tepat sesuai perkataannya, Arzan menjemput Anin yang diundangnnya menghadiri pesta. Arzan tertegun ketika melihat Anin yang cantik dengan kederhanaan gadis itu, Anin tidak memiliki gaun untuk pesta hanya memakai pakaian seadanya. Anin sendiri merasa malu ketika Arzan terus menatapnya, sampai akhirnya ia menepuk pundak Arzan yang disadarinya sedang melamun. Arzan pun terkejut kemudian menatap kearah lain, ia mengontrol wajahnya dan kemudian menoleh kearah Anin dan tersenyum.
"kau sangat cantik, bisa kita pergi sekarang?" ucap Arzan mengulurkan tangan, Anin yang masih merasa malu akhirnya mengangguk pelan tanpa menerima uluran tangan Arzan. kecewa yang dirasakan pria itu, tapi tidak masalah baginya. dengan Anin menerima undangannya itu sudah membuatnya senang, Arzan membuka pintu mobil untuk Anin masuk kemudian mereka pergi dari sana menuju tempat tujuan.
Anin merasa gugup ketika melihat gedung mewah selayaknya pesta yang diadakan, padahal baru beberapa jam yang lalu Anin melihat gedung itu tampak biasa. Arzan menarik tangan Anin untuk merangkul lengannya, Arzan tersenyum menang melihat Anin yang hanya diam saja. tidak Arzan sangka gadis yang ia tidak sengaja temui, hari ini malah berdiri disampingnya untuk menjadi pasangannya dipesta. tentu hal itu membuat beberapa orang menatap Arzan, mereka bertanya tanya apakah Arzan menggandeng pasangan baru. Anin yang merasa dirinya menjadi pusat perhatian, tertunduk malu.
"kenapa mereka menatapku, apakah ada yang aneh denganku? " ucap Anin lirih, didengar oleh Arzan kemudian memiringkan kepalanya untuk melihat Anin.
"tidak aneh saat kau bersamaku, sudah jangan menunduk kita ini pasangan karena itu mereka melihat seperti itu! " ucap Arzan tersenyum, Anin langsung mendongakkan kepala dan menggelengkan kepalanya.
"aku bukan pasanganmu, aku disini karena menerima undangan darimu. dan aku juga tidak menggandeng tanganmu, kau yang menarik tanganku! "
"tapi kau diam saja, aku simpulkan kau bersedia menjadi pasanganku. lagi pula jika aku melepasmu sendirian, apa kau mau sendirian tanpa aku temani! " perkataan Arzan membuat Anin diam, benar adanya hal itu. jika Arzan benar benar membuat sendirian, Anin akan lebih memilih untuk pulang. Anin akhirnya diam meskipun merasa kesal, Arzan terkekeh kecil kemudian menghadap lurus kedepan.
Anin mengikuti Arzan kemanapun yang pria itu mau, Anin pun harus memasang senyumannya yang manis kepada semua orang. Arzan terkesan bersifat jail padanya, tapi saat ia bertemu dengan orang yang diikiranya rekan kerja, Arzan akan sangat serius dan tidak melihatkan wajah konyol disana. pada awalnya ia takut bertemu dengan orang banyak, tapi semakin lama ia merasakan tidak semenakutkan yang ia pikirkan. Anin menghargai Arzan yang juga menghargainya, ia menyembunyikan perasaan lelah yang membuat kakinya sakit. Anin yang terlepas sendirian oleh Arzan, mendadak bingung ia harus kemana.
"entah lah dimana pak Adnan, pesta ini untuknya tapi dirinya tidak kelihatan sama sekali! " gumam seseorang yang didengar Anin, banyak orang menyebutkan nama itu. yang dipikirkan Anin adalah pernah mengenal nama itu, tapi ia tidak tahu dimana ia mendengar nama itu. Anin duduk disebuah kursi dekat penjamuan, disana ia mengambil minum yang ia sukai. pesta yang ramai itu mendadak diam dan tenang, Anin melihat seorang pria keluar dari dalam lift. Arzan menampilkan senyumnya pada semua orang, kemudian diikuti Adnan dibelakangnya yang sudah ditunggu tunggu oleh kehadiran semua orang. mereka memberikan sapaan yang sopan pada Adnan, beberapa teman juga menghampiri Adnan dan saling menyapa.
Anin melihat Adnan dan juga Arzan, mungkin sejak tadi ia hanya mendengar namanya. tapi kali ini wujudnya juga hadir, Anin semakin mengatakan kalau pernah bertemu dengan pria itu. ia memegang dadanya yang tiba tiba merasa sesak, Anin meletakkan gelas yang ia pegang dan segera mencari toilet untuk menenangkan dirinya. tapi langkahnya terhenti ketika ia mengejutkan seseorang, Anin menabrak seseorang yang sedang membawa makanan. alhasil makanan itu tumpah di tubuhnya, Anin berteriak karena terkejut begitu pun sebaliknya yang ia tabrak. hal itu membuat Arzan dan Adnan menoleh secara bersamaan, beberapa orang disana pun menoleh ke asal suara.
"gadis bunga! " ucap Arzan kemudian sedikit berlari kearah Anin, ia lupa telah meninggalkan gadis itu sendirian begitu lama. Adnan yang melihat Anin tiba tiba kakinya bergerak mengikuti Arzan, tapi sedetik kemudian ia menghentikan langkahnya dan hanya menatap sedikit jauh. Anin masih terduduk di tempatnya, karena kaki gadis itu kini semakin sakit. ingin rasanya Anin segera pulang dan menangis, orang yang ia tabrak itu membantu Anin berdiri. dengan cepat Arzan mengangkat tubuh Anin yang kecil itu, ia membawa Anin duduk di kursi untuk sedikit membersihkan pakaiannya.
"maafkan saya nona, saya tidak sengaja menabrak anda! " ucap seseorang yang diyakini sebagai pelayan, Arzan kesal dengan itu kemudian menghadap kearah pelayan itu.
"apakah kau pelayan baru, kenapa sangat ceroboh dan membuat tamu tidak nyaman! " ucap seseorang yang tiba tiba datang, Arzan menahan kesalnya dan memperhatikan perdebatan mereka. Anin yang merasa dirinya bersalah langsung berdiri, ia tidak ingin orang itu dimarahi yang bukan kesalahannya.
"jangan marahi dia tuan, aku yang bersalah. aku yang menabrak tuan ini, dia tidak bersalah sama sekali! " ucap Anin lembut, dua orang itu langsung menunduk untuk memohon maaf. hal itu membuat Anin terkejut, sekali lagi ia menggelengkan kepalanya. Arzan yang melihat itu tersenyum kemudian meminta kedua orang itu pergi, Arzan menoleh kearah Anin yang sudah berantakan.
"mau pulang? " tanya Arzan memiringkan kepalanya, Anin mengangguk lemah. tapi bukan Arzan jika tidak menjaili Anin, ia menarik tangan Anin dan membawanya naik kedalam lift. Arzan tidak memperdulikan banyak mata yang memandangnya, Adnan menatap Arzan dengan tajam. saat pria itu menarik Anin, ia tidak menyadari mata kaki Anin yang memar. Adnan melihat gadis itu menahan nyeri, tapi tidak dihiraukan oleh Arzan.
"anak itu tidak kapok dengan seorang wanita! " ucap Adnan memijat kepalanya, kemudian ia kembali pada seseorang yang sempat mengajaknya bicara.
Anin diminta Arzan untuk membersihkan dirinya, Anin hanya menurut dengan berjalan perlahan. sampai beberapa menit selesai Anin keluar dari kamar mandi, ia terkejut saat melihat beberapa baju sepatu dan juga aksesoris disana. Anin melihat lihat baju itu, ia berpikir sangat cantik dan pasti mahal.
"pilih pakaian yang kamu ingin pakai, segera pakai dan kita akan kembali ke pesta! " ucap Arzan pada Anin, dengan terkejut Anin bersembunyi dibalik gantungan pakaian untuk menutup dirinya. Anin hanya menggunakan piyama mandi dan handuk dikepalanya, Arzan tertawa melihat gadis itu ketakutan. rasa hati ia ingin menjaili Anin, Arzan mendekat dan membuat Anin semakin terkejut dan semakin membawa gantungan baju itu mundur. Anin tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Arzan, karena Arzan juga seorang pria dewasa.
"jangan kearah sini, aku akan memilihnya dan kau.. keluar dulu, aku mau ganti baju! " ucap Anin yang terus mundur, Arzan merasa gemas dan semakin mendekat kearah gadis didepannya itu. mereka dikejutkan dengan suara pintu yang terbuka, Arzan dan Anin menoleh secara bersamaan. terlihat Adnan disana dengan wajah garangnya, Arzan menggaruk rambutnya yang tidak gatal dan berdiri didepan Anin untuk menutupi gadis itu.
"apa kau akan terus menggoda gadis itu? " ucap Adnan ketus, Arzan terkekeh kecil kemudian menoleh kearah Anin.
"gadis bunga aku hanya becanda tadi, aku mau bilang kalau ganti baju didalam kamar mandi ya. karena disini ada CCTV nya, kamu gamau kan tubuhmu terekspos asli! " perkataan Arzan membuat Anin terkejut, ia mendongak untuk mencari CCTV itu dan tidak menemukan benda itu. Arzan kembali tertawa karena CCTV itu tidak akan terlihat, karena benda itu dirahasiakan keberadaannya. Anin melirik kearah Adnan yang berdiri malas dekat pintu, Adnan menunggu Arzan selesai dengan gadis yang disebutnya gadis bunga. Adnan yang merasa diperhatikan pun juga melirik kearah Anin, membuat Anin terkesiap dan mengambil satu baju yang ia inginkan dan berlari ke arah kamar mandi. Adnan tidak melihat wajah gadis itu karena ruangan gelap, yang ia lihat hanya langkah kecil yang berlari pelan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Lin lu
lanjut thor 🤗
2022-03-08
0