, isi kepala dan mulutnya benar-benar tak singkron hingga membuatnya kesulitan untuk menjawab. Bukankah hal biasa jika itu terjadi disaat kita sedang gugup. Rasanya Lany seperti tertangkap basah sedang melakukan kejahatan besar, berhadapan langsung dengan pria berkulit gelap yang tak lain dan tak bukan adalah seorang Supervisor Housekeeping di departemennya.
“What are you doing here?”
Lany merasa si bapak supervisor sedang memberinya sindiran. Melalui ujung matanya, bapak berkulit gelap itu nampak menunjuk ke arah kursi tempatnya dan Andra berbincang tadi.
Ia merasa dikuliti hidup-hidup saat itu juga, bagaimana mungkin ia bisa tenang jika sudah seperti ini.
“Emmmnt..” Lany menggigit bibir bawahnya, itu hal yang sering ia lakukan saat gugup dalam menghadapi hal genting seperti ini.
“Ingat, crew member tidak boleh berhubungan dengan pasengger jika tidak ingin dipulangkan..!”
Bak tersambar petir di siang bolong. Dengkulnya terasa lemas, seolah ia ingin jatuh saat itu juga. Bapak Supervisor sepertinya melihat interaksinya dengan Andra tadi, jelas itu adalah sebuah ancaman baginya.
“Kamu tahukan peraturan yang melarang keras para kru berhubungan dengan pasengger kecuali menyangkut hal pelayanan..?”
Si bapak Supervisor kembali melirik ke arah kursi tadi, dan itu kian membuat Lany ketar-ketir. Ini adalah sebuah tamparan keras baginya, atasannya sudah memberi teguran. Ia hanya bisa berharap semoga tidak ada sama sekali yang tahu apa yang telah terjadi antara ia dan Alandra semalam.
“Kru yang ketahuan menjalin hubungan dengan tamu bisa dipecat!”
Sekali lagi si bapak supervisor mengingatkan. Lany masih saja bungkam, mulutnya masih terkatup tak bisa melemparkan pembelaan sedikit pun. Ia merasa begitu bodoh.
Dasar mulut tak berguna! kenapa di saat seperti ini malah tak bisa diandalkan, huhh.
Come on Lany, kamu harus bisa berkilah jika tidak ingin karir mu berakhir dalam sekejap.
Ragu-ragu Lany memberanikan diri menatap wajah Bapak berkulit gelap. Supervisor itu langsung menatapnya dengan aura intimidasi yang nyata.
Ya, ini adalah hal yang biasa terjadi di kapal pesiar, jika melakukan kesalahan sedikit saja maka para Crew member harus siap mental untuk menerima amukan dari atasan. Contohnya seperti sekarang ini, dan hal ini merupakan salah satu hal yang tak menyenakan dalam bekerja sebagai pelayaran.
“Emmnt, Pa-pasengger tadi hanya menemui saya untuk memberikan tip karena sudah membersihkan kamarnya secara extra..” Iya Extra, extra melakukan kegiatan yang menyenangkan sekaligus merugikan.
Ck, benar-benar menyebalkan. Jawaban apa yang baru saja ia katakan? Ingin sekali Lany menyentil mulutnya yang malah melontarkan alasan seperti itu.
Namun, sepertinya keberuntungan masih berpihak padanya. Bapak supervisor berkulit gelap hanya mengangguk. Ah, sepertinya ia memercayai alasan yang Lany berikan.
Oke, Aman. Satu masalah bisa terselesaikan. Seketika Lany kembali bisa menghirup oksigen yang tadi entah kemana hilangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Bzaa
alurmu ringan dan menarik tor...
mantab 😘
2022-05-10
1
KOHAPU
guli🤭🤭🤭
2022-04-07
0
🌸 andariya❤️💚
vote buat kak Thor...untuk tetap semangat 💪💪💪😍
2022-03-14
2