Selamat membaca <3
...****************...
Anin tersenyum ketika membuka toko bunga favoritnya, ia menyiram bunga satu persatu dengan tersenyum. suara lonceng pintu toko itu berbunyi, menandakan seseorang datang sebagai pelanggan bunga miliknya. Anin berjalan kearah pintu untuk melihat siapa yang datang, Anin tersenyum seperti biasa yang ia lakukan. keduanya terkejut ketika melihat siapa yang mereka lihat, Anin memiringkan kepalanya untuk mengingat siapa yang ada dihadapannya.
"gadis bunga yang kemarin? " ucap seseorang, Anin langsung sadar dan ingat siapa yang ada dihadapannya. Anin tersenyum dan mengangguk, pria yang tidak lain adalah Arzan itu membalas senyum pada Anin.
"silahkan masuk, ada yang bisa aku bantu? " ucap Anin dengan lembut, Arzan tersenyum dan melihat sekelilingnya.
"aku ingin memesan bunga, ada acara dikantor ku. tapi aku tidak tahu bunga apa yang cocok, karena bosku sedikit rewel untuk masalah bunga."
"hm tidak masalah, memangnya bunga jenis apa yang disukai bosmu? " Arzan tampak berpikir kemudian ia berjalan keluar, Anin tidak mengerti apa maksud Arzan yang pergi. Arzan sendiri kembali kedalam mobilnya, ia memaksa Adnan untuk segera turun untuk mengikutinya. Adnan sendiri sangat malas, ia menolak dengan tegas sampai akhirnya ia menyerah dan mengikuti Arzan dari belakang.
"jika kau membuatku kesal lagi, aku akan benar benar mengirim mu ke Afrika! " ucap Adnan ketus, bukannya takut Arzan hanya terkekeh dan terus berjalan kembali kedalam toko bunga itu. Anin yang masih setia berdiri disana, tiba tiba ibunya datang dan tersenyum untuk menyambut tamu yang datang.
"nah Adnan aku membawamu kesini untuk memilih bunga yang kau suka, jika aku yang memilih maka tidak akan kau sukai nanti! " celoteh Arzan tanpa henti, Adnan yang hendak masuk itu merasakan udara disana dingin. tiba tiba tubuhnya merasa aneh, ia gelisah tapi tidak tahu apa yang membuat kegelisahan itu hadir. ia masuk mengikuti Arzan, Adnan semakin merasa aneh didalam toko bunga tersebut. Adnan dan Arzan melihat seorang wanita paruh baya tersenyum ke arah mereka, Arzan menoleh ke kanan dan kirinya tapi tidak melihat gadis yang ia temui tentu saja itu Anin yang ia cari.
"tuan Arzan datang lagi, apa mau pesan bunga lagi untuk kekasihnya? " ucap ibu Anin disenyymi Arzan, ia merasa malu mendengar perkataan ibu Anin. dengan cepat Arzan menggelengkan kepalanya, dan menoleh kearah Adnan.
"kau pikir aku ini anak gadis, kau membawaku memilih bunga! " ketus Adnan, Arzan hanya terkekeh kecil. kemudian ia sibuk bicara dengan ibu Anin, Adnan mengelilingi toko bunga itu. perasaan yang sedari tadi gelisah itu melanda Adnan, ia memegang dadanya dan merasakan jantung yang tiba tiba berdetak kencang. "ada apa denganku, perasaan aneh apa ini!" gumam Adnan menghela nafas berulang kali, Adnan melirik pergerakan seseorang yang tidak ia kenali. Adnan menatap punggung kecil seseorang yang membelakinya, siapa lagi kalau bukan punggung gadis itu, Anin.
Anin yang dipinta untuk mengisi air pun segera melaksanakan, kegiatannya terhenti ketika mendadak jantungnya berdetak tidak biasa. Anin tidak mengerti kenapa jantungnya seperti itu, Anin menghela nafas berat berulang kali untuk menenangkan jantungnya. Anin merasa ada seseorang di belakangnya, dengan cepat Anin menoleh tapi tidak ada siapapun disana. karena Adnan pergi begitu saja ketika jantungnya semakin tidak enak ia rasakan, ia memilih untuk diam dimobil menunggu Arzan.
Anin keluar menemui ibunya, dan disana masih terdapat Arzan yang masih bernegosiasi. Arzan tersenyum melihat Anin, begitu pun sebaliknya.
"oh iya saya Arzan, salam kenal! " ucap Arzan mengulurkan tangannya, Anin tersenyum kemudian mengulurkan tangannya.
"iya saya Anindhira, salam kenal! " saut Anin tersenyum, Arzan pun mengangguk dengan tersenyum.
"oh iya bu bisakah itu diantar sore ini, karena acaranya diadakan nanti malam! " ucap Arzan, disanggupi oleh ibu Anin. Arzan pun pergi dari sana setelah berpamitan, Anin menatap kepergian Arzan. ia melihat didalam mobil ada seseorang selain Arzan, tapi wajahnya tidak terlihat oleh Anin karena kaca mobil telah tertutup.
"lama sekali bicara dengan toko bunga itu! " ketus Adnan, Arzan kembali terkekeh dibuatnya.
"aku bicara dengan pemilik toko, bukan dengan tokonya! " saut Arzan, Adnan mengengus kesal kemudian memutar kedua bola matanya. "malam ini ada pesta penyambutanmu, ayolah kamu jangan terus kesal. nanti kamu cepat tua kalau marah marah terus, masak iya belum nikah udah tua dulu! "
"Arzan! jika kau membuka mulutmu lagi, aku akan menendangmu keluar dari mobil ini! " teriak Adnan yang membuat Arzan terkejut, Arzan langsung terdiam dan menggelengkan kepalanya. Adnan merasa sangat pusing dan juga gelisah, dengan mendengar celoteh Arzan pusing itu semakin bertambah di kepalanya. segera Arzan melajukan mobilnya pergi dari sana, meninggalkan toko bunga menuju pekerjaan yang sedang menunggu keduanya.
...****************...
Anin yang mendapat perintah ibunya, langsung mengantar bunga pesanan Arzan yang cukup banyak. beberapa menit Anin sampai di sebuah gedung perusahaan, Anin yakin alamat nya disana dan gedung itu milik Arzan. Anin bertemu satpam disana, dan satpam mengatakan Anin membawa alamat yang benar adanya. Anin dibantu oleh satpam itu untuk menurunkan setiap bunga disana, Anin juga perlahan membawa bunga itu masuk dan menyusun agar terlihat lebih rapi.
"kenapa aku tidak melihat tuan Arzan, bagaimana aku meminta sisa pembayaran bunga itu!" ucap Anin, sedetik kemudian Anin melihat orang yang ia cari sedang berada sedikit jauh darinya. Anin mengejar Arzan yang akan menaiki lift, Arzan yang tidak melihat Anin pun masuk kedalam lift dan lift itu menutup dengan cepat. Anin menghentikan langkahnya, ia melihat lantai yang menghentikan Arzan.
"mbak ini bungannya segini? " teriak satpam membuat Anin menoleh, ia menghampiri satpam itu dan mulai bicara.
"pak ini saya harus menemui tuan Arzan, pembayaran bunganya belum sepenuhnya." ucap Anin, satpam itu pun mengangguk dan membawa Anin menuju lift. disana Anin diberitahu kemana ia harus pergi, setelah itu ia pun dibawa oleh lift ke arah tujuannya.
Anin bingung setelah sampai di lantai atas, begitu banyak ruangan yang tertutup disana. ruangan Arzan yang tidak pernah ia tahu, Anin terus menduga duga tapi tidak berani untuk masuk. sampai punggung seseorang membuat Anin terkejut, seorang pria berdiri menghadap kaca besar yang menampilkan kota luas itu. Anin dengan ragu mendekat kearah pria itu, saat ingin bicara pria itu menoleh dan langsung menatap Anin dengan tajam.
"siapa kamu? " ucap pria itu, Anin terkejut ketika melihat wajah pria itu. ternyata bukan Arzan yang ia cari melainkan orang lain, siapa lagi kalau bukan Adnan yang dilihat oleh Anin. Adnan menatap Anin dengan curiga dari atas ke bawah, Anin sendiri merasa takut melihat Adnan yang terlihat garang.
"ini.. saya cari tuan Arzan! " ucap Anin pelan yang masih didengar Adnan, tapi dengan terdiam Adnan merasa suara itu pernah ia dengar sebelumnya. tapi tidak mungkin ia dengar, karena Adnan baru dua hari disana dan belum bertemu seorang wanita siapapun. Adnan langsung memulai telponnya, ia menelfon Arzan untuk memberitahukan Anin sedang mencari pria itu. dengan bersamaan Arzan keluar dari ruangannya, ia tersenyum melihat Anin dan juga Adnan yang berdiri tidak jauh darinya.
"nona Anin cari saya ya, kok gak bilang bilang sih! " ucap Arzan dengan tersenyum, Anin hanya tersenyum kemudian melihat kearah Arzan.
"ini saya mau mengambil sisa uang nya! " ucap Anin, Arzan tersenyum kemudian memberikan uang yang Anin maksudkan. Anin tersenyum dan menghitung uang itu, kemudian ia memasukkan nya kedalam tas kecil itu. Arzan yang memeperhatikan Anin sedikit tersenyum, kemudian menoleh kearah Adnan yang memperhatikan keduanya tanpa berkedip. Adnan berdiri di sebuah tempat gelap, sampai wajahnya pun tidak terlihat terkesan menakutkan bagi orang yang tidak mengenal Adnan.
"Anin pernah ke pesta tidak? " ucap Arzan yang membuat Anin menoleh, meskipun Anin bukan gadis dewasa setidaknya Arzan tidak bicara seperti anak kecil. Anin dengan menggemaskan menggelengkan kepala, Arzan yang melihat itu tersenyum. "mau tidak datang ke acara pesta ini nanti malam, kalau perlu nanti aku jemput kamu deh! "
"eh Terima kasih undangannya, tapi aku tidak suka pesta atau pun keramaian! " ucap Anin, bukan Arzan namanya jika tidak memaksa.
"aku mengundang kamu loh, tidak baik menolak undangan seseorang! " ucap Arzan mendekat kearah Anin, dan pikiran Anin pun menjadi gelisah. dirinya tidak ingin datang ke pesta mana pun, keramaian membuatnya pusing. disisi lain Arzan mengundang nya dengan sepenuh hati, tidak untuk ia tolak. apalagi manusia di depannya ini terus berceloteh untuk dirinya datang, Anin juga melihat kearah Adnan yang membelakangi mereka. "gimana, kok ngelamun? " ucap Arzan di terakhir kalimatnya, Anin bahkan tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Arzan sebelumnya.
"baiklah! " ucap Anin memberikan keputusan, hal itu membuat Arzan senang.
"oke gadis bunga, sekarang pulanglah aku akan menjemputmu dalam waktu dua jam! " ucap Arzan cepat, belum sempat Anin mengelak Arzan membawanya ke arah lift. setelah Anin masuk kedalam lift, dan dirinya dibawa oleh lift untuk menuju lantai bawah. Arzan tertawa dan berjalan ke arah Adnan, ia melihat Adnan yang termenung menatap kota dibawah mereka. Adnan sendiri tidak peduli dengan temannya itu, Arzan terus bercerita tentang Anin yang ia juluki sebagai gadis bunga.
"kakak merasa kamu ada di kota ini, apa benar Nadira. jika benar, temui kakak Nadira! "
Anin yang sampai di lantai bawah, tiba tiba menghentikan langkahnya. ia merasa ada sesuatu yang janggal, batin nya mengatakan seseorang sedang memanggilnya. Anin menoleh ke kanan dan kirinya, jangan kan memanggil, kenal saja tidak dengan Anin. ada apa dengannya, apa ada sesuatu yang tidak ia ketahui.
...****************...
Terima kasih <3
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
2024-08-25
0
Purnomo Purnomo
semangat berkarya lagi author....😘😘😘
2022-10-10
0