Akhirnya Zahra pun menceritakan kalau gadis kecil tersebut adalah anak orang yang Zahra tolong. Zahra juga menceritakan ke umi bahwa yang dia tolong itu istri dokter Fachri dan Zahra juga bilang dokter Fachri juga dosennya.
" Umi tolong bilang dong ke dokter Fachri dong biarin Chantika untuk sementara tinggal sama kita dulu sampai mamanya keluar rumah sakit." ucap Zahra.
Umi menatap anaknya bertanya-tanya ada apa sebenarnya.
" Ih...umi ngeliatin biasa aja kali. Zahra cuma kasihan kalau Chantika harus nginap di rumah sakit. Mereka nggak punya saudara lagi cuma ada mbok nah kalau nggak salah dia art mereka. Kalau Mbok nah ngejagain mamanya Chantika otomatis Chantika ikut ke rumah sakit juga umi kasihan." ujar Zahra.
" Iya nanti coba umi bilang sama dokter Fachri." ucap umi yang juga merasakan kasihan dengan gadis kecil yang seumuran dengan cucu nya.
Umi pun pamit karena harus memeriksa pasien kembali. Ya umi mempunyai dua ruangan satu ruangan khusus untuknya yang kini sedang di pakai oleh Zahra dan gadis kecil Chantika. sedangkan ruangan sebelahnya ruangan praktek khusus untuk menerima pasien.
Sebelum memulai prakteknya umi lebih dulu menemui dokter Fachri dan istrinya. Umi pun menuju ruangan rawat istri dokter Fachri, Istri dokter Fachri sudah di pindahkan ke ruang rawat.
" Assalamualaikum..."
" Walaikum salam, silahkan masuk dokter Khadijah." ucap dokter Fachri sopan.
" Bagaimana keadaannya nak?." tanya umi ke Istrinya dokter Fachri.
" Seperti yang ibu lihat." ucap sari lemah tapi senyumnya tak pernah lepas dari wajahnya.
" Oh iya, dokter maaf saya tadi merepotkan anak dokter Khadijah." ujar dokter Fachri merasa nggak enak dengan dokter Khadijah.
" Iya nggak apa-apa Zahra tadi sudah cerita, Tapi maaf kalian jangan tersinggung. Kalau ibu ini siapa?." Tanya umi sambil menunjuk wanita paruh baya.
" Dia Mbok nah, Art di rumah kami." Ucap dokter Fachri.
" Jadi Kalau dokter Fachri kerja dan mbok nah di sini jagain di sini. Terus anak kalian sama siapa?." Tanya umi.
" Akan ikut juga di sini dok, Saya nanti akan izin dengan pihak rumah sakit supaya anak saya di bolehin masuk." ucap dokter Fachri.
" Maaf ya sebelumnya saya bukannya ikut campur tapi kalau anak kalian di biarkan terlalu lama di rumah sakit kasihan dia, Rumah sakit tidak bagus buat anak sekecil itu. Kalau kalian nggak keberatan biarkan anak kalian tinggal di rumah saya kebetulan banyak yang jaga. Jadi kalian nggak usah khawatir, Insyaallah saya dan keluarga akan menjaga anak kalian. Jadi dokter Fachri fokus aja sama perawatan istri kamu, biarkan anak kamu sama saya dulu. Mungkin dengan adanya anak kamu bisa mengobati kerinduan saya dan suami sama cucu kami yang sedang berada di Jepang." ucap umi.
" Tapi apa nggak merepotkan."
" Tenang saja kami nggak merasa direpotkan. Lagi pula anak kalian seumur dengan cucu perempuan saya. Cucu saya yang ada di sini laki-laki semua soalnya jadi kami bakal senang kalau ada anak kalian."
" Memang dokter sudah lama nggak ketemu dengan cucunya." ucap sari.
" Karena jauh di Jepang karena menantu saya sibuk dan anak saya juga saat itu harus membagi waktu antara kuliah dan keluarga jadi jarang pulang. Paling saya dan suami yang ke sana setiap tiga bulan sekali."
Dokter Fachri akhirnya menyetujui untuk anaknya tinggal sementara dengan umi.
Setelah mendapatkan jawaban dari dokter Fachri umi pun kembali ke ruangannya.
Mbok nah pun langsung menyiapkan keperluan Chantika untuk di bawa Zahra. setelah siap Dokter Fachri pun mengantarkan keperluan Chantika ke ruangan dokter Khadijah.
" Sus, Maaf anaknya dokter Khadijah ada?." Tanya dokter Fachri ke suster Eka.
" Oh ada..." Suster Eka pun mengajak ke ruangan khusus dokter Khadijah.
Ceklek...
" Silahkan masuk dok."
Suster Eka pun mempersilakan dokter Fachri masuk. Dokter Fachri masuk ke dalam dan pemandangan yang dia liat anaknya tertidur sambil memeluk tubuh Zahra.
" Mbak Zahra maaf ada dokter Fachri." Suster Eka membangunkan Zahra.
Zahra pun bangun dan mendapati Suster Eka dan dokter Fachri.
" Maaf Mengganggu tidurnya, Saya kesini cuma mau memberikan keperluan Chantika untuk sementara ini dulu kalau ada yang di butuhkan langsung bisa hubungi saya." ucap dokter Fachri sambil memberikan barang-barang Chantika dan juga kartu nama.
" Oh iya, terima kasih udah percaya saya untuk jagain Chantika. Dokter Fachri nggak perlu khawatir fokus aja sama kesembuhan mbak sari.".
" Iya terima kasih juga, kalau begitu saya permisi karena harus periksa pasien. Assalamualaikum."
" Walaikum salam."
" Mbak Zahra saya juga permisi dulu. Assalamualaikum."
" Walaikum salam."
Zahra sangat senang saat dokter Fachri mengizinkan Chantika untuk sementara tinggal dengannya.
Setelah pekerjaan umi selesai umi mengajak Zahra untuk pulang sekalian membawa Chantika pulang. Tapi sebelum pulang mereka mampir terlebih dahulu ke ruang rawat mbak sari untuk pamitan. Setidaknya Chantika bertemu mamanya dulu sebelum ikut tinggal dengan mereka.
Setelah pamit umi dan Zahra pun membawa Chantika pulang. Sampai rumah Chantika tampak melongo melihat sekitarnya.
" Ini di mana Tante Zahra." Tanya Chantika.
" Yang ini rumah Tante nanti Chantika tinggal di sini dulu sampai mama sembuh. Kalau gedung yang itu pesantren banyak kakak-kakak yang tinggal di sana."
" Rame banget Tante." ucap Chantika melihat para santri berlalu lalang.
" Iya, Nanti Chantika juga bisa main bersama mereka, sekarang kita masuk yuk." Ajak Zahra.
Zahra pun menuntun masuk ke dalam rumah dan di dalam rumah sudah ada Abi yang sedang membaca kitab.
" Assalamualaikum."
" Walaikum salam." Jawab Abi.
" Ayo Chantika Salim sama kakek."
Chantika pun mengikuti ucapan Zahra untuk Salim dengan Abi.
" Anak cantik siapa namanya?." tanya Abi.
" Chantika kek."
" Ya udah kamu istirahat dulu sama Tante Zahra ya nak."
" Iya kek."
Zahra pun membawa Chantika ke kamarnya.
" Selamat datang di kamar Tante." ucap Zahra begitu masuk ke dalam kamar.
" Wah kamar Tante bagus."
" Ayo masuk, Chantika di sini dulu nontontv. Tante Zahra mau mandi dulu."
" oke Tante."
Chantika pun di tinggal mandi oleh Zahra.
Adzan magrib Zahra mengajak Chantika untuk shalat di masjid bersama umi ya. Beruntung Zahra punya mukena kecil jadi bisa di pakai oleh Chantika. Sebenarnya mukena itu di beli Zahra untuk Zafira tapi biar untuk Chantika dulu. Nanti dia belikan lagi untuk Zafira.
Semua santri pada melihat ke arah Zahra saat Zahra masuk kedalam masjid sambil menggandeng Chantika bersama umi. Para santri binggung siapa anak kecil yang bersama dengan Zahra. Sebagian santri berpikir mungkin anak perempuannya dari Khayra dan ustad Gibran yang sedang berkunjung. Tapi sampai shalat magrib selesai tak menemukan keberadaan Khayra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Suni Wati
nyimak dulu
2022-03-07
0