Rumah sakit.

Adnan pun keliling kota yang ia datangi, bertujuan untuk mencari sangat adik. tidak lupa ia dengan Arzan yang membantunya, Arzan tidak mengeluh dengan membantu Adnan mencari Nadira. karena ia juga menghargai dan merasakan jika ada diposisi Adnan, ia akan berlaku sama seperti Adnan. hal itu juga membuat Arzan penasaran, seperti apa sosok adik Adnan yang bernama Nadira. setiap universitas dan juga panti asuhan dikunjungi oleh mereka, tapi tidak ada data diri atau pun seseorang yang Adnan tunjukkan fotonya. sempat berharap Nadira berada di suatu panti asuhan, tapi disana tetap mengatakan orang dicari Adnan tidak ada.

Arzan membawa mobilnya menuju sebuah restoran, karena lelah seharian mengelilingi kota bersama Adnan. mereka mulai duduk dan memesan makanan yang mereka inginkan, Adnan kembali diam dan membuka ponselnya yang menampilkan wajah cantik Nadira kecil.

"bagaimana kabar ibu mu? " tanya Arzan, Adnan menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"masih sama seperti dulu, diam dengan tatapan kosong! " saut Adnan terdengar sedih, Arzan pun mengangguk dan merasakan sedihnya pria dihadapannya itu.

"jangan sedih, jika kau yakin adikmu disini. maka tetap pada keyakinanmu, dan tenang temanmu ini akan selalu menemanimu! " ucap Arzan dengan berseri sering, Adnan yang mendengar itu tersenyum tipis. "kau tahu untuk pertama kalinya aku bertemu gadis seperti Anin, si gadis bunga itu! "

"kenapa? " jawab Adnan dengan heran, Arzan tersenyum seperti orang bodoh dimata Adnan.

"sangat lugu, dia benar benar polos. bisa dilihat dia seusia kita, tapi wajahnya masih terlihat imut!. sepertinya baru kemarin aku melihatnya saat pesta, tapi hari ini aku kangen sama wajahnya! " jelas Arzan dengan tersenyum, Adnan sendiri menggelengkan kepalanya. Adnan mengeja nama Anin dalam hatinya, entah kenapa setiap Arzan menyebut nama gadis itu, ia ingin sekali melihat wajah Anin. karena selama kemarin bertemu Anin, ia tidak melihat wajah Anin sama sekali. hanya tubuh kecil Anin yang berkulit putih, hari ini malah membuatnya penasaran bagaimana wajah Anin.

secara bersamaan gadis yang sedang mereka bicarakan hadir disana, dengan senyuman merekah Anin berjalan dengan mini dress pink yang ia pakai. Arzan menatap gadis cantik itu, tapi penglihatannya menatap samping gadis itu. seorang gadis cantik berkacamata sedang bersama gadisnya, eh belum menjadi gadisnya saat ini.

Anin bersama temannya memasuki restoran, teman masa kecil Anin bernama Zahira. dan keinginan Adnan untuk melihat wajah Anin terkabul, jelas wajah gadis itu terlihat oleh Adnan. senyum dan juga tawa terlihat disana, wajahnya bersinar jika dalam pandangan Adnan. bahkan pria itu menatap Anin tanpa berkedip, ia memperhatikan Anin hingga gadis itu duduk. tiba tiba juga jantung Adnan berdetak sedikit lebih cepat, ia kembali menghela nafas berulang kali.

"Adnan ayuk pindah, sepertinya disini sangat panas! " ucap Arzan, Adnan pun menoleh dan merasakan udara disana cukup dingin. tanpa banyak bicara lagi Arzan mendirikan tubuhnya, ia berjalan mendekati meja Anin karena memang ingin bersama gadis itu. hal itu membuat Anin terkejut melihat Arzan, ia tidak menyangka harus bertemu pria itu lagi. "bolehkah aku duduk disini nona? " tanya Arzan dengan senyuman jail yang diketahui Anin, gadis itu tidak menjawab dan menatap Arzan malas karena semakin lama Arzan sangat menyebalkan menurut Anin. Arzan langsung duduk dengan cepat, tapi ia terhenti ketika melihat Adnan yang tidak bergerak dari duduknya.

"hei kau siapa? " ucap Zahira yang tidak mengenal Arzan, pria itu tersenyum dan melihat kearah Anin.

"aku temannya sahabatmu, namaku Arzan! " setelah mengatakan itu Arzan pergi dari sana, ia membawa Adnan yang masih duduk untuk mengikutinya. tanpa ada penolakan Adnan menurut, ia mengikuti Arzan untuk menuju tempat Anin. lama kelamaan Adnan merasakan hal yang tidak biasa, semakin ia mendekat kearah meja Anin, semakin ia merasa jantungnya seakan seperti copot. pria itu sampai berkeringat di dahinya, dan mengelap keringat itu dengan cepat.

"kamu mengenalnya?" tanya Zahira, Anin mengangguk pelan. dua gadis itu menoleh kearah Arzan yang kembali ke meja mereka, dan ternyata tidak sendiri melainkan Adnan dibelakang pria itu. kini Anin melihat jelas Adnan yang kemarin tidak jelas di penglihatannya, wajahnya, kulitnya, tinggi badan itu Anin melihat nya dengan jelas. kebetulan sekali Adnan duduk di hadapan nya, Anin menatap Adnan dengan keanehan dirinya. ucapan pernah bertemu dengan pria itu, terukir lagi dalam pikirannya.

"apa kau tidak mau memperkenalkan kami? " tanya Arzan pada Anin, gadis itu terkesiap dan melihat ke arah Arzan kemudian tersenyum.

"ini Zahira teman ku, dan ini Arzan dia pelanggan bunga ditoko! " ucap Anin memperkenalkan mereka berdua, Zahira menerima uluran tangan Arzan. Adnan tetap diam tanpa bicara, entah kenapa rasanya sangat senang mendengar suara lembut gadis itu. "kalau itu... " ucap Anin terhenti melihat Adnan, ia merasa sungkan pada Adnan apalagi pria itu menatapnya tanpa berkedip.

"ini Adnan, dia bosku juga temanku! " ucap Arzan tersenyum, Adnan hanya mengangguk sekilas. secara bersamaan pesanan Anin dan juga Zahira datang, sebuah kue yang terlihat menggoda dan juga manis dimata Anin dan juga Zahira. Arzan yang melihat itu tertawa kecil, melihat dua gadis itu berbinar melihat sebuah kue didepannya. "kita seperti double date! " gumam Arzan didengar oleh Adnan, dengan malas Adnan memutar dua bola matanya. keduanya menatap dua gadis yang sedang asik makan, kemudian Anin tersadar dan menoleh kearah Adnan dan juga Arzan.

"em... apa kalian mau kue?" tanya Anin ragu, ia sebenarnya ragu menawarkan kue yang ia makan itu.

"tidak! " ucap Adnan ketus, membuat Arzan yang akan menjawab menoleh. Arzan menyenggol lengan Adnan, dan dibalas tatapan dingin oleh Adnan.

"kau makan saja, kami tidak suka makanan manis! " saut Arzan, Anin mengangguk dan kembali memakan kuenya. "aku hanya suka melihatmu yang manis itu! " seketika Zahira yang sedang asik makan langsung menyemburkan kuenya, tepat di hadapan Arzan tapi tidak sampai pada Adnan. Anin dan Zahira terkejut dengan itu, Zahira langsung panik dan mencoba untuk mencari tisu. Anin menahan tawanya melihat itu, Adnan memperhatikan Anin yang menutup mulut untuk menahan tawa.

"maafkan aku tuan, makanya jangan gombal didepan cewek! " celetuk Zahira membersihkan wajah Arzan, dengan tersenyum Arzan mengehla nafas.

"untung saja kau sangat cantik, jadi aku tidak kesal padamu. sudah cukup, aku akan ke toilet! " ucap Arzan tersenyum paksa, ia kemudian berjalan menjauh dari sana. Anin yang tidak kuat menahan tawa, akhirnya tertawa lepas diikuti Zahira. mereka berdua tertawa, tanpa diketahui telah diperhatikan oleh Adnan. Anin yang diperhatikan itu melirik Adnan, kemudian berdehem dan menghentikan tawanya.

...****************...

siang menjadi malam pun sangat cepat, Anin bekerja keras membantu sang ibu untuk pengiriman bunga. gadis itu selalu ramah pada siapapun, malam itu pekerjaannya lebih cepat selesai. dengan mengendarai sebuah sepeda Anin berjalan di area khusus sepeda, ia berhenti disebuah toko setelah mengayuh sepeda beberapa menit. ia membawa bunga ditangannya dan masuk kedalam toko itu, jarak dari rumahnya pun tidak jauh dari sana.

"wah bungaku sudah datang! " ucap seseorang setelah melihat Anin, gadis itu tersenyum dan memberikan bunga yang ia bawa.

"seperti biasa, bunga segar untuk tuan Mickey! " ucap Anin tersenyum, pemilik nama Mickey itu tersenyum kemudian terkekeh kecil.

"haha masuklah, aku akan mengganti bungaku dulu! " ucap Mickey, Anin tersenyum dan mengangguk. ia melihat toko temannya itu dengan tersenyum, begitu harum karena mencium aroma khas roti. toko itu adalah toko roti favorit Anin, dan tidak lain pemilik toko tersebut milik teman nya. "kau mau roti seperti biasa? " ucap Mickey setelah selesai dengan bungannya, Anin tidak menolak dan tentu saja mengangguk dengan antusias.

"oh iya Mickey hari ini ibu ingin makan kue, jadi buatkan untuk ibuku ya! " ucap Anin dengan tersenyum, Mickey pun mengacungkan jempolnya dan mengangguk.

Anin melihat kearah luar yang menampilkan jalan raya, sampai suara benda keras di telinga nya. Anin terkejut hingga berdiri dari duduknya, bukan hanya Anin begitu juga dengan Mickey yang sedang asik membuat adonan kue pesanan Anin. mereka berdua keluar dari toko dan melihat apa yang sedang terjadi, ternyata benar dugaan sebuah kecelakaan terjadi disana. sebuah mobil menabrak tiang listrik hingga depan mobil itu penyok, ada satu orang didalam mobil itu dan diyakini sebagai supir. Anin tidak kuat melihat sebuah kecelakaan seperti itu, seperti memiliki trauma Anin merasa takut. sampai pandangannya ke arah seseorang yang tidak jauh dari mobil, itu Adnan.

Anin yang melihat sosok Adnan dikeluarkan dari dalam mobil, sedikit terkejut dengan menutup mulutnya. kaki kecilnya berlari untuk menggapai Adnan jauh diseberang, entah bukan keinginannya untuk berlari tapi hatinya yang mengatakan untuk melihat Adnan. Anin langsung berlutut untuk melihat Adnan, gadis itu ingin memegang lengan Adnan untuk memastikan kesadaran Adnan.

"ambulan akan segera datang, lebih baik pinggirkan pria ini! " ucap seseorang, Anin melihat Adnan sedang mengeryitkan dahinya pertanda pria itu masih sadar. matanya terbuka dan langsung melihat Anin disana, gadis itu sedikit terkejut dan kemudian tersenyum. Adnan tidak menyangka bisa melihat gadis itu, sangat kebetulan sekali menurutnya.

"apa kau baik baik saja, ambulan akan segera datang! " ucap Anin dengan ragu, Adnan mendudukan dirinya dengan memegang kepalanya yang sedang berdarah. Adnan yang melihat itu menghela nafas, kemudian menatap mobilnya dan melihat Anin disana. semua orang menatap Anin, dan berpikir Anin mengenal pria itu.

"jangan bawa aku ke rumah sakit, aku tidak butuh rumah sakit! " ucap Adnan lemah, hal itu membuat Anin terkejut. pria itu hampir saja sekarat, malah tidak ingin pergi kerumah sakit. Anin yang bingung tidak tahu apa yang harus ia lakukan, Adnan terus menatapnya dengan lemah. pada akhirnya Anin meminta seseorang untuk membawa Adnan kerumahnya yang tidak jauh dari sana, pasalnya semua orang tidak mau karena Adnan harus dibawa kerumah sakit. karena permintaan Adnan dengan tegas, mereka semua menyerah dan melakukan keinginan Adnan.

Terpopuler

Comments

Lin lu

Lin lu

semangat thor 😘😘

2022-03-08

0

Nayla Putri

Nayla Putri

lanjut kak🥰

2022-03-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!