Love Story Of Twins

Love Story Of Twins

kehidupan Anin.

seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya, ia terduduk dengan keringat membasahi seluruh tubuhnya. dengan nafas tersenggal, ia meminum air yang berada tidak jauh darinya. mimpi buruk yang menghantuinya setiap tidur, membuat gadis itu merasa kesal. mimpi aneh yang tidak ia mengerti, mimpi itu seakan nyata dan terjadi sangat mengerikan. ia melamun sejeka mengumpulkan nyawanya, secara bersamaan sebuah suara ketukan pintu terdengar. seseorang membuka sebuah pintu, lebih tepatnya pintu kamar gadis itu. seorang wanita paruh baya berjalan tersenyum kearahnya, kemungkinan wanita itu adalah sang ibu gadis tersebut.

"ada apa dengan mu sayang? " ucap wanita tersebut, dengan tersenyum gadis itu menggelengkan kepalanya.

"tidak ibu, aku baik baik saja. hanya saja mimpi buruk seperti biasanya! " ucap gadis itu dengan lembut, suaranya terdengar begitu lembut dan halus.

"yasudah ayo bersihkan dirimu, terus bantu ibu buka toko! " ucap sang ibu, gadis itu mengangguk dan berjalan kearah kamar mandi. "Anin jangan terlalu lama di kamar mandi, airnya sangat dingin karena musim hujan! " ucap sang ibu pada gadis itu yang bernama Anin, gadis itu mengangguk dan tersenyum.

......................

Anindhira Marsha, gadis sederhana dari keluarga biasa dengan semua kesederhanaan yang ada. Anin berusia dua puluh tiga tahun, ia gadis cantik dengan kulit putih dan rambut sedikit pirang. setiap hari Anin akan bangun pagi membantu sang ibu berjualan di sebuah toko bunga, Anin sangat senang melihat bunga bunga apalagi favoritnya.

pagi ini ia berdiri menyiram bunga disana, tapi pikirannya dilain tempat. ia teringat pada mimpinya yang terulang beberapa kali, Anin sangat risau pada mimpinya. ia bertanya tanya kenapa selalu bermimpi buruk, bahkan mimpi itu membuatnya tidak tenang saat tidur. ia akan terbangun setiap mimpi itu datang. ibunya datang ketika melihat Anin melamun, dengan senyuman ibunya memegang tangan sang anak dengan lembut.

"apa yang kamu pikirkan? " tanya ibunya, Anin terkejut dengan itu dan langsung menggelengkan kepalanya.

"tidak ibu, sepertinya Anin masih mengantuk hehe... " ucap Anin dengan tertawa kecil, sang ibu pun ikut tertawa. setelah melakukan kegiatannya, Anin berjalan menuju tempat lain untuk membersihkan seuatu yang menurut nya kotor. saat sedang menyapu Anin tidak sadar kalung yang ia pakai terjatuh, sampai sang ibu menemukan kalung itu dan memanggil Anin.

"Anin kalungmu terlepas, apa kau tidak sadar sayang? " ucap ibunya, Anin langsung memegang lehernya dan benar kalung itu tidak ada. sang ibu langsung mengalungkan kalung itu lagi, Anin mengucapkan Terima kasih dan mencium pipi ibunya. "pesanan bunga yang kemarin sudah siap, kamu antar bunga itu sekarang ya sayang? " Anin kembali mengangguk, memang Anin anak yang tidak suka bicara dan ia lebih suka diam. keduanya memindahkan karangan bunga kedalam mobil pick up, dan Anin pergi setelah berpamitan pada sang ibu.

dalam perjalanan Anin tersenyum merasakan angin yang berhembus, ia menyetir mobil itu perlahan dengan mencari sebuah alamat. sampai akhirnya ia berhenti disuatu tempat, ia melihat sekelilingnya dan beberapa orang mulai mendekat kearahnya.

"apa ini pesanan atas nama tuan Arzan? " ucap seseorang, Anin yang benar membawa pesanan itu langsung mengangguk. ia pun turun dari mobil, dan memberikan nota yang harus dibayar.

"pak tanda tangan disini! " orang itu melakukan apa yang dikatakan Anin, setelahnya orang itu membrikan sebuah cek pada Anin. terkejut bukan main, Anin melihat cek itu sejumlah lebih dari apa yang seharusnya. "pak apa ini, ini salah untuk nominal pembayaran! "

"kami tidak tahu nona, tuan kami memberikan cek itu dan kami hanya menuruti sesuai perintah! "

"pak ini terlalu banyak, bisakah kau memberitahu atasanmu? " pria itu menggelengkan kepala dan kemudian pergi begitu saja. Anin yang sangat bingung tidak mengerti harus melakukan apa, ia memasukkan cek itu dalam tas nya yag berukuran kecil. Anin pergi dari sana setelah urusannya selesai, ia kembali mengantar pesanan yang masih harus ia antar.

malam hari pun tiba, Anin duduk di sebuah cafe di pinggir jalan. ia melihat orang berlalu lalang disana, Anin menikmati minuman yang ia beli, dengan memainkan ponselnya sembari ia tersenyum sendiri. tapi pandangannya beralih saat mendengar suara keributan yang mengganggunya, Anin menoleh ke asal suara keributan itu.

"jadi ini yang kau lakukan selama tidak ada aku, kau tahu aku datang jauh dari luar kota kemari untuk menemuimu! "

suara seorang pria itu terdengar kasar, Anin masih tetap menatap kejadian itu hingga beberapa orang mulai berkerumun disana. semakin seru menurut Anin, ia pun berjalan untuk melihat lebih dekat. pria itu membuat Anin terkejut, karena pria itu menyiram air pada wanita cantik. keributan terjadi disana, sampai seorang satpam harus menghentikan mereka.

pria itu pergi dengan kemarahan, Anin yang berdiri menatap pria itu yang lewat disampingnya. saat bersamaan sesuatu terjatuh setelah pria itu lewat, Anin melihat sebuah dompet disana dan diyakini dompet itu milik pria tadi. Anin segera mengambil dompet itu dan menuju ke arah pemilik dompet, terlihat seseorang sedang menghancurkan barang disana membuat Anin sedikit terkesiap.

"kurang ajar, kupikir wanita itu berbeda dari yang lain. ternyata sama saja, untung aku belum melamar nya! " ucap pria itu kesal menghancurkan benda dihadapannya, Anin menggelengkan kepala dan menghampiri pria itu.

"tidak semua wanita sama! " ucap Anin, pria itu langsung menoleh dan menatap Anin dengan tajam.

"siapa kau? " ucap pria itu, Anin tersenyum dan memberikan dompet milik pria itu. pandangan Anin mengarah ke arah benda yang hampir hancur, karangan bunga yang ia dan ibunya buat bisa dipastikan itu. "Terima kasih! " ucapnya dan pergi, Anin kemudian menoleh kearah pria itu dan sedikit berlari untuk menggapai pria itu.

"hei tunggu tuan, aku belum selesai! " ucap Anin berlari, tapi tubuhnya menabrak pria itu ketika tidak tahu kalau pria yang ada dihadapannya tiba tiba berhenti.

"kamu mau apa, mau imbalan? "

"tidak tuan, aku hanya ingin meminta bayaran atas bunga yang sudah kah pesan! " ucap Anin, pria itu menoleh dan melihat bunga yang hampir hancur olehnya dan kemudian menatap wajah Anin.

"apa orang ku belum membayarnya? " Anin menggelengkan kepala dan mengeluarkan sebuah kertas dan langsung menyodorkan kertas itu pada pria dihadapannya. pria itu menatap kertas yang diberikan Anin, dan melihat cek yang atas nama miliknya.

"kamu membayar terlalu banyak, aku tidak bisa menerimanya. sekarang bayar aku dengan harga yang semestinya, tidak boleh kurang dan juga tidak boleh lebih! " jelas Anin, tapi pria itu malah tertawa dan memijat kepalanya yang tidak pusing.

"aku terlalu bahagia sampai memberikan lebih, berapa yang kau mau? " Anin tersenyum dan mengatakan harga yang seharusnya, pria itu sempat terkejut dengan harga yang tidak ada separuhnya dari cek yang ia berikan. bahkan uang itu bisa diberikan langsung pada Anin, setelah mendapat uang itu Anin tersenyum dan mengatakan teri makasih. Anin langsung pergi dari sana, tapi masih diperhatikan pria itu sampai Anin benar benar tidak terlihat.

Anin tersenyum dan kemudian memasukkan uang yang ia pegang, sangking girangnya Anin sampai tidak tahu menabrak orang didepannya. Anin terkejut sampai jatuh terduduk, tidak lupa orang itu membantu Anin berdiri.

"maaf maaf, aku tidak melihat! " ucap Anin menunduk, orang itu hanya memberikan isyarat tidak masalah pergilah. Anin merasa orang orang disekitarnya itu semuanya aneh Anin pun pergi dari sana, ia ingin segera pulang kerumahnya.

sampainya didepan rumah, Anin memarkirkan mobil dan segera berjalan masuk. tiba tiba kepalanya merasa pusing, tubuhnya oleng sampai ibunya yang melihat membawa Anin untuk duduk. ibunya memberikan minum pada Anin, dan kemudian mengelus anaknya dengan khawatir.

"apa kamu baik baik saja sayang? " tanya ibunya, Anin tersenyum dan mengangguk dengan lembut.

"kepala Anin tiba tiba sangat pusing, kayaknya kecapekan bu.. " ucap Anin, ibunya memeluk sang anak dan mengelus dengan lembut.

"sekarang kamu istirahat ibu buatkan makanan buat kamu, oke? " Anin mengangguk kemudian berjalan pergi dari sana, ibunya menatap Anin dengan kesedihan. "kalau ada yang membawa mu suatu saat nanti, ibu akan sangat sedih Anin! "

...****************...

Anindhira Marsha / 24th

Terpopuler

Comments

Purnomo Purnomo

Purnomo Purnomo

ya ALLAH.... ALHAMDULILLAH AKHIR NYA KETEMU NOVEL2 KARYAMU AUTHOR....SEMANGAT BERKARYA AUTHOR

2022-10-10

0

Lin lu

Lin lu

hadir thorrr 😘😘😘

2022-03-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!