Lima tahun yang lalu....
"Ibu..., bapak...!" Teriak Aura saat pulang sekolah, sudah jadi kebiasaan bagi Aura berteriak memanggil orang tuanya saat datang sekolah.
"Aduh nak, jangan teriak begitu, malu!" Ucap Ratmi memukul pelan bibir anaknya. sembari mengisyaratkan bahwa saat ini ada orang lain di rumahnya.
"Siapa bu?" Bisik Aura, mencuri-curi pandangan dengan laki-laki yang saat ini sedang duduk bersama Bapaknya.
"Tadi bapak gak sengaja nyenggol nak Keanu di jalan." Jawab Agus menjelaskan.
"Jadi,Keanu namanya!" seru Aura dengan mata yang tak lepas dari memandagi Keanu.
"Kamu ganti baju dulu sana, nanti kita makan siang!" Ucapan ibunya yang membuat Aura tersadar dari lamunannya.
Aura yang sedari tadi melamunkan Keanu tersipu malu saat Keanu menatap dan tersenyum kearahnya.
"Iya bu, aku ke kamar dulu!" Dengan langkah cepat Aura menghilang dari hadapan keanu dan juga orang tuanya.
Bukannya segera mengganti seragamnya, justru Aura melanjutkan lamunan yang belum selesai tadi.
Dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang sudah tidak empuk lagi. namun masih terasa nyaman untuk bermimpi indah.
Membayangkan betapa gantengnya pria tadi, kulitnya yang putih, bahkan dirinya tidak seputih keanu, dengan hidung yang mancung menambah pesona yang dimilikinya.
"Oh...ciptaan tuhan yang begitu sempurna!"
...※※※※...
"Sekali lagi maaf ya nak Keanu!" Ucap Agus, ia cukup bersalah karena tidak sengaja menyeggol Keanu yang sedang berjalan.
"Nggak apa-apa pak, justru saya yang berterima kasih atas makan siangnya tadi."
"Iya, karena Aura yang ketiduran, kamu jadi menunggu tadi." Ada sedikit drama saat akan makan siang tadi. Aura yang masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian justru tidur dan membuat bu Ratmi harus membangunkannya terlebih dahulu.
Keanu tersenyum mengingat betapa sulitnya Aura saat di bangunkan tadi.
"Tidak masalah bu. Ya sudah, saya permisi dulu pak, bu." Ucap Keanu berpamitan.
Meski sudah di tawari untuk diantar pulang, Namun Keanu menolak dengan alasan dia akan menemui temannya.
Keanu merasakan kehangatan berada di tengah-tengah keluarga Aura, sudah lama dia tidak menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya, terakhir kali dia merasakan berkumpul dengan keluarganya adalah sesaat sebelum kakaknya berangkat ke luar negri untuk menekuni pendidikannya.
Sedangkan Keanu masih saja menolak keinginan papanya untuk mengikuti jejak sang kakak, alhasil dirinya masih belum meneruskan pendidikannya ke kampus manapun.
Membuka buku jurnal pribadinya, Keanu mulai menulis kata demi kata sesuai dengan perasaannya saat ini, mengingat kembali saat bertemu Aura, si gadis polos yang mencuri perhatiannya tadi, gadis ceria dan penuh semangat, seakan tidak memiliki masalah dalam hidupnya sangat membuat iri, mungkin jika bisa dekat dengannya, ia akan tertularkan energi positifnya itu.
tok...tok...tok...
Suara pintu di ketuk dari luar kamar, segera keanu menyembunyikan buku jurnalnya dan berjalan dengan langkah malas untuk membuka pintu kamarnya.
"Ada apa mah?" Tanya Keanu.
"Kamu di panggil papa!" Ternyata Siska datang dengan membawa titah dari suaminya.
"Papa...?, mau ngapain lagi sih mah?" Tanya Keanu kembali, karena Keanu dan Rian sedang perang dingin, setelah terakhir kali bicara dengan papanya di akhiri dengan saling mengeluarkan urat.
"Sepertinya papa akan bicara penting."
"Pasti masalah kuliah lagi, aku gak mau kuliah di luar seperti kakak, mamah kan tahu aku susah untuk bersosialisasi."
Rian memang sudah mempunyai rencana untuk setiap anaknya. Seperti Kenzo, sang kakak yang sudah terlebih dahulu kuliah di luar negri, kini giliran Keanu. Ada kesamaan dari begitu banyak berbedaan antara kakak beradik ini, mereka memang sulit untuk bersosialisasi, membuka pertemanan baru dan berbaur dengan sesamanya. Mereka lebih memilih sibuk dengan dunainya sendiri.
"Mama ngerti, tapi kamu tahu sendiri papa seperti apa. lebih baik temui papa dulu, sebelum papa semakin marah."
"Iya mah!" Jawab Keanu pasrah. Percuma terus membujuk Siska, karena Siska sama tak berdaya seperti Keanu jika di depan suaminya.
Dengan langkah gontai Keanu berjalan menuju ruang kerja papanya.
Memang benar kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonya, sekeras apapun Rian meminta Keanu untuk mengikuti keinginannya, sekeras itu pula Keanu menolaknya.
"Bocah seperti kamu bisa apa? selama ini kamu hanya mengandalkan orang tua saja, bukakah sudah wajar jika papa menentukan masa depan kamu?"
"Masa depan aku tetap di tanganku, papa tidak bisa menentukannya hanya dengan kehendak papa sendri." Jawaban tegas terlontar dari bibir Keanu, jawabannya akan tetap sama walau berkali-kali pun pertanyaan itu terlontar.
"Baiklah, jika menurut kamu masa depan bisa kamu tentukan sendiri, silahkan pergi cari masa depan kamu sendiri." Ancam Rian kepada anaknya .
Siska yang juga ada diruangan itu terkejut mendengar suaminya mengeluarkan ancaman untuk anak bungsunya.
"Apa maksud kamu mas? kamu tidak akan mengusir anak kita kan?" Tanya Siska mengelus dada suaminya.
"Biarkan bocah ini merasakan keputusannya sendiri."
Rahang yang mengeras menahan setiap kata yang tak bisa terucapkan, mata yang memerah menahan airmata yang akan terjatu. Mata yang terpejam berharap tidak pernah mendengar kalimat itu. Namun ego di dalam diri yang memaksa Keanu mengambil jalan yang berbeda dari apa yang sudah di arahkan orang tuanya. Menerima setiap ancaman yang lontarkan papanya demi sebuah harga diri.
Siska yang melihat keanu keluar dari ruang kerja suaminya langsung berlari mengejar anak bungsunya. dia sangat tahu anaknya.
"Nu, tunggu mama!"
"Nu, papa tidak bermaksud begitu, saat ini papa sedang marah, papa seperti itu karena sayang kamu Nu." Sebagai ibu, siska terus membujuk anaknya, memberi pengertian mengapa suaminya berbuay demikian.
"Ma, maafkan Keanu...!" hanya kata itu yang bisa keanu ucapkan, memang berat untuk meninggalkan keluarganya, namun dia harus melakukan itu untuk menujukan
Siska kembali lagi keruang kerja suaminya, meminta agar suaminya merubah keputusan dan menurunkan egonya, mengalah dengan mengikuti apa kemauan Keanu.
"Mas, keanu benaran pergi, dia sedang mengepak pakaiannya." Ucap Siska gusar.
"Biarkan saja, kita lihat berapa lama dia akan bertahan di luar sana, memangnya mudah membiayai hidup sendiri."
"Mas, kamu tega sekali. bagaimana jika dia tidak pernah kembali?"
"Tidak mungkin, dia tidak akan bertahan lama." Rian yakin dia akan menang melawan anaknya. Keanu pasti kembali dan mengikuti apa keinginannya.
Siska berteriak dalam hatinya dan memang hanya itu keberaniannya. Meluapkan kekesalan untuk dua pria yang sangat keras kepala, anak dan papa tidak ada yang mau mengalah.
...※※※※...
Berjalan menyusuri jalanan kota dengan tas penuh berisi barang pribadinya, tak banyak yang keanu bawa, hanya beberapa pakaian, dan uang yang sengaja dia tabung dari sisa-sisa uang sakunya.
Sudah satu tahun Keanu menganggur, tidak memiliki aktivitas, hanya pergi dengan teman-temanya menghabiskan waktu percuma.
"Keanu ya?" Tanya seseorang yang juga melintas di jalan yang sama dengannya, Keanu langsung saja mengakat kepalanya melihat siapa yang sedang mengajaknya berbicara.
"Kenapa harus kamu yang melihat kondisiku saat ini?" Tanyanya dalam hati, Merasa malu dengan dirinya sendiri
"H-aai....!" Jawab keanu canggung.
"Mau kemana bawa tas itu? kabur ya?" Bukan Aura namanya jika tidak jahil dengan ucapannya. sekalipun itu dengan orang yang baru ia kenal.
Keanu hanya diam tidak bisa menjawab. melihat ekspresi Keanu, Aura terkekeh,
"Bercanda...!" Ucap Aura memukul lengan Keanu.
Mata berbinar terpesona dengan tawa Aura yang begitu lepas. Seakan mengartikan bahwa masalah nya saat ini bukan masalah berat, tergantung bagaimana kita menjalankannya.
"Kamu benar, aku meninggalkan rumah!" Jawab Keanu kemudian, enah kenapa dia sangat ingin jujur kepada Aura. sebelumnya sulit bagi Keanu untuk terbuka, apalagi terhadap orang baru.
"Terus, sekarang kamu mau kemana? Tanya Aura yang hanya di jawab dengan gelengan kepala.
"Aku tahu...! ayo ikut aku!" Aura menarik tangan Keanu, sontak saja jantung keanu berdetak kencang mendaptakan sentuhan yang tiba-tiba.
Sampailah mereka di kontrakan yang tak jauh dari rumah Bela.
"Kamu bisa tinggal di sini, kebetulan kontrakan ini kosong."
"Ini kontrakan milik orang tua kamu?" Tanya Keanu saat melihat kontrakan yang berjejer.
"Hahaha... jika saja begitu, tapi sayangnya, bukan. kami juga mengontrak." Jawab Aura tanpa ada perasaan malu dengan kondisi keluarganya.
Keanu semakin mengagumi keperibadian yang Aura miliki. meskipun dengan kekurangan ekonomi, ia tidak menjadikan itu beban.
"Baiklah, aku akan tinggal disini!"
Keanu sudah menetapkan diri untuk memulai kehidupan barunya di kontrakan ini dan bersama gadis manis yang ada di depannya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Sweet Girl
mlipir Tor...
2023-05-13
0
Dede Apta
sweet...😊
2022-06-06
0