Tak lama muncullah sosok laki-laki menghampiri brankar wanita yang bernama Sari tersebut.
" Sari kamu tuh ya udah di bilang jangan kemana-mana?." ucap laki-laki itu ketika menghampiri kami.
Deg...
Zahra kaget melihat laki-laki yang baru saja datang.
" Ternyata pak Fachri adalah suaminya mbak sari. Mudah-mudahan pak Fachri nggak mengenali aku. Zahra malas berurusan dengan dosen satu ini." gumam Zahra dalam hati.
" Maaf mas." ucap mbak sari pelan.
" kalau kaya gini yang repot aku sari, siapa yang merawat kamu di rumah sakit kalau aku kerja. Mbok nah nggak mungkin nungguin kamu kalau mbok nah nungguin kamu terus Chantika gimana?." Ucap pak Fachri sedikit kesal.
" Kamu." ucap pak Fachri kaget saat melihat Zahra di sana.
" Mas kenalin ini Zahra yang tadi nolongin aku." ucap Mbak sari.
" Terima kasih sudah menolong istri dan anak saya." Ucap Pak Fachri.
" Sama-sama. Pak kebetulan saya yang ada disana saat itu."
" Permisi dokter imam mau meriksa pasien." ucap suster.
" Zahra ngapain kamu di sini, memang nggak kuliah." Tanya dokter imam yang melihat anak sepupunya.
" Udah pulang om." jawab Zahra sambil mencium tangan dokter imam anak kakak kakeknya.
" Kamu kenal Dokter Fachri dan istrinya." Tanya dokter imam.
" Kalau pak Fachri dosen Zahra di kampus tapi kalau istrinya baru kenal karena tadi Zahra yang nolongin dan bawa ke sini." jelas Zahra.
" Oh dokter Fachri dosen kamu toh, oh iya dokter Fachri kenalin ini Zahra keponakan saya anak adik sepupu. Zahra ini anaknya dokter Khadijah." jelas dokter Imam.
" Oh iya dokter Fachri bisa ikut ke ruangan saya."
Pak Fachri dan Om Imam pun pergi dari ruangan itu.
" Zahra ternyata kamu kenal dengan suami saya." ucap Mbak sari.
" Iya mbak."
" Mbak bisa minta tolong Mbak dan suami mbak sudah tidak punya sanak saudara. Mbak minta tolong kalau Mbak sudah tidak ada bisa kamu jaga anak dan suami saya." ucap mbak sari.
" Maksud mbak?." tanya Khayra yang tidak mengerti maksud dari perkataan mbak sari.
" Mbak ingin kamu menikahi mas Fachri dan menjadi ibu untuk Chantika."
Seketika Zahra melototkan Matanya mendengar ucapan Mbak sari.
" Mbak percaya kamu bisa menjaga mereka berdua untuk mbak."
" Tapi mbak."
" Kamu pikirkan dulu permintaan mbak."
Tak lama pak Fachri datang.
" Mas sudah menyuruh Mbok Nah ke sini untuk membawa keperluan kita. Kamu harus di rawat di sini dan mas ada jadwal operasi yang cukup banyak. Jadi mbok nah yang akan nungguin kamu dan terpaksa Chantika ikut tidur di rumah sakit."
" Maaf kalau saya ikut campur, nggak sebaiknya Chantika tidak di biarkan ikut menginap di rumah sakit." Potong Zahra.
" Terpaksa Zahra karena tidak ada yang jaga Chantika kalau mbok Nah disini." Ucap Mbak Sari.
" Maaf kalau tidak keberatan dari pada Chantika tidur di rumah sakit tidak sebaiknya Chantika biar ikut saya sementara waktu." ujar Zahra.
" Tapi kamu kan harus kuliah Zahra. Dan juga gimana dengan orang tua kamu." Ucap mbak sari nggak enak hati.
Sedangkan pak Fachri menatap tajam Zahra.
" Kami malah senang, di rumah juga ada keponakan saya anak kembaran saya ya walaupun usianya satu tahu juga ada anak Tante saya jadi Chantika bisa main dengan mereka." ucap Zahra tersenyum ke mbak sari.
" Pak Fachri tenang aja saya nggak akan ngapa-ngapain Chantika kok. Anda sudah tahu saya anaknya dokter Khadijah. Dan kalau anda kurang yakin anak bisa ke pesantren Al hikmah rumah saya di sana. Jadi Anda nggak usah takut kalau saya menculik Chantika." ucap Zahra karena melihat sorot mata ketidaksukaan pak Fachri ke Zahra.
" Kamu tinggal di pesantren Zahra kamu santri di sana."
" Iya mbak kebetulan rumah saya di dalam kawasan pesantren mbak. Abi saya kebetulan ngajar di sana."
" Oh..."
" Oh iya mbak sari dan pak Fachri kalau tidak keberatan saya mau bawa Chantika ke ruangan umi saya biar Chantika nyaman tidurnya." ucap Zahra karena kasihan dengan Chantika yang tertidur di gendongan Zahra.
" Pak Fachri nggak usah takut bapak tahu kan ruangan umi saya jadi silahkan cek saja ke sana."
" Ya udah mbak titip Chantika ya."
Setelah mendapatkan izin Zahra membawa Chantika ke ruangan umi nya.
Tok....tok...tok ..
" Mbak Zahra masuk aja soalnya dokter Khadijah sedang visit." ucap suster Diana salah satu suster yang membantu umi.
" Makasih suster Diana."
Zahra pun masuk kedalam ruangan umi nya dan menidurkan chantika di sofa bed yang ada di ruangan umi nya.
****
" Kamu kok gampang banget ngizinin anak itu membawa Chantika." ucap dokter Fachri kesal.
" Chantika sepertinya nyaman dengan Zahra."
" Kamu tahu nggak dia itu siapa?."
Sari menggeleng.
" Ibu nya anak itu menantu pemilik rumah sakit ini dan berarti dia itu cucu pemilik rumah sakit. Dan kita menyuruh dia menjaga Chantika itu sungguh nggak sopan sari. Kamu tahu nggak semua biaya kamu berobat itu di bebasin sama keluarga pemilik rumah sakit. Dan sekarang mau merepotkan mereka."
" Mas nggak tahu kenapa sari malah merasa dia tulus membantu kita."
" Iya tapi cukup kurang ajar menyuruh dia menjaga Chantika sedangkan aku di gaji oleh keluarganya."
" Maaf." ucap sari pelan dia nggak mau berdebat dengan suaminya.
*****
Umi kaget saat masuk ke ruangannya bersama Eka suster yang membantu umi.
" Ka, anak siapa itu?." Tanya umi.
" Ya dok, kok ada anak kecil tidur di situ."
Pintu kamar mandi pun terbuka Nampak Zahra muncul dari sana.
" Assalamualaikum umi."
" Walaikum salam, nak kamu di sini terus ini anak siapa yang kamu bawa." ucap umi yang masih kebingungan.
" Mbak Zahra nggak lagi nyulik anak orang kan." ucap suster Eka.
" Enak aja sus emang tampang Zahra ada tampang penculik apa?."
" Terus ini anak siapa Zahra."
" Kasih tahu nggak ya, pasti umi penasaran ya." canda Zahra.
" Ya Allah nak umi serius ini." ucap umi kesal dengan anak bungsunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
pantesan suaminya marah wkwkwk,,Sari malah seenaknjidatnya dgn gak tau malunya nyuruh Zahra nikahin Suami nya,,Hadeehh😅😅😅
2023-03-01
1
Mia Ijaya
pak fachri tu jutek bgt
2022-03-20
0
re
Nah ditanyain
2022-03-12
0